All Chapters of KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU: Chapter 41 - Chapter 50
125 Chapters
42. Rencana Keysa (Bagian A)
KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU42. Rencana Keysa (Bagian A)Setelah mengantarkan Ibu ke kamar agar dirinya bisa beristirahat, aku bergegas masuk ke dalam kamarku sendiri. Ruangan dengan wallpaper batu-bata berwarna terracotta ini cukup membuatku merasa sedikit tenang. Aku memikirkan kembali semua kata-kata Ibu. Memang, jika dilihat dari gaya bicara dan juga gerak-geriknya beberapa waktu ini, Ibu sepertinya sedang mencoba menutupi sesuatu. Tapi, entahlah. Aku sendiri tidak ingin menerka-nerka. Ku ambil infused water di atas meja riasku. Aku memang rutin mengonsumsi minuman sehat dan menyegarkan itu, setidaknya dua kali dalam sehari. Agar tidak lupa, aku selalu mempersiapkan nya setiap pagi, lalu meletakkan sebagian di atas meja rias. Segera saja kutenggak hingga hampir setengah. Aku memilih duduk di sisi ranjang, sembari menghabiskan air resapan buah lemon dan jeruk nipis yang kini tinggal sedikit. Semenjak aku mendonorkan satu ginjal sebelah kiri untuk Mas Rengga, aku diwajibk
Read more
43. Rencana Keysa (Bagian B)
43. Rencana Keysa (Bagian B)Dia menatap wajahku dengan lekat. Ponselnya pun dia letakkan di samping tangan kanannya. Sedangkan posisiku saat ini, berada di samping kirinya."Kenapa kamu nggak ngajak Risa? Kenapa harus aku?" tanyaku dengan nada malas. "Aneh kamu! Istriku kan kamu, bukan Risa. Kenapa nyambung ke sana, sih? Kamu dosa loh, jika menuduhku terus-terusan! Apalagi, tuduhan mu itu tidak berdasar. Kamu tidak mempunyai bukti untuk mengatakan hal itu padaku!" kata Mas Rengga dengan nada sengit."Tak berdasar? Kenapa kamu bilang tak berdasar di saat wanita itu mengakuinya secara terang-terangan? Bahkan, dia dengan percaya dirinya hadir memenuhi undangan makan malam ku. Apa kamu tahu, Mas? Apa tujuan dia datang ke sini?" tanyaku memandang wajah Mas Rengga dengan sinis. Aku masih duduk di tepian ranjang saat kulihat Mas Rengga malah melengos dariku."Sudah pasti kamu ingin membuat keributan antara aku, Risa dan juga Ibu. Benar bukan? Aku sendiri nggak paham. Apa sebenarnya yang ad
Read more
44. Rencana Keysa (Bagian C)
44. Rencana Keysa (Bagian C)"Mas! Masa iya, seorang raja laut kelaminnya busuk? Malu dong, ya, kalau sampai berita ini terdengar di seantero kota. Eh, bahkan tembus hingga satu negara dan jadi viral?" ujarku dengan wajah sedih yang memang sengaja dibuat-buat."Keysa, jangan kurang ajar kamu, ya! Kalau kamu memang speak-up masalah ini hingga ke atasan. Kamu pasti juga akan malu dan hancur! Jadi, sebaiknya pikirkan juga karirmu yang sudah kamu bangun mati-matian untuk bertahan hidup itu! Jangan sok!" katanya dengan senyum meremehkan."Ah, takut, dong! Aku sih, nggak masalah ya. Mau hancur pun, aku masih bisa bangkit lagi. Eh, atau bahkan setelah kasus ini terkuak nanti. Aku bahkan bisa menjadi semakin viral, lalu diundang untuk acara wetube, podcast ah atau bahkan ... aku ditawari untuk menjadi bintang iklan dengan gaji menggiurkan. Ya ampun, aku baru saja mencium aroma cuan yang akan datang membanjiri isi rekeningku nantinya. Aku sih, hanya cukup berdrama. Menangis bahkan jika perlu s
Read more
45. Simpanan misterius! (Bagian A)
KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU45. Simpanan misterius! (Bagian A)"Keysa ... please!" ujar Mas Rengga dengan wajah mengiba. Aku tak peduli, dengan satu kali hentakan aku memalingkan tubuh untuk membelakanginya saat ini. Dengan lembut Mas Rengga mencolek pundakku. "Key, Mas minta maaf, ya! Sungguh, nggak ada maksud buat kasar ke kamu kok! Maafin ya, Key? Nggak enak nanti didengar Ibu. Jangan sampai Ibu berpikir yang tidak-tidak. Kita harus terlihat harmonis dan baik-baik saja di depannya! Key, ayolah ... bantu aku!" Mas Rengga masih saja menjawil pundakku beberapa kali. Aku hanya menanggapinya dengan bergumam."Key, please dong! Ayolah, datang ya ke acara giat besok. Please jangan bikin nahkoda mu ini malu, Key!" ujar Mas Rengga yang membuatku penasaran seketika.Malu? Kenapa harus malu?Aku pun membalikkan tubuh untuk menghadap ke arahnya. Kutatap wajahnya dengan pandangan datar. "Kenapa harus malu sih, Mas? Apa hubungannya kemaluan mu dengan kehadiran diriku besok?" tanyaku deng
Read more
46. Simpanan misterius! (Bagian B)
46. Simpanan misterius! (Bagian B)Sungguhkah dia mempunyai uang lebih? Dari mana? Atau dapat dari ceperan harian yang aku tak pernah tahu?"Bahkan dengan nominal lima puluh juta rupiah saja aku sanggup membayarnya, Key! Katakan saja sekarang. Segera hubungi semua agency yang kau isi acaranya lusa. Setelah deal, kamu bisa memberikan nomor rekeningnya padaku. Biarkan aku yang akan menanggung semuanya. Asal kamu bisa ikut pergi denganku mengikuti giat yang akan diadakan lusa!" titah suamiku dengan wajah meyakinkan. Aku hanya mengangguk, mengiyakan semua apa yang dia ucapkan."Oke, baiklah!" sahutku akhirnya menyerah. Baiklah, tidak ada salahnya juga jika lusa aku mengikuti. Lagipula, statusku pun masih menjadi istri sahnya. Jadi, aku juga tak pantas jika menolak. Apalagi, benar yang dikatakan oleh Mas Rengga. Bahwa aku jarang sekali mengikuti kegiatan seperti itu. Semenjak Mas Rengga berlayar. Aku lebih suka mengikuti giat menggunakan zoom dan melalui virtual selama ini. Asal mampang
Read more
47. Simpanan misterius! (Bagian C)
47. Simpanan misterius! (Bagian C)"Iya lah, sudah beres dan kelar. Jadi, kamu lusa hanya perlu ikut denganku tanpa berpikir atau terbebani dengan segala aktivitas selain itu!" jawab Mas Rengga dengan wajah enteng."Boleh aku lihat bukti transfernya?" tanyaku seraya menadahkan tangan. Mumpung ada Ibu, aku ingin membuat Mas Rengga tak berkutik dengan perintahku."Nanti saja, biar aku kirim ke We-A mu, ya!" balas Mas Rengga seraya mengibaskan tangannya ke udara."Maunya sekarang. Kelamaan dong kalau harus lihat di ponselku. Lagipula, ponselnya juga masih aku charger!" sahutku dengan wajah kesal."Berikan ponselmu kepada Keysa!" titah Ibu yang seketika membuat ku dan Mas Rengga menoleh bersamaan ke arah Ibu."Yes!" sorakku terlihat senang."Nih!" Mas Rengga pun menggeser benda pipih yang berada di atas meja itu ke arahku. Bisa kulihat wajahnya seperti tak ikhlas alias dia merelakan dengan separuh hati."Password-nya?" tanyaku seraya melayangkan ponsel ke arahnya."Sini, pakai sidik jari
Read more
48. Uang 150 juta! (Bagian A)
KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU48. Uang 150 juta! (Bagian A)"Bawa sini hp-nya! Biarkan aku saja yang akan membuka password-nya!" kata Mas Rengga seraya menadahkan tangannya ke arahku. Tentu saja aku menggeleng dengan senyum yang masih tersemat di bibirku yang seksi aduhai ini."Halah, Mas, kelamaan. Kamu, loh, hanya tinggal menyebutkan saja ... berapa kode akses dan juga password-nya. Gitu saja kok dibuat repot!" tolakku seraya mengacungkan ponsel itu ke udara. Sehingga bisa kulihat sekilas, bahwa wajah Mas Rengga sudah memerah. Seperti menahan gejolak emosi yang dia coba untuk tahan."Berapa?" ulangku lagi. Kali ini dengan suara yang cukup nyaring. Sehingga bisa kulihat bahwa Mas Rengga tampak pasrah."Kode akses SAR567. Password tetap seperti biasa!" Jawab Mas Rengga dengan nada yang begitu terpaksa.Aku pun tersenyum dan mencoba untuk memasukkan tiga baris huruf dengan tiga baris angka, untuk membuka kode akses yang terlebih dahulu. Karena untuk password, selalu saja Mas Rengga
Read more
49. Uang 150 juta (Bagian B)
49. Uang 150 juta (Bagian A)"Ibu juga kenapa nggak konfirmasi sama Keysa? Kalau begini, Keysa yang nggak enak sama Ibu! Ibu pasti pikir Keysa sudah menerima uangnya, dan tak ada niat untuk mengucapkan terima kasih atau berbasa-basa yang lain. Ibu juga nggak memastikan dulu, apa uang itu sampai atau tidak padaku!" ketusku dengan muka memerah.Aku emosi, itu sudah jelas dan manusiawi. Mana bisa suamiku itu berkata dengan entengnya bahwa dia lupa? Ini duit loh, dan jumlahnya pun ratusan juta! Setenang itu dia menyembunyikan dariku. Dan herannya, mertuaku pun begitu baik. Dia lebih memilih diam dan tidak menanyakan langsung padaku. Aku tak tahu, apa maksudnya!"Sejak kapan kamu membuat nomor rekening baru, Mas? Bukankah akan sulit jika kamu membuatnya di cabang yang jauh dari domisili tempat tinggalmu? Aneh loh, ini!" ujarku dengan wajah kesal."Sudahlah, Key! Aku pusing jika kamu banyak bertanya seperti ini!" kata Mas Rengga malah membentakku."Rengga! Kecilkan nada suaramu pada Keysa! S
Read more
50. Berlayar ke mana? (Bagian A)
KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU50. Berlayar ke mana? (Bagian A)"Tiket pesawat? Dengan tujuan ke Surabaya? Dari Kalimantan? Apa aku nggak salah lihat? Dua hari yang lalu bukannya jadwal mu pulang ke sini ya, Mas? Untuk apa kamu menaiki Pesawat? Dari Kalimantan? Kamu dari Kalimantan ke Surabaya naik pesawat? Bukannya perjalanan dinas mu itu berlayar? Kok pesawat, sih? Pesanan siapa ini, Mas?" tanyaku yang kini menatap Mas Rengga dengan wajah bingung. Terlihat Mas Rengga hanya bisa membuang napas dengan kasar. Dia mengetukkan jari-jemarinya di atas meja, sedangkan Ibu hanya memandangnya dengan wajah santai."Mas, jawab! Kamu ini tugasnya apa, sih, sebenarnya? Bukannya kamu pergi berlayar untuk menuju ke daerah latihan pengamanan perbatasan wilayah laut Malindo? Kok malah jadi Kalimantan?" tukasku masih saja berusaha mencari jawaban."Iya! Aku memang melakukan perjalanan lintas laut! Tapi, seminggu sebelum jadwal kepulangan. Aku ditugaskan untuk memantau perbatasan Selat, aku turun d
Read more
51. Berlayar ke mana? (Bagian B)
51. Berlayar ke mana? (Bagian B)Tentu saja, sebagai istri abdi negara dengan status menantu satu-satunya keluarga keraton. Harusnya aku juga mesti tanggap dan langsung cekatan seperti Ibu. Ah, betapa selama ini aku terlalu cuek dengan profesi suamiku? Semua ini tentu saja karena kesibukan ku sendiri. Sehingga aku tak punya waktu untuk memperdalam kegiatan Mas Rengga beserta tetek bengek lainnya."Tunggu, bentar. Ini kalian kenapa? Tiba-tiba kok jadi bersekongkol gini untuk menjebakku? Maksudnya gimana? Apa kalian tidak percaya lagi dengan ucapanku?" tanya Mas Rengga yang saat ini merasa terintimidasi."Ini bukan soal percaya atau tidak percaya! Tapi tentang … bagaimana seorang lelaki harus bisa konsisten dengan semua janji-janjinya! Terlebih, kamu sudah menjadi imam keluarga. Ibu harap, kamu bisa lebih bijak dalam menjadi kepala rumah tangga!" kata Ibu."Oke, tak masalah jika kamu tidak ingin menjawab. Mungkin memang benar jika tentara sekarang sudah mulai berkembang dan mungkin saj
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status