Semua Bab KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI: Bab 11 - Bab 20
120 Bab
Bab 11
Jam sudah menunjuk angka sepuluh pagi, para tetangga juga kerabat jauh dan dekat sudah mulai berdatangan sejak tadi. Beberapa santri juga sudah selesai membaca al-qur'an untuk ayah. Aku sedih, sekaligus bahagia karena almarhum didoakan oleh anak-anak penghafal al-qur'an.Sejak tadi ibu menyibukkan diri di dapur karena kalau duduk di sisi jenazah, air matanya tidak bisa berhenti mengalir khawatir menjadi dosa karena meratapi mayat. Sebenarnya aku pun sama terlukanya melihat sosok yang sangat aku cintai kini terbujur kaku."Kamu yang sabar, Mbak. Jangan larut dalam kesedihan, nanti hatinya ndak ikhlas," kata Andin yang sejak tadi bersedia menemaniku.Aku membuang napas berat, rasanya masih sulit menerima takdir dari Tuhan. Bukan aku menentang, hanya saja semua terlalu cepat. Rasanya baru kemarin aku menjadi anak ayah, sekarang sudah harus berpisah.Luka seorang anak yang ditinggal orangtua itu sangat dalam apalagi aku belum bisa membalas pengorbanannya selama ini. Aku terlalu bodoh dan
Baca selengkapnya
Bab 12
POV AUTHORMereka sudah tiba di rumah, Yumna tetap tidak bisa tersenyum walau sedikit. Sekalipun dihibur suami dan kakak sendiri, dia selalu memalingkan wajah. Terlebih ketika mengingat tentang Syahdu.Bolehkah gadis itu menangis dan meminta suaminya untuk tidak perlu menikah dengan Syahdu? Atau sikap itu hanyalah keegoisan yang bisa merusak keharmonisan rumah tangga?Yumna sadar dirinya masih belum pernah hamil barang sekali, jadi sangat sedikit kemungkinan untuk memiliki anak. Kini air matanya telah tumpah tanpa mampu dia bendung lagi.Hatinya merintih, bertanya kepada Tuhan, dosa berat apa yang pernah dia lakukan sehingga mendapat ujian seperti itu? Kehilangan ayah, menikah tanpa keturunan serta harus mengikhlaskan suami menikah lagi meskipun itu atas dasar keinginannya."Yumna, ikhlaskan ayah. Kalau ayah melihat kamu sedih, pasti ayah juga bakal sedih," hibur Mas Dika."Ikhlas? Kenapa aku selalu dituntut untuk ikhlas, Mas?""Karena kamu pernah berdoa sama Tuhan agar sabarmu diluas
Baca selengkapnya
Bab 13
"Yum, kamu gak bisa melihat atau merasakannya? Sedetik pun?" tanya Gus Hanan lagi."Aku sangat bisa melihat dan merasakannya, Mas. Tadi aku nanya kayak gitu cuma mau mendapat pengakuan aja. Aku yakin kamu bisa berlaku adil, Mas."Gus Hanan memejamkan mata, dia merasa sedikit kesal pada pola pikir istrinya. Sebenarnya dia sediri merasa baik-baik saja sekalipun belum dikaruniai anak, tetapi masalah bermula ketika Yumna diledek oleh para tetangga.Tetangga yang juga meng-gibahi-nya di masa lalu ketika lamaran diputus sepihak oleh Mas Ilham. Sebenarnya Gus Hanan sudah mencoba mengajak Yumna untuk pindah rumah saja, tetapi gadis itu tidak mau meninggalkan ibunya.Apalagi sekarang, ibunya adalah seorang single parent. Meskipun ada Mas Dika, tetapi beliau akan tetap tinggal sendirian kalau anaknya berangkat kerja. Gus Hanan juga tidak ingin tinggal di pesantren sebagaimana tujuannya sejak awal untuk mengajari mereka yang tidak berkesempatan duduk di bangku pesantren.Namun, siapa sangka, tuj
Baca selengkapnya
Bab 14
Tadi malam, Gus Hanan sudah istikharah untuk ke lima kalinya dan selalu muncul wajah Syahdu bahkan hatinya sedikit tergerak untuk menikahi gadis itu. Dia sengaja melakukannya berulang kali karena mau jawaban yang lain, teryata sama saja.Lelaki berwajah tampan itu pasrah kepada Tuhan, mungkin memang sudah takdirnya untuk menikah lagi. Air mata Gus Hanan keluar, dia merasa tidak sanggup menjalani perintah Tuhan.Dia melangkah lesu menemui sang istri yang baru saja membereskan peralatan makan. Gus Hanan sengaja tidak mengatakan itu lebih awal karena takut nafsu makan istrinya kembali hilang.Gus Hanan sangat paham bahwa sekalipun perempuan tersenyum, bisa jadi itu pertanda hatinya sangat terluka. Sebagaimana sejak dulu sudah diketahui kalau perempuan sangat pandai memendam perasaannya dan sulit untuk dipahami."Dek, mas mau bicara sama kamu.""Bicara apa, Mas?"Yumna mengikuti langkah suaminya menuju ruang tengah. Hatinya sedikit berdegup kencang karena belum bisa menebak apa yang akan
Baca selengkapnya
Bab 15
Hari pertama, hari kedua, hari ke tiga bahkan sampai ke seratus, kesedihan itu tidak pernah hilang. Yumna selalu mengingat mendiang ayahnya juga masalah dalam rumah tangganya.Seperti sebuah perayaan, kini dia mengantarkan sang suami menuju rumah Syahdu untuk menikah. Bagi sebagian orang, dia beranggapan kalau Yumna adalah gadis bodoh karena mengizinkan suaminya menikah lagi padahal Gus Hanan sendiri menerima keadaan mereka yang belum dikaruniai anak.Yumna mendesah dalam keputus-asaan, bagaimana pun juga, tidak mungkin membatalkan acara itu karena akan membuat malu pihak perempuan. Yumna tahu rasanya disakiti, maka enggan untuk menyakiti orang lain."Kamu harus kuat, ini bukan akhir dari segalanya. Dengan melihatmu sedih akan menjadi kebahagiaan tersendiri untuk orang-orang yang membencimu. Kuat, sekuat terumbu karang!" ucap Mas Dika begitu mereka sampai di tempat tujuan.Mas Dika tahu kalau hati adiknya sedang hancur karena bulan kemarin dia juga merasakan hal yang sama. Gadis yang
Baca selengkapnya
Bab 16
Yumna terjaga begitu mendengar pintu rumahnya terketuk, tetapi dia tidak langsung membukanya. Gadis itu terlalu lemah sehingga hanya bisa terbaring menunggu seseorang itu masuk.Dalam hitungan menit saja, Gus Hanan sudah muncul dengan pakaian pengantinnya sendirian. Hal itu lantas membuat Yumna terusik untuk menanyakan keberadaan sang adik madu."Kita harus bicara berdua, Mas Dika bilang ada sesuatu yang harus kamu beritahu padaku tanpa kehadiran Syahdu.""Syahdu ada di mana?""Di rumah ibu." Gus Hanan langsung duduk di tepi ranjang. "Katakan, apa yang mau kamu sampaikan, Dek? Dan kenapa tadi sampai pingsan?"Meskipun berat, Yumna juga harus memberitahu perkara besar itu pada suaminya. Dia tidak boleh menyimpan sendiri atau akan disalahkan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."Mas, aku hamil."Gus Hanan terpengarah, dia ragu dengan apa yang didengarnya. Apakah dia salah dengar karena terlalu menginginkan anak dari istri tercintanya itu?Akhirnya dia bertanya, "apa? Tadi kamu ng
Baca selengkapnya
Bab 17
Tentu akan marah, tapi mas juga bingung harus gimana, Dek. Selama ini mas gak ada niat buat menikah lagi dan selalu mau menanti sampai belasan tahun, kamu gak sabaran. Sekarang lihat, kamu hamil dan mas sudah menikah lagi."Yumna tahu hal itu sangat menyakiti hati suaminya, maka dia meminta maaf dan mengaku tidak menyesal dengan keputusan itu. Sebagai bentuk permintaan maafnya, dia akan selalu setuju apapun keputusan sang suami asal bukan menceraikan Syahdu."Baiklah, mas akan meminta Syahdu tinggal di rumah ibu dulu dan meminta untuk diam sampai keadaan kita membaik. Aku sendiri yang akan bicara sama dia, kamu lebih baik istirahat dulu." Gus Hanan mengusap kepala Yumna lembut, setelah itu kembali ke luar rumah menemui Syahdu.Di rumah Mas Dika, Syahdu duduk di ruang tamu, mengobrol dengan Mas Dika dan sang ibu. Gus Hanan langsung duduk di antara mereka yang kebetulan hendak menyampaikan maksud.Dia merasa mereka berdua akan setuju karena ini demi kebaikan Yumna sendiri. Maka Gus Hana
Baca selengkapnya
Bab 18
"Kamu beneran mau jambu manis gak sih, Dek? Kasian tau mas Dika kalau ternyata kamu kerjain dia doang.""Ya betul lah, Mas.""Tapi kok mendadak bahagia banget padahal tadi lesu gitu.""Sepertinya pengaruh ngidam, Mas. Emang gitu kok ibu hamil kalau ngidam, gak percaya tanya aja sama orang lain." Yumna langsung pura-pura cemberut, dia melipat kedua tangan di depan dada."Bukan gitu, Dek. Mas cuman takut aja kamu ngerjain mas Dika. Kasian dia kalau ternyata kamu bercanda."Yumna hanya menanggapi dengan tawa karena malas berdebat. Lagi pula dia tidak sengaja meminta itu karena memang sedang ngiler sama jambu air.***Tepat setelah salat isya, Mas Dika kembali dengan sekantong jambu air di tangan kanannya. Dia lelah karena jarang sekali ada yang menjualnya. Terlalu peduli pada sang adik, akhirnya Mas Dika mencari di tempat lain yang sangat jauh dari rumahnya.Dia duduk di ruang tamu menunggu Yumna keluar. Gus Hanan sampai meminta maaf berulang kali karena merasa tidak enak padahal lelaki
Baca selengkapnya
Bab 19
Yumna menikmati hotdog itu tanpa menawarkan sedikit pun pada suaminya, padahal Gus Hanan begitu ingin ikut menyantap habis. Sudah lama lelaki itu tidak makan hotdog karena terlalu sibuk mengajar dan belajar.Rabu besok, dia ada kunjungan ke pondok pesantren menggantikan Gus Qabil mengajar kitab mantik dan balaghah. Sebenarnya dia ingin menolak karena masih belum terlalu fokus, tetapi Fatimah si keponakan salihahnya sedang sakit."Mas, besok kita jalan-jalan, ya. Kok aku ngerasa pengen makan bubur yang deket pasar itu loh.""Besok?" Gus Hanan tampak berpikir. Dia tidak enak untuk menolak ajakan istrinya yang sedang ngidam, tetapi mengajar adalah sebuah amanah yang sulit dia hindari.Sebagaimana pesan Kyai Sholeh ketika masih hidup bahwa setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan harus meluangkan waktu untuk belajar, bukan belajar di waktu luang. Begitu pula jika dia seorang pengajar, jangan meninggalkan amanah itu kecuali jika ada sesuatu yang sama sekali tidak bisa ditunda.Gus Ha
Baca selengkapnya
Bab 20
Sore hari, mereka berdua baru kembali ke rumah. Betapa terkejutnya Yumna melihat Bu Wenda sedang berbicara dengan Syahdu. Gus Hanan langsung memegang tangan istrinya karena tidak mau Yumna merasa sendirian."Eh, sudah pulang? Enak banget jalan-jalan berdua gak ngajak Syahdu!" sindir Bu Wenda telak.Yumna ingin menjawab, tetapi mendapat isyarat dari Gus Hanan. Lelaki itu tersenyum. "Maaf, Bu, kami gak jalan-jalan. Aku ada tugas ke pesantren, kalau Yumna ngejenguk Fatimah.""Tan, aku kan sudah bilang kalau Gus Hanan sama Mbak Yumna ke pesantren, kenapa masih tanya sama mereka?" sela Syahdu terlihat gugup. Dia pasti takut mendapat teguran dari suaminya."Syahdu bilang, kalian gak bawa dia karena Syahdu sendiri yang menolak. Apa itu benar?"Yumna diam, dia tidak berani mengangguk karena sedang mengandung, takut kelak anak yang dilahirkan jadi tukang bohong. Apalagi Gus Hanan yang sangat menjaga dirinya untuk selalu jujur kepada siapapun dan dalam keadaan apapun."Yuk masuk rumah, Mas, bia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status