Lahat ng Kabanata ng PURA-PURA JADI SUPERSTAR: Kabanata 31 - Kabanata 40

“Die, kamu berantem sama Aster?” tanya Hakim saat Jordie baru bangun tidur dan melangkah ke dapur.Jordie tidak langsung menjawab. Dia membuka kulkas dan mengambil botol infused water. Dia duduk dan meminumnya. Setelah nyawanya terkumpul penuh, dia menoleh ke arah Hakim.“Kamu dihubungi Aster?” tanya balik Jordie. Dia menatap Hakim dengan wajahnya yang masih muka bantal. Padahal, dia sudah wudhu dan solat subuh tadi.“Iya. Aku ditelepon barusan. Dia nangis-nangis dan tanya tentang kamu,” terang Hakim. Dia memasang wajah sedih. “Aku nggak nyangka kalau Aster beneran secinta itu sama kamu, Die.”Jordie menghela napas berat. Dia benar-benar merasa bersalah karena sudah membuat Aster menangis seperti itu.“Dia tanya kabarmu dan pengen tahu apa aku masih komunikasi sa

Aster duduk di kafe yang ada di mall terdekat. Dia memesan frappucino dan red velvet cake.Sakura duduk di depan Aster. Dia memesan strawberry cake dan matcha ice tea.Mereka sudah membereskan perihal berkas perumahan. Sakura masih melihat-lihat brosur pemberian tim developer perumahan.“Jordie beneran keren ya,” komentar Sakura. “Dia pasti beneran takut kehilangan Kak Aster. Makanya, dia langsung beliin rumah.”“Kerjaan dia nggak jelas tapi,” ucap Aster. Dia kembali mempermasalahkan sikap Jordie yang masih saja kucing-kucingan dengannya. “Dia masih nge-ghosting aku lho. Aku hubungin dia buat bilang terima kasih aja nggak bisa.”Sakura terdiam. Dia menatap wajah Aster. Dapat dia lihat bahwa Aster masih sangat frustasi karena sikap Jordie.“Mungkin Jordie emang lagi butuh waktu buat sendiri, Kak,” tutur Sakura. Dia mencoba mencari kalimat yang tepat untuk menghibur Aster.&ldq

Jordie melakukan pekerjaan syutingnya di Bandung dengan baik. Dia bahkan tak mempermasalahkan sikap Tasya di masa lalu meskipun Tasya berada di lokasi syuting yang sama dengannya.Hati dan pikiran Jordie fokus menata masa depan. Dia sudah mampu membeli rumah seharga 800 juta untuk Aster. Kini dia tinggal bekerja keras dan mengumpulkan modal untuk berwirausaha dan menyelenggarakan pesta pernikahan dengan Aster.Jordie sudah merancang total dana yang dia butuhkan. Jumlahnya masih banyak pastinya. Namun, dia tak lagi berpikiran mundur seperti saat awal-awal berpura-pura sebagai Reynold. Kini dia akan menghadapi semua pekerjaannya dengan baik dan fokus hingga kontraknya selesai.“Selesai!” seru sutradara penuh rasa bahagia.Syuting hari ini selesai sekitaran pukul 9 malam. Sutradara senang karena syuting berjalan dengan lancar sehingga mereka memiliki waktu makan malam dan istirahat lebih banyak.Semua kru tersenyum lebar. Mereka para manaj

“DIO!” tegur Jordie setengah berteriak. Dia menggebrak meja yang ada di depan Dio.Para perempuan di sekitar Dio berteriak kaget. Mereka menatap Jordie dengan pandangan bingung dan sedikit ketakutan. Ekspresi yang nyata. Sekali lihat, Jordie bisa langsung tahu.Dio mendongak menatap Jordie. Dia tersenyum lebar dan menggerakkan jemarinya untuk mengajak Jordie ikut serta.“Ayo ikutan! Malam ini kan malam terakhir kita di vila. Besok aku mau balik ke Jakarta,” tutur Dio.Jordie semakin menajamkan pandangan ke Dio. Dia melangkah mendekati Dio dan tangannya langsung menarik kerah Dio.Wajah mereka berdekatan satu sama lain. Para perempuan kembali histeris karena mereka bisa merasakan aroma perkelahian di antara Dio dan Jordie.“Bubarin! Kita nggak pernah ngobrol soal pesta begini!

Pak Michael tiba di kamar hotel jam 1 siang. Hakim langsung membukakan pintu untuk Pak Michael.“Dia dan Dio ada di balkon. Lagi main gitar,” tutur Hakim.Pak Michael mengangguk paham. Dia melangkah menuju balkon dan menyapa dengan ramah.“Maaf ya. Aku terlalu lama. Ada pekerjaan yang harus aku lakukan sekarang,” tutur Pak Michael.Jordie segera bangkit dari duduknya. Dia mendekati Pak Michael dan membantunya duduk di tempat duduknya.“Saya ambil kursi lainnya,” ucap Jordie sebelum melangkah masuk ke dalam kamar.Dia berlari kecil mencari kursi tambahan. Di saat itulah, dia berpapasan dengan Hayam yang sedang menyiapkan minum untuk Pak Michael.“Biar aku saja sekalian,” Jordie mengambil alih gelas minum untuk Pak Michael dari tangan Hakim.