All Chapters of PURA-PURA JADI SUPERSTAR: Chapter 51 - Chapter 60
95 Chapters
SUASANA YANG BERBEDA
“Wah, ada kue,” ucap Sakura. Dia sengaja mendekati Aster yang berduaan dengan Jordie. Ada rasa cemas jika Aster nanti menampar Jordie. Bisa-bisa nanti terjadi war antar-fans. Sesuatu yang harus dihindari di dunia hiburan agar kehidupan lebih damai.Jordie menoleh ke Sakura dan mengangguk sopan. Dia memberikan senyuman tipis pada Sakura. “Hai, Sakura, kan?” ujar Jordie. Dia pura-pura menebak meski sebenarnya dia sudah kenal wajah Sakura.“Iya dong. Kan kami bertiga kembar tidak identik. Jadi, lebih mudah dibedakan,” terang Sakura.Jordie mengangguk paham. “Kalian sama-sama mengagumkan,” balas Jordie.Pandangan Sakura menatap kotak kue yang dibawa Jordie. Aster memang belum menerimanya meski Jordie sudah memiliki niatan untuk memberikan kotak kue itu pada Aster.“Buat siapa itu kuenya?” tanya Sakura. Dia menatap lebih dekat kotak kue itu. “Wah, kue bentuk bunga. Ada banyak warna. Pasti
Read more
SEPERTI SEDANG BERKENCAN
Jordie tak menyangka jika Aster sangatlah teliti. Saking telitinya, Aster terus mencurigai tiap perkataan Jordie dan menanyakan apakah ada maksud terselubung di balik semua itu. Alhasil, Jordie harus memutar otak lebih keras untuk memberikan jawaban agar Aster tak mencurigainya.“Katamu tadi kamu nggak ngikutin musik Indonesia. Berarti kamu ikutin musik lain, kan?” timpal Jordie kaku dan sedikit tergelagap. “Aster, kamu terlalu serius saat mengobrol denganku. Apa kamu memang seperti ini?”Aster berdecak. Pria di sampingnya itu tak memberikan jawaban jelas. Malah sekarang Jordie mengomentari perilaku Aster.“Suka-suka aku dong. Kok kamu ngatur-ngatur aku sih? Kamu kan bukan siapa-siapa aku,” oceh Aster. Dia melipat kedua tangannya di depan dada. Langkahnya bergerak mendahului Jordie.Jordie menghela napas panjang dan berat. Tangannya menyeka keringat di kening. Baru kemudian, dia berjalan lebih cepat menghampiri Aster.Mereka mengunjungi kuil dan taman bermain. Kunjungan terakhir ditut
Read more
LAGU KESUKAAN ASTER
Aster panik saat melihat dua saudari perempuannya datang. Apalagi, mereka menggoda bahwa Aster sedang berpacaran dengan Reynold.“Kalian jangan asal bicara ya,” tegur Aster. Pipinya bersemburat sedikit kemerahan. Entah mengapa, dia merasa sedikit gerah. Padahal, sekarang sudah petang hari dan angina semilir membelai tubuh dengan sempurna.Sakura dan Lily tertawa bersama. Mereka duduk di kursi depan Aster dan Jordie.“Kalian sudah lama di sini?” tanya Lily penasaran. Dia memperhatikan lebih jelas ekspresi wajah Aster dan Jordie.“Belum ada satu jam kok,” jawab Jordie kalem. Dia sudah terbiasa diganggu oleh Lily dan Sakura saat sedang berduaan dengan Aster. “Kalian mau makanan? Aku tadi beli camilan.”“Boleh deh,” sahut Sakura. Dia sama sekali tak malu-malu jika ditawari orang lain makanan.“Sa, jaga sikap sedikit,” beritahu Aster.“Kenapa? Kak Aster aja makan makanan dari Reynold kok,” Sakura menjulurkan lidahnya. Tangannya mengambil mochi yang ditaburi pa
Read more
TAKUT SALAH PAHAM
Aster menatap pesan dari Jordie cukup lama. Dia heran karena mendadak diundang makan malam bersama.“Kak, kenapa ngelamun?” tegur Sakura. Dia baru selesai siaran langsung untuk menyapa fansnya. Langkahnya mendekati Aster yang sedang membaca majalah komik romansa bulanan yang terkenal di Jepang.“Aku bingung,” Aster meletakkan majalah itu di meja.“Bingung kenapa?” Sakura duduk di sisi Aster.Aster menunjukkan pesan dari Jordie. Sakura membacanya sekilas.“Oh, diajak pergi makan malam kayak kemarin,” tutur Sakura. “Kenapa bingung, Kak? Kita kan tinggal ke sana aja.”Sakura tersenyum tipis. Dia tampak enteng dan tak mempermasalahkan ajakan dari Jordie itu.“Ini Reynold lho yang ngajakin kita. Kamu yakin mau ikutan?” tanya Aster sekali lagi. “Kita kayaknya terlalu akrab deh sama dia. Kayak nggak wajar gitu.”Sakura terdiam sesaat. Mereka memang tak mudah akrab dengan orang baru. “Tapi, Reynold tuh asik orangnya,” ujar Sakura. “Dia nggak pernah komentarin
Read more
PERASAAN YANG TAK TERKENDALI
Jordie segera mengambil jarak dari Ruth. Alih-alih membiarkan Ruth memeluk lengannya, Jordie langsung melepaskan pelukan Ruth dan berada di sisi Hakim.“Ruth, kamu mengagetkanku,” ujar Jordie. Dia menepuk-nepuk bahu Hakim. “Aku bersama asistenku. Namanya Hakim. Kamu masih ingat, kan?”Ruth terdiam sesaat. Dia memandangi Hakim dan tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Asistenmu yang tampan ini, kan? Mana mungkin aku melupakannya?” balas Ruth.Wajah muram Hakim langsung berubah seratus persen usai mendengarkan pujian dari Ruth. Tangannya bergerak mengusap-usap pipinya dengan canggung.“Aku setampan itukah?” tanya Hakim. Dia ragu karena mendapatkan pujian bagus dari Ruth. “Kamu nggak lagi berusaha membuat hatiku senang, kan?”“Semua orang berbicara agar teman mengobrolnya bahagia, Hakim,” tutur Ruth. “Lagipula, untuk apa berbicara hal buruk? Ucapan buruk hanya akan membawa hal-hal buruk. Kita tidak perlu melakukan itu semua.”Hakim terpukau dengan cara bicara
Read more
PERTEMUAN TAK TERDUGA
Jordie ternganga mendengar ucapan Sakura. Dia tak menyangka jika Sakura akan meminta hal yang sulit untuk dia lakukan.Memang benar dia yang menghindari Aster selama ini. Namun, dengan jarak sedekat sekarang, Jordie tak yakin dengan keputusannya itu. Kesempatan ini membuatnya terlena.“Rey, aku minta tolong ya? Ini semua demi kebaikan kita bersama,” tutur Sakura. “Kamu pasti nggak mau terkena berita skandal, kan? Aku dengar agensimu sangatlah ketat soal ini.”“Tapi, kita kan bekerja di acara yang sama,” balas Jordie. Dia mencoba meyakinkan Sakura. “Bukankah kita harus menjaga hubungan dengan baik?”“Soal itu aku paham maksudmu. Tapi, beberapa artis yang bermusuhan tetap bisa saling bertukar senyuman saat berada di depan kamera. Aku pikir ini bukanlah hal sulit untukmu,” terang Sakura. “Aku harap kamu bisa mengerti.”Jordie terdiam cukup lama. Dia merasa frustasi tapi kepalanya berakhir mengangguk karena Sakura terus mendesaknya.“Aku pamit dulu ya,” Jordie me
Read more
SERBA CANGGUNG
Malam hari Aster termenung di kamar. Dia bersantai di dekat jendela sambil menyesap tehnya. Pandangannya menatap langit malam yang cerah. Ada bintang dan bulan bersinar terang dan cantik untuk diambil potretnya.Sayangnya, semua keindahan itu tak bisa membuat pikiran Aster menjadi tenang. Dia masih tetap memikirkan Reynold yang belum bisa dia temui.Aster sudah membungkus rapi kado untuk Reynold. Dia bahkan menulis surat ucapan permintaan maaf. Namun, dia tak yakin apakah dia harus memberikan kado itu pada Reynold atau tidak.Tangan Aster meraih ponselnya di meja. Dia mencari kontak Reynold. Di sana, dia bisa melihat wajah Reynold.Pandangan Aster selalu sayu sedih melihat kemiripan Reynold dan Jordie. Hatinya selalu bergetar aneh tiap kali memandangi Reynold. Padahal, getaran itu seharusnya hanya untuk Jordie.“Jordie, kamu ke mana sih?” gumam Aster. Dia sangat bersedih hati karena tunangannya itu tak memberikan kabar sedikit pun padanya. “Aku merindukanmu.”
Read more
FOKUS PADA PEKERJAAN
“Aster,” Jordie menatap wajah perempuan yang dia cintai itu. Tubuhnya terasa kaku dan canggung karena Aster mencekal tangannya dengan erat. Jika dia menarik tangannya, dia takut Aster akan salah paham. Namun, jika dia membiarkan Aster tetap memegangi tangannya, hal ini akan menimbulkan pandangan aneh.“Kak Aster!” teriak Sakura. Dia langsung bergerak menarik tangan Aster agar tak lagi memegangi tangan Jordie. “Kakak ngapain pegang-pegang tangan Rey sih?”Sakura menarik Aster agar berjarak lebih jauh dari Jordie. Ekor matanya melirik galak ke arah Jordie. “Buruan pergi,” suruh Sakura berbisik pelan.“Aster, aku pulang dulu,” ujar Jordie. Dia mengulangi kalimat pamitannya dan bergegas berlari menjauh dari mereka.Sakura menatap Aster dengan pandangan kesal. “Kakak kenapa sih? Kan udah kubilang kalau Rey itu bukan Jordie,” omel Sakura. Nyaris saja perasaan Aster meluap tanpa kontrol lagi.Lily mendekati Sakura dan Aster sambil membawa belanjaan yang begitu berat di
Read more
GENDONGAN DI PUNGGUNG
Jordie benar-benar ingin memeluk tubuh Aster sekarang. Dia ingin mendekapnya dan mengusap-usap punggung Aster dengan penuh cinta.Sayangnya, dia sungguh-sungguh tak bisa melakukannya. Dia hanya bisa diam terpaku mendengarkan keluh-kesah Aster dan menggenggam jemari tangannya yang diisi oleh pasir putih. Dia harus menulikan batinnya agar tidak terbawa perasaan. Dia benar-benar menyedihkan.Aster masih menangis. Dia sudah terlanjur menunjukkan semua sisi lemahnya di depan Reynold. Perasaan yang sudah meluap tak bisa dihentikan dengan mudahnya. Apalagi, Aster selalu berusaha memendamnya sekuat mungkin.Hati kecil Aster berharap jika Reynold yang di sisinya adalah Jordie. Meskipun hanya sekadar khayalan, dia akan sangat bahagia jika khayalannya itu berubah menjadi kenyataan.Jordie menggerakkan tangan kanannya dan mengusap-usap punggung Aster. Dia pikir tak masalah jika hanya mengusap punggung Aster. Setidaknya dia bisa memberikan dukungan secara moral pada Aster lewat u
Read more
LAKI-LAKI PENUH PERHATIAN
"Kak Aster!" Sakura yang sedang bersantai di teras rumah menikmati sarapannya terkaget melihat Aster digendong oleh Jordie. Dia langsung menaruh mangkok makannya di meja. Langkahnya berlari secepat kilat menghampiri Aster."Aduh, Kakak kenapa ini? Luka di sebelah mana?" cerocos Sakura. Wajahnya menyiratkan kecemasan besar.Aster tersenyum tipis. "Aku hanya terkilir dikit. Dikompres sama kasih salep juga bakal sembuh kok," jawab Aster."Ya udah. Aku siapin obat sama kasur dulu," sahut Sakura. Dia langsung cekatan mengurusi Aster. "Rey, ikut aku.""Iya," jawab Jordie.Jordie melangkah ke dalam hunian yang disewa oleh Aster dan dua saudari kembarnya selama mereka bekerja di Osaka. Sebuah rumah mungil dengan bangunan yang kental dengan nuansa pedesaan. Bahkan, Jordie bisa melihat ada sayuran dan daging yang sengaja dikeringkan dengan digantung atas atap."Ini kamarku," Aster menunjukkan kamarnya yang ada di dekat ruang tengah. "Nggak kukunci."Jordie mengangg
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status