All Chapters of MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA : Chapter 61 - Chapter 70
83 Chapters
Bab 61
Pulang dari acara arisan, dengan mengendarai roda dua aku bergegas menuju alamat yang tertera dalam secarik kertas yang diberikan Mbak Lina padaku.Alamat itu tidak begitu jauh dari sini. Paling-paling hanya sekitar setengah jam perjalanan. Namun, karena hati sudah ingin segera bertemu dan sampai di kediaman perempuan itu, perjalanan sejauh itu terasa sangat lama.Apalagi sampai saat ini ponsel Mas Donny pun belum bisa dihubungi. Itu membuatku makin didera rasa penasaran dan tak sabar ingin cepat-cepat sampai di kediaman Nina.Aku membelokkan roda dua begitu sampai di sebuah persimpangan yang sesuai keterangan dari Mbak Lina adalah persimpangan menuju ke tempat kediaman Nina.Aku curiga saat ini suamiku itu masih berada di rumah perempuan itu. Buktinya sampai acara arisan tadi selesai dan aku pulang, sosok Mas Donny belum juga tiba di kantor.Menurut keterangan Mbak Lina, yang mana ia juga mendapat kabar ini dari suaminya yang merupakan teman satu ruangan suamiku, sudah satu bulan ini
Read more
Bab 62
"Saya cuma mau tanya, apa benar kamu ada hubungan dengan suami saya? Kalau memang iya, saya mohon hentikan sekarang juga karena sebagai istri sah Mas Donny, saya nggak rela suami saya punya simpanan atau istri lain selain saya! Kita sama-sama perempuan Nina. Apa kamu nggak malu dan nggak punya hati sampai tega mengambil suami orang seperti ini?" ucapku dengan menahan nada suara supaya tak terdengar emosi dan marah. Aku tak mau gegabah karena aku ingin menyelesaikan persoalan ini dengan cara yang cerdas dan bermartabat.Kalau masih bisa dibicarakan baik-baik, aku memang ingin semuanya selesai dengan baik-baik saja, tanpa perlu ada keributan atau pertikaian meski pun di sini posisiku berada di pihak yang benar. Sementara Nina berada di posisi yang salah karena sudah berani mengganggu rumah tangga orang."Kalau memang saya ada hubungan dengan suami Mbak, emangnya kenapa ya? Coba Mbak tanya aja dengan mas Donny sendiri kenapa dia mau menjalin hubungan dengan saya? Malahan kami juga sudah
Read more
Bab 63
"Itu nggak akan terjadi kalau kamu nggak melaporkan mas ke atasan, Nisa? Maafkan Mas. Tapi tolong jangan kamu laporkan mas ke atasan mas ya. Sekarang kamu tenang dulu. Mas bisa jelaskan semuanya tapi jangan di sini. Kita pulang yuk, kita bicara baik-baik di rumah. Nggak enak bicara di sini," ucap Mas Donny sambil mendekatiku. Berusaha meredakan kemarahan ku, tapi dengan cepat kutepis tangannya.Jijik rasanya disentuh laki-laki itu lagi. Bagaimana bisa ia memanggilku Sayang, sementara ada perempuan lain di dalam hatinya. Bahkan sudah memberinya keturunan! Dasar laki-laki tak punya perasaan dan tak tahu malu!"Nggak, Mas! Kita bicara di sini saja karena aku nggak akan pulang lagi ke rumah kita! Lebih baik aku pulang ke rumah ibu dari pada punya suami pengkhianat seperti kamu""Sebenarnya aku juga sudah nggak minat lagi mendengar penjelasan kamu soal Nina atau pun anak kalian karena bagiku sekarang sudah jelas, kamu dan Nina memang sudah menikah dan nggak ada gunanya aku menyelematkan ru
Read more
Bab 64
POV DonnyAku terhenyak saat mendapati kunci mobil yang sesaat tadi masih berada dalam genggamanku dalam sekejap telah berhasil Nisa rebut dari tanganku.Lalu sebelum aku mampu mencegah kepergiannya, perempuan itu sudah berlari menuju mobil dan melaju cepat meninggalkan halaman rumah Nina.Aku hanya mampu terbengong-bengong saat dalam sekejap mobil kesayangan itu sudah dibawa pergi oleh Nisa. Ah, kalah cepat rupanya aku dari wanita itu. Karena kurang prepare menghadapi situasi seperti ini, akhirnya aku kecolongan juga.Nasib. Setelah terancam Nisa melaporkan perkawinan keduaku dengan Nina, yang bisa saja berakibat aku diberhentikan tidak dengan hormat oleh pejabat yang berwenang, sekarang aku juga kehilangan roda empat yang selama ini setia menemani ke mana aku pergi.Sekarang ini di depan rumah tinggal ada motor yang kubeli secara kredit untuk Nisa dua bulan yang lalu yang ditinggalkan perempuan itu di halaman rumah ini.Masa angsurannya motor itu selama tiga tahun. Ini bulan kedua
Read more
Bab 65
"Nisa, kamu dari mana? Tumben bawa mobil Donny? Donny-nya mana? Masih di kantor?" tanya ibu begitu aku tiba di rumah orang tuaku.Bapak yang sedang bermain dengan burung beo kesayangannya juga sontak menoleh saat aku melangkah menuju teras."Iya, Donny-nya mana? Biasanya bareng ke sini?" timpal Bapak pula."Nisa dari kantor Mas Donny tadi, Bu, Pak. Ikut acara arisan ibu-ibu darma wanita. Pengen rebahan sebentar boleh ya? Oh ya, Aris mana?" sahutku lemah. Aku sengaja tak menjawab pertanyaan ibu dan bapak soal Mas Donny karena saat ini batinku masih merasa lelah.Tapi nanti aku pasti akan cerita semuanya kalau pikiranku sudah sedikit tenang. Meskipun belum punya anak dari Mas Donny tapi aku juga tak menginginkan perceraian terjadi. Sayang, tidak demikian halnya dengan laki-laki itu. Entah apa penyebabnya, baru juga dua tahun menikah Mas Donny sudah berpaling hati dan mendua.Ah, apa hanya karena belum diberikan keturunan lantas Mas Donny memutuskan untuk menikah lagi? Hmm, tapi kurasa
Read more
Bab 66
Sore hari setelah bicara terus terang pada ibu dan bapak soal perselingkuhan yang dilakukan oleh Mas Donny dan tentang pernikahan keduanya juga bayi perempuan yang saat ini telah lahir dari pernikahan mereka, aku pun pamit hendak minta ditemani Aris pulang ke rumah untuk mengambil pakaian dan barang-barang yang masih tertinggal di rumah yang selama ini kutempati bersama Mas Donny.Ibu dan Bapak begitu terkejut saat mendengar berita soal Mas Donny. Tak menyangka lelaki yang kelihatannya baik dan setia itu tega mengkhianati putrinya dan menikah diam-diam dengan wanita simpanannya.Namun, apa hendak dikata. Kalau semua memang sudah terjadi, ibu dan bapak hanya berpesan supaya aku kuat menghadapi permasalahan rumah tangga yang menimpaku dan tegar dalam memperjuangkan hak-hakku sebagai istri. Terutama saat aku bercerita kalau Mas Donny pernah meminjam uangku sebesar lima puluh juta rupiah untuk depe pembelian mobil dan hingga saat ini belum juga dikembalikan.Ibu dan bapak mendukung tekad
Read more
Bab 67
"Gimana, Nis? Aman?" tanya bapak saat aku dan Aris kembali pulang ke rumah.Aku menganggukkan kepala, sementara Aris tertawa cengengesan."Bapak nggak usah khawatir, Pak. Bukan aman lagi, tapi Mbak Nisa udah bikin Mas Donny mati kutu malah!""Tapi bener juga sih. Siapa suruh Mas Donny selingkuh? Giliran mau dilaporin ke atasan aja, ketakutan," ucap Aris sambil tertawa.Bapak pun ikut tertawa kecil."Ya, syukurlah kalau begitu. Jangan sampai Donny leluasa berbuat sewenang-wenang. Sudah menyakiti perasaan istri, eh masih berbuat egois.""Kamu dampingi terus Mbak Nisa sampai urusannya selesai ya, Ris. Besok katanya mbakmu mau ke bidang kepegawaian. Kamu temani ya. Jangan sampai Donny berbuat yang tidak-tidak ke kakakmu. Siapa tahu Donny khilaf. Namanya juga orang lagi bingung dan stress, bisa aja berbuat yang tidak-tidak," sahut Bapak lagi."Siap, Pak! Beres! Besok pagi biar Aris izin dari pekerjaan supaya bisa menemani Mbak Nisa ke B*D. Aris juga nggak mau Mbak Nisa kenapa-kenapa. Jadi
Read more
Bab 68
"Nisa! Jadi, kamu masih bersikeras juga mau ngelaporin mas ke bagian disiplin pegaw*i? Benar-benar keterlaluan kamu ya! Nggak punya perasaan kamu! Tega kamu berbuat begini sama mas! Orang yang selama dua tahun ini mendampingi hidup kamu. Memberi kamu makan, pakaian dan segalanya yang kamu inginkan! Bukannya berterima kasih, malah tega kamu balas seperti ini!" ujar Mas Donny sambil menatapku tajam.Aku menghela nafas lalu menyahut dengan suara tenang."Mas, aku kan udah bilang dari kemarin kalau perkara ini nggak akan bisa selesai begitu saja sebelum kamu juga merasakan apa yang aku rasakan? Satu tahun lebih kamu membohongiku, Mas. Apa kamu berharap aku lupa dan memaafkan begitu saja?" tanyaku sinis."Kenapa tidak? Tuhan saja maha pemaaf, kenapa kamu yang hanya manusia biasa tidak bisa memaafkan?" sahut Mas Donny sambil menaikkan sebelah alis matanya ke arahku. Menatapku tajam."Ya, beda dong, Mas. Jangan samakan aku dengan Tuhan. Tuhan itu maha segalanya, sementara aku hanya manusia b
Read more
Bab 69
"Gimana, Pak? Saya melanggar disiplin pegaw*i?" Mas Donny terlihat tak percaya. Wajahnya tampak pias.Ferdy menganggukkan kepalanya. Tampak sedikit prihatin."Ya. Itu laporan yang saya terima beberapa hari lalu yang sekarang sedang akan ditindaklanjuti.""Jadi kalau sekarang Pak Donny lolos dari aturan tentang poligami, Pak Donny tetap akan sulit untuk lolos dari perkara disiplin pegawa* karena ini masalah serius. Tidak mungkin, maaf negara dan daerah akan membayar terus gaji pegaw*i yang tidak serius dalam bekerja dan tidak punya dedikasi yang baik dalam bekerja.""Kami selaku petugas badan kepegawai*n, selama ini terus berupaya meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja pegaw*i. Kalau pegawai, maaf seperti Pak Donny yang terus mangkir dari waktu kerjanya kami biarkan saja, lantas bagaimana kami bisa mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja kita?""Jadi saya mohon, Pak Donny ikuti aturan yang akan kami tetapkan nanti. Kami bukan menzalimi hak-hak p
Read more
Bab 70
POV DONNY"Gimana, Mas? Kamu jadi gagalin Nisa ngelaporin kamu ke bagian kepegawaian?!Kamu nggak jadi dipecat 'kan dari pekerjaan?" tanya Nina saat aku sampai di rumah.Tak menjawab, kuhempaskan tubuh di atas sofa. Aku lalu menggelengkan kepala."Nggak bisa, Nin. Mas ternyata bukan hanya terancam dipecat dari pekerjaan karena sudah nikahin kamu tanpa izin saja, tapi juga karena sudah lama mangkir dari pekerjaan," keluhku."Mangkir dari pekerjaan? Maksudnya? Nina membulatkan bola matanya."Ya, nggak masuk kerja! Kamu ingat kan? Waktu hamil kemarin, kamu itu manja banget. Maunya ditemani terus, dilayani terus. Apa-apa maunya mas! Makanya mas sering nggak bisa absen tepat waktu 'kan?""Dan ... beginilah akhirnya resikonya! Mas dipecat dari pekerjaan dengan tidak hormat! Meskipun misalnya Nisa nggak jadi melaporkan mas ke bagian kepegawai*n, mas juga tetap akan dipecat karena melanggar disiplin waktu kerja," sahutku penuh sesal. Menyesali kebodohan dan keteledoran yang selama ini kulakuka
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status