Semua Bab KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU: Bab 51 - Bab 60
125 Bab
52. Berlayar ke mana? (Bagian C)
52. Berlayar ke mana? (Bagian C)"Ibu, tunggu! Biar Keysa antar dan temani sampai Ibu tidur!" sahutku yang langsung menyusul langkahnya. Ibu hanya diam saja dan membiarkan ku mensejajarkan langkah dengannya. Entahlah, aku tak peduli lagi pada Mas Rengga. Yang jelas, berkat kebodohannya itu aku jadi mendapatkan uang seratus lima puluh juta dari Ibu mertua secara cuma-cuma. Ya, walaupun masih kurang tujuh juta lagi yang akan dia janjikan nanti malam. Aku akan benar-benar menagihnya nanti!Ibu sepertinya benar-benar sedang banyak pikiran, aku hanya sekedar memijat lembut tangannya. Ibu tampak memejamkan mata, namun aku tahu bahwa Ibu tidak tidur. Terlihat dari kelopak matanya yang bergerak-gerak walaupun tertutup. Mungkin Ibu sedang memikirkan sesuatu dan aku tak berani untuk menanyakannya sekarang. Lagi pula Ibu pasti akan memberitahuku jika dirinya merasa sudah siap. Karena tak ingin mengganggu privasi dan juga ingin dirinya menikmati waktu beristirahat. Aku pun beranjak meninggalka
Baca selengkapnya
53. Berlayar ke mana? (Bagian D)
53. Berlayar ke mana? (Bagian D)Meskipun kami tak menunjuk dengan jelas siapa leader yang paling menonjol di sini. Semua sudah bisa paham dan ikut merasakan bahwa secara tidak langsung, Ny. Adam lah ketua geng pasukan huru-hara ini. "Apa?" tanyaku tidak tertarik sama sekali. Selain aku malas karena berujung gosip dengan mereka, Mas Rengga juga sebenarnya sudah melarangku untuk mengikuti perkumpulan ibu-ibu yang terkenal 'rusuh' ini. Mas Rengga hanya takut hal itu akan berimbas pada profesinya nanti jika sampai aku ikut termakan seperti mereka dan tak bisa menjaga lisanku dengan baik. "Ada Laksamana yang dimutasi ke Papua, loh, dalam waktu dekat ini! Karena ketahuan ada affair dengan Kowal yang statusnya masih menjalani pendidikan!" kata Ny. Adam seraya berbisik pelan sekali. Aku hanya menanggapi dengan seadanya."Benarkah? Kalau hoax nanti jatuhnya fitnah!" sahutku dengan nada bercanda."Ya Allah benar loh! Bahkan itu istri sahnya sendiri yang melaporkan! Hanya istri sah masih mau
Baca selengkapnya
55. Isi hati Mas Rengga! (Bagian A)
KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU55. Isi hati Mas Rengga! (Bagian A)Di bawah pesan itu sudah ada foto berisi banner. Seketika aku melihat karena penasaran, dengan siapa saja aku disandingkan. Aku menggeser dan memperbesar ukuran foto tersebut agar jelas.Banner bertajuk dengan tulisan 'Ayo, ikuti Zoom bersama dengan para motivator kekinian yang mendongkrak semangat jiwa muda kalian! Gratis dengan didampingi influencer yang sedang viral! Keysa Anindita'.Aku pun tersenyum, rupanya di sana sudah ada foto terbaruku dengan menggunakan hijab yang aku jadikan foto profil saat ini. Foto itu diambil ketika mengisi seminar di kegiatan amal kapan hari. Aku menggeser foto itu ke bawah dan kembali membaca.Dimeriahkan juga oleh : 'Delta selaku Crazy Rich Surabaya' ada foto selebgram yang aku tahu juga sebagai pengusaha tersukses di kotaku. Wah, aku benar-benar bangga bisa disandingkan dengannya.Lalu di sebelahnya ada juga 'Ulva Halilea selaku konten kreator ter-hitz se-Indonesia yang suka sek
Baca selengkapnya
56. Isi Hati Mas Rengga! (Bagian B)
56. Isi Hati Mas Rengga! (Bagian B)"Terserah. Apa mau besok pagi? Tapi, besok pagi Keysa ada jadwal mengajar hingga siang, Bu. Setelahnya free sih. Lusa baru ada off air di studio dua mulai sore hingga malam. Mungkin jam delapan malam baru kelar!" jawabku seadanya. Aku sudah setuju mengisi form yang sudah aku kirim juga ke Pak Herlambang tadi. Bahkan, terakhir kali aku mengecek chat terakhirnya, dia mengatakan akan segera mentransfer nominal untuk tanda jadi yang sudah kami sepakati dari awal. "Ndak papa kalian antarkan Ibu ke sana. Nanti biar kalian jemput lagi setelah Keysa mengisi semua acaranya. Ibu hanya kangen dan ingin mengobrol banyak dengan besan. Kalau kalian, bisa kapan saja kan? Lagipula jika menunggu Keysa yang kosong jadwalnya pun lama. Bisa-bisa Rengga sudah lebih dulu berangkat lagi nanti!" ujar Ibu dengan suara yang sedih. Tak tega aku melihatnya, akhirnya aku pun melirik ke arah Mas Rengga untuk meminta solusi. Seakan sepemahaman denganku, akhirnya Mas Rengga pun
Baca selengkapnya
57. Isi Hati Mas Rengga! (Bagian C)
57. Isi Hati Mas Rengga! (Bagian C)"Aku tentu saja tidak bisa memilih, Key. Aku menyayanginya dan jujur … aku mencintaimu dengan sangat! Aku bahkan mencoba untuk melupakan Risa. Tapi nggak bisa dan aku nggak akan sanggup untuk kehilanganmu!" kata Mas Rengga yang terdengar seperti frustasi."Bagus sekali! Dengan begitu kamu bisa menangkap dua-duanya dengan jeratmu bukan?" tanyaku seraya tersenyum. Mas Rengga malah menatapku dengan pandangan aneh."Kamu nggak marah? Kamu nggak sedih atau mungkin cemburu, Key? Kenapa kamu terlihat biasa-biasa saja? Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Mas Rengga dengan wajah penasaran."Cinta? Setelah kamu menduakan aku, sekarang kamu masih bisa bertanya tentang cinta? Lalu aku harus apa? Membesarkan kepalamu dan membuat egomu semakin tinggi dengan cara menangis meraung-raung dan memohon padamu agar kamu mau meninggalkannya. Begitu inginmu, Mas?" tanyaku dengan santai. "Sayang sekali, aku tidak berminat seperti itu!" lanjutku masih dengan wajah
Baca selengkapnya
58. Bertaruh! (Bagian A)
KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU58. Bertaruh! (Bagian A)"Ah, sudahlah, Key! Kamu juga nggak akan paham!" ketus Mas Rengga yang berlalu begitu saja dari hadapanku. Sehingga membuatku hanya bisa mengedikkan bahu. "aneh!" sahutku kemudian.Aku melanjutkan untuk menikmati waktu menonton drama kesukaan sembari menghayati. Daripada pikiran dan emosi terkuras oleh lelaki durjana. Mending aku aku fokus pada film saja.*****Hari ini, pagi sekali aku udah siap membeli nasi pecel untuk sarapan. Pagi ini aku malas masak, aku ingin luluran, me time, bermasker ria dan berwangi-wangian karena sore nanti aku akan menghadiri acara off air untuk mengisi sebagai bintang tamu. Tentu saja aku harus tampil memukau, banyak orang berkelas yang akan aku temui di sana nanti. Kecuali Risa. Setelah aku tahu dia murahan, aku tak lagi memandang dirinya dengan takjub seperti sebelumnya. "Key, kamu nggak masak lagi?" tanya Mas Rengga dengan penuh kelembutan. Sungguh, aku malah merasa aneh dengan perubahan yan
Baca selengkapnya
59. Bertaruh! (Bagian B)
59. Bertaruh! (Bagian B)Setelahnya barulah aku menyapukan blush-on, menata alis dan eyeliner. Barulah terakhir, membingkai bibirku dengan lipstik setelah mengoleskan pelembab bibir secara tipis. Dan terakhir. Aku menyemprotkan setting spray dari jarak 20 cm dari wajah. Tentu saja agar riasanku menjadi sempurna dan bisa tahan dalam waktu lama.Oke, saat kurasa siap. Aku mulai mengenakan pashmina tipe plisket yang akan membingkai wajahku dengan elegan. Berwarna peach, begitu senada dengan gamis mewah yang tengah kugunakan sekarang. Aku menyambar tas dengan brand coakco dan mengenakan wedges setinggi 3 cm dengan warna putih, senada dengan warna tas yang aku bawa. Aku kembali mematut tubuhku di depan cermin. Begitu sempurna!Terakhir, aku menyemprotkan parfum dengan harga dua jutaan yang sering sekali aku gunakan. Persis sekali seperti tebakan Risa soal itu tentang brand dan jenis aroma. Aku salut Risa bisa dengan benar menebak hanya dari aroma saja. Aku menuruni anak tangga satu per s
Baca selengkapnya
60. Bertaruh! (Bagian C)
60. Bertaruh! (Bagian C)"Duduk, Key! Ya Allah cantik banget! Baru lihat dan ketemu ini loh, aku!" ujar Delta yang kutahu sebagai pengusaha sukses bertajuk crazy rich di kotaku. Dia memang terkesan humble dan begitu ramah. Terlihat dari postingan-postingan yang sering dia bagikan di dalam igeh."Makasih, Mbak Delta! Mbak juga cantik, hangat dan ramah pula orangnya!" sahutku seraya mengangguk sopan."Nggak usah canggung gitu! Panggil saja Delta, ya! Yuk, gabung!" Tangan Delta pun menggamit lenganku. Entah ini suatu kebetulan atau bukan, dia malah menyuruhku duduk di samping Risa. Yang saat ini … astaga. Aku sampai kehilangan kata-kata untuk mengungkapkan penampilannya kali ini. Sungguh, bukannya terkesan elegan. Risa begitu terlihat berlebihan sekali. Padahal ini bukan kontes kecantikan atau peragaan busana yang akan dijadikan pusat perhatian di atas panggung nantinya. Ini hanyalah acara santai sambil berucap dan mengobrol ringan melalui online. Bisa-bisanya dia berpenampilan begitu.
Baca selengkapnya
61. TerRengga-Rengga! (Bagian A)
KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU61. TerRengga-Rengga! (Bagian A)"Sudahlah, aku tahu kamu berusaha berbasa-basi untuk menjauhkan aku dengan Mas Rengga kan? Tentu saja tidak akan pernah bisa! Karena cinta kami terlalu berharga, untuk kau rusak dengan sekenanya!" kata Risa yang membuatku hampir saja tergagap karena kehilangan kata-kata. Gundik di depanku ini rupanya sudah hilang kewarasan!"Baiklah, tak apa juga jika kau tak percaya! Yang jelas, aku akan selalu berada di atas mu! Ingat itu! Andai saja aku menyuruh Mas Rengga memilih salah satu di antara kita. Aku yakin, kau akan berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu menangis darah karena meminta cintanya. Memohon padanya agar dia tidak meninggalkanmu! Sayang sekali, aku tak sudi untuk mengatakan atau meminta agar dia memilih. Aku terlalu berharga jika dibandingkan dengan seonggok daging murahan sepertimu! Kita jelas beda level, beda kasta dan tentu saja beda segalanya! Jadi, jangan berharap aku akan menyetujui ajakanmu untuk berta
Baca selengkapnya
62. TerRengga-Rengga! (Bagian B)
62. TerRengga-Rengga! (Bagian B)"Halah, kamu nggak tahu style jangan coba-coba memberi kritik!" ucapnya dengan ketus."Style? Dress tanpa lengan sepanjang tiga senti di atas paha, yang bagian belakangnya menjuntai hingga ke lantai. Dengan gemerlapnya aksesoris yang … seperti rambutan! Itu benar-benar tidak menarik! Terlihat berlebihan dan begitu … buruk!" Aku tertawa, sengaja mengejek penampilannya yang memang tidak … berkelas sama sekali."Ya ampun, belum lagi itu. Apa?" tunjuk ku mengarah pada rambutnya yang dia sanggul ke atas dengan jepitan kupu-kupu sebesar telapak tangan. "Orang kalau nggak tau style ya, begini! Norak plus kampungan!" ujar Risa dengan setengah kesal. Dia pun beranjak karena tak tahan dengan ejekan yang aku lontarkan sedari tadi."Ayo, giliran kalian masuk!" Tiba-tiba saja ucapan Pak Herlambang berhasil mengagetkan lamunanku."Siap!" sahutku seraya beranjak. Risa terlihat mengambil pouchnya yang berwarna kuning dengan full glitter pada tali selempangnya. Langk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status