All Chapters of MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI: Chapter 11 - Chapter 20
120 Chapters
Tanda Merah di tubuh Risa
***"Lama banget! Ayo, udah telat nih!" Aku mengekor di belakang Kenan. Dia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Aku yang hendak membuka pintu belakang sontak berjingkat saat lelaki dingin itu berbicara, "Emang aku sopir? Duduk depan!" pintanya.Aku menurut, daripada gagal mendapat pekerjaan bagus. Kulihat Bu Wira tersenyum dan melambaikan tangannya pada Kenan sebelum akhirnya mobil yang kami tumpangi benar-benar menjauhi rumah megah mereka.Ckitt ...!!!Jdug ...!!!Keningku terkantuk dasbor mobil saat Kenan menghentikan lajunya dengan tiba-tiba."Hei! Turun kamu, udah tau ini di kawasan komplek tapi bawa mobil nggak hati-hati!" Teriak seorang wanita dengan menggedor kaca mobil Kenan.Lelaki di sebelahku mendesah. Lalu membuka pintu mobil dan keluar menemui ...."Mbak Juli? Astaga ... kenapa harus berurusan dengan Mbak Juli?" Aku turut membuka pintu. Kulihat mulut Mbak Juli menganga saat aku keluar dari mobil mewah milik Kenan."Lain kali jangan biarkan anak kecil menyebe
Read more
Kebaikan Yu Tikah
***"Keterlaluan kamu, Han!" pekik Mbak Risa kesal.Aku mengibaskan tangan. Lalu dengan tenang menunjuk dada Mbak Risa dengan satu telunjuk, "Pasti disana ada banyak tanda merah, iya kan? Apa Bu Heni mau lihat?"Mbak Risa mendelik. Dia menatap Mas Ari dengan tatapan mengiba. Sementara Mbak Juli dan Yu Tikah sejak tadi memilih diam setelah melihat aku berani melawan mereka."Jangan kurang ajar, Hana! Kamu sudah mempermalukan Mbak Risa, sadar kamu?" bentak Mas Ari.Aku mengangguk mantap dan tersenyum tipis di depan mantan suamiku itu."Oh, tentu saja aku sadar. Tapi apa kamu masih punya rasa malu, Mbak?" Wajah Mbak Risa memerah, entah malu, entah marah aku tak tau. Tapi melihat hal itu tentu saja membuatku puas sekali. Teringat saat dia menghinaku dulu hingga membuatku begitu malu jika bertemu dengan para tetangga.FLASHBACK ON ...."Aduh, Hana ... penampilan kamu udah kayak pembokat aja sih," celetuk Mbak Risa ketika aku sedang menyapu halaman rumah. "Aku aja yang suamiku kerja jauh t
Read more
Rahasia Kenan
Flashback off ..."Cukup, Hana! Aku nggak terima dipermalukan di depan Ibu, asal kamu tau ... tanda merah ini karena ....""Karena kerokan?" sela-ku terkekeh, "Ayolah, Mbak Risa ... apa kamu pikir kami semua anak kecil?"Mbak Risa gelagapan. Dia mencengkeram lengan Mas Ari dengan menatap tajam ke arahku."Ayo pergi, buang-buang waktu ngeladenin orang seperti mereka."Mas Ari mendorong kasar bahu Kenan. Lelaki itu hanya diam tapi tatapan matanya tidak lepas dari wajah mantan suamiku. Dikibaskan bekas tangan Mas Ari di jas hitam miliknya."Memang kami orang yang seperti apa menurutmu? Jangan mentang-mentang kamu bawa mobil lalu bisa seenaknya menghina kami," seru Mas Ari marah. "Asal kamu tau, aku juga punya mobil, pekerjaan mapan. Dan yang paling menggelikan, kamu jalan sama mantan istriku ... bekasku!" Mas Ari menarik sudut bibirnya."Keputusan yang tepat kamu bisa bercerai dari lelaki gila ini. Ayo kita pergi, aku ada pertemuan dengan klien.""Kurang ajar!" Mas Ari mendekat dan melay
Read more
Detik-detik Menguak Siapa Kenan
Flashback off ....***"Cantik," gumam Kenan lirih. Tapi sayang, aku mendengar pujian yang dia lontarkan sekalipun suaranya pelan sekali."Bungkus yang ini, Mbak!" Aku diam, karena kurasa baju yang baru saja kucoba memang terlihat begitu elegan. Baju dengan panjang semata kaki dan tanpa lengan, juga terdapat belahan yang tidak terlalu panjang di bagian dada membuat baju berwarna merah itu terlihat begitu menggoda. Aku suka. Karena merah adalah warna kesukaanku.Setelah menyelesaikan transaksi pembayaran, Kenan berjalan lebih dulu dengan meninggalkanku di belakang membawa kantong tas berisi baju baruku. "Kita cari heels yang cocok untuk kakimu."Aku dibuat menganga untuk yang kedua kalinya. Sebenernya pekerjaan apa yang akan dia berikan?Tanpa membantah lagi aku mengangguk. Sudah kubilang, wanita itu suka kemewahan apalagi yang berbau gratis seperti sekarang, tentu saja aku tidak menolak, kecuali Kenan memiliki niat buruk, aku tidak segan-segan membuang semua pemberiannya.Satu tas b
Read more
Pemilik Ken's Properti
***Kepalaku celingukan mencari sosok Kenan yang tadi berjalan di depanku. Kemana dia? Kenapa justru menghilang saat aku bertemu dengan dua manusia tidak tau malu ini?"Kamu cantik sekali, Han," lirih Mas Ari."Ar!" pekik Mbak Risa tertahan. "Kamu apa-apaan sih pake segala muji-muji dia!" Mbak Risa terdengar kesal bahkan tangannya yang tadi mengamit mesra lengan Mas Ari kini sudah terlepas dan bersedekap dada."A -- Apa, Mbak?"Mbak Risa membuang muka. Terlihat jelas sekali dadanya naik turun seperti sedang menahan marah."Kamu pasti nyelinap masuk sini, kan? Mau ngapain ... jangan-jangan mencuri makanan-makanan enak. Ayo ngaku!" tuduh Mbak Risa. "Orang kampung seperti kamu itu nggak pantas ikut pesta mewah orang-orang besar seperti ini, Hana!" Suara Mbak Risa mengundang beberapa mata menatap bingung ke arah kami.Tidak kupedulikan ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Mbak Risa. Mataku celingukan mencari Kenan di kerumunan orang-orang berpakaian mewah yang hadir di pesta besar in
Read more
Hah, calon istri?
***Riuh tepuk tangan menggema di ruang pesta. Aku menganga tidak percaya saat mendengar nama Kenan dipanggil untuk naik ke atas podium. Kulihat Bu Wira tersenyum dan menatap anak lelakinya yang mulai berjalan menuju tempat yang disediakan."Ar ... ini bukan mimpi kan?" Suara Mbak Risa terdengar jelas di telingaku. Bahkan kulihat Bu Wira sampai menoleh ke arah Mbak Risa. "Ar! Duduk, semua orang ngeliatin kamu!" Aku terkekeh, saking kagetnya mungkin sampai-sampai Mas Ari berdiri dan tidak kunjung duduk kembali sampai semua pasang mata melihat ke arahnya."Di-- Dia bos?"Mbak Risa mengangguk dengan menutup mulutnya. Melihat raut kaget dari wajah mereka membuatku terkikik geli."Selamat sore semuanya. Pasti kalian bingung kenapa saya tiba-tiba memperkenalkan diri setelah satu tahun memberikan kepercayaan penuh pada Pak Heru.""Sebelumnya, beri tepukan apresiasi untuk Bapak Heru Sutomo yang sudah mengabdikan diri pada Ken's property."Tepukan tangan kembali menggema. Seorang lelaki paru
Read more
Aksi Gila Risa
***"Tolong ....!"Teriakan minta tolong terdengar nyaring di ruangan pesta mengingat para undangan memang sedang melangsungkan acara bincang-bincang sesama rekan."Tolong ... hu ... hu ... hu ...."Aku menoleh ke sumber suara. Disana sudah berdiri Mbak Risa dengan dandanan yang sangat berantakan. Bahkan ujung bajunya terkoyak hingga menampilkan pahanya yang mulus."Mbak!" teriak Mas Ari terlihat sangat panik. "Kenapa bisa begini, ada apa?"Kami semua berdiri melihat keributan yang Mbak Risa perbuat. Ada apa dengannya? Bukankah barusan dia bertemu aku di kamar mandi, atau jangan-jangan ...."Ada yang sengaja mau nyakitin aku, Ar. Hu ... hu ... hu ....""Siapa ... siapa orangnya, apa dia berada di sini?"Mbak Risa mengangguk pasti. Tangannya terulur dengan telunjuk mengarah tepat di wajahku. Aku mencebik. Wanita ular itu memang pandai berakting. "Kurang ajar kamu, Hana! Apa yang sudah kamu lakukan pada Mbak Risa, hah?!" Mas Ari mencekal pergelangan tanganku kasar. Dia menarik tubuhku
Read more
Wanita Lain di hati Ari
***Mas Ari mendongak, sedetik kemudian kepalanya kembali tertunduk. "Ma -- Maafkan saya, Pak. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan seperti ini lagi.""Mbak!" desis Mas Ari, "Ayo minta maaf!" Dia menarik tangan Mbak Risa dengan kasar. Jelas sekali terlihat jika wanita itu enggan meminta maaf."Tidak perlu berlebihan. Bangunlah, kita nikmati lagi pesta penyambutan anak saya," ujar Bu Wira tanpa senyuman. Tidak biasanya wanita paruh baya itu terlihat dingin seperti ini."Tuh, dengerin kata Bu Wira, Ar. Nggak usah berlebihan. Lagian aku juga nggak salah-salah amat kok, Hana emang udah nyerang aku duluan tadi," bela Mbak Risa."Diam!" bentak Mas Ari. Aku terkekeh melihat wajah Mbak Risa yang nampak memerah menahan malu, entah marah, aku tidak tau. Kenan berlalu dan meminta MC yang bertugas untuk menutup acara malam ini. Raut kecewa tergambar jelas di wajah lelaki es itu membuatku merasa bersalah karena sudah mengacaukan acara penyambutan untuknya.***"Hana ... Hana ...! Keluar
Read more
Flashback terakhir
*** "Berani maju, kutekan tombol kirim sekarang juga!" Mas Ari seketika mundur dan terlihat mengepalkan kedua tangannya. Aku mengibaskan tangan di udara, melenggang menjauhi Mas Ari yang masih terpaku di belakang. FLASHBACK ON .... "Berkas sudah saya ajukan ke pengadilan agama. Saran saya, Mbak Hana segera keluar dari rumah suami," ucap saudara Yu Tikah. Aku meremas sepuluh jemari dengan gelisah. Hendak kemana aku pergi sementara di kota ini aku tidak memiliki saudara. "Lebih baik kamu sewa kamar kos saja, Han." Yu Tikah mulai bersuara, "Di ujung kompleks ini ada tempat kos yang murah, nanti aku bantu tanya kesana." Aku mengangguk samar, "Tapi jika saya pergi sekarang, alasan apa yang harus saya berikan, Yu?" Yu Tikah tersenyum. Dia mengusap punggungku lembut. Entah bagaimana caranya aku bisa membalas semua kebaikan wanita ini. Dia benar-benar menjelma malaikat untukku. "Apa masih perlu alasan untuk pergi, Hana? Bukankah cukup dengan luka yang kamu terima selama ini untuk dij
Read more
Flashback terakhir (2)
*** Semua mata menatap tajam ke arah dimana Mbak Risa berdiri. Wanita itu celingukan dan berbicara dengan gugup, "Mak- maksutku kamu tadi sudah menuduhku bermain api dengan Ari. Kamu pasti ngatain aku wanita jalang, iya kan?" Aku tertawa, "Terserah. Talak aku sekarang juga atau kulaporkan tindakan kamu ke polisi," ancamku pada Mas Ari. "Laporkan saja. Lagipula kau tidak akan mampu membayar biaya laporan." Mas Ari tersenyum menyeringai. Mbak Risa bersedekap dada dan menarik ujung bibirnya menghadapku. "Aku akan membantu Hana," ujar Yu Tikah lantang. Mas Ari bangkit. Dia mengepalkan kedua tangannya. Matanya menatap Yu Tikah dengan tatapan yang entah, aku tidak bisa mengartikannya. "Jangan mempersulit dirimu, Ar. Talak wanita kampung itu. Dari dulu ibu tidak setuju kamu menikahinya. Wanita serakah!" "Tapi, Bu ...." "Tidak ada tapi-tapian! Talak sekarang juga atau kamu tidak akan bisa bertemu Ibu lagi!" Aku tersenyum. Dengan dukungan Ibu aku pasti bisa mendapat talak Mas Ari mala
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status