All Chapters of Suamiku Direbut Kakak Tiriku: Chapter 71 - Chapter 80
102 Chapters
Tak Ingin Gagal Lagi
Ai memperhatikan kertas di tangannya. Kertas yang menyatakan jika dirinya telah sembuh total. Ia telah bebas beraktivitas sekarang. Namun, tampaknya hal itu tak berhasil membuatnya kegirangan seperti reaksi yang diberikan manusia pada umumnya.Amplop yang lain segera ia buka dan mendapati isi yang menyatakan jika dirinya tengah hamil. Ia berlari dan masuk ke dalam toilet. Tangisannya pecah tatkala sadar jika anak itu mungkin akan bertumbuh tanpa ayah kandung atau mungkin tanpa seorang ayah. Mencoba mengingat-ingat, entah kapan lagi mereka melakukannya, ia sangat menyesal sekarang.Hampir sejam berada di sana, ia mencoba mengecek ponselnya dan tak mendapati satu pesan pun dari suaminya. Pria itu sama sekali tidak peduli, tidak mengkhawatirkan dirinya, mungkin juga lupa. Seketika ia benar-benar sadar jika dirinya tidak seberharga itu di mata Ian.Dengan langkahnya yang gontai, ia ke luar dan berjalan sendiri di koridor rumah sakit. Ia tampak berdiri di parkiran dan segera mendapat pang
Read more
Merusak Nama Baik Ana
Keesokan harinya, kabar sudah benar-benar menyebar ke mana-mana. Sebuah foto yang menunjukkan kebersamaan Ana dengan beragam pria. Satu yang paling mengagetkan adalah ketika bersama dengan Ian, beruntungnya wajahnya tidak begitu terekspos.Noah menjadi salah satu orang yang paling marah. Ia tahu jika putrinya memang salah, tapi jika harus dipermalukan seperti itu, ia tidak akan terima.Kini, Rald sudah berada di rumah itu. Ia menyaksikan wajah penuh amarah Noah untuk pertama kalinya. Ia bahkan gemetar ketika mengirim pesan pada ayahnya agar segera datang."Kenapa kamu melakukan itu? Ada masalah apa kamu dengan Ana sampai setega itu pada putriku?" tanya Noah dengan nada menantang.Wajahnya benar-benar berubah seram dan sungguh tidak bersahabat. Pria itu terus menghela napas panjang membuat Rald menjadi kian semakin takut."Aku benci Kak Aja. Kenapa coba, Om, dia harus selalu mengganggu dan menyiksa Kak Ai? Ini masih perbuatan kecil, masih aib kecil. Apa kalian mau aib besar akan semaki
Read more
Pertemuan Rahasia
Pertemuan rahasia antara Ian dan Ana pun terjadi di sebuah gedung kosong. Keduanya datang sendirian. Ian memasang wajah datarnya tatkala gadis itu hendak bermanja dengannya. Ia bahkan dengan sengaja menepis tangan Ana.Gadis itu seketika menatap dengan penuh keheranan. Ia tidak paham dengan apa yang tengah dilakukan oleh Ian padanya."Ian, kok kamu menjauh dari aku? Kamu merasa jijik atau apa?""Ya jelas. Kamu mau bermanja di sembarang tempat. Itu menjijikkan sekali."Jawaban itu tentu saja membuat Ana tak habis pikir. Ia seolah dilarang oleh Ian untuk menyentuh. Sontak saja ia segera menjauh lalu duduk di sebuah kursi yang tampak sudah disiapkan sebelumnya.Terdiam cukup lama, Ian tampak menghela napas dengan sangat panjang. Ana segera berpikir negatif dibuatnya. Bagaimana tidak, seolah ada rahasia yang ditup-tutupi darinya atau rencana di luar perencanaan mereka."Ana, sepertinya hubungan kita harus benar-benar berakhir di sini? Kita tidak boleh memaksakan kehendak dan merubah takd
Read more
Masih Mau Caper?
Ai akhirnya kembali bekerja mulai hari ini, walau dirinya hanya akan memimpin proyek yang memang belum ia selesaikan sebelumnya. Semua orang menyambutnya dengan sangat hangat. Tak sedikit dari mereka yang memberikan ucapan selamat, pun bunga kecil yang bahkan sekarang sudah memenuhi meja kerjanya.Ana yang memang selalu usil dengannya, pun mendatangi ruangannya. Gadis itu duduk di kursi pengunjung sambi melihat-lihat sumber bunga-bunga itu. Ai tidak terlalu keberatan dengan kehadiran sang kakak tiri sebab pekerjaannya memang tidak diganggu sama sekali. Ia masih bisa beraktivitas sesukanya.Sampai akhirnya, di satu tangkai bunga hidup yang tampak segar dan indah, Ana terpaku. Ia melihat bunga yang ternyata datang dari seorang Ian. Ia sungguh tidak menyangka."Selamat siang," sapa pria itu bagaikan sebuah kebetulan yang tak diduga-duga.Hal itu membuat panas di hati Ana semakin memuncak. Ia menarik pria itu ke luar dan menyudutkannya di tempat yang memang sepi pengunjung. "Kamu kenapa
Read more
Elvina Tiga, Empat, dan Seratus
Seorang wanita tampak berdiri di depan kediaman Arzi. Hal itu sudah diperhatikan oleh sang pemilik rumah sejak tadi. Setelah sejam berlalu, akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri orang itu.Entah mengapa, perasaannya campur aduk. Bingung dengan perasaannya sendiri, ia memutuskan untuk berhenti sesaat. Menyadari jika detakan jantungnya sangat kencang. Walau begitu, ia tetap berusaha untuk meminimalisir rasa khawatir itu dan memutuskan untuk segera membuka pagar rumahnya."Ada yang perlu dibantu?" tanyanya."Arzi?" Sebuah suara yang berhasil membuat pria itu merasakan goncangan yang amat besar dalam jiwanya. Jantungnya seolah berhenti untuk selamanya.Suara itu adalah suara yang sudah tak didengarnya selama berpuluh tahun lamanya. Mungkinkah ia telah salah dengar."Maaf, anda siapa?" tanyanya membuat lawan bicara segera membuka kaca mata hitam yang dikenakannya sejak tadi.Hal yang lebih mengejutkan itu, pun terjadi. Orang itu adalah orang yang tak pernah diharapkan Arzi untuk pulang
Read more
Elvina yang Asli
Tersenyum penuh arti, Rald mendatangi Tiffany di toko bunganya. Ia berdiam selama beberapa saat di sana sebelum akhirnya membuka helm. Iya, Rald menyewa motor untuk ia gunakan seharian bersama gadis itu."Tiffany?" panggilnya. Suara langkah kaki yang mendekati pintu membuatnya diam, mengira jika itu adalah orang yang dia maksud. Namun, wajahnya begitu terkejut tatkala wanita yang adalah Elvina itu segera ke luar dari sana dan tidak menyapanya sama sekali."Kak El?" panggilnya begitu heboh namun tetap tidak dihiraukan sebab wanita itu melangkah dengan cepat hingga memasuki taksi yang mungkin telah dipesan sebelumnya.Tiffany yang melihat dari koridor lantai da pun segera memutuskan turun tatkala menyadari kehadiran Rald di sana. Ia tersenyum tipis walau dibaluri dengan rasa cemas.Ia segera menarik tangan pria itu dengan sediki kencang, membawanya menjauh dari tempat itu hingga ke tepi jalan."Kamu ngapain sih ke sini, Rald?""Memangnya tidak boleh?" jawab pria itu seraya mengibaskan
Read more
Perkara Jaket
Lagi, Ai melihat Ana mengenakan jaket suaminya yang adalah hasil belanjanya. Kali ini, hal itu sudah tidak dapat ia toleran lagi.Segera saja, ia menarik gadis itu dan membawanya ke ruang meeting. Memaksa Ana untuk membuka jaket itu dan memeriksanya sendiri.Ia tersenyum lebar ketika mendapati barang yang sama. Ia tersenyum menyeringai ketika orang-orang mulai bermunculan dan masuk ke sana sebab memang ada hal yang harus mereka selesaikan."Kamu kenapa harus pakai acara meminjam jaket suami orang, sih? Kamu kan bukan pengangguran, anak orang kaya, fashionable pula. Masa iya harus pakai acara minjam punya suami orang?"Ledekan menohok itu lolos membuat Ana merasa malu dan sangat kecewa. Ia merasa geram pada Ai sekarang."Maksud kamu apa?""Tidak usah sok bodoh begitu!" balas Ai berbisik. "Ini adalah jaket yang aku beli, khusus untuk suamiku. Dan di sini, masih ada namanya."Menujukkan tulisan nama Ian yang padahal adalah hasil tulisan Ai. Kini, gadis itu tak lagi kuasa menahan malu, ia
Read more
Kenal Tempat
"Aku buatin nasi goreng kesukaan kamu ya, Mas," kata Ai di meja makan tatkala suaminya tidak berselera dengan masakan Rainy malam itu.Ayah dan ibu tirinya segera datang, kemudian duduk bersamanya sekarang. Ia tahu, jika akan ada banyak pertanyaan yang akan dilayangkan oleh Mario.Hal itu membuatnya mencari-cari alasan. Kali ini, ia mengeluhkan perutnya yang segera dihentikan oleh sang ayah, tatkala tahu dan sadar jika Ian hanya berpura-pura."Barusan aja papa masih dengar kamu pesanin nasi goreng pedas sama istri kamu," decitnya segera menghentikan sandiwara pria itu."Hm, iya.""Jadi, kalian mau nanya apa sekarang?" balasnya pasrah sekarang."Dari mana saja kamu beberapa hari ini? Selalu ke luar kantor tanpa ada pemberitahuan yang jelas mau ke mana. Kasihan tuh asisten sama sekretaris kamu. Dia kan jadi tidak tau mau berkata apa sama klien, sudah banyak yang kecewa."Ian hanya terdiam mendengarkan ocehan Mario. Menurutnya, itu memang cukup baik sebab akan ada saat untuk menentangnya
Read more
Memang Harus Berpisah
"Mas, ini jaketnya sudah kembali." Ai memberikan benda itu pada suaminya yang membuatnya benar-benar terkejut."Ha?" Hanya sepatah kata itu yang ke luar dari mulut pria itu membuat Ai merasa senang dan ingin berlalu dari sana. Ia segera terlihat sibuk dengan mengambil handuk dan beranjak masuk ke kamar. Namun, langkahnya segera dihentikan oleh Ian yang merasa tersinggung dan ingin menyelesaikan masalah yang ada."Kamu dapat dari mana?""Ya, dari orang yang kamu kasih pinjamlah, Mas.""Ini kok kelihatan agak berbeda gitu, ya? Jangan-jangan ini bukan milikku. Setahuku, jaketnya ada di kantor." Memberi jawaban kebohongan yang bermaksud menenangkan hati wanita itu."Tidak usah bohong, Mas. Itu aku dapatkan dari Ana, kok. Tadi aku suruh dikirim ke alamat kamu, eh malah dikirimnya ke sini. Apa dia yang berani mencuri jaket kamu? Berani sekali loh, ngambilnya dari ruang kerja kamu pula."Ian merasa sangat malu sekarang. Ia sungguh tidak tahan lagi menahan segalanya lalu bergerak menjauh dar
Read more
Apa Benar Dia Ibuku?
Danny sudah siap dengan tampilan rapinya lagi. Kali ini, ia tidak berdiri di samping Ai sebagai office boy atau sopir pribadi, juga bukan sebagai mantan kekasih, melainkan sebagai seorang teman yang akan selalu mendukung. Ia menanti Ai yang segera ke luar. Sebelum ke luar dari rumah itu, terlebih dahulu ia keluarkan semua barang-barangnya. Ia juga berpelukan dengan mertuanya.Wanita itu tampak sangat bersedih dan sesekali memegangi bagian perutnya yang segera masuk dalam pemantauan pria itu. Ia memperhatikan dengan sangat pasti dan kini menyadari satu hal."Kita ke kantor Ian sekarang, ya," katanya."Ke sana mau ngapain, Ai? Tumben. Memangnya dia ada di mana sekarang?""Aku mau bahas hal penting dengannya," jawab Ai dengan senyum tipisnya. Ia merasa senang sebab sepertinya Danny belum tahu masalah yang tengah menimpanya saat ini.Singkatnya, mereka berangkat. Selama perjalanan tidak ada percakapan di antara mereka berdua. Danny tidak begitu memberatkan hal itu sebab tahu jika wanita
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status