All Chapters of KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU: Chapter 41 - Chapter 50
117 Chapters
kelemahan Sifa
Baru saja keduanya asik bercengkrama dan saling memperkenalkan diri tiba-tiba keduanya dikejutkan suara keras dari seberang jalan rumah Ayra yang kebetulan adalah rumah kosong. Duar!! "Suara apa itu, Sif?" "Tenang, Mbak, tenang, jangan panik. Biar aku yang cek. Ada Sifa di sini." Sifa pun berjalan mendekati arah suara itu. Jika kebanyakan orang takut sama manusia karena bisa saja membunuh tapi tidak dengan Ayra. Justru dia takut jika dimakan setan. "Hati-hati, Sif, kamu ntar ketemu setwn malah dimakan." "Sekate-kate si Mbak Ayra ini. Yang ada setannya yang aku telen terus aku lepeh dan aku bejek-bejek. Mana ada sejarahnya Sifa takut sama setan." Mau terhelak tapi Ayra gak bisa. Dia khawatir kalau tiba-tiba ada mas poci atau mbak kunti nongol di depan Sifa. Sudah barang tentu Ayra akan terbirit-birit. Ini saja Ayra sudah melepas sepatu heels nya berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang nongol nantinya dia bisa langsung tancap gas. "Woi siapa tu! Sini keluar kalau berani! Hadapi Sifa!"
Read more
kejutan untuk Ayra
Pagi ini rencananya Ayra mau pergi ke butiknya Mayang. Untuk apa lagi kalau bukan untuk kembali mencoba baju yang sudah dibuat oleh Mayang untuk hari pernikahan Ayra dengan Ibra. Sayangnya kali ini Ibra tidak bisa menemani Ayra pergi ke sana karena Ibra ada pekerjaan yang sangat mendesak dan harus dikerjakan saat itu juga. Ayra pun tidak masalah karena dia bisa pergi sendiri. Akan tetapi, tentu saja Ibra tidak mengizinkannya karena ia sangat ingat dengan ucapan Reni yang mengancam Ayra. Alhasil Mau tidak mau Ayra menyetujui untuk ditemani oleh Sifa. "Sifa ayo udah siang ini! Lama banegt sih?!" pangil Ayra pada Sifa karena gadis itu belum juga keluar dari kamarnya. Tidak berselang lama Sifa pun keluar dari kamar dan menghampiri Ayra. "Kamu habis ngapain sih kok lama bener?" tanya Ayra. "Biasa habis semedi dulu. Alias mengisi kekuatan kalau enggak yang ada ntar lemes." "Memangnya ngapain? Ngecas? Dah kayak ponsel aja pale dicas." "Yah bisa diibaratkan begitu tapi gak gitu juga sih
Read more
apakah akan berhasil?
"Lha terus kok kamu takut sama kecoa?!" Ayra bertanya sembari mengulum senyumannya. "Kalau itu pengecualian. Dah ah gak usah bahas itu merinding yang ada. Yuk kita pergi!" Ayra dan Sifa pun masuk ke dalam mobil tersebut dan Sifa mulai menghidupkan mesinnya dan mereka pergi meninggalkan rumah Ayra menuju butik milik Mayang. ***"Tante, hari ini jadwal si Ayra ke butik Tante kan?" tanya Fiona yang baru saja mendatangi butik sang tante itu. "Hemmm begitulah, bajunya sudah jadi. Ya dia kan harus ngepasin lagi apa ada yang kurang atau sudah cukup. Ada apa? Mau ngajak ngerjain dia lagi?" tanya Mayang kembali setelah dia meletakkan pensilnya yang biasa dia gunskan untuk menggambar desain. "Hemm rencananya iya.""Apa itu? Kalau ngisengin kayak ngasih bedak gatal atau sejenisnya Tante gak mau ah. Seringnya bukannya berhasil malah jadi senjata makan tuan nanti." "Ck! Bukan itu. Ini jauh lebih canggih dan Fiona yakin bakal berhasil." "Oh ya? Apa itu? Tante jadi kepo.""Tante lihat laki-lak
Read more
diskusi harga
"Oke deh Tante. Makasih ya Tanteku sayang." Fiona dan Mayang pun sama-sama tersenyum licik karena sangat yakin kalau rencananya kali ini akan berhasil.Fiona segera memanggil pria itu untuk masuk ke dalam butik. Karena sudah mendapatkan panggilan maka pria itu pun masuk ke dalam butik milik Mayang. Sedikit terkagum saat memasukinya karena butik Mayang memiliki desain yang sangat cantik. Itu semua juga tidak lepas dari campur tangannya Ibra. "Kenalkan, Saya Mayang pemilik butik ini. Jadi kamu yang mau bekerja sama dengan kita?" ujar Mayang dengan angkuh.Pria itu mengangguk dengan yakin lantas ia menjawab, "Asalkan bayarannya cocok." Pria itu tersenyum memberikan jawabannya. "Oh tentu saja, aku akan memberikanmu uang yang lumayan. Kamu bisa mendapatkan bayaran yang sesuai nantinya dengan apa yang sudah kami kerjakan asalkan kami mengikuti instruksi kami dengan baik."."Jadi berapa Ibu mau membayar saya?""Saya punya uang dua juta. Dengan mudah bisa memberikannya untuk kamu. Asal kamu
Read more
target masuk perangkap
[Ayra, jadi tidak datang ke butikku? lama sekali. Aku tak punya waktu banyak untuk menunggumu mencoba gaun yang sudah dipesan ini.]Ayra menyipitkan mata membaca pesan dari Mayang. Baru kali ini Mayang mau repot-repot mengiriminya pesan. Ayra mulai merasakan firasat aneh. "Kenapa, Mbak? kaya abis baca chat dari presiden Jokowi saja. Sampe mematung dalam diam, hihihi.""Bukan gitu, Sif. Aku heran saja, Tante Mayang tiba-tiba chat dan bilang menungguku memilih gaun di butik.""Mungkin di suruh Bos besar, Mbak. Tenang saja, Mbak jangan khawatir. Kalau Para manusia setengah kuntilanak itu mengganggu, aku libas mereka pake jurus jaran goyang. Biar pada kapok, hihihi.""Ada-ada saja kamu, Sif. Awas kalau kamu lengah dengan pergerakan mereka.""Siap, Mbak. Tenang. Mataku siap siaga membaca kelicikan para Kunti itu.""Ih, sudah-sudah. Jangan bawa-bawa nama-nama artis dunia ghaib. Aku merinding."Sifa tertawa geli mendengarkan Bos perempuannya ketakutan hanya karena memanggil nama-nama artis
Read more
senjata makan tuan
[Lihatlah, calon istrimu sedang bermain gila bersama pria lain. Apa kamu yakin mau menikahinya? pikirkan seribu kali.]Nomor misterius tiba-tiba mengirim pesan pada Ibra. Pekerjaannya terhenti saat melihat foto Ayra seolah-olah sedang dipeluk dari belakang oleh seorang pria. Tangannya mengepal. Dia tidak terima ada orang misterius yang memfitnah calon istrinya. Tentu Ibra tak mudah percaya hanya dengan sebuah foto yang bisa direkayasa."Baik, rapat kali ini cukup sampai di sini. Saya ada kepentingan lain. Nanti kita lanjut nanti."Secara tergesa-gesa, Ibra membubarkan rapat. Padahal, seharusnya masih ada beberapa hal yang harus dibahas. Namun, rasa kesal, dan penasaran membuatnya tak bisa fokus. Ibra segera menelpon orang kepercayaannya. Sebelum dia mendatangi Ayra di butik, Ibra ingin mencari tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi. "Hallo, cepat datang ke butik adik saya. Cek cctv di sana. Cari informasi mengenai apa yang dilakukan Ayra, dan Mayang di sana.""Sekarang, Bos?" tanya
Read more
tidak akan segan menghajarmu!
"Ma-maksud, Mas apa? aku tidak paham." Mayang sedikit gemetar melihat wajah Ibra tidak seperti biasanya. Sangat datar dan dingin. "Cepat katakan siapa pria yang kau suruh untuk menjadi wayang sebagai bahan fitnahan untuk Ayra?!" Ibra terus saja mendesak Mayang untuk mengatakan padanya yang sejujurnya. Meskipun Ibra memiliki bukti tapi, tetap saja Ibra masih menunggu itikad dari Mayang untuk jujur. Ibra ingin Mayang sendiri yang mengatakan padanya tentang rencananya itu. Akan tetapi, jika Mayang masih saja terus berkilah dan tidak mau memberitahukan semuanya maka dengan sangat terpaksa Ibra akan mengeluarkan bukti itu. "M-Mas jangan bercanda ah, aku kan gak ngapain-ngapain. Memangnya pria yang mana sih? Aku lho gak ngapain-ngapain." Mayang masih berusaha berkilah. Dia masih kekeh belum ingin mengatakan yang sejujurnya pada Ibra. Ibra kembali merangsek maju mendekati Mayang. Tangannya masuk ke dalam saku celana dan mengambil sesuatu di dalam sakunya itu. Ibra mengeluarkan ponsel da
Read more
ayo kita ke penghulu
Mayang menelan salivanya dengan wajah yang memucat sedangkan Ibra menarik tangan Ayra dan membuat wanita itu mengikuti kemana kaki Ibra berjalan. Sedangkan Mayang hanya bisa menatap kesal kepada keduanya. Dirinya tak bisa apa pun karena Ibra mempunyai kuasa yang besar. Usahanya bisa sebesar itu juga karena bantuan dan sokongan dana dan promosi dari Ibra selebihnya Mayang hanyalah ceceran kotoran kucing. Untuk itulah Mayang tak bisa mendebat Ibra lebih banyak lagi. Ibra terus saja menggandeng tangan Ayra menuju ke liar butik. Namun, saat keduanya hampir sampai di pintu tiba-tiba saja ada Sifa yang melihat dan menghampiri keduanya. "Lho Pak Bos sama Mbak Bos mau kemana? Kok gandeng-gandengan? Hayoh belum muhrim!" Sontak saja Ibra dan Ayra saling melepaskan tangan. "Nah gitu dong kan belum menikah jadi jangan pegang-pegang." Sifa masih saja terus nyerocos dan tidak melihat perubahan dari raut wajah Aura dan Ibra. Namun, setelah banyolan Sifa tidak ditanggapi Ibra maupun Ayra, Sifa l
Read more
detik-detik ijab kabul
"Memangnya kita mau kemana?" "Penghulu!""Hah, Penghulu?" tanya Ayra kaget."Pelankan suaramu, Sayang. Biar aku jelaskan di mobil."Ibra menarik tangan Ayra segera masuk ke dalam mobil. Begitu pula dengan Sifa. Gadis itu duduk di bangku belakang. Sementara Ayra dan Ibra di depan. "Aku sudah mengatur pernikahan kita malam ini, Sayang. Lebih cepat lebih baik," ujar Ibra saat sudah melakukan kendaraannya di jalanan. "Apa, menikah? ya ampun, Pak Bos. Ko, dadakan kaya tahu bulat, sih. Sifa juga ikut menyaksikan pernikahan kalian 'kan? yah, gimana dong, belum persiapan. Bukannya seharusnya acaranya beberapa hari lagi?" tanya Sifa yang lebih dulu mengincar Ibra dengan banyak pertanyaan."Sifa, harusnya aku yang banyak bertanya. Kamu diam dulu," ujar Ayra."Hehehe, maaf, Mbak. Saya syok luar binasa. Jadi, mulutnya nyurucus deh."Ayra tak merespon ucapan Sifa. Perempuan itu ingin menanyakan duluan rasa penasaran di hatinya. Tak mau dipotong, karena Ayra ingin tahu duluan maksud dan tujuan I
Read more
akhirnya aku dan kamu jadi kita
Mereka berdua pergi ke ruang makan. Pemilik rumah menyambut hangat keberadaan mereka. Kebetulan, Pak penghulu yang akan menikahkan Ibra, adalah ustadz yang sering ia kunjungi. Seorang guru spritual yang biasa dijadikan Ibra tempat konsultasi terkait urusan agamanya. Maka, ibu pemilik rumah memperlakukan mereka layaknya saudara dekat. Dengan sukarela mau menyiapkan acara pernikahan Ayra dan Ibra. Memanggil RT dan RW setempat sebagai saksi juga."Aduh, aku harus cari tukang rias ke mana?" tanya Sifa pada dirinya sendiri. Sedari tadi, dia tak henti bolak-balik di teras depan."Mbak, makan dulu. Sudah saya siapkan di dalam," ujar Ibu pemilik rumah dengan ramah. "Iya, Bu. Saya sebenarnya lapar, tapi gak bisa fokus makan. Harus memikirkan MUA yang bisa mendandani Mbak Ayra malam ini," ujarnya curhat. "Oalah, saya tahu MUA di desa ini. Saya juga punya nomor teleponnya Mbak. Sebentar coba saya hubungi.""Serius, Bu?" tanya Sifa berbinar."Serius, toh, Mbak. Masa bohong. Sebentar."Ibu pemi
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status