Semua Bab MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA : Bab 11 - Bab 20
83 Bab
Bab 11
"Ma, Mama punya uang empat ratus ribu rupiah nggak? Indra boleh minta?" tanya Indra pada ibunya selepas lelaki itu pulang ke rumah.Bu Rahmi mengernyitkan keningnya mendengar permintaan putranya, merasa heran."Uang empat ratus ribu rupiah? Buat apa?" tanya wanita itu balik bertanya pada Indra.Indra menggaruk kepalanya."Buat bayar hutang ke Selvi, Ma," jawab lelaki itu malu-malu."Hutang? Hutang apa? Kok kamu bisa punya hutang ke Selvi sih? Gimana ceritanya?" Bu Rahmi terlihat kaget."Jadi, kemarin itu Indra ngajak Selvi makan di cafe, Ma. Tapi duit Indra kurang jadi Indra terpaksa minjam uang Selvi empat ratus ribu rupiah buat bayar. Nah, rencananya mau Indra balikin, soalnya nggak enak, Ma. Takut disangka manfaatin dia," jawab Indra tak enak hati.Bu Rahmi tertawa mendengar jawaban anaknya itu."Kok gitu? Ya nggak papalah manfaatin perempuan. Sekarang kan zaman emansipasi wanita. Laki-laki dan perempuan itu derajatnya sama. Makan di cafe bareng terus yang bayar perempuan, ya nggak
Baca selengkapnya
Bab 12
"Iya. Ayo Dini! Dino! kita beli baju di tempat lain saja. Untung kalian cepat cek dulu bajunya, kalau nggak, sudah salah beli barang kita!" ujar Aira pada Dino dan Dini.Sebenarnya wanita itu bukan tipe perempuan yang suka nyinyir dan julid pada orang lain, tapi teringat tadi Selvi mengatainya miskin dan tak menerima gratisan, Aira pun menjadi geram tak kepalang dan ingin membalas perempuan itu supaya Selvi tahu bagaimana rasanya dihina dan direndahkan oleh orang lain. Pasti sakit dan tak enak. Biar ke depannya dia juga punya rasa empati pada diri orang lain, pikir Aira."Ayok, Ma!" jawab Dini dan Dino sambil menggandeng pergelangan tangan ibu mereka.Aira dan kedua buah hatinya pun hendak melangkah pergi dari toko pakaian milik Selvi itu, tetapi baru saja melangkahkan kakinya, tiba-tiba Selvi sudah menarik lengan baju Dini dan Dino."Apa kalian bilang? Tante menjual barang bekas dan jelek? Heh, asal kalian tahu aja ya, toko pakaian milik Tante ini toko pakaian paling besar di komplek
Baca selengkapnya
Bab 13
"Maksud kamu apa, Ra? Ngapain kamu ke sini? Ngapain juga kamu ribut dan ngundang keramaian begini? Kamu ngajak Selvi berantem karena Mas?""Dengar ya, Ra. Mas sudah mengajukan permohonan ikrar talak di pengadilan agama kemarin. Jadi nggak usah kamu harapkan Mas lagi karena secepatnya kita akan segera bercerai!""Jadi kamu nggak usah nyerang-nyerang Selvi lagi! Karena Selvi nggak ada hubungannya dengan perceraian kita, tahu!" ujar Indra dengan nada tajam sambil melotot menatap Aira.Aira mencibirkan bibirnya mendengar ucapan laki-laki itu."Apa kamu bilang, Mas? Nyerang-nyerang Selvi karena kamu? Maaf ya, Mas. Walau pun sebelum palu diketok, kamu masih sah berstatus sebagai suamiku, tapi aku nggak tertarik sama sekali untuk merebut cinta kamu ya!""Jangankan berebut cinta kamu dan nyerang Selvi karena kamu, ketemu kamu aja aku udah nggak pengen lagi. Tapi gimana lagi. Nggak sengaja pula kita ketemu di sini. Makanya aku juga pengen cepat-cepat pergi dari tadi. Tolong sampaikan sama calo
Baca selengkapnya
Bab 14
Sepeninggal Aira dan anak-anaknya, Indra berpaling pada Selvi dan menautkan kedua alisnya."Sudah lama ya Aira di sini tadi sebelum Mas datang? Ngomong apa aja dia? Nyalahin kamu atas apa yang terjadi antara Mas sama dia?" tanya laki-laki itu yang masih merasa jika kedatangan Aira bersama anak-anaknya adalah karena wanita itu hendak menyerang Selvi yang dianggap sudah membuat rumah tangga mereka kacau berantakan. Padahal ia yang memang sudah tak mau lagi dengan istrinya itu, dan menurutnya tak ada hak lagi bagi Aira untuk menyalahkan Selvi yang tak tahu apa-apa itu.Mendengar pertanyaan dari Indra itu, Selvi menganggukkan kepalanya. Merasa kebetulan karena Aira tak ada lagi di tempat itu, jadi ia bisa bebas mengarang cerita dan drama apa saja di depan lelaki itu."Iya, Mas. Dia maki-maki aku dan ngancam mau nyelakain aku segala karena udah berani ganggu kamu dan anak-anak katanya, Mas. Terus dia juga mamerin duit banyak banget. Katanya duit dari kamu. Apa bener Mas, kamu ngasih duit k
Baca selengkapnya
Bab 15
MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (15)Keluar dari toko pakaian milik Selvi, Aira mengajak ke dua buah hatinya menyusuri deretan toko yang lain."Ma, kita ke situ aja yuk," tunjuk Dino ke sebuh toko yang terlihat ramai pembeli. Aira pun menghentikan langkahnya sesaat, lalu mencoba memperhatikan suasana di dalam toko itu lebih dahulu. Ia takut kalau-kalau kejadian seperti tadi terulang kembali. Mendapatkan pelayan toko yang tidak ramah sama sekali dan sombong seperti pelayan di toko milik Selvi tadi. Bukan hanya pelayan saja, tetapi pemiliknya juga arogan tak kepalang. Kalau diingat-ingat, menyesal Aira tak mengecek dulu sebelum masuk ke toko Selvi tadi."Ayolah," jawab Aira akhirnya saat dilihatnya pelayan toko di sana ramah-tamah dalam melayani pembeli. Terbukti mereka dengan sabar dan tak lepas tersenyum, melayani pembeli yang sedang memilih pakaian."Halo, Adik-adik. Mau beli baju ya? Ayo masuk. Jangan sungkan-sungkan ...," sapa salah satu pelayan toko pada Dino dan Dini.Aira ters
Baca selengkapnya
Bab 16
MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (16)"Ndra, di luar ada yang nyariin kamu itu! Dari pengadilan agama katanya. Apa itu panggilan sidang ya, Ndra? Syukurlah kalau itu panggilan sidang. Sudah nggak sabar rasanya Mama pengen kamu cepat-cepat cerai dari Aira dan nikah lagi sama Selvi. Pengen cepet-cepet ganti mantu mama," ucap Bu Rahmi pada Indra yang sedang tiduran sambil ngobrol di telepon dengan Selvi. Meski sudah beranak dua, tapi karena sedang dimabuk-mabuknya cinta, Indra memang seperti ABG alay yang tak bisa sekejap saja berpisah dari sang pujaan hati. Selalu saja menghubungi wanita itu tanpa kenal waktu."Dari pengadilan agama? Oh, pasti undangan panggilan sidang itu, Ma. Oke, Indra temui dulu ya," ujarnya."Ya, sana temui! Biar cepet kelar urusan dengan Aira dan bisa segera buka babak baru dengan Selvi kamu, Ndra!" ujar Bu Rahmi lagi sambil tertawa bahagia.Indra pun ikut tertawa dan dengan gerakan tak sabar lelaki itu bangun dari tidurannya lalu memberi tahu Selvi kalau ada pet
Baca selengkapnya
Bab 17
MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (17)Bu Rahmi bergegas ke luar rumah saat didengarnya suara mobil memasuki halaman rumah dan berhenti tepat di depan kediamannya. Ia tahu itu mobil putra keduanya, Rudy. Barusan anaknya itu mengabarinya via telepon kalau hendak berkunjung ke rumahnya."Rud, sendirian? Maya mana?" tanya Bu Rahmi saat melihat Rudy masuk ke rumah.Rudy menghembuskan nafas panjang lalu menaiki teras dengan cepat."Nggak usah tanya-tanya istriku dulu, Ma. Rudy lagi kesal sama dia soalnya!" jawab Rudy dengan menahan rasa gundah di hatinya."Lho? Kenapa?" Bu Rahmi memicingkan matanya. Merasa heran pada sikap Rudy yang tumben kelihatan kesal pada istrinya yang merupakan menantu yang selama ini cukup bisa ia andalkan itu.Rudy memanyunkan bibirnya sebelum menjawab pertanyaan ibunya. "Maya bikin kesel aja, Ma. Sejak pindah kantor baru, dia jadi nggak royal lagi sama Rudy. Tadi malah minta duit buat belanja. Siapa yang nggak kesel coba? Kalau masih minta duit buat belanja, buat
Baca selengkapnya
Bab 18
MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (18)Indra tersenyum lega saat akhirnya keluar dari gedung pengadilan agama, tempat di mana ia mengajukan permohonan ikrar talak pada istrinya. Ia bersyukur karena sesuai dengan harapannya semula, Aira tak datang memenuhi panggilan sidang sehingga sidang hari itu bisa berjalan lebih cepat dari yang biasanya.Hakim pengadilan agama juga mengatakan jikalau termohon yakni Aira, dalam kurun waktu tiga kali sidang tidak mempergunakan haknya untuk menolak permohonan ikrar talak yang ia ajukan, maka permohonan yang ia ajukan tersebut bisa langsung diterima oleh hakim dan ia dapat mengucapkan ikrar talak di depan sidang pengadilan agama yang menandai putusnya tali perkawinan antara dirinya dengan Aira.Indra berharap untuk sidang selanjutnya Aira tak datang lagi sehingga urusan perceraian mereka bisa cepat selesai dan ia bisa segera menikahi Selvi serta hidup bahagia bersama perempuan pujaan hatinya itu.Usai dari persidangan, Indra pun langsung menemui Selvi
Baca selengkapnya
Bab 19
MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (19)Pulang ke rumah, Indra langsung menemui ibunya."Ma, Indra rencana mau jual mobil. Boleh nggak, Ma?" "Buat apa?" Bu Rahmi mengernyitkan keningnya dengan ekspresi heran."Buat melamar Selvi.""Melamar Selvi? Kamu nggak sedang bercanda 'kan, Ndra? Kok melamar Selvi harus jual mobil segala? Nggak salah?"Indra menggelengkan kepalanya."Nggak, Ma. Dia minta mahar sesuai dengan tahun pernikahan kami. Dua puluh ribu ditambah dua puluh dua juta rupiah. Uang dari mana kalau nggak jual mobil, Ma?" Indra balik bertanya."Lho, kok banyak sekali? Apa kamu sudah pikirin masak-masak, Ndra? Kemarin katanya nikah di KUA aja biar nggak banyak butuh biaya, terus maharnya seperangkat alat shalat aja, kok sekarang jadi duit segitu banyak? Kalau kamu jual mobil, terus kamu mau pake apa ke kantor? Jangan gila, Ndra! Pikirkan masak-masak lagi!" jawab Bu Rahmi lagi.Indra menghembuskan nafasnya."Mau gimana lagi dong, Ma? Selvi 'kan anak orang kaya. Dia juga pengusaha t
Baca selengkapnya
Bab 20
MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (20)14 hari kemudian.Indra tersenyum bahagia dan lega saat akhirnya petugas pengadilan agama menyerahkan selembar kertas berwarna kuning yang merupakan bukti sah perceraian antara dirinya dengan Aira.Ia merasa bersyukur. Setelah sekian lama menjalani proses persidangan dan menunggu hingga akta perceraian itu dibuat dan ditanda tangani oleh petugas pengadilan agama, akhirnya berkas yang dia nanti-nantikan itu pun keluar juga dan sekarang telah berada dalam genggamannya.Dengan hati lega dan bahagia luar biasa, ia pun segera keluar dari gedung pengadilan agama kota itu tempat dia mengambil akta cerai itu pagi ini.Usai mengambil akta cerai, seperti biasanya, dia pun mengunjungi toko milik calon istrinya, Selvi, hendak mengabarkan langsung berita gembira ini.Namun, sesampainya di toko, tak seperti biasanya, kali ini ia menemukan toko perhiasan milik calon istrinya itu dalam keadaan terkunci dan tertutup rapat.Indra pun seketika dilanda tanda tanya be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status