Semua Bab Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?: Bab 51 - Bab 60
128 Bab
51 Rumah yang Aku Beli
Leandra tidak menggubris ucapan suaminya dan memilih untuk memejamkan mata.Rendra ikut berbaring meski dengan hati yang kesal. Di samping hasrat duniawinya yang tidak sempat tersalurkan, dia juga kesal karena keberanian Leandra yang baru muncul sekarang.Alih-alih terlelap dengan segera, Rendra justru sibuk memikirkan cara untuk membuat istri pertamanya kembali seperti dulu. Jujur dia juga tidak yakin kalau Leandra akan seberani itu untuk mengambil langkah perceraian.Rendra tahu kalau Leandra sangat bergantung kepadanya selama ini, dan pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih tidak akan mampu untuk menutupi seluruh pengeluaran kehidupannya yang biasa dia tanggung.“Lea, kamu belum ambil motor juga?” tanya Dini yang melihat Leandra baru saja memesan ojek melalui aplikasi ponselnya. Mereka berdua sedang menikmati kopi masing-masing, terlebih setelah Leandra baru saja selesai bersih-bersih.“Belum, Bu. Masih mikir-mikir uangnya,” jawab Leandra jujur. “Selain itu saya juga harus
Baca selengkapnya
52 Mana Istri Saya?
“Cepat jalan sekarang, tolong!” Leandra naik ke boncengan dan mendesak driver untuk segera meninggalkan kawasan perumahan. “Oke, Kak! Kita ke mana?”“Yang penting jalan dulu, ngebut! Kita harus segera meninggalkan perumahan ini!”“Lea, tunggu!’Suara Rendra terdengar menggelegar ketika motor yang ditumpangi Leandra mulai melaju.“Lea!” teriak Rendra sekeras-kerasnya.“Mas, ngapain teriak sih?” Silvi menyusul sang suami. “Orang Mbak Lea nggak kenapa-kenapa kok lihat kita, itu berarti dia sudah menerima aku sebagai istri kamu ....”“Kamu diam dulu bisa nggak sih, Vi?” potong Rendra frustrasi sambil berbalik pergi dan buru-buru masuk ke mobilnya.“Tunggu, Mas! Kamu mau ke mana?” cegah Silvi seraya mengejar Rendra. “Kamu mau ngejar Mbak Lea? Buat apa? Dia ikut senang begitu kok lihat rumah ini ....”“Kamu nggak ngerti masalahnya, Vi!” tegas Rendra sambil menutup pintu mobil keras-keras, dia lalu membunyikan klakson sebagai tanda supaya Silvi minggir dari menghalangi jalannya.“
Baca selengkapnya
53 Terima Kasih Sudah Menamparku
“Apa kamu bilang?” “Pisah, Mas. Aku minta kita pisah,” ulang Leandra dengan wajah datar. Tidak tampak ekspresi ragu di sana, melainkan keyakinan pasti melalui sorot matanya yang akhir-akhir ini tidak lagi bercahaya. “Lea, kamu nggak serius kan?” ucap Rendra sambil menatap istrinya lekat-lekat. “Aku tahu kamu marah karena aku nggak jujur, aku akan jelaskan semuanya sama kamu ....” “Nggak usah, Mas. Sudah nggak penting lagi,” kata Leandra sambil menggeleng. “Alasan kamu paling cuma itu-itu saja, yang disuruh ibu kamu, dipaksa, demi itulah, inilah ... Aku sudah kenyang, Mas.” Rendra terpaku ketika Leandra berjalan mendekati lemari pakaian mereka dan mulai mengeluarkan satu per satu baju miliknya. “Lea, kamu mau ngapain?” tanya Rendra saat baju-baju itu ditaruh begitu saja di koper yang ternyata sudah Leandra siapkan sebelumnya. “Mau pisah,” jawab Leandra singkat. “Aku nggak mau!” tepis Rendra sambil menghentikan gerakan tangan istrinya. “Aku masih mencintai kamu, Lea ....” “Begitu
Baca selengkapnya
54 Dirinya Terlalu Naif
Dengan hati-hati Leandra membelokkan langkahnya, dari sudut matanya dia melihat kalau mobil Rendra sudah tidak ada lagi di depan kantor Tian.Secepat kilat Leandra berbalik arah dan pergi meninggalkan kantor, dia cepat-cepat memesan ojek sambil terus berjalan menjauh. “Tante? Tante Ivana?”“Eh, Lea? Lama tidak mampir, kamu sendiri?”Beruntung, Leandra cepat mendapatkan driver yang langsung mengantarnya ke rumah sang tante.“Iya, Tante ... Tolong aku!” rintih Leandra dengan wajah gusar dan panik bercampur menjadi satu.“Masuk dulu! Apa yang terjadi sama kamu?” tanya Ivana sambil menarik keponakannya untuk masuk ke dalam rumah. “Kenapa kamu panik?”Leandra berbalik untuk menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat.“Kenapa ditutup?” tanya Ivana tidak mengerti.“Takut ... Mas Rendra ... kejar aku ...!” jawab Leandra terbata-bata.Merasa ada yang tidak beres dalam diri keponakannya, Ivana menyuruh Leandra duduk dan buru-buru ke dapur untuk mengambilkannya segelas air putih.“Apa
Baca selengkapnya
55 Kamu Harus Pulang!
“Bu, Lea kok nggak bisa dihubungi ya?” tanya Rendra gelisah seraya membanting ponselnya dia atas meja dengan keras.“Lembur mungkin,” jawab Widi sambil meletakkan cangkir tehnya. “Biar saja Ren, pengeluaran rumah ini kan memang banyak.”“Bukan itu masalahnya, Bu! Lea sudah tahu kalau aku beli rumah buat Silvi, makanya kami jadi ribut semalam!”Widi melirik ke arah Rendra.“Ya baguslah,” katanya ringan. “Sama seperti pernikahan kamu dengan Silvi, cepat atau lambat Lea pasti juga akan tahu soal rumah itu.”Rendra menghela napas, tanggapan ibunya sama sekali tidak membuat hatinya tenang. Ditambah lagi hari sudah beranjak malam dan Leandra belum juga pulang ke rumah.“Lea, kamu di mana sih?” Rendra berkali-kali menelepon ponsel istrinya sambil mondar-mandir di kamar. “Jangan bikin aku khawatir ... kenapa kamu sengaja nggak bisa dihubungi?”Karena kesal, lama-lama Rendra lempar juga ponsel itu ke tempat tidur. Begitu ponselnya berbunyi, dia buru-buru meraih gawainya dan langsung kec
Baca selengkapnya
56 Jangan Sampai Bercerai
“Sudahlah, Ren. Biarkan saja kalau Lea mau cerai dari kamu,” ujar Widi ketika Rendra berkeluh kesah dengannya soal rencana perpisahan yang Leandra ungkapkan. Semalaman itu Rendra tidak bisa tidur karena sibuk memikirkan istrinya. Dia takut seandainya Leandra benar-benar mewujudkan perpisahan mereka. “Kamu sudah punya Silvi yang sedang hamil anak kamu,” sambung Widi. “Sebentar lagi kalian berdua akan menjalani kehidupan yang lengkap, biasanya rejeki akan mengalir deras kalau keluarga kita sudah lengkap.” Rendra menarik napas berat, ucapan Widi justru membuat ketakutan di hatinya semakin merajalela. “Aku nggak mau kehilangan Lea, Bu. Bagaimana pun juga, dia adalah perempuan pertama yang aku nikahi.” “Bukan kamu yang memilih bercerai kok, jadi ngapain kamu pusing-pusing?” “Tapi, Bu ....” “Dengar, Ren. Kamu tidak akan rugi apa-apa kalau cerai sama Lea!” ucap Widi tegas. “Justru Lea yang akan rugi karena dia memilih pisah, memangnya dia bisa apa tanpa kamu, Ren? Gajinya sebagai tukan
Baca selengkapnya
57 Beruntung Karena Kekurangan
Rendra termangu selama beberapa detik. “Kamu tetap minta pisah di saat perekonomian aku sedang terpuruk!” tuduhnya naik pitam. “Istri macam apa kamu, Lea? Di saat aku sedang tumbang, kamu pergi ... Kamu nggak setia sedikit pun sama aku!” “Jangan mempertanyakan kesetiaan yang kamu sendiri nggak punya, Mas!” balas Leandra sambil bersiap menyusul Ivana yang sudah masuk ke dalam taksi. “Kurang apa aku sama kamu selama ini? Kamu tiba-tiba nikah lagi, aku diam! Kamu lebih memilih Silvi untuk menemani kamu di acara kantor, aku diam! Kamu beli rumah untuk Silvi, aku juga diam! Kamu minta uang untuk membantu pengeluaran ibu, aku kasih! Kurang apa lagi aku?” Rendra sontak terdiam. “Lea, ayo!” ajak Ivana tegas. “Tidak usah kamu ladeni!” Leandra berbalik dan Rendra langsung mencekal lengannya. “Aku kasih kamu kesempatan terakhir,” ucap Rendra tegas. “Kamu tetap mau bercerai sama aku?” “Ya,” angguk Leandra tanpa ragu. “Kalau begitu lepaskan itu,” suruh Rendra sambil menunjuk cincin emas yan
Baca selengkapnya
58 Sengaja Cari Ribut?
“Kamu ini kenapa sih, Mas?” tukas Silvi seraya menekuk wajahnya. “Jelas-jelas Mbak Lea pilih berpisah sama kamu, kenapa kamu masih saja mengharapakan dia kembali?” Rendra mengembuskan napasnya kasar. “Gimana sih kamu, tadi kamu dukung aku?” “Memang iya sih, tapi ...” Silvi mengangguk. Dukung perceraian kamu maksudnya, dia menyambung dalam hati. “Sebelum semua ini terlambat, Vi!” keluh Rendra frustrasi. “Lea itu segalanya buat aku ....” “Kalau begitu kamu anggap aku apa, Mas?” potong Silvi jengkel. “Aku kan juga istri kamu!” Rendra menghela napas, dia pikir Silvi bisa diandalkan untuk membantunya mendapatkan hati Leandra kembali. Namun, ternyata Silvi justru marah besar dan lebih sensitif sejak kehamilannya membesar. “Sial!” Kaki Rendra menendang ban mobil saking putus asanya. “Apa yang Anda lakukan di sini?” Suara seorang pria menegur Rendra, membuat dia menoleh dan langsung bertatapan mata dengan Tian. Ternyata sudah sejak tadi Rendra memarkirkan mobilnya di depan kantor Tia
Baca selengkapnya
59 Ingin Secepatnya Bercerai
Tin! Tin!“Lea!” Terdengar suara Rendra yang menggelegar memanggilnya.Bagaimana ini?“Leandra, cepat masuk!” suruh Tian dengan suaranya yang tidak kalah keras.Leandra terperanjat dan segera memanjat masuk ke mobil sang bos.“Pak, maaf! Bapak jadi terlibat urusan ini!” “Tidak masalah, saya cuma tidak mau kamu terlambat kerja—itu sangat merugikan!”Leandra menyandarkan punggungnya ketika mobil Tian melaju kencang dan kini berkejar-kejaran dengan mobil Rendra.“Kamu tidak sekalian lapor polisi?” tanya Tian sambil terus mengemudi. “Kelihatannya dia terus berusaha ....”“Malu, Pak!”“Kenapa malu? Sekalian saja yang kekerasan itu kamu laporkan disertai bukti-buktinya!”Leandra terdiam.“Saya ... saya cuma ingin secepatnya bercerai dari suami saya, Pak. Jadi saya tidak mungkin menambahkan perkara kekerasan itu, yang pastinya akan membutuhkan proses penyelidikan lebih lama lagi.”“Terserah kamu, tapi ada baiknya bukti-bukti kekerasan itu kamu simpan. Siapa tahu akan berguna su
Baca selengkapnya
60 Suami Seperti Aku
Leandra mondar-mandir di teras rumah tantenya, dia sudah mendapat kabar dari rekan Tian kalau kemungkinan surat dari pengadilan sudah diterima pihak Rendra.“Semoga Mas Rendra nggak mempersulit proses perceraian kami,” ucap Leandra penuh harap. “Alah, kamu seperti tidak tahu siapa itu Rendra!” tukas Ivana ketika Leandra membahas kemungkinan itu. “Dia pasti menurut apa kata ibunya, tante lihat sendiri bagaimana reaksi mertua kamu saat kita ke rumahnya waktu itu!”Ivana menyoroti tentang sikap Widi yang tampak biasa-biasa saja saat Leandra datang untuk mengambil barang-barangnya.“Dan mungkin mertuaku lebih condong ke istri kedua Mas Rendra,” timpal Leandra sambil mengangguk.“Itu kamu tahu!” sahut Ivana gemas sendiri. “Tante berani jamin, Rendra pasti setuju cerai pada akhirnya. Kalau dia mempersulit, kamu sodorkan sekalian bukti kekerasan yang kamu alami.”Leandra mengangguk lagi. Beruntung dia sempat mengirim foto-foto itu kepada Dini sekadar untuk jaga-jaga.“Mas! Jangan mel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status