Semua Bab Suamiku Direbut Kakak Tiriku: Bab 51 - Bab 60
102 Bab
Bunga dan Cokelat Pemberian Ian
Mengingat perlakuan manis sang suami berhasil membuat Ai tersentuh dan tak lagi terlalu mencurigainya. Ia tak ingin menuntut banyak hal untuk sekarang. Mungkin, Ana dan Ian butuh waktu untuk benar-benar saling melepaskan.Bunga pemberian Ian ia foto dan jadikan wallpaper sekarang. Senyuman di wajahnya tak kunjung hilang. Cokelat yang ia dapatkan juga ia nikmati sekarang. "Tumben kamu makan cokelat pagi-pagi begini," tanya Rainy iseng sebab dirinya harus mengantarkan sang menantu ke kantor.Ya, itu adalah perintah dari Mario yang terlalu mengkhawatirkan Ai. Pria itu benar-benar telah menganggap Ai seperti putrinya. Sehingga untuk saat ini, tatkala Ian sibuk dengan urusannya, mereka berdua yang akan mengantar dan menjemput wanita itu bekerja."Aku dapat dari Mas Ian, Ma."Rainy terdiam menatap sang menantu. Ia tidak terlalu bahagia untuk hal itu, namun tetap memasang senyum seperti yang diharapkan oleh wanita itu."Kamu tidak boleh percaya begitu saja ya, Ai. Apapun keadaannya, kamu har
Baca selengkapnya
Harus Jaga Diri
Elvina tertegun melihat penampilan Danny yang cukup rapi. Baru kali ini, ia melihat pria itu lengkap dengan dasinya."Biasanya juga pakai jas, kemejanya tidak dikancing," ledek wanita itu segera mengambilkan air dingin untuk pria itu."Astaga! Aku tuh capek seharian, jangan diejekin lagi," balas Danny yang keringatnya bahkan mengucur sangat deras sekarang.Terdiam selama beberapa saat, Danny tidak begitu memperhatikan jika sejak tadi, Elvina sudah datang, bahkan pesanannya juga sudah ada di depannya. Hal itu cukup membuat wanita itu tercengang sebab tidak biasanya."Hei, bengong mulu. Kenapa hari ini, ada acara apa? Tumben juga rapi.""Huft!" Menghela napas panjang sambil dengan tangan yang mulai bergerak untuk mengacaukan penampilannya.Tiffany segera mendekat dengan kamera ponselnya. "KIta selfie dulu, selfie, Bang."Rald yang baru tiba segera mendekat lalu ikut berfoto bersama. Kedua pria itu tampak tidak bersemangat setelahnya. Wajahnya benar-benar murung dan kusam."Muka kalian tu
Baca selengkapnya
Kecelakaan yang Menimpa Ai
Rainy yang memang baru saja kembali dari acara pertemuan teman-teman sosialitanya memutuskan untuk sekalian menjemput Ai di kantornya. Namun, melihat kemacetan yang begitu parah, ia pun memutuskan untuk membiarkan wanita itu menyeberang ke arahnya sebab gedung itu berada di seberang jalan.Dari kejauhan, tampak jika Ai melambaikan tangannya yang juga segera dibalas oleh Rainy. Keduanya masih berbincang melalui sambungan telepon."Jangan tergesa-gesa, Nak. Santai saja. Atau, kamu tunggu di sana saja, deh. Mama ragu dengan kamu, takut kenapa-kenapa loh.""Tidak apa-apa, Ma. Aku bisa sendiri, kok. Tenang saja, tunggu aku ya, Ma." Wanita itu menjawab dengan santai di seberang sana.Sampai akhirnya, lampu merah menyala, semua orang hendak menyeberang. Ai segera melajukan langkahnya sebagai orang pertama. Anehnya, tidak satu pun ikut bersamanya. Hal itu membuatnya mencoba memperhatikan ke belakang yang memerintahkan dirinya untuk segera menyingkir. Tidak begitu fokus, ia akhirnya sadar den
Baca selengkapnya
Jangan Cengeng
Malam telah berganti pagi, masih belum ada tanda-tanda Ai segera sadar. Dokter dan perawat masih memutuskan apa yang sebenarnya telah terjadi pada wanita itu sehingga masih belum sadarkan diri.Ian yang tak ingin merasa semakin terpuruk, pun memutuskan untuk pergi dari sana. Ia menitipkan istrinya pada ayah dan ibunya.Kali ini, ia tidak segera kembali ke rumah. Mobilnya melaju ke arah yang berbeda sampai akhirnya berhenti di sebuah gedung kosong yang memang diinstruksikan oleh orang yang ditemuinya.Pria itu melangkah gontai kemudian duduk bersantai disambut oleh dua orang berwajah preman."Kerja kalian cukup bagus. Tapi, sepertinya ada sedikit kesalahan. CCTV di sana menangkap perbuatan kalian.""Yah, jadi gimana dong, Bos?" tanya keduanya dengan wajah panik sekarang.Ian terdiam. Ia tampak berpikir keras untuk segera menyelesaikan masalah itu. Bagaimana pun, ia tidak ingin terlibat dalam sebuah kisah yang padahal sebenarnya memang didalangi oleh dirinya sendiri.Sesaat kemudian, ia
Baca selengkapnya
Dasar Orang Jahat!
Danny yang hampir dirampok itu tampak segera menghindar dan balik menyerang. Ia bahkan sudah tidak nyaman dengan keberadaannya sekarang. Semua anggota keluarganya seolah ingin menjadikannya tumbal atas ketidakberhasilan mereka.Pria itu, dengan langkah kesalnya segera memerintah anak buahnya membawa orang yang telah menyerangnya. Dalam hitungan menit, semua petinggi perusahaan juga muncul di ruang rapat."Sekarang juga, kamu keliling di ruangan ini, cari dan bawa orang yang telah menyuruh kamu ke hadapanku. Aku janji akan memberikan bayaran yang lebih besar dari bayaran mereka. Aku jamin itu."Perintah itu membuat pria tiu sempat merasa gentar sampai akhirnya seorang dari anak buah Danny berbisik sesuatu yang mengubahkan sikap pria itu."Kasihan loh anak istrimu nanti," katanya.Hal itu segera membuat pria itu berputar lalu berhenti dan menunjuk dua orang pria yang adalah abang kandung Danny. Pria yang malang itu segera kembali ke hadapan Danny kemudian bersembunyi di belakang sang pem
Baca selengkapnya
Aku Benci Papa
"Bu Ai mungkin masih mengalami shock atas apa yang terjadi. Tapi, tidak ada masalah dengan hal itu sebab mungkin sebentar lagi pasti akan bangun. Tapi, maaf sekali ... ada sedikit masalah dengan kakinya. Mungkin akan pincang setelah ini. Hal itu diakibatkan benturan keras yang mengenai kaki kanannya."Penjelasan itu membuat Arzi terdiam. Ia tak mampu untuk berkata-kata sekarang."Apa ada pertanyaan lain, Pak?"Arzi masih saja diam. Ia bingung harus berkata apa. Memang, putrinya masih ada hingga saat ini adalah sebuah bentuk rasa syukur, namun kejadian itu telah membuat hidupnya berubah mulai saat ini."Pak?" panggil sang dokter lagi sambil mengguncang tubuh pria itu."Dok, tapi masih ada harapan kan, putri saya akan sembuh?""Ada, Pak. Ada kemungkinan besar untuk itu. Kita doakan saja yang terbaik dan perlakukan juga Bu Ai dengan baik. Jangan sampai beliau merasa down dengan hidupnya sendiri, sebab saya sendiri juga tau kalau Bu Ai adalah orang yang suka bekerja keras."Setelah itu, Ar
Baca selengkapnya
Congratulation
Elvina merasakan sakit yang teramat di tubuhnya. Namun, ia tidak bisa menjelaskan rasa sakit itu pada siapapun. Sebab seluruh bagian tubuhnya benar-benar digerogoti."Kak El, tidak apa-apa? Aku mau masuk, Kak!" panggil TIffany yang tidak bisa dijawab oleh wanita itu sejak tadi.Memaksakan diri untuk bergerak ke arah pintu. Ia kemudian memasang suara kuatnya."Tif, tolong ambilkan sebotol air minum, ya?"Tanpa banyak tanya, gadis itu segera melakukannya. Beberapa saat kemudian, ia memberikan minuman itu pada Elvina sekarang.Menunggu hingga dua menit sampai akhirnya wanita itu ke luar dengan keadaan yang tidak terlalu buruk. Rasa khawatir Tiffany sedikit mampu diminimalisir."Kakak kenapa, sih? Kakak sakit apa? Coba cerita samaku. Nanti bisa dibantu. Lah kalau didiamkan begini, ya bagaimana bisa aku berbuat apa-apa?""Tif, tadi cuma gejala penyakit galau. Soalnya, sudah lama cari pasangan ke sana ke mari tetap tidak ketemu juga. Ya, jadi begini akibatnya.""Ih si Kakak bisa saja. Sakit-
Baca selengkapnya
Lagu Favorit
Danny tampak keheranan sebab tidak melihat adanya Elvina di sana. Keningnya mengerut tatkala tidak adanya wanita itu di sana. Bahkan sekarang, Tiffany yang tinggal di sana bersama seorang gadis lainnya."Ada apa ini? Ke mana dia?" bentak pria itu membuat keduanya terbengong saling menatap.Tiffany tidak terlalu mempedulikan keadaan pria itu, sebab mungkin ia seharusnya sadar akan suasanya yang begitu hening.Danny masuk dengan paksa kemudian memeriksa seluruh ruangan. Tak lagi ada Elvina di sana membuat pria itu semakin murka."Kalian gila, ya? Dari tadi aku tanyain, di mana dia?" bentaknya membuat kedua wanita itu mengernyit takut."Bang, ada apa ini? Kok marah-marah begitu? Mereka ada buat kesalahan? Di mana Kak Elvina?" Kedatangan Rald membuat pria itu diam sekarang."Coba kamu sendiri yang tanyakan.""Em ... Kak Elvina sudah pergi tadi malam. Tidak ada yang tau perginya ke mana, kami bahkan sudah berusaha untuk nyariin ke mana-mana, tapi tetap saja tidak ketemu." Tiffany akhirnya a
Baca selengkapnya
Izin Liburan
"Bagaimana keadaanmu, Nak?" tanya Noah ketika mereka sudah berada di kediaman Mario sekarang."Sudah lebih baik, Om," jawab Ai dengan senyuman tulus di wajahnya."Ai, aku bawakan makanan kesukaanmu sekarang. Tadi Papa bantuin masak." Ana memberikan kotak makanan yang segera diterima oleh Arzi."Dia belum bisa memakan makanan seperti ini, biar ayah saja yang makan," protesnya.Ai menjadi sedikit sedih sekarang. Namun, tunggu! "Siapa yang masakin? Kak Ana?" tanyanya heboh membuat semua orang juga ikut heboh."Iya, soalnya dia lagi belajar mandiri. Jaga-jaga siapa tau langsung nikah. Nanti anaknya mau dikasih makan apa?" jawab Noah membuat keadaan sedikit terhibur sekarang."Bagus, deh," puji Ai senang."Kamu bantu masakin bubur untuk Ai saja sekalian," pinta Mario yang tampak belum begitu suka dengan gadis itu sehingga dengan sengaja memberikan ujian berat. Ia memang ingin mempermalukannya."Iya boleh, Om," jawab gadis itu sigap membuat semua orang merasa penasaran sekarang."Sungguh ti
Baca selengkapnya
Tidak Ada yang Ditutupi?
Rald masih sibuk di gazebo kampus dengan pekerjaannya yang amat sangat banyak sekarang. Ia bahkan sampai lupa waktu untuk mengisi perutnya sendiri.Tiffany yang memang sudah tau kesibukan pria itu, pun menghampirinya. Ia yang cukup perhatian membawakan sendok."Sudah makan belum?" tanyanya segera menyibak tas Rald untuk memeriksa. Masih tidak ada perubahan dengan kotak makanan yang disiapkan oleh Ica."Astaga! Aku baru ingat, sudah jam berapa ini?" heboh pria itu sekarang."Tidak perlu ke mana-mana. Aku sudah bawakan sendok untukmu. Nih!" Membuka kotak makanan Rald dan menyajikannya di hadapan pria itu."Thanks. Tapi kita harus tetap pindah tempat. Ke kantin, yuk? Air minum.""Juga sudah aku bawa. Makan saja dulu, habiskan. Jangan sampai Tante Ica marah loh kalau sampai tau kesibukan kamu yang sampai tidak mengurus diri sendiri."Gadis itu memberikan perhatian lebih yang membuat Rald merasa senang. Jiwa semangatnya semakin tumbuh sekarang. Perlahan tapi pasti, pria itu menikmati masak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status