Semua Bab PURA-PURA JADI SUPERSTAR: Bab 21 - Bab 30
95 Bab
MASIH BELUM TERTANGKAP
“Sebentar ya, Tasya,” ucap Jordie.“Ah, iya. Silakan,” tutur Tasya dengan wajah yang selalu dipenuhi dengan senyuman.Jordie mengangkat telepon dari Michael. Dia menerima panggilan itu dengan menjaga jarak dari Tasya. Tentu agar Tasya tak mencuri dengar isi teleponnya.“Jordie, kamu di mana sekarang?” tanya Pak Michael. Nada bicaranya terdengar seperti orang yang cemas.“Aku di taman apartemen, Pak,” jawab Jordie. “Kenapa ya? Aku masih jogging.”“Oh, syukurlah,” ucap Pak Michael lega.“Ada apa, Pak? Sepertinya ada sesuatu yang buruk ya?” tebak Jordie blak-blakan. Dia memang kurang bisa menahan rasa penasarannya. Apalagi, dia sudah mengenal baik Pak Michael.Suara desahan Pak Michael terdengar. “Jordie, aku minta maaf sebelumnya,” ucap Pak Michael sendu.“Kenapa mendadak minta maaf? Ada masalah apa?” balas Jordie. Jantungnya langsung berdetak lebih cepat dari biasanya saking penasaran.Pak Michael menceritakan bahwa pencarian salah satu pengedar narkoba yang kabur semalam gagal. Polisi
Baca selengkapnya
MENUKAR DIRI DENGAN TASYA
“LEPASKAN DIA!” teriak Jordie. “Dia sama sekali tak ada sangkut-pautnya dengan masalah kita.”Si pengedar narkoba itu menyunggingkan senyuman licik. “Kau pikir aku bakal peduli?” balas si pengedar narkoba itu dengan santainya. “Kau sendiri yang duluan mengkhianatiku. Tak masalah jika aku melukai pacarmu ini.”“Di-dia bukan pacarku!” ucap Jordie. Dia gemetaran dan bingung. Otaknya berusaha mencari jalan untuk membuat si pengedar narkoba itu mau melepaskan Tasya.“Bukan pacar tapi sarapan bersama. Kau pikir aku ini idiot?” timpal si pengedar narkoba dengan suara membentak. Dia menggerakkan pisaunya seolah-olah akan menggores pipi Tasya. “Apa perlu aku melukai sedikit saja pipi indah ini? Aku rasa kau tidak akan peduli karena dia bukanlah pacarmu.”Si pengedar narkoba itu menatap bengis dan tersenyum mengejek ke arah Jordie. Tangan Jordie mengepal erat menahan amarahnya.“Jangan lakukan itu! Kau tidak akan mendapatkan keuntungan apapun,” ucap Jordie. Dia mencoba menenangkan diri dan lawa
Baca selengkapnya
JADI DUTA ANTI-NARKOBA
“Berhasil!” seru Jordie dalam hati saat dia sudah berhasil memutuskan tali yang mengikat pergelangan tangannya. Dia pun segera melepaskan tali itu dan memutuskan tali yang mengikat kakinya.Dia menyebarkan pandangan ke sekitaran. Ada tumpukan kayu di belakang ruangan. Langkah Jordie bergegas ke sana. Tangannya meraih satu buah kayu yang solid kekuatannya dan membawanya sebagai senjata.Jordie mengecek apakah alat pendeteksi keberadaan dirinya masih berfungsi. Pihak kepolisian menaruhnya di bagian dalam sabuk celananya.Dia menghela napas alatnya berfungsi. Dia menekan panggilan untuk memberikan pesan bahwa dia butuh pertolongan secepatnya sesuai dengan kode yang telah disepakati dengan pihak kepolisian yang bertugas. Setelah itu, Jordie mencoba keluar dari ruang itu dan mencari tempat persembunyian yang aman.Ada sebuah jendela kayu. Di sana ada beberapa lubang untuk mengintip. Jordie mengintip lewat lubang itu. Dia memeriksa apakah ada orang yang berjaga di sekitaran sana.Sunyi. Dia
Baca selengkapnya
GANGGUAN KECEMASAN
Jordie sebenarnya tidak ingin membukakan pintu untuk Tasya. Namun, wajah Tasya terlihat memelas dan jujur saja Jordie merasa kasihan saat melihatnya."Siapa, Die?" tegur seseorang mengagetkan Jordie dadi lamunannya. Jordie menoleh dan terkaget karena Hakim ternyata ikutan terbangun.Hakim menguap dan menggaruk-garuk kepalanya. Langkahnya berjalan menuju ke arah Jordie."Jam segini kok pencet-pencet bel rumah orang deh," decak Hakim. Wajahnya berkerut sebal. Tanda bahwa dia terganggu dengan suara bel pintu apartemen yang terus berbunyi tiada henti."Tasya," jawab Jordie."Heh? Tasya?" bola mata Hakim membulat lebar saking kagetnya. Dia ikut mengintip dari kamera pengintai dari dalam apartemen."Bener, kan?" timpal Jordie."Eh, bener!" ujar Hakim masih syok. "Ngapain dia di sini jam segini? Ini bakal bikin gosip yang nggak bener deh.""Makanya belum aku bukain, Kim," tutur Jordie. "Kita baru selesai masalah sama pengedar narkoba. Sekarang jangan sampai kena masalah lagi. Hidup kita mala
Baca selengkapnya
SEBUAH KODE KERAS
"Pak Michael, aku nggak mau pacaran dengan Tasya," ujar Jordie saat Tasya dan manajernya sudah pergi."Aku juga tidak setuju dengan usulan itu," timpal Pak Michael. "Makanya, tadi aku bilang kalau aku meminta waktu untuk membicarakan ini dengan agensi."Jordie menghela napas panjang. Ada sedikit kelegaan dalam hatinya karena Pak Michael sepemikiran dengannya."Coba kamu bicarakan baik-baik dengan Tasya, Jordie. Kamu yakinkan dia bahwa kecemasannya itu bisa menghilang meski tanpa kamu di sisinya," ucap Pak Michael. "Kamu memelas padanya. Siapa tahu hatinya luluh dan dia mau berusaha sembuh dengan mandiri.""Baik, Pak. Aku akan coba melakukannya sesuai dengan saran Bapak," timpal Jordie.Pak Michael menghabiskan minumnya. Dia menatap Jordie dan Hakim bergantian."Aku percayakan semuanya pada kalian. Aku bakal ada rapat di Singapura dan Jepang satu minggu ini," terang Pak Michael. "Kita akan melakukan komunikasi lewat rapat online.""Iya, Pak," sahut Jordie dan Hakim nyaris bersamaan.Pa
Baca selengkapnya
KENEKATAN TASYA
Mau tak mau Jordie harus mengikuti tawaran Tasya untuk makan siang bersama. Tasya memilih restoan sushi tak jauh dari lokasi pembacaan naskah film tadi. Gadis itu memesan banyak porsi makan siang dengan menu mahal.“Kamu nggak boros pesan makanan sampai tiga juta begini?” tanya Jordie. Dia sudah menghitung sekilas harga makanan yang ada di meja dan kisarannya memang antara tiga sampai empat juta.“Kita makan berempat. Aku ingin makan banyak dan Kak Rey bisa makan sampai kenyang di sini,” terang Tasya. “Makanan di kampus nggak enak. Mending kenyangin perut di sini aja. Kak Rey diet?”“Nggak sih,” ucap Jordie. Dia tak terlalu peduli dengan program diet meskipun Hakim memiliki jadwal pengaturan menu makanan hariannya dari dokter ahli gizi.“Kalau diet, makan sushi banyak juga nggak masalah. Soalnya kan banyak protein. Protein itu bagus buat pembentukan otot saat diet,” terang Tasya. Dia mulai menikmati sushi yang ada di meja.Jordie memilih tak menanggapi ucapan Tasya. Dia langsung makan
Baca selengkapnya
LEBIH BAIK BERPACARAN DENGAN TASYA
Tak hanya penonton yang terkesiap kaget. Jordie ikut terkesiap kaget dengan kelakuan Tasya.Tasya tak peduli dengan ekspresi orang-orang di sekitarnya. Dia malah tersenyum lebar dan menggunakan mikroponnya untuk menyatakan isi hatinya pada Jordie.“I LOVE YOU, KAK REY!” seru Tasya. Dia tertawa riang dan melanjutkan lagunya.Jordie benar-benar pusing tujuh keliling karena ulah Tasya. Apalagi, selesai acara ada sekelompok wartawan yang menghadang langkahnya untuk memastikan kebenaran ucapan Tasya.Hakim melindungi Jordie. Dia membawa Jordie berlari dan masuk ke area parkir mobil tanpa sepengetahuan para wartawan. Mereka segera masuk ke dalam mobil dan kabur dari lingkungan kampus secepatnya.“Wah, gila!” seru Hakim dan Jordie nyaris bersamaan saat sudah menjauh dari area kampus.“Aku hubungi Pak Michael dulu, Kim. Kamu nyetir aja ke apartemen,” ujar Jordie. Dia masih ingin memaki sebenarnya tapi hal terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah menghubungi Pak Michael.“Rey, kamu kan ini
Baca selengkapnya
MINTA KOMPENSASI
Tasya tersenyum lebar saat bertemu dengan Jordie di apartemen milik Pak Michael. Dia langsung mendekati Jordie dan tangannya berusaha meraih lengan Jordie. Jordie langsung menghindar dan mendorong Hakim menggantikan dirinya. Tak pelak, Tasya malah memeluk tubuh Hakim sekarang. "Waduh, Tasya. Kok peluk-peluk aku. Jadi, malu," ujar Hakim. Dia melemparkan senyuman malu pada Tasya. Tasya berdecak dengan wajah sedikit cemberut. Dia segera melepaskan pelukannya dari tubuh Hakim. "Aku nggak mau peluk kamu ya," balas Tasya. Dia melipat kedua tangannya di depan dada. "Tapi, nggak apa-apa kalau kamu suka peluk-peluk aku," tutur Hakim. "Apa mau pacaran sama aku aja?" "Diem aja!" Tasya memalingkan wajah ke arah
Baca selengkapnya
MURKANYA PARA FANS
Jordie bisa berbaring tenang di kamar. Dia tersenyum lebar menatap langit-langit gelap karena yang menyala hanyalah lampu tidur.Permasalahan dengan Bandar narkoba dan Tasya sudah selesai. Kini dia tinggal kembali ke aktivitas hariannya.Pikiran Jordie teringat pada Aster. Dia meraih ponselnya dan mencari nomor milik kekasihnya itu. Jemari tangan Jordie mengetik pesan singkat untuk Aster. Dia menanyakan apakah Aster sudah tidur atau belum.“Centang satu,” gumam Jordie. “Aster kayaknya udah tidur.”Jordie mengulas senyuman simpul. Dia mengirimkan pesan ucapan tidur dan segera menghubungi tempat pemesanan bunga. Dia memesan bunga mawar dengan hiasan bunga aster untuk dikirim ke Aster.Jordie memang kesulitan untuk berkomunikasi dengan Aster. Namun, dia selalu menyempatkan mengirimkan bunga dan kue kepada Aster tiap paginya. Dengan begitu, dia berharap Aster tetap merasa dicintai walaupun jarak mereka jauh.Setelah mengu
Baca selengkapnya
PAKET CINTA
“Die, kenapa nggak dibuka?” tanya Hakim. Dia melangkah menghampiri Jordie karena terganggu dengan suara bel pintu yang tak kunjung berhenti itu.Jordie menoleh ke Hakim. Dia menunjuk ke arah layar kamera.Hakim ikut melihat. “Hm, itu kan Dio? Temen mainnya si Reynold,” celetuk Hakim. Dia menatap Jordie. “Mungkin dia mau ketemu sama Reynold.”“Reynold?”“Iya, kamu. Kan kamu sekarang yang jadi Reynold,” balas Hakim. Dia menunjuk tepat di batang hidung Jordie.Jordie menepis telunjuk Hakim. Dia mengerutkan kening bingung. “Aku tetep nggak kenal dia. Aku males ketemu orang,” ujar Jordie. Dia memang cenderung berkepribadian introvert dan malas jika harus berinteraksi dengan orang yang tak dikenal dekat.Jordie berpikir sebentar. Dia mendap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status