All Chapters of Dokter Cinta Pemikat Hati: Chapter 51 - Chapter 60
133 Chapters
Chapt 51: Teror dan Rencana Negosiasi
Zanara menatap benda yang baru saja ia hempaskan itu dengan nanar. Langkahnya secara otomatis mengambil jarak dari benda itu. Kotak berisi boneka kesayangan Marion yang sudah tercabik dan hancur, serta catatan bertuliskan 'berikan Marion' yang sontak membuat Zanara bergidik ngeri.Itu pastilah perbuatan Mark. Memangnya siapa lagi yang akan melakukan itu jika bukan Mark. Namun, bagaimana ia bisa tahu tempat keberadaan Zanara? Apakah pria itu menguntit Zanara sejak semula, seperti yang ia lakukan sebelumnya?Apa yang akan terjadi jika Zanara memutuskan untuk mempertahankan Marion, tetapi tidak juga memilih untuk kembali pada Mark?Bagaimana jika ia kembali membawa Marion kabur dan melarikan diri?Zanara tampak limbung, merasa kebuntuan tengah mengimpitnya dan Marion. Ia harus lakukan apa pun untuk bisa bertahan dan mempertahankan putri kecilnya, tapi apa?Zanara masuk ke dalam dengan tergesa. Mengambil barang-barangnya juga Marion, memberes
Read more
Chapt 52: Taktik dan Negosiasi
"Apa yang harus kulakukan agar adil bagimu? Tak mungkin semua ini tanpa imbalan, bukan?" tanya pria dengan setelan jas lengkap itu.Tampak bahwa ia sedang ada rencana untuk bertemu kolega bisnisnya entah di mana. Clara tak terlalu peduli. Karena kini naluri lain tengah bermain di rongga kepala Clara.Matanya tak ia alihkan dari tampilan pria di hadapannya yang perlente, necis, bahkan bisa dikatakan ketampanannya mengalahkan pesona Jayme Demir.Ia mengatakannya dengan kejujuran maksimal yang bahkan dirinya kini nyaris memekik. Gadis sepertinya yang sering bermalam dengan banyak lelaki, tentu saja tahu beda antara laki-laki baik dan tidak. Menurutnya, Mark adalah lelaki yang baik. Namun, mengapa Zanara begitu antipati dengan pria ini?Tak hanya menilai sikap dan cara pria itu bertutur kaya pada Clara, melainkan juga secara fisik, Clara belum pernah bertemu atau tidur dengan pria yang begitu memesona seperti Mark.Bolehkah jika ia
Read more
Vhapt 53: Rencana Baru
Suara ketukan terdengar dari pintu, seorang pria dengan rambut kemerahan membuka pintu dan tak tampak terkejut saat melihat siapa yang menyambutnya di ambang pintu.“Kau ... Mau apa kau kemari?” tanya pria itu, kemudian berbalik dan meninggalkan wanita itu tanpa mempersilakannya untuk masuk. Wanita itu mengikuti langkah sang pria, tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu.“Memangnya tidak boleh? Aku merindukanmu, Mark.” Wanita itu menelusur dada Mark dengan jari telunjuknya yang menampakkan kuku merah yang panjang. “Bagaimana kabarmu?”Mark mendengkus. “Kemarin kau datangkan temanmu, sekarang kau yang datang. Katakan saja apa tujuanmu, Laura. Aku tidak akan meladeni omong kosong.”“Baiklah, kita langsung saja. Aku ingin membantumu mendapatkan Zanara. Dan ... siapa pun yang kau maksud telah datang dan mengaku-aku sebagai temanku, kukatakan padamu, berhati-hatilah padanya. Hanya aku yang bisa membuat wanita itu kembali padamu. Aku tak ingin gadis it
Read more
Chapt 54: Penculikan
Hari ini seperti biasa dan yang selalu dilakukan Jayme saat jadwal liburnya tiba adalah meluangkan waktu untuk Marion. Kali ini, juga untuk Zanara, setelah apa yang dialami beberapa hari lalu, tampaknya wanita itu mulai dilingkupi kecemasan.Terbukti dengan beberapa kali ia dan Jayme terlibat adu argumen hanya karena pria itu membawa Marion bermain di halaman depan.Sebenarnya apa yang ditakutkan oleh Zanara sangat masuk akal, terlebih setelah teror hadiah itu, Zanara menjadi lebih berhati-hati bahkan terkesan paranoid. Karenanya, Jayme memutuskan untuk hanya berada di rumah, terlebih sang ibu—Minerva sudah kembali ke Izmir, rumahnya.“Jayme, aku ingatkan sekali lagi, jangan mengajak Marion ke mana pun,” ucap Zanara, sengit tetapi dengan volume yang nyaris berbisik.“Kau tahu betapa tidak amannya di luar sana. Jika ada yang bisa mengirimkan teror semacam itu, artinya mereka sudah mengetahui keberadaan kami.”“Iya, aku tahu. Maafkan aku karena kemarin mengajaknya di taman. Tapi aku ber
Read more
Chapt 55: Mundur Demi Cinta
“Apa katamu? Siapa mereka itu?” tanya Jayme, sembari mengepalkan tangan, sementara tangan lainnya menopang tubuh Zanara yang lunglai. Wanita itu pasti sangat terguncang karena peristiwa ini.Mengapa hal ini bisa terjadi? Ini sungguh kesalahan Jayme karena membiarkan Marion masuk seorang diri.“Mark?” tanya Jayme, yang dijawab gelengan oleh Zanara.“Aku tidak tahu, Jayme. Kumohon lakukan sesuatu ....”Jayme bergegas bangkit dan berlari mengejar keberadaan penculik itu, tetapi ia sadar bahwa dirinya sudah terlambat. Mungkin para penjahat itu sudah pergi jauh sebelum Jayme tiba di dalam.Jayme akhirnya kembali pada Zanara. “Aku berjanji akan menemukan Marion. Bagaimana pun caranya.”Dan memang, Jayme menepati janjinya. Ia menghubungi polisi dan sekaligus ikut bersama mereka untuk menemukan keberadaan Marion. Hingga akhirnya pihak berwajib memintanya untuk menunggu dan menyerahkan saja semua pada mereka.Bersamaan dengan itu, hal tak terduga dan sekaligus semakin menghancurkan perasaan Za
Read more
Chapt 56: Dalam Bahaya
Itu kabar baik bagi Zanara, bukan? Pada akhirnya Jayme menyerah mengejarnya. Tak akan ada lagi pria menyebalkan itu dalam hidupnya. Namun, mengapa semua justru terasa menyakitkan? Kalimat yang baru saja ia ucapkan terasa menyayat batinnya kini. Ia masih tertegun, menatap iris sewarna kayu milik pria di hadapannya. Berusaha mencari tahu apa sebenarnya yang tersembunyi di dasar hatinya. Dan lagi, tak inginkah ia mengatakan hal lain yang bisa menjadi opsi lain bagi Zanara?“A-apa katamu? Apa yang kau bicarakan, Jayme?” tanya Zanara, berharap Jayme akan memberi jawaban yang sedikit melegakan baginya.Pria itu menggeleng lemah. “Aku tak bisa melakukan ini, tetapi harus. Karena nyatanya aku tidak bisa menjaga kalian, juga untuk membahagiakanmu dan Marion, pastilah bukan hal yang mungkin. Karena kau sendiri yang mengatakan tak akan mungkin menerima cintaku, kan?”“T-tapi kenapa—”“Zee … jawab saja. Apakah kau bahagia akan kedatangan pria itu? Apakah kau bahagia berada di dekatnya? Kau tak p
Read more
Chapt 57: Jebakan Cerdas
“Apa maksudmu, Clara? Kau jangan main-main denganku untuk masalah ini!” sergah Mark, mulai tampak murka.Namun, belum sempat Clara menjawab pertanyaan Mark, ponsel Mark berdering. Nama Bernadette tertera di sana. Dengan tergesa Mark menerima panggilan itu dan meluapkan kemurkaannya pada Bernadette yang justru terdengar tenang.“Hey ... apa yang terjadi padamu, sayang? Mengapa kau begitu gusar, padahal aku belum mengatakan apa pun,” ucap wanita itu dengan suara yang halus dan tak terdengar emosional sama sekali.“Kau jangan sok manis, Laura! Apa maumu sebenarnya?”Suara desah lelah terdengar dari mulut Bernadette. “Bagaimana, ya, Mark? Kau yang membuatku terpaksa melakukan ini. Kau pilih kasih sekali, apa kau sadar itu?”Mark mengerutkan kening. Wajah yang semula kesal, kini berubah bingung.“Apa maksudmu?”“Jelas apa maksudku, sayang. Anakmu bukan hanya Marion, melainkan juga Max, dan apa yang kau berikan padanya? Dia ti
Read more
Chapt 58: Clara dan Dimensi Lain
Clara berjalan tergesa keluar dari ruangan Mark. Ia tak ingin lagi berurusan dengan siapa pun yang berhubungan dengan Zanara. Baginya, semuanya dari mereka tak ada satu pun yang benar.Memangnya apakah dirinya benar? Hanya demi mendapatkan Jayme, lalu justru menghalalkan segala cara?Clara mengambil ponselnya, lalu menghubungi Bernadette. Untuk saat ini ia harus menuntut janji wanita itu untuk membantu dirinya memisahkan Jayme dari Zanara.“Hai ... ada apa menghubungiku?” tanya Bernadette seolah tak pernah melakukan kesalahan. Clara terdengar mendengkus.“Kau wanita licik, Bernadette! Kau memanfaatkanku untuk kepentinganmu sendiri,” protes Clara, sesaat setelah Bernadette menjawab panggilannya. Namun, mendengar ‘rekan bisnis’nya begitu gusar, ia justru bersikap tenang.“Tenang, Clara ... aku justru melakukan ini untuk mengembalikan dokter Demir padamu. Kau lihat saja. Setelah ini, wanita itu akan memutuskan sendiri siapa yang akan dipilih
Read more
Chapt 59: Patah Hati Sebelum Menyerahkan Hati
Jayme bergegas memutar haluan. Ia sadar bahwa Marion penting, tetapi ia telah mengerahkan bantuan untuk mengatasinya sementara, tetapi Clara ... ia tengah dalam bahaya besar dan mungkin bisa saja mati.Jayme tak pedulikan apa pun masalah antara mereka sebelumnya. Ia hanya ingin menolong sahabatnya. Tak ada sangkut pautnya dengan perasaannya terhadap Zanara.Setidaknya ia harus memastikan Clara selamat, maka ia bisa dengan tenang menjalani hari.“Kita mau ke mana, Jayme? Hati-hati mengemudinya,” ucap Zanara yang sejak tadi heran dengan sikap dan gelagat Jayme.“Maafkan aku, Zee. Kita ke suatu tempat dulu, karena ini sangat gawat.”Zanara hanya mengangguk, patuh saja pada apa yang dikatakan pria itu. Dan satu hal lagi, berpegangan erat karena Jayme mengemudikan mobil nyaris seperti orang kesetanan.Mungkin benar, apa yang akan dilakukan Jayme adalah hal yang penting, maka Zanara tak akan menginterupsinya. Meski ia berharap Jayme me
Read more
Chapter 60: Rapuh
Zanara melangkah keluar dari ruangan Clara membawa rasa nyeri yang berdenyut. Ia merasakan dadanya sesak, hingga meremasnya kuat-kuat seolah dengan begitu rasa sakit itu akan hilang. Namun, rasanya makin nyeri.Ia merasa sangat kecewa. Bukan karena dirinya yang merasa tersakiti—saat ia mulai memutuskan untuk membukan hati dan memilih, tetapi yang terjadi Jayme justru memberinya kejutan semacam itu—melainkan karena hal ini pasti akan sangat menghancurkan hati Marion.Apa yang harus ia katakan jika Marion menanyakan Jayme?Meski Zanara sudah berulang kali mengatakan pada gadis itu bahwa Jayme bukan ayahnya, tetapi gadis kecil itu nyatanya tak peduli. Lalu sekarang, haruskah ia tahu bahwa pria yang dianggap ayah olehnya justru menyakitinya?“Zanara!” Sebuah suara yang sangat ia kenali lalu membuatnya tersadar dari lamunan sesaatnya. Demi mengusir Jayme dari kehidupan Marion, ia mungkin harus abaikan suara itu dan mempercepat langkah.Namun,
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status