All Chapters of KUIKHLASKAN SUAMI MENIKAH LAGI: Chapter 71 - Chapter 80
120 Chapters
Bab 71
"Assalamualaikum, Umi!" teriak Fatimah dari luar membuat Yumna menyudahi bacaan al-qur'annya."Waalaikumussalam, Anak Umi." Yumna membuka pintu kamar dan langsung memeluk Fatimah yang selalu cantik dan harum itu.Gus Qabil senang melihatnya, sekilas matanya berembun membayangkan sosok yang dipeluk Fatimah adalah mendiang istrinya. Jika bukan demi sang adik, maka lelaki itu tidak akan mengalah."Hanan di masjid, kan?""Iya, Gus. Ndak masuk dulu biar aku carikan mas Hanan?""Ndak usah, biar aku sendiri yang ke masjid. Assalamualaikum.""Wa'alaikumussalam."Qus Qabil langsung mengecup kening putrinya lembut, setelah itu langsung beranjak pergi karena dia sendiri masih sungkan jika berhadapan dengan Yumna.Bagaimana pun, dia pernah membuka hati untuk gadis itu, tetapi tidak kesampaian karena selalu menunda waktu. Dulu Gus Qabil menunggu saat yang tepat untuk melamar, ternyata sang adik malah mengutarakan keinginan itu padanya.Harapan yang melambung tinggi terpaksa pupus ditelan masa. Gus
Read more
Bab 72
"Nggak, Mas. Dia bukan calon aku. Iya, kan?" Gus Hanan menatap istrinya yang langsung mengangguk."Calon guruku maksudnya, Ustadz." Cybele tersenyum manis. "Ustadz ini sudah punya anak?""Iya.""Istrinya mana?""Meninggal. Mohon doanya.""Aku mau ndaftar soalnya anaknya cantik, cuman udah kepincut duluan sama Ustadz Hanan. Maaf ya, Ustadz kalau aku gak tertarik.""Terimakasih karena aku tidak perlu repot untuk menolak." Gus Qabil tidak tersenyum, dia lalu mengajak mereka pulang meski dengan kendaraan sendiri.Cybele menatap kesal pada Gus Hanan karena tidak mengakuinya sebagai calon. Dia juga marah pada lelaki yang mirip dengan Gus Hanan itu. Jika mereka kembar pun hati Cybele tidak akan berpaling dengan mudah.Dia menyusul ke rumah Yumna dengan berjalan kaki melewati semua murid yang sudah tahu kebiasaan Cybele. Dia telah menjadi buah bibir, tetapj tidak pernah peduli asalkan Gus Hanan bisa jatuh dalam pelukannya.Dalam kekesalan Cybele, Gus Hanan malah tertawa riang mengikuti sang i
Read more
Bab 73
Malam yang dinanti telah tiba, Mas Dika sudah duduk di depan rumahnya sambil berbalas pesan dengan Kevin. Dia sudah memberitahu hal itu pada temannya dan bersedia untuk membantu. Sayang sekali malam itu Amel tidak bisa turut membantu karena Ozil selalu minta ditemani oleh bundanya.Pukul delapan lewat, tetapi belum ada tanda-tanda seseorang yang mengintai dari jauh atau mobil yang berhenti di depan rumah. Mas Dika jadi curiga kalau semua hanya sekadar ancaman.Lelaki itu menggaruk jenggot tipisnya karena mulai jenuh apalagi suasana malam yang begitu dingin oleh embusan angin sepoi yang selembut bahasa cinta. Untung saja mereka sudah sepakat untuk makan malam selepas sholat magrib atau Mas Dika akan kelaparan."Di sini, Oma." Tunjuk Cybele yang suaranya kedengaran oleh Mas Dika.Cybele tidak menoleh sama sekali pada lelaki yang sedang duduk di depan rumah itu karena tujuannya saat ini adalah mendatangi Gus Hanan. Pintu rumah itu diketuk perlahan sampai empat kali sambil mengucapkan sal
Read more
Bab 74
“Jangan membenci siang yang terik karena di sore hari langit menunjukkan pesona senja yang indah.”***Pagi ini, Yumna sekeluarga baru saja pulang dari makam Syahdu. Itu semua atas permintaan Fatimah dan sudah menjadi aktivitas rutin untuk mereka terutama makamnya berada tidak jauh dari makam almarhum ayah.Yumna sempat menitikkan air mata saat menyentuh nisan bertuliskan nama ayahnya. Secepat itu luka datang memeluk hatinya yang memang sudah rapuh. Yumna menamainya tahun kesedihan karena terlalu banyak menghabiskan air mata.Gadis itu menghela napas sambil terus melangkah masuk rumah. Pada hari jumat, biasanya Gus Hanan memang meliburkan murid-muridnya, jadi memiliki waktu untuk keluarga."Abah, kita jalan-jalan, yuk!""Ke mana?""Motor-motoran ke mana saja. Fatimah bosan kalau di rumah terus, jadinya gak beda sama tinggal di pondok."Gus Hanan tersenyum. Tentu saja lelaki itu akan menuruti apa pun keinginan keponakan satu-satunya. Dia segera menemui Yumna yang baru saja berganti pak
Read more
Bab 75
"Sudah sepekan kamu ke sini untuk ngebujuk aku. Kamu pikir aku gak capek?!" Suara Yumna mulai meninggi.Dia juga manusia biasa yang terkadang sulit menahan amarah apalagi jika sabar dan ikhlas sedang tidak bersamanya. Cybele yang mendengar hanya menatap jengkel."Mbak, kan aku sudah ngomong baik-baik selama ini, ngasih kamu waktu. Hasilnya, Mbak gak ada nyampein perasaan aku ke Ustadz Hanan, kan?"Wuih, keren sekali calon pelakor zaman sekarang. Tidak bisa mendekati lelaki yang menjadi target, malah mendatangi istrinya langsung. Yumna tidak habis pikir dengan tingkah laku Cybele. Apa dia tidak punya rasa malu?Yumna menghela napas setelah tadi terlalu sibuk memijit kening. Dia berusaha tersenyum di depan Cybele. "Aku sudah nyampein ke Gus Hanan tentang perasaan kamu. Kalau ditolak mau bagaimana lagi? Kamu pikir aku gak kena marahnya?"Gadis di hadapannya sangat berbeda dengan Syahdu. Baik dari segi penampilan, sikap bahkan tutur kata. Dulu, Yumna memberi izin untuk gadis itu karena ta
Read more
Bab 76
Acaranya nanti malam sehingga mereka sudah pada sibuk. Acara tabligh akbar yang dihadiri langsung oleh ulama dari Hadhromaut, Yaman. Yumna bahagia, air matanya menetes membasahi pipi karena kerinduan pada kota kecil itu.Kaki Yumna terus melangkah menikmati indahnya suasana di pesantren. Kenapa dia tidak masuk ke penjara suci itu dulu alasannya masih belum bisa Yumna ingat dengan jelas."Umi, nanti malam kita tidur bareng ya?""Nggak, nanti umi maunya tidur sendiri."Fatimah hanya tertawa karena tahu kalau perempuan yang dianggap umi itu sedang bercanda. Dia kembali menarik tangan Yumna membawanya pada seorang santri ndalem yang sedang sibuk mencatat di sebuah buku kecil."Kang, sibuk nggak?""Maaf, Kang. Kami permisi!" seru Yumna membuat Kang Santri itu sedikit bingung.Meskipun pertanyaan Fatimah terdengar serius, tetapi Yumna bisa tahu kalau gadis kecilnya ingin mengganggu orang yang sibuk lagi. Mereka kembali menyusuri jalan sampai bertemu dengan Gus Qabil.Yumna jadi salah tingka
Read more
Bab 77
Acara tabligh Akbar selesai pukul dua malam dan Yumna langsung masuk kamar untuk tidur karena kepalanya lumayan sakit. Perutnya juga terasa sedikit nyeri sehingga malas untuk banyak bergerak.Seja magrib tadi dia ikut turun tangan membantu para santri, makanya sedikit merasa lelah. Baru saja ingin memejamkan mata ketika Gus Hanan muncul di balik pintu."Kamu capek, Dek?""Lumayan, Mas. Kenapa?" Yumna langsung bangun dan bersandar pada kepala ranjang. Kantuknya sudah hilang, dia berusaha untuk tersenyum pada suami yang minta dipijat.Yumna tiba-tiba memeluk suaminya dari belakang sambil menitikkan air mata. Gus Hanan yang menyadari langsung membalik badan menghadap istrinya. Dia membawa Yumna bersandar pada dada bidang itu."Kenapa, Dek? Ada masalah?""Mas, aku gak mau kalau kamu nikah lagi. Entah itu dengan siapa, dan apapun alasannya. Mas, aku emang gak menyesal kamu pernah menikah sama Syahdu karena itulah pilihanku, tetapi untuk Cybele aku gak bisa, Mas.""Emang Cybele bikin masala
Read more
Bab 78
Pukul empat sore Yumna menemui Cybele di pelataran masjid karena kebetulan hari ini tidak ada jadwal pengajian. Dia sengaja meminta gadis itu untuk bertemu karena mau menjalankan misi yang sudah diatur oleh Amel.Mereka semua akan menjalankan tugasnya masing-masing. Yumna, Gus Hanan, Mas Dika dan Amel sementara Kevin memantau di belakang bersama seorang lainnya yang Amel rahasiakan."Mbak? Ada kabar baik nih kayaknya?" sapa Cybele begitu Yumna tiba dengan senyum yang merekar indah."Iya, ada kabar baik dong. Kamu mau tahu, kan?" Yumna menarik napas panjang. "Aku sudah setuju kalau kamu akan menikah dengan Gus Hanan.""Terus, Mbak?""Gus Hanan nggak marah waktu aku bujuk siang tadi buat nikahin kamu. Katanya gini, 'oke, mas akan memikirkannya lagi. Kamu harus dekat dulu sama Cybele. Selain kamu, harus akrab ke Mas Dika dan Amel. Kalau dia berhasil, maka mas akan memberi peluang itu.' .... Gimana, senang gak?""Senang banget aku, Mbak. Akhirnya ada ustadz yang mau memberi kesempatan itu
Read more
Bab 79
Malam yang indah bagi Mas Dika karena saat ini dia sedang mengerjai Cybele. Sejak tadi gadis itu terus bertanya tentang Gus Hanan dan Yumna, apakah hubungannya seharmonis yang dia lihat atau tidak.Mas Dika menjawab jujur kalau mereka berdua tidak pernah bertengkar hebat. Cybele langsung mengirim emotikon menangis mengaku sedikit harapan kalau memang keduanya selalu akur."Gak apa-apa, kamu kan cantik. Bahkan kalau mas lihat kamu jauh lebih cantik daripada Yumna," bohong Mas Dika lewat pesan suara.Semua orang yang dekat dengannya tahu kalau di mata Mas Dika, setelah ibu, tidak ada yang jauh lebih cantik dari Yumna. Sekalipun itu Amel yang pernah bertahta dalam hatinya.Cybele memang cantik, tetapi tidak mengalahkan Yumna. Siapa sangka, gadis itu malah salah tingkah dan mengirim stiker malu-malu. Wajahnya pasti bersemu merah mendapat pujian dari lelaki yang menjadi ipar gebetannya."Menurut Mas Dika, apa aku pantas jadi istri Gus Hanan? Secara dari cerita Mas itu mereka terlalu saling
Read more
Bab 80
Jam delapan pagi, tersisa Amel dan Yumna yang duduk di dalam rumah sambil menikmati cemilan. Ibu satu anak itu belum pulang karena Ozil malah ketiduran satu jam yang lalu. Amel juga tidak tega membangunkannya."Mel, kok aku tiba-tiba keingat Syahdu, ya?""Keingat gimana maksudnya?""Ya dia itu baik sebenarnya, Mel. Dia sering ngebantu ibu masak, atau full gantiin aku mengurus rumah. Kalau disuruh ini dan itu dia mau, terus anaknya sopan banget lagi.""Terus karena Syahdu baik, kamu langsung lupa sama dia yang jadi penyebab keguguran kamu? Kalau aja hari itu kamu gak sibuk ngurus rumah, nyuci segala macam, kamu hak bakal kelelahan. Kalau aja hari itu dia gak masuk kamar, lalu kamu pergi ke warung, pasti gak bakal ketemu sama Bu Wenda. Nyatanya, apa yang dia lakukan?"Yumna mengangguk. "Betul, dia juga yang bilang ke Bu Wenda kalau aku bakal dicerai sama mas Hanan. Cuman dia itu kan tertekan sama Bu Wenda. Kamu gak bakal lupa kalau dia yang nolongin aku sampai kehilangan nyawanya sendir
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status