All Chapters of MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI: Chapter 21 - Chapter 30
120 Chapters
Dibalik Sikap Dingin Kenan
Hai, flashback masa lalu Hana sudah usai ya, sekarang fokus dengan alur maju dimana pembalasan Hana untuk keluarga Mantan suaminya dimulai.***"Kamu sudah mengerti sejauh ini, Han?"Aku mengangguk, mulai menyalin data-data yang sudah diberikan oleh para staf di masing-masing devisi. Mengatur jadwal bertemu klien untuk seminggu kedepan. Tidak terlalu sulit sejauh ini karena Kenan juga masih membimbingku dan sesekali mengecek data yang sudah aku rekap."Kenapa Bapak justru meminta saya sebagai sekretaris? Padahal jelas-jelas saya hanya lulusan SMA," ucapku penasaran. Aku wanita dari kampung, seorang janda dan hanya lulusan SMA. Tapi tiba-tiba Kenan datang dan menawarkan pekerjaan padaku dengan jabatan yang lumayan bagus.Jika ditanya apakah para pegawai Ken's Property tidak ada yang menaruh dengki padaku, sepertinya ada, jelas tidak mungkin jika beberapa dari mereka tidak menyayangkan keputusan Kenan untuk memperkerjakanku sebagai sekretaris pribadinya. Secara, mereka bergelut di peru
Read more
Teman Masa Kecil
***"Ma-- Maaf, Pak. Saya tidak sengaja," ucapku terbata. "Lagi-- Lagipula kan Bapak bisa bilang tanpa harus dekat-dekat seperti tadi," elakku membela diri."Kamu ...." Kenan mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajahku. Dia meringis kesakitan sambil memegangi punggung menggunakan satu tangan. Kenan membetulkan posisi duduk dan kembali membelah jalan menuju kampung tempatku dilahirkan tanpa meladeni ucapanku barusan.Kuhembuskan napas kasar. Berada di dekat Kenan membuat jantungku berdebar tidak karuan. Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Sesekali aku memejamkan mata mencoba untuk tidur, tapi tidak bisa. Bagaimana mungkin aku bisa enak-enakan istirahat sementara Kenan sejak tadi menyetir. Berulang kali kulihat dia memijat punggungnya dengan satu tangan. Aku menggigit bibir bawah, merasa bersalah sekali karena sudah berburuk sangka dan membuatnya kesakitan."Maaf ya, Pak," ucapku lirih."Tidurlah atau kesalahamu barusan tidak akan kumaafkan!"Aku mengangguk cepat. Buru-buru
Read more
Menikah denganku, Hana
***"Kamu mau ijin saja, Han?"Aku terkesiap saat mendengar suara Kenan dari belakang. Hampir saja sayur daun katuk yang kutuang tumpah jika Emak tidak sigap menahan tanganku agar tidak keluar dari wadah sayur."Hati-hati, Hana!" tegur Emak. "Tanganmu bisa melepuh, itu panas," ucapnya khawatir.Aku mengangguk. "I-- iya, Mak."Sepagi ini Emak sudah menyiapkan sarapan untuk kami semua. Bukan hal yang baru, karena setelah sholat subuh Emak sudah sibuk berkutat di dapur."Tidak, Pak. Saya baru bekerja lalu tiba-tiba ijin, apa kata staf lain nanti?"Kenan menaikkan kedua alisnya. Dia berlalu begitu saja dan menghampiri Bapak yang tengah duduk di ruang tamu."Jaya sudah sukses ya, Nduk?"Aku mengagguk, "Sebelum bekerja dengan Pak Kenan, aku berjualan keliling setiap hari, Mak. Jadi kuli Mamanya Pak Kenan. Mereka orang-orang baik," ucapku menerawang jauh pada sosok Bu Wira. "Awalnya aku tidak tau kalau Pak Kenan itu ternyata Jaya, Mak. Emak tau sendiri kan kalau bocah tengil itu dulu buluk b
Read more
Wanita Simpanan
***"Saya turun di gang depan saja, Pak."Kenan menoleh. "Kenapa?""Ehm ... saya mau berangkat sendiri. Naik taksi.""Hem!"Mobil berhenti tepat di depan gang menuju rumah kontrakan kecil yang kutempati. Beberapa ibu-ibu sudah berkerumun di depan gerobak sayur Yu Srinah. Jadi sekarang yang keliling di komplek ini adalah Yu Srinah? "Kamu yakin tidak mempertimbangkan tawaran saya barusan?""Permisi, Pak," kataku enggan menjawab pertanyaan Kenan. Aku ... belum siap membangun rumah tangga baru setelah gagal menjalani rumah tangga bersama Mas Ari. Apalagi ... strata kita berbeda. Jelas ada banyak rintangan yang akan aku lalui nanti.Semua mata menatap ke arahku yang baru saja turun dari mobil Kenan. Setelah menutup pintu mobil, Kenan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Kulirik jam di pergelangan tangan, sudah pukul 08.00 pagi, satu jam lagi aku harus sampai di kantor."Aku kira siapa tadi, Han, nggak taunya kamu," seloroh Yu Srinah. "Enak ya yang sekarang udah jadi anak buah Mas K
Read more
Membasmi Hama
***Aku buru-buru berganti pakaian tanpa mandi lagi mengingat sebelum pulang dari kampung tadi sudah menyempatkan diri untuk bebersih tubuh. Menghemat waktu. Gara-gara meladeni orang-orang jahat di depan gang tadi membuat waktuku tersita habis.Gegas aku menyambar tas di atas kasur dan mengunci pintu sebelum akhirnya aku sedikit berlari sebelum tidak mendapatkan taksi pagi ini.Melewati gang tempat dimana Yu Srinah mangkal tadi, tak kulihat lagi sosok Mbak Juli dan Mbak Risa serta Bu Heni. Ketiga orang itu mungkin memilih membubarkan diri karena aku yang berhasil membalas semua perkataanya tadi.Baguslah!Dengan begini, semoga lambat laun mereka berhenti menggangguku."Tumben siang banget, Bu Hana? Datangnya barengan lagi sama Pak Kenan," celetuk Fiona-- salah satu OG di kantor ini."Iya, habis pulang dari kampung, Fi. Eh, tapi saya datangnya sendiri-sendiri loh ke kantor. Jangan bikin gosip ya kamu!"Fiona terkikik. Dia mengacungkan jempolnya dan melanjutkan menyeduh kopi untuk Pak K
Read more
Tamu Misterius
***"Kamu ini kenapa sih, Hana? Hoby sekali nabrakin diri ke saya. Sudah mulai jatuh cinta?"Aku mencebik. Beruntung para staf yang lain sedang berada di kantin perusahaan, kalau tidak ...."Jangan ngaco deh, Pak," elakku. "Lagipula kan Bapak yang sengaja berhenti tiba-tiba.""Terus kamu mau apa ngintilin saya mulu? Sana makan, sebentar lagi jam masuk kantor," usirnya lembut.Aku menggeleng lemah. "Saya ingin bertanya tentang Anita, Pak.""Saya tidak mau menjelaskan apapun!""Tapi ...."Mata Pak Kenan memindai wajahku dengan tajam. "Tapi apa?""Saya sekertaris anda disini, sudah seharusnya kan saya tau apa yang sedang terjadi, Pak?""Jangan lupa, Hana ... saya pemilik Perusahaan ini, jadi kalau saya bilang tidak mau menjelaskan, ya sudah. Terima saja!"Aku mengangguk kecewa dan bergeming sementara Pak Kenan semakin melangkah menjauh. Beliau benar ....Aku hanya sekertaris disini, lagipula bisa bekerja dengan ijazah yang kumiliki rasanya sudah cukup beruntung. Pak Kenan benar, Perusah
Read more
Skandal terbongkar
PoV Tiga"Kenapa kamu pulangnya selalu malam begini gini sih, Ar?" Risa berkacak pinggang di depan pintu.Ari membuang muka, dia mendorong bahu Risa untuk mencari jalan agar bisa masuk ke dalam rumah. Hatinya begitu kesal. Dia tidak menyangka jika Hana sekarang bisa melawan semua ucapannya."Jangan ngoceh terus, aku capek!""Ya wajarlah aku marah, kamu itu sekarang berubah, nggak seperti biasanya. Ingat ya, Ari ... kamu sudah janji mau meluruskan hubungan kita!"Ari menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke belakang dimana Risa berdiri dan bersedekap dada. Sementara di dalam kamar, Heni samar-samar mendengar pertengkaran anak dan menantunya. "Aduh, kepalaku kalau malam kenapa selalu pusing gini sih." Heni bermonolog sambil memegang kepalanya yang terasa nyut-nyutan."Kamu kira gampang meluruskan hubungan kita ke Ibu dan suamimu, hah? Sabar, Ris!" Suara Ari meninggi.Heni yang berada di dalam kamar berjalan dengan langkah pelan mendekati ruang tamu dimana anak dan menantunya melangsungk
Read more
Balasan telak dari Hana
***"Bu...?"Risa mengetuk pintu kamar Heni berkali-kali namun wanita paruh baya itu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya."Ibu...? Boleh aku masuk?"Terkunci. Pintu kamar Heni terkunci dari dalam sejak semalam dia mengetahui kebenaran tentang hubungan anak dan menantunya."Bu ...?"Jdor ... Jdor ... Jdor ....CeklekPintu kamar Heni terbuka, wanita paruh baya itu berjalan menjauhi Risa yang masih berdiri mematung di depan kamar Heni."Bu!"Heni menghentikan langkahnya yang hendak membuka pintu depan. Pagi ini, dia berencana memasak masakan kesukaan Adrian karena anak sulungnya berkata jika dia akan pulang ke rumah."Apa?" tanya Heni datar."Ibu mau kemana?""Belanja.""Anu ... ehm, aku ikut ya, Bu?"Heni mengangguk datar. Dia berbalik dan kembali melanjutkan jalannya menuju gerobak sayur yang sudah mangkal di depan rumah Yu Tikah."Pagi, Bu Heni, suram banget wajahnya kayak anak muda yang abis diputusin pacar," goda Srinah-- salah satu karyawan Bu Wira. Heni hanya tersenyum,
Read more
Kedatangan Adrian
***PoV Tiga"Kenapa kamu seperti kesal sekali pada Hana, Ris?" tanya Yu Tikah memancing emosi Risa. "Padahal Hana sudah bercerai loh, tapi kenapa dia selalu kamu hina, heran saya!""Apalagi sikap kamu menunjukkan seolah-olah kamu itu istrinya Ari, padahal kan ....""Diam, Yu Tikah! Tau apa kamu tentang hidupku. Lagipula Hana memang pantas dihina, suka-suka aku dong!" sahut Risa menahan kesal di dada.Heni meninggalkan tempat berbelanja dengan perasaan hampa. Dia tidak memperdulikan teriakan Risa yang memanggil namanya. Bahkan bahan belanjaan dia tinggalkan seperti orang yang kehilangan gairah hidup."Aku harus menemui orang tua Hana." Heni bermonolog. "Jika Hana tidak bisa kembali lagi dengan Ari, maka dia tidak boleh menikah dengan lelaki manapun. Ya, aku benar! Hana hanya akan menjadi istri Ari, dengan begitu kasus Risa akan tertutupi. Aku harus membujuk Hana, juga orang tuanya." Heni menyunggingkan senyuman licik. Harga diri keluarga membuatnya kembali gelap mata. Heni hanya belum
Read more
Adrian yang Malang
***Prok ... Prok ... Prok ...."Ternyata istriku sedang hamil," ucap Adrian setelah bertepuk tangan dengan mata berkaca-kaca."Mas Andrian?" pekik Risa terkejut. Si-- siapa yang hamil?"Heni membuang muka, dia mengusap air matanya dengan kasar. Sejenak melupakan tentang tujuannya barusan untuk menemui Hana dan orang tuanya."Ayolah Risa, telinga Mas masih belum terlalu tuli meskipun selama ini aku bekerja jauh di luar pulau." Adrian menyugar rambutnya kasar. "Kalian kenapa mesra sekali?" Ari melepaskan pegangan tangannya pada pinggang Risa."Aku kan tadi hampir jatuh, Mas, jadi Ari bantuin aku," sahut Risa gugup.Adrian terkekeh, dia mendekati Risa dan berkata, "Ya, aku lihat tadi. Tapi kenapa kamu gugup sekali, Sayang? Kamu terlihat sangat ketakutan."Risa gemetar. Dia melirik ke arah Heni yang sedang membuang muka ke arah lain. Ludahnya terasa sangat sulit untuk dia telan mengingat ketakutan yang dia rasakan barangkali Heni sudah mengadukan semuanya pada Adrian."Ibu kok nggak bila
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status