Semua Bab PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS: Bab 191 - Bab 200
229 Bab
S2 043 - Ayasya Dicurigai
Dengan pertimbangan yang merujuk pada keadaan diri sendiri, Ayasya kini kembali tinggal di kediaman Santos. Bertepatan hari ini Ayasya harus membayar bulanan kos, suatu keberuntungan terlepas dari perkara finansial.Kening Xaba mengernyit sewaktu menyadari sosok yang selama ini hampir dilupakan berkeliaran di rumah orang tuanya."Kamu masih di sini?"Ini hari kedua Ayasya berada di rumah keluarga Santos, tadi pagi dibantu oleh pengemudi keluarga, Ayasya mengepak barang-barang dari kos.Ayasya yang tengah membersihkan area belakang rumah acuh tak acuh disapa oleh Xaba. Ia terus saja melanjutkan tugasnya.Pada Batari dan Xabier, Ayasya menceritakan kejadian mengenai pemecatannya dari restoran Jiwa Sehat. Hanya sampai di situ, cerita lain Ayasya tak berani bicara.Hati ibu mana yang tidak tersentuh oleh kenyataan anaknya berarti menghadapi kesulitan. Sebagai orang tua, mereka merasa wajib membantu Ayasya."Hei! Kamu tidak dengar aku bicara?" Xaba bertolak pinggang merasa diabaikan oleh A
Baca selengkapnya
S2 044 - Eksekusi
Xaba tercengang mendapat informasi mengenai masalah yang menimpa keluarga mereka. Bukti-bukti mengarah pada sosok tertentu, hanya saja Xaba tidak mau gegabah bertindak.Sebelum pernikahannya terjadi, ia bertekad akan membongkar masalah yang ada. Hanya saja kedatangan Ayasya membuat runyam otak berpikir Xaba. Menjelang akhir pekan, Batari meminta izin pada Xabier untuk mengunjungi makam budenya ke desa Adiluhur. Xabier dan Xaba tidak turut serta lantaran Batari ingin sendirian saja ke sana.Xabier cukup khawatir dengan rencana Batari karena hubungan masa lalu yang sempat buruk dengan penduduk setempat."Saya hanya semalam di sana, Pak. Tidak seorang pun orang desa yang tahu rencana kedatangan saya, 'kan.""Aku tidak bisa tidur nyenyak kalau tidak memastikan keselamatan kamu, Bu."Batari tertawa malu, meskipun pernikahan mereka sudah berpuluh tahun, Xabier tetap saja bersikap manis terhadapnya."Aku akan siapkan dua orang untuk menemani kamu, Mbok Sadiyo ikut saja." Saat Batari akan me
Baca selengkapnya
S2 045 - Terungkap
"Kamu mau menggoda Papa?!" tanya Xaba dengan suara lantang sambil mengacungkan telunjuk pada Ayasya. "Kembali ke rumah hanya untuk melakukan cara rendah dengan memberi papa obat penenang?!" Xaba sempat membaca keterangan itu tadi di tabung obat.Ayasya yang masih berada di lantai hanya terisak malu. Xaba memberi jarak pada Ayasya agar mampu menahan diri agar komunikasi mereka berjalan dengan cara yang pantas."Maafkan saya, Mas," lirih Ayasya sesenggukan."Maaf? Aku sudah mencurigai kamu sedari awal, Ayas. Tidak mungkin semudah itu kamu kembali kemari kalau bukan untuk maksud tertentu!"Ayasya mencoba berdiri meski dengan terhuyung-huyung. Ia berpegangan pada bangku dan meja yang ada di dekatnya. Barulah Ayasya mampu berhadapan dengan Xaba."Kamu sengaja mengenakan pakaian minim seperti itu, kamu mau... memancing papa melakukan hal tak patut sama kamu?!" Xaba kembali meninggikan nada suaranya sembari berkacak pinggang dan sebelah tangan mengacak rambutnya sendiri. "Perempuan rendahan!!
Baca selengkapnya
S2 046 - Terlambat Sadar
Minggu malam, Ayasya bersama keluarga Santos menikmati hidangan di restoran Pohon Rindang. Xabier memilih ruangan privat untuk mereka berempat. Bertepatan dengan perayaan hari pernikahan Batari dan Xabier."Selamat untuk Papa dan Ibu," ujar Xaba tersenyum sembari mengangkat gelas anggur dari meja bulat, sementara itu yang lain menikmati minuman jus buah dan air mineral."Selamat untuk Ibu dan Bapak, saya kagum dengan kekuatan cinta Ibu dan.Bapak," puji Ayasya tulus setelah mereka menikmati minuman yang disajikan."Terima kasih, Ayas," ucap Batari sembari mengusap lengan Ayasya yang duduk di samping kiri. "Moga kamu segera menemukan pasangan hidup yang akan berjuang bersama-sama," harap Batari mukhlis.Ayasya menanggapi dengan senyum, sementara Xaba tampak fokus pada santapan lezat di hadapannya. Usai menikmati hidangan, Batari sadar ada yang kurang saat ini."Mengapa Milen tidak kamu ajak, Xaba?"Sekejap Ayasya mengerling pada Xaba. Paska malam kejadian ia menyebut nama Milen sebagai
Baca selengkapnya
S2 047 - Mengikuti Alur
"Aku mau ketemu besok."Di sinilah Xaba dan Milen saat ini, di sebuah cafe kopi. Milen baru saja mendarat di Surabaya dari Jakarta, langsung mendatangi Xaba.Parasnya tanpa ekspresi, bertolakbelakang dengan kenyataan bahwa tidak lama lagi mereka akan menjadi pasangan suami istri. Seharusnya, paras calon mempelai sumringah, tetapi ini lain."Kamu punya hubungan apa dengan Ayas?!"Kening Xaba mengernyit, menandakan bingung akan pertanyaan Milen yang bernada tuduhan."Jangan pura-pura polos. Ada maksud apa kamu membawa perempuan kampung itu ke alun-alun? Malam-malam lagi."Xaba teringat pada memori beberapa hari lalu ia dan Ayasya mengunjungi sebentar alun-alun Surabaya. Dan, tidak melakukan apa pun."Kabar dari mana? Menyuruh orang lain memata-mataiku lagi?"Milen berdecak kesal sembari jemarinya mengulir ponsel dalam genggaman."Ini apa?!" tanyanya dengan nada meninggi seraya menyodorkan ponsel ke hadapan Xaba.Xaba terdiam selagi matanya membaca berita terkait malam di alun-alun. Ia m
Baca selengkapnya
S2 048 - Bertemu Wisang
[Saya akan datang.]Ayasya duduk di bangku dalam restoran Jiwa Sehat sembari membaca kembali pesan beberapa hari lalu dari nomor tanpa nama.Pesan itu yang membawa Ayasya tiba di sini. Tidak menyangka sebelumnya bahwa restoran Jiwa Sehat dikosongkan seperti saat sekarang."Selamat datang, Ayasya," sapa Wisang yang datang dari arah ruang kerja. Sengaja Wisang melempar senyum, akan tetapi tidak berpengaruh pada batin Ayasya yang kurang tenang."Saya harap kamu datang membawa kabar baik." Wisang duduk di sebuah meja petak panjang terbuat dari kayu mahoni tepat berhadapan dengan Ayasya. Mereka berjarak 2 meter jauhnya."Seperti yang Bapak inginkan," sahut Ayasya lalu menelan ludah dengan susah payah. "Ibu Batari telah meninggalkan rumah sejak pertama kali melihat suaminya bermesraan bersama saya."Wisang mengangguk-angguk pelan, kemudian mengulas senyum."Ya, saya telah mendapat laporannya. Batari meninggalkan rumah.""Tidak menyangka kalau kamu juga mendekati anak mereka, Xaba. Kabar men
Baca selengkapnya
S2 049 - Celaka
"Ayasya mengkhianati perjanjian. Sekarang Om dikejar-kejar pihak berwajib. Brengsek, Ayasya!"Milen mendengar seksama penuturan Wisang yang mengaku sedang dalam pencarian melalui sambungan telepon. Helaan napas panjang dan embusan kencang dari mulut Milen menandakan kejenuhan dan kejengkelan. "Dari awal aku keberatan Om melibatkan perempuan itu dalam urusan kita. Om tidak pernah mau mendengar, dia tidak bisa dipercaya, Om," cecar Milen sambil berjalan bolak-balik di kediamannya."Kamu harus membantu pelarian Om, Milen."Kening Milen mengernyit, dia tidak terima turut menanggung kesusahan akibat keputusan Wisang yang keliru."Membantu seperti apa, Om?""Om harus melarikan diri sementara keluar negeri. Anak buah Om tertangkap, Om butuh identitas palsu untuk bisa melakukan perjalanan pesawat."Milen mengerti arah pembicaraan Wisang. Pria itu memintanya untuk mengurus segala kebutuhan pelarian dari dalam hingga keluar negeri."Om, aku rasa Wulan, anak Om, lebih bisa menolong. Aku masih h
Baca selengkapnya
S2 050 - Ayasya Istimewa
Samar-samar Ayasya mendengar cekcok antara pria dan wanita di kamar rawatnya. Ia baru saja terbangun akibat efek obat analgesik opioid yang membuatnya kantuk dan mual."Kamu hanya sibuk mengurusi perempuan itu, Xaba. Sampai-sampai aku harus kemari menemui kamu!""Sst... jangan berisik, Milen, kamu akan mengganggu tidur Ayas," tegur Xaba menaruh telunjuk ke arah mulut.Milen bertolak pinggang. "Ada yang salah sama kamu, kekasih kamu itu aku. Betapa sulit minta bertemu, padahal aku juga membutuhkan kamu." Milen tidak bisa menahan diri untuk berhenti protes terhadap sikap Xaba yang dianggap menomerduakan dirinya. "Apakah kamu tidak punya empati terhadap Ayas? Dia baru saja kena musibah, Ayas seorang diri, sebatang kara, tidak ada salahnya aku yang menunggui di sini," jelas Xaba dengan suara pelan, tetapi tegas.Mulut Milen menganga sambil bersidekap, ia berkata, "Lalu apa bedanya dengan aku? Juga sebatang kara di dunia ini." Milen berharap Xaba tergugah dan sadar kalau sikap kekasihnya k
Baca selengkapnya
S2 051
Pernikahan Xaba dan Milen tinggal menghitung hari, dua orang perempuan di tempat berbeda gelisah menghadapi hari peresmian itu."Semua hal berkaitan gedung acara sudah beres, ya, Bu?" tanya Xabier suatu pagi yang tengah bersantai di taman kediaman Santos. "Sudah, Pak, hampir rampung persiapan buat Xaba."Batari menghirup napas panjang sembari memandang lurus pada bunga warna-warni yang indah. Helaan napas Batari diperhatikan oleh Xabier, mereka duduk sebelah menyebelah."Kamu kenapa, Bu? Seperti ada beban pikiran."Anggukan pelan Batari sebagai jawaban. Xabier mengerti apa isi hati istrinya. "Relakanlah Xaba dan pilihan hidupnya, mungkin ini cara keluarga kita lebih harmonis lagi, Bu.""Saya berusaha, Pak." Batari menundukkan kepala dan memainkan jemarinya. "Tapi, sebagai ibu rasanya berat sekali hati ini."Xabier mencoba menenangkan Batari dengan mengusap punggung istrinya.Hal yang sama dirasakan oleh Ayasya. Belum lagi kekecewaan mereda, kegelisahan menyusul menghampiri.Sebagai
Baca selengkapnya
S2 052 - Menguak Fakta
Satu per satu para tamu memasuki ruang pernikahan antara Kaysan Xaba Santos dan Milen Fahira. Pakaian rapi dan mewah lekat di tubuh tamu yang hadir, tidak terkecuali keluarga Santos.Penampilan Milen bak ratu dunia fantasi, berbalut kebaya putih berekor dan bunga serta mahkota di kepala. Senyum bahagia menghiasi paras cantik penyanyi terkenal itu.Demikian pula, Xaba dalam balutan pakaian resmi setelan jas biru dongker.Jauh hari, Milen merasa pilihan berpakaian Xaba tidak sesuai dengan dirinya yang mengusung busana nasional. Ia berharap Xaba memilih pakaian nasional atau tradisional, akan tetapi Xaba menolak.Sebelum tiba di lokasi, paginya Ayasya sempat menemui Batari untuk mengurungkan diri hadir di pernikahan Xaba dan Milen."Hadirlah, temani ibu," pinta Batari yang wajahnya kurang menampakkan antusiasme pernikahan putra satu-satunya.Permintaan Batari itulah sebagai alasan Ayasya tetap hadir dengan balutan perban dan penyangga tangan di tubuhnya.Ayasya pun tidak kalah cantik, ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status