All Chapters of Aku (Bukan) Jodohnya: Chapter 51 - Chapter 60
138 Chapters
Bab 28C
Bastian menyatukan kening ke kening Keysha bersamaan air mata pun jatuh mulai membasahi wajah gantengnya. Bersamaan itu pula, pintu ruangan terbuka lebar dengan kasar. Terlihat sosok Ikbal dengan mata melotot, mengepalkan tangan dan rahang yang mengeras. Pembawaan seolah-olah siap memangsa lawannya hidup-hidup. Tadi Ikbal mampir ke kantor hendak mengambil berkas, pun tak sengaja mendengar samar-samar suara di dalam ruangan direktur. Niat hati hanya ingin mencari keberadaan Keysha, siapa tahu lantaran penasaran, dia mencoba mengintip di balik pintu yang sedari tadi tidak tertutup rapat. Pria itu melihat kedekatan fisik antara Bastian dan Keysha seakan-akan seperti sedang berciuman.Ikbal pun menyeret langkah cepat dan besar menghampiri mereka yang spontan menoleh dengan wajah menegang. Bastian maupun Keysha tak menyangka mereka akan kepergok Ikbal berada di ruangan yang sama. Tentu saja, wanita itu kaget setengah mati dan ingin menjelaskan kesalahpahaman itu. Namun, ia tak punya kes
Read more
Bab 29A
POV Ikbal"Apa benar kamu masih mencintainya?" tanyaku kepada Keysha yang duduk bersisian saat sudah berada di dalam mobil.Namun, dia masih bergeming, ditemani isakan tangis. Melihat sikap diamnya, secara tidak langsung aku menarik kesimpulan sendiri bahwa dia memang masih mencintai pria itu. Pantas saja awal pernikahan kami, dia tidak mau disentuh. Apa karena dia belum move on dengan masa lalunya? Terus, mengapa dia mau menerima perjodohan yang direncanakan papanya dan pamanku? Apa mungkin waktu itu mereka sudah putus? Namun, bukankah mereka sepertinya masih saling mencintai? Apa mungkin hubungan mereka tidak direstui?Ah, buat apa aku terlalu pusing memikirkannya? Itu bukan urusanku. Masalahku sekarang adalah memikirkan bagaimana kelanjutan rumah tangga ini? Apakah aku harus mempertahankannya atau memilih berpisah?Aku tidak mau raga Keysha ada bersamaku, tetapi hatinya untuk lelaki brengs*k itu. Dasar atasan tidak berakhlak! Di mana kewibawaannya? Masa istriku diembat juga. Apa
Read more
Bab 29B
Suara bercampur dengan isakkan tangis masih bisa kucerna meskipun sedikit tidak jelas. "Iya, karena sudah kepergok aku, kan?" Aku terus menuduh dan tidak peduli bagaimana perasaannya. Emosiku semakin menjadi-jadi kala ingatan akan peristiwa di pantai menari-nari kembali dalam benakku. Aku muak dengan sikap yang polos tapi berani bermain serong di belakangku. Aku masih tak yakin tapi inilah kenyataan yang terjadi. Miris sekali, memang."Bukan, Mas. Tetapi memang aku sudah bertekad ...." Dia menunduk dan menggeleng, beberapa kali mengusap airmata yang terus menetes di wajah nan kusam. Lelah, mungkin. Aku tak boleh terpengaruh dengan semua gelagatnya. Berdiri dan melangkah ke arah pintu, aku ingin mencari angin segar untuk menenangkan jiwaku. Seketika aku merasa bosan melihat Keysha menangis terus."Mau ke mana, Mas?" Langkahku terhenti saat dia mencekal tanganku. Aku berdiri membelakanginya dan tidak mau menoleh. "Aku lagi butuh sendiri, dan aku rasa kamu juga butuh ketenangan. Kit
Read more
Bab 29C
"Bisa dikatakan seperti itu. Karena aku merasa masih ada cinta di mata Keysha untuk pria itu." Om Haris tersenyum dan memandangku dengan sorot yang tidak bisa kuartikan. Lalu, dahinya berkerut dan melepas kacamata yang sedari tadi bertengger di hidungnya."Kamu pernah tanya kenapa dia mau bekerja lagi?""Dia bilang ingin berkarya dan bosan di rumah." Aku menjawab cepat karena memang itulah alasan Keysha waktu itu.Bibir Om Haris masih mengulas senyuman dan mengangguk. "Apa hanya itu? Bukan yang lain?" Pertanyaan itu membuatku seketika mencoba mengingat apa yang pernah Keysha katakan. Istriku bukan wanita suka bergaul dengan teman sosialitanya. Ia wanita sederhana dan sayang pada keluarga. Yang kutahu juga, Keysha suka membantu melunasi uang kuliah Elina. Apa itu salah satu alasan lain yang membuat dia ingin bekerja? Ah, atau biaya rumah sakit ibunya yang kemarin? Iya, aku ingat sekarang."Dia ingin membuat mamanya istirahat dan tidak menerima pesanan katering tetangga. Dia tak mau m
Read more
Bab 30A
POV Keysha Tekadku sudah bulat, aku harus mengundurkan diri dari perusahan Bastian. Aku tidak mau Mas Ikbal terus menerus mencurigaiku. Aku harus tegas menyudahi pertemuan dengan sang mantan. Tidak pantas aku terlalu lama membawa perasaan ke masa lalu. Meski memang kuakui, masih ada sisa rasa cinta untuknya. Akan tetapi, ini saatnya aku harus menguburnya dalam-dalam.Jika direnungkan sejenak, apakah berdosa kalau kita memiliki kenangan di masa lalu? Tidak, kan? Tidak semuanya harus kita buang, menurutku. Jadi, wajar saja kalau kita ingin menyimpan dan menjadikannya kenangan terindah dalam hidup kita. Benar kata orang, cinta pertama adalah cinta yang paling berkesan dan tidak mudah dilupakan seumur hidup. Tinggal bagaimana kita menanggapinya.Pagi itu, saat melangkah ke ruang direktur, aku tidak sengaja menguping pembicaraan Bastian dan Kevin yang nyaris membuatku tak bisa berkata apa-apa. Aku tidak menyangka apa yang aku dengar membuatku kesal kepada Almarhum Papa. Sosok orang yang s
Read more
Bab 30B
"Yu!" Aku menangis dalam pelukannya saat dia mensejajarkan tubuhku yang masih nyaman dengan duduk di lantai. Ayu menepuk dan mengelus punggung guna menenangku. Lalu, dia membantuku berdiri dan duduk di sofa.Sore itu setelah jam pulang kerja, wanita berambut pendek tersebut mengaku sengaja mendatangi aku. Ia bilang sudah tahu semuanya karena Kevin telah menceritakan apa yang terjadi di ruangan Bastian tadi pagi."Yu, aku harus bagaimana? Aku bingung. Mas Ikbal sangat marah dan sekarang pergi meninggalkanku." "Yang sabar, ya, Key. Ambil semua hikmah yang telah terjadi. Berdoalah semoga Mas Ikbal diberi hati yang melunak agar bisa menerima maaf darimu." Ayu masih memeluk dan memberi kekuatan kepadaku. Aku mengutarakan isi hatiku yang sebenarnya setelah perasaanku membaik. Aku memang butuh teman untuk mencurahkan keluh kesah yang selama ini kupendam. "Yu, aku merasa berdosa dengan Mas Ikbal. Katanya aku menghianatinya, padahal selama ini hubunganku dengan Bastian hanya sekadar bersa
Read more
Bab 31A
"Mas Ikbal?"Keysha menyapa lalu spontan dia meraih tangan suami kemudian menciumnya. Pria berambut cepak itu pun membiarkan si istri mencium tangan tetapi tidak balas mengecup kening seperti biasanya. Wajah datar tersebut hanya memandang Keysha kemudian melempar pandang ke arah Ayu. Dalam hati ada sedikit kelegaan karena ternyata selama ketidakadaan dirinya di rumah, ada Ayu yang menemani sang istri.Sementara Keysha sedikit bingung dengan wajah si suami yang tak bisa dipahami. Namun dalam hati, ia bersyukur melihat keberadaan Ikbal di situ. Setidaknya sorot mata yang dia lihat sekarang menyiratkan ketenangan dan cukup bersahabat. Dia tak merasakan panas amarah di mata hitam milik suaminya. Malam itu, apapun yang akan terjadi, ia harus siap menghadapinya."Hai, Mas." Ayu menyapa dengan senyuman tipis. Ada rasa kikuk karena memang mereka jarang bertemu dan hanya beberapa kali bertegur sapa. Sapaan Ayu dibalas dengan anggukan dan senyuman terbaik dari pria tersebut."Eh, Key. Aku dul
Read more
Bab 31B
Kalimatnya berhenti ketika Keysha menyentuh bibirnya dengan telunjuk."Ssttt, Mas jangan berkata begitu lagi, jangan terus merasa tidak dicintai. Aku mau dinikahi kamu, berarti aku sudah siap menjalankan hidup bersamamu."Ikbal menarik Keysha ke dalam dekapannya. Tiba-tiba ia merasa menjadi lelaki yang paling beruntung karena bisa mendapatkan Keysha seutuhnya."Terima kasih sudah memilih aku, Key." Keysha menyandarkan kepala ke dad4 bidang si suami kemudian mengintip wajah lelahnya."Aku sudah mendengar percakapanmu dengan Ayu. Terima kasih, Key." Keysha menghela napas lega dan bersyukur Ikbal sudah mendengarkan uneg-unegnya tanpa harus menjelaskan apapun lagi tentang rencananya ke depan."Tapi kamu benar janji akan melupakannya dan tidak akan bertemu dengannya lagi?" Ikbal menurunkan kepala untuk melihat reaksi Keysha yang lebih pendek darinya sambil mempererat pelukan seakan-akan takut kehilangannya.Mendengar permintaan Ikbal, Keysha mengangguk kecil sembari memejamkan mata. Dala
Read more
Bab 31C
"Key." Suara Ikbal membuyarkan lamunannya. Dengan cepat, Keyshamenyahutinya agar tidak ketahuan jika baru saja dia melamun dan sekilas mengingat masa lalu yang kandas di persimpangan."Kamu nggak apa-apa?"Wanita penyuka seafood tersebut menggeleng dan memamerkan lengsung pipi kirinya. Meski hatinya selalu terluka saaat ingatan itu hadir kembali, ia tetap harus bersikap waras menjalankan masa depannya. Ada Ikbal dan Gita yang membutuhkan perannya sekarang. Merekalah masa depan bukan Bastian."Aku bersyukur mempunyai suami yang dewasa dan penyayang seperti Mas Ikbal."Keysha menyentuh pipi Ikbal yang mempunyai jambang tipis di kedua sisinya, kemudian beralih ke bagian pipi yang berlebam."Ini mau aku obati?" tanyanya, kemudian Ikbal mengangguk seraya mengulum senyuman tipis."Ini cukup dicium kamu aja, nanti juga sembuh sendiri." Nada Ikbal cukup menggoda dan pipi Keysha mendadak memerah lalu mencubit lengannya."Ish, apaan, sih?"Tak lanjut menggoda, Ikbal pun mengajaknya dan Keysha
Read more
Bab 32A
"Key ...."Melihat pemilik mobil itu keluar dan mendekatinya, Keysha bergegas berpaling wajah dan berbalik arah. Ia tak mau berhubungan dengan seseorang yang selama ini dihindari kini mengejar dan mencegatnya."Key, tolong jangan menghindari aku seperti ini, please. Hanya untuk hari ini, aku mohon."Lelaki itu masih terus mensejajarkan langkah Keysha yang tidak peduli dengan permohonannya. Ia sudah berjanji untuk tidak bertemu dan mengingat kembali sang mantan. Ia pun tak ingin ketahuan Ikbal meski suaminya ada di luar kota."Keysha, tolong beri aku kesempatan kali ini aja! Aku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama seperti masa lalu. Aku tidak mau jadi pengecut untuk selamanya. Aku hanya ingin pamit. Aku akan ke Jepang besok." Bastian tahu wanita itu terus berjalan menghindari, pun dengan cepat mengutarakan maksudnya. Mendengar kalimat terakhir, Keysha menahan kakinya. "Aku akan kembali ke Jepang besok. Beri aku kesempatan untuk pamit kepadamu." Bastian merogoh saku dan mengelua
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status