Semua Bab The Cursed Journey Of Zhura: Bab 71 - Bab 80
175 Bab
Pengembara
Langit masih gelap, ufuk timur terlihat bersemu kejinggaan dikarenakan matahari yang baru terbit. Burung-burung terdengar berkicau memulai hari, bersama kudanya Zhura membelah pagi. Tubuh gadis itu terbungkus jubah hitam dari ujung kepala sampai kaki. Itu tampak cukup untuk mengusir dingin. Ketika sinar mentari mulai meninggi, ia menghentikan kudanya dan bersandar di sisi tebing untuk melihat peta."Sanguina?" ujarnya membaca nama di petanya. Jadi, orang yang bisa membuat penawar racunnya adalah Sanguina. Wanita itu adalah seorang biarawati penyembuh yang sangat terkenal. Tabib Ma begitu yakin jika Sanguina bisa membantu mereka mendapatkan penawar itu. Tak adanya harapan lain, membuat Zhura harus menguatkan tekadnya lebih keras agar rencana ini sukses."Sepertinya aku harus melewati jalur barat agar lebih aman. Jika bergegas, mungkin sebelum matahari tenggelam aku bisa sampai di perbatasan Desa Kabut, lalu aku bisa kembali ke sini saat fajar." Zhura mengangguk, memahami sendiri perkat
Baca selengkapnya
Yang Tersulut
Zhura dirundung kepanikan, kepalanya berdenyut dilanda pusing yang teramat. Ia kelimpungan mengendalikan kudanya saat ada warga yang kebetulan melintas dengan raut kebingungan. Untuk menghindari perhatian, gadis bermata hijau itu segera berpacu ke dalam tikungan. Dengan sebelah tangan yang setia mencengkram tali kendali, Zhura merogoh tas kecil di pinggangnya. Ia meraih satu benda bulat dari sana, lalu dilemparkannya pada pengejarnya di belakang.Whussh!Asap hitam menguar menutupi jalan. Orang-orang Shar itu pontang-panting, mereka mengibaskan tangannya menghalau asap dari jalur mereka. Zhura memanfaatkan kesempatan untuk melesat ke luar perdesaan dan lari dari jangkauan. Memang membuat heboh, tapi cara itu berhasil membuat orang-orang Shar kehilangan jejak atas keberadaannya.Zhura tersenyum bangga, "Jangan harap bisa menangkapku dengan mudah!"Gadis itu kembali mengikuti jalur petanya, kini ia berkuda di padang rumput luas. Waktu berjalan lambat, ia menikmati kesendiriannya bersama
Baca selengkapnya
Tak Terhentikan
"Lepaskan!"Sepuluh orang bertudung mengelilinginya dengan sorot tajam. Zhura mengeratkan genggaman tangan pada petanya saat salah satu dari mereka berusaha merebutnya."Kubilang lepaskan itu!" seru Zhura mempertahankan petanya dengan kedua tangan.Suara melengking tiba-tiba terdengar begitu keras menggema di hutan. Dengan suhu udara yang turun puluhan derajat celcius, angin seketika bertiup luar biasa kencang hampir mengelupaskan kulit. Zhura yang sudah diambang batas kesadaran, terkesiap melihat cahaya putih berpendar dari arah belakang. Dari balik cakrawala senja, terbang seekor burung raksasa putih dengan bulu yang menguarkan cahaya kebiruan dari ekornya."Azhara?" gumam Zhura tak bisa mengalihkan pandangan.Suara lengkingan makhluk itu terdengar lagi dan kali ini disertai dengan semburan api biru yang membinasakan apapun yang dikenainya. Orang-orang bertudung sontak saja menggencarkan serangan ke arah burung raksasa itu. Ada beberapa dari mereka yang kabur, tapi sisanya teguh mel
Baca selengkapnya
Pertemuan Lain
Uhuk!Zhura melonjak, dia mengeluarkan semua air dari dalam paru-parunya dengan terus terbatuk. Beberapa saat kemudian udara menjadi lebih ringan untuk dihirup. Kedua tangan naik mengusap matanya yang terasa perih. Saat keadaannya membaik, gadis itu menoleh pada sosok di sisinya yang terlihat sama kacaunya. Pemuda itu tidak bergerak, sejak tadi yang ia lakukan hanya duduk dengan tubuh membungkuk. Wajahnya pucat, air membasahi sekujur tubuhnya yang memucat."Azhara?" panggilnya.Mendengar panggilan itu, Azhara mendongak. Dia terdiam sebelum kemudian menampilkan raut marah saat menggapai tangan Zhura."Ayo, kembali!" ajaknya dengan marah."Apa?! Aku tidak ingin kembai!" jawab Zhura melepaskan tangannya. Mereka berdua ada di sisi sungai, teronggok lunglai setelah baru saja terseret arus deras. Sebelumnya Zhura terjatuh ke sungai di bawah jembatan."Hal bodoh apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?! Kau tidak tahu seberapa cemasnya aku, hah?!" tanya Azhara lalu terbatuk kecil.Zhura terpak
Baca selengkapnya
Pertolongan
Pagi datang membawa kesejukan yang sebenarnya masih menyisakan hawa dingin. Maklum matahari masih belum lama naik. Zhura tampak membawa air yang ia ambil dari kaki bukit, dengan langkah hati-hati ia memegang wadah tersebut agar tidak tumpah. Semalam dan beberapa hari terakhir ia tidak tidur, jadi tubuhnya sedikit lemas. Meskipun demikian, ia mencoba untuk bersemangat setidaknya sampai Azhara kembali pulih."Aaakh!"Saat dia berjalan kembali ke tendanya, Zhura mendengar suara teriakan. Suara itu kecil, sepertinya milik anak kecil."Apa yang terjadi?" Gusar mulai hinggap, Zhura terdiam di tempatnya."Tolong aku!" Suara teriakan itu terdengar lagi, kali ini Zhura memutuskan untuk menuju ke sumber suara. Di atas tebing, ia melihat seorang anak kecil berlari. Di belakangnya ada banyak makhluk menyerupai serigala yang mengejarnya. Jelas sekali bahwa makhluk-makhluk itu berniat memangsanya. Ini gawat, Zhura tidak boleh diam saja membiarkan anak kecil itu dimakan. Dia harus melakukan sesuat
Baca selengkapnya
Tempat Singgah
Mereka berdua bergabung bersama orang-orang itu. Beberapa saat berjalan, sampailah mereka semua pada tempat yang sangat luas. Zhura melongo, tampak padang rumput membentang dengan banyak yurt berbahan kulit didirikan. Yurt tersebut dibangun berjejer membentuk pemukiman penduduk yang sangat rapi. Zhura melihat ke sekitar. Jika dilihat lebih baik, situasi tempat ini mirip seperti perkemahan luar biasa besar yang berisi ratusan peserta.Angin siang bertiup, desirannya mengibarkan kanopi di depan tenda-tenda besar. Para pemukim yang melihat parade itu membuat raut penasaran. Lain halnya dengan anak-anak kecil di penjuru perkemahan yang memilih acuh dan asyik bermain kejar-kejaran. Ketika orang-orang di belakang menyingkir, pria tua pemimpin membawa Azhara dan Zhura pada yurt berwarna putih. Di depan pintu yurt tersebut, ada seorang wanita tua tersenyum ramah."Selamat datang." Dia menyambut Zhura dan Azhara, lalu membawa mereka semua ke dalam. Nenek tua itu menyilakan duduk pada karpet be
Baca selengkapnya
Kait
"Kau sungguh pembohong yang handal."Zhura menutup bibir Azhara dengan tangannya. Setelah memastikan Nenek Manira dan Kakek Maral benar-benar keluar dari yurt itu, dia pun segera menarik dirinya dari hadapan Azhara."Jangan bicara keras-keras, bagaimana kalau mereka mendengarnya?" sembur gadis itu. Zhura sudah menceritakan sebuah kisah melankolis di mana selain tidak punya tempat tinggal, dia juga mempunyai kakak yang penyakitan. Kalau Nenek Manira dan Kakek Maral mendengar ucapan Azhara, bisa-bisa mereka akan meragukan Zhura."Hei," panggil Azhara yang hampir tenggelam dalam lautan emosi, "kau sungguh tak ingin kembali?"Karena Azhara menanyakannya, sekarang Zhura jadi memikirkannya. "Jika kau khawatir aku akan kabur, maka tidak. Jangan khawatir, karena aku tetaplah gadis suci. Kau sudah tahu, 'kan? Aku pergi untuk mendapatkan penawar racun. Tidak sepertimu, perjalananku sejauh ini mempunyai tujuan yang jelas. Jadi, jangan coba-coba mempengaruhiku. Dengan atau tanpa petanya, aku akan
Baca selengkapnya
Sumbu Yang Baru
Suara hewan-hewan malam terdengar jelas di tengah keheningan. Azhara berdiri bak patung di tengah ruangan yurt, menatap kosong ke udara. Dia masih bergeming di sana, setidaknya sejak Nenek Manira dan Kakek Maral mengantarkan mereka ke tenda ini. Raut enggan terpampang jelas di wajahnya yang pucat. Sepertinya pemuda itu masih belum menerima keputusan Zhura untuk singgah di sini.Di tempatnya, Zhura masih menggotong barang-barangnya ke sana sini. Setelah semua barangnya tertata rapi, ia mulai sibuk menggelar karpet tidur di lantai. Bahan karpet yang tebal membuat gadis itu kesulitan, bahan tebal tentu saja memiliki berat yang besar. Namun, dengan usaha ekstra akhirnya dia berhasil mengaturnya menjadi alas tidur. Dengan tambahan selimut hangat dan bantal bulunya, kini tempat tidur yang sempurna pun tercipta."Sampai kapan kau mau berdiri di sana?" Ia berbalik, menatap pemuda perak itu seraya mendelik. Zhura sadar kekakuan di antara mereka tidak boleh dibiarkan lebih lama. Dengan letih ia
Baca selengkapnya
Deburan
"Seorang gadis muda memberikan uang padaku, dia menitipkan kuda ini dan memintaku menjaganya.""Apa kau ingat wajahnya?" tanya Inara memastikan."Aku ingat dia bermata hijau dengan rambut cokelat kemerahan, ada gelang Arbutus di tangan kanannya, " jawab pria elf di depannya dengan raut berpikir. "Benar, dia Zhura!" Sebelumnya Inara dan Valea membatalkan pelarian mereka dan memutuskan untuk mencari Zhura. Namun, mereka begitu heran saat melihat kuda Valea yang dibawa Zhura ada di tempat penitipan hewan. Bukankah ia bilang ingin menemui Azhara? Tapi sepertinya gadis itu memutuskan untuk melakukan perjalanan lain dengan kudanya sendiri. Sebenarnya ke mana dia pergi?"Apa dia mengatakan sesuatu tentang pergi ke suatu tempat?" tanya Valea mendesak."Tidak."Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Inara mengembuskan napasnya yang menjadi berat. Tak adanya hawa yang bisa ia rasakan dari Zhura m menandakan bahwa temannya itu sudah pergi jauh. Saat mereka sibuk berpikir, para prajurit istana le
Baca selengkapnya
Cerita Masa Lalu
"Dia dikirim ke sana dan tidak pernah kembali ke sini. Entah apa sekarang ia masih hidup atau tidak. Menyadari bahwa dia tidak akan pulang ke sini, kadang-kadang membuatku marah. Tidak tahukah mereka bahwa gadis-gadis juga punya perasaan, kehidupan, impian dan juga orang-orang yang menunggu kepulangan mereka di rumah?"Azhara menunduk, wajahnya tersembunyi di balik selendang hitam di kepalanya. Zhura yang tidak mempunyai rencana untuk mendengarkan kenyataan sedemikan rupa, tak dapat berkata apa-apa."Tapi, itu sudah berlalu, semuanya sudah terjadi. Aku pun bisa tenang untuk enam belas tahun ke depan sebelum pemilihan gadis lagi. Aku penasaran dengan gadis-gadis yang terpilih di periode ini, mereka pasti sedang sangat ketakutan karena pemberangkatan yang semakin mendekat," tambah Yara.Azhara yang mendengar itu mendongak, melirik ke arah di mana kira-kira Zhura berada."Takut atau tidak, itu belum pasti. Yang jelas mereka pasti berjuang dengan sekuat tenaga, bagaimana pun itu adalah ti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
18
DMCA.com Protection Status