Semua Bab Pengasuh Untuk Sang Duda: Bab 51 - Bab 60
84 Bab
Bab 51 Berpamitan Kepada Ethan
Selina kini hanya mampu menyunggikan senyumnya sembari menatap lekat ke arah Ethan."Em, tadi saya pikir Pak Ethan udah pulang ke rumah. Jadinya saya mau pamitan deh," balas Selina, dia berharap Ethan akan percaya dengan perkataannya barusan. "Memangnya kamu mau pergi ke mana?" Ethan tampak menaikkan sebelah alisnya."Loh, Pak Ethan memangnya lupa kalau sekarang hari Sabtu? Bukankah sesuai perjanjian sayembara itu, hari Sabtu saya libur menjadi pengasuh dan boleh pulang ke rumah saya." Selina pun menjelaskan. Ethan sampai lupa akan hal itu, padahal dulu dia sendiri yang membuat peraturannya. Tapi wajar saja jika dirinya lupa, karena selama ini Selina memang bisa dibilang tidak pulang ke rumahnya sendiri. Dan setiap hari Sabtu pun, Selina tetap berada di rumahnya ini. "Tunggu kalau begitu, saya akan siap-siap lebih dulu," pinta Ethan, membuat Selina kebingungan."Eh, Pak Ethan memangnya mau ke mana?""Ya saya kan mau nganterin kamu pulang, sekaligus saya juga ingin mengetahui di man
Baca selengkapnya
Bab 52 Pengakuan Jujur Selina
Selina masuk ke dalam rumahnya, baru saja dia dibukakan pintu oleh salah satu asisten rumah tangga. Kebetulan memang di rumahnya ini, memiliki beberapa asiten rumah tangga yang bekerja."Papa sama Mama di mana, Bi?" tanya Selina pada salah satu asisten rumah tangganya itu."Nyonya sama Tuan ada di ruang tengah, Non," jawabnya. Selina pun menganggukkan kepalanya, lantas mengucapkan terima kasih kepada wanita paruh baya tersebut. Dengan cepat, Selina berjalan menuju ruang tengah.Rasanya sangat tidak sabar untuk bertemu dengan kedua orangtuanya kembali. Terlebih Mama, yang sudah hampir satu bulan ini mereka tidak berjumpa."Mamah, Papah!" teriak Selina dengan hebohnya, hingga membuat kedua orangtua itu menoleh ke arahnya. "Selina! Astaga, Mama tidak menyangka kamu akan pulang ke rumah." Mama dengan semangatnya langsung berjalan dan menyambutnya dengan pelukan."Mama kangen sekali sama kamu. Kenapa kamu tidak pernah pulang ke rumah selama ini?" tanya Mama tanpa berniat untuk melepaskan
Baca selengkapnya
Bab 53 Harus Meninggalkan Ethan
Papa tampak sangat kaget saat mendengar penuturan Selina barusan. Matanya melotot tak percaya, dengan kedua tangan yang mengepal kuat. Seolah tidak terima atas pengakuan jujur dari putrinya. "Papa tidak izinkan kamu untuk menjalin hubungan apapun dengan duda itu, Selina! Tugas kamu bukan untuk menjalin asmara, namun untuk mengungkap kasus korupsi ini. Kamu harus fokus di misi ini dan tinggalkan Ethan!" perintah Papa, dari raut wajahnya terlihat tidak bisa diganggu gugat. Selina rasanya ingin menangis saat ini juga. Hubungannya dengan Ethan benar-benar tidak mendapatkan restu dari Papa. Bukankah suatu hal yang sangat menyakitkan untuknya? "Memangnya salah jika aku jatuh cinta, Pah?" tanya Selina dengan beraninya."Tidak salah apapun, hanya saja kamu salah jatuh cinta kepada orang. Bagaimana mungkin kamu bisa jatuh cinta dengan seorang duda yang sudah memiliki anak? Apakah kamu yakin jika duda itu sudah benar-benar melupakan mantan istrinya? Apakah kamu tidak takut jika ternyata diri
Baca selengkapnya
Bab 54 Keputusan Akhir Selina
Selina merasa tidak memiliki nafsu makan lagi. Entah kenapa Papanya harus bertanya soal keputusannya itu sekarang. Padahal dia baru menyantap satu potong ayam goreng."Pah, lebih baik kita makan malam dulu. Baru membahas yang lainnya," pinta Mama yang baru saja ikut bergabung di meja makan. "Ya sudahlah kalau begitu, mari kita makan malam bersama," pasrah Papa."Maaf, aku sudah kenyang." Selina tiba-tiba saja beranjak dari kursinya dan hendak meninggalkan meja makan."Selina, duduk sekarang juga. Papa tidak akan membiarkan kamu pergi sebelum kita makan malam bersama!" perintah Papa dengan tegas.Selina memutar bola matanya malas, dia pun kembali duduk di kursi itu bersama kedua orang tuanya. Dan terakhir dirinya harus ikut makan malam bersama mereka. Padahal dia saja belum sempat mandi. Tidak ada pembicaraan apapun di meja makan ini. Hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang beradu menjadi satu. Selina pun hanya menyantap makanannya dengan malas. "Makan yang benar, Selina. Ja
Baca selengkapnya
Bab 55 Permintaan Maaf Ethan
Ethan cukup kaget dengan perlakuan Selina kepadanya. Padahal, dia memang mengutarakan jujur perasaanya saat ini. Jika dia memang sangat-sangat merindukan kekasihnya itu. Setelah mereka tidak bertemu sehari."Kamu marah sama saya?" tanya Ethan, dengan wajah seriusnya. Selina menatap nyalang pria yang berada di depannya kini. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Selina benar-benar merasa sangat kesal dengan Ethan. Bisa-bisanya pria itu bertanya demikian setelah apa yang terjadi."Kenapa gak dijawab? Memangnya, saya ada salah apa sama kamu? Saya kan sudah jujur, jika saya juga merindukan kamu. Lantas, apa lagi yang harus diperdebatkan?" tanya Ethan, sembari menaikkan sebelah alisnya."Pak Ethan bertanya? Kenapa tidak dipikirkan sendiri saja apa salahnya? Kan Pak Ethan itu dosen, jadi pasti pintar dong," sindir Selina, dia merasa sangat kesal dengan ketidakpekaan dari Ethan. Bisa-bisanya pria itu masih bertanya, padahal sudah jelas kesalahannya adalah tidak menghubunginya sama sekali ke
Baca selengkapnya
Bab 56 Membuat Kenangan
Akhirnya, setelah drama-drama tidak jelas. Kini mereka berempat pun memutuskan jalan-jalan ke mall. Sekalian Ethan hendak membeli ponsel baru. Ethan duduk di kursi kemudi, Selina berada di sebelahnya. Sedangkan Lukas dan Lily, dua anak itu tampak asik duduk bersama di jog belakang. Mereka terlihat begitu senang karena akan jalan-jalan."Dad, nanti kita mampir ke timezone, kan?" tanya Lukas dengan semangatnya."Tentu saja, kalian nanti akan bisa bermain sepuasnya," jawab Ethan, sembari fokus menyetir mobilnya."Yeee asik!!" teriak Luka dan Lily secara bersamaan.Ethan tampak tersenyum senang, begitu juga dengan Selina. Dia bahagia karena momen indah ini akan selalu dia kenang, sebelum dirinya harus meninggalkan keluarga Ethan."Beli eskrim juga kan, Dad?" tanya Lily dengan wajah berharap."Tentu saja, cantik. Kita akan membeli eskrim untuk kalian." Ethan kembali berbicara, membuat dua anak kecil itu kegirangan bukan main.Ethan cukup senang, walaupun akhirnya dia tidak jadi hanya perg
Baca selengkapnya
Bab 57 Selina Yang Aneh
Selina semakin panik, dia tidak tahu kenapa Bella dan teman-teman kelasnya bisa pergi ke mall ini juga. "Kita langsung ketemu di Timezone saja, Pak," ujar Selina, dia segara berjalan pergi meninggalkan Ethan beserta dua anak kembar itu."Daddy, Kak Selina kenapa pergi?" tanya Lily, sembari mendongak menatap Ayahnya."Mau ke kamar mandi, nanti menyusul. Ayo, kita pergi ke Timezone sekarang saja," ajak Ethan, sembari mengandeng dua anaknya di kiri dan kanan.Ethan terus berjalan ke arah tujuan. Dengan kedua anaknya yang terlihat sangat senang itu. Tak lama, Ethan melihat Bella dan teman-temannya melihat ke arahnya. Lantas, mereka berjalan menuju dirinya."Pak Ethan, wah tidak menyangka kita bisa berjumpa di sini," ujar Bella dengan semangatnya."Iya." Hanya itu jawaban dari Ethan, sudah biasa bukan jika pria itu memang dingin.Bella menatap ke arah dua anak Ethan yang sangat lucu-lucu itu. Terlihat begitu menggemaskan di mata mereka."Hai ganteng, cantik, nama kalian siapa? Perkenalkan
Baca selengkapnya
Bab 58 Pergi Ke Suatu Tempat
Pagi ini, Selina ikut Ethan mengantar Lukas dan Lily ke sekolah. Sekalian dia menebeng ke kampus, karena memang satu tujuan dengan Ethan. Walaupun sebenarnya, kelas Selina dimulai jam 10 pagi. Dan sekarang baru jam 7.30. Mungkin nanti Selina akan ke kantin, sembari menunggu jam kuliahnya. "Yee udah sampai," ujar Lily dengan semangatnya.Memang, Ethan baru saja menghentikan mobilnya di depan TK kedua anaknya itu. Lukas dan Lily pun menyalami dirinya, lantas keluar dari mobil yang diikuti oleh Selina."Kalian sekolahnya yang benar, jangan nakal-nakal. Harus patuh sama Ibu guru, gak boleh membantah. Kalian berdua mengerti?" Selina memberikan pengertian, dia harap kedua anak Ethan ini paham."Iya, Kak, kita pasti akan menurut sama Ibu guru," balas Lukas, dengan wajah seriusnya."Bagus, kalau begitu cepat kalian masuk. Nanti keburu Bu guru masuk ke kelas lebih dulu," pinta Selina.Kedua anak kecil itu pun menurut, mereka langsung menyalami tangan Selina dan berlarian masuk ke dalam sekol
Baca selengkapnya
Bab 59 Tekanan Dari Papa
"Pak, kita ke kampus sekarang aja, yuk. Saya takut telat ini, saya kan mau jadi anak rajin," ujar Selina tiba-tiba, dia seolah mengganti topik pembicaraan mereka.Ethan menghela nafas, Selina tidak menjawab pertanyaannya. Ethan pun menatap ke arah jam tangannya. Memang waktu berjalan begitu cepat."Ya sudah, ayo kita ke kampus. Saya juga harus mengajar," ajak Ethan cepat."Bapak memang gak kerja di kantor ini?" Selina merasa penasaran."Nanti siang, setelah saya mengajar," balas Ethan, Selina pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.Mereka pun berjalan beriringan keluar dari kantor ini. Menuju parkiran tentunya. Selina hanya mampu terdiam saat mereka berada di dalam mobil. Wajahnya tampak sangat lesu dan sedih.Ethan pun melirik ke arah kekasihnya itu, dia merasa benar-benar ada yang aneh dengan Selina. Entah mengapa kini dia merasa sangat takut kehilangan Selina. Kehilangan separuh jiwanya."Kamu kalau semisal ada masalah tidak apa bercerita sama saya. Mungkin, saya bisa memberi
Baca selengkapnya
Bab 60 Kejutan Romantis Ethan
Tanpa terasa, hari telah berlalu, dan hari ini terkahir dirinya akan tinggal di rumah Ethan. Sudah satu bulan lamannya dia tinggal bersama pria itu dan kedua anaknya. Banyak kenangan yang tercipta di antara mereka. Selina sudah mengemasi barang-barangnya tadi malam. Kebetulan hari ini dia memang ada kuliah sampai malam. Jadi, besok pagi dia tinggal berpamitan kepada Ethan. "Ngelamun aja, Bun," ujar seorang pria sembari menepuk pundaknya. Selina yang sedang menyeruput jus mangga miliknya terlonjak kaget. Untung saja dia tidak tersedak minumannya sendiri. Selina melotot karena Reno datang tiba-tiba dan mengganggunya. "Bisa gak sih kalau datang gak ngagetin!" kesal Selina, dengan wajah ditekuk."Mang, baksonya satu sama es teh satu ya," pinta Reno kepada sang petugas kantin.Reno kini menatap ke arah Selina lekat. Detik berikutnya, pria itu pun tertawa. Padahal tidak ada yang lucu."Gila emang," kesal Selina, sembari menyeruput jus mangganya kembali.Selina kembali merenung, untung sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status