All Chapters of STATUS WA SUAMIKU: Chapter 11 - Chapter 20
53 Chapters
Keputusan untuk Bercerai!
Tapi apa?! Sekarang aku menangis lagi, karena luka yang ditoreh Mas Jaka bukan sekali tapi berkali-kali.Kuhapus sisa air mataku dengan kasar. Begitupun Nandini. Nandini melajukan mobil dengan kecepatan sedang.Jika bukan karena ia menangis, mungkin aku juga tidak akan menangis."Apa rencanamu?"tanya Nandini."Aku ingin mengobati bekas tamparan ini?"jawabku dingin sambil menatap lurus ke depan."Apa perlu kita melakukan visum?"tanyanya lagi."Tentu saja, ini akan kujadikan bukti di pengadilan," ucapku tegas."Apa kau yakin?" tanya Nandini sekali lagi."Tentu saja. Sudahlah Nandini apalagi yang perlu dipertahankan. Apa kau ingin aku dijadikan samsak saat dia marah," ucapku menatap Nandini tajam."Bukan begitu, siapa tau kau ingin mendapatkan bukti lebih," ucap Nandini."Bukti apalagi, bukankah ini sudah termasuk KDRT," ucapku tegas."Betul, siapa tau kau ingin memergoki mereka sedang enak-enak," ucapnya diiringi kekehan kecil."Ah, peduli badai lah. Mau mereka ngapain itu juga bukan ur
Read more
Ayah Marah Besar! (POV Ara)
"Kurang ajar! Awas saja kau Jaka! Tidak akan aku ampuni dirimu."Ayah berteriak lalu mengambil vas bunga dan melemparkannya.Untung saja vas bunga itu terbuat dari bahan plastik, jadi tak mudah pecah. Aku menatap Ayah dengan perasaan yang berkecamuk.Baru kali ini aku melihat ayahku semarah ini, biasanya jika sedang marah Ayah pasti bisa mengendalikan amarahnya.Kugenggam erat pakaianku, rasa takut menyeruak di dalam dada. Ibu memelukku lalu mengajakku untuk duduk di sofa.Ibu pergi ke dapur dan kembali membawakan segelas air putih untukku.Aku meminumnya hingga tandas, tenggorokanku rasanya kering sekali. Seperti sudah lama tak minum.Kutatap Nandini yang melamun memandang vas bunga di lantai. Aku memandangi Ibu, sepertinya Ibu mengerti lalu menarik tangan Nandini.Nampak raut terkejut darinya, aku segera mengajaknya duduk di sofa.Sedangkan Ayah, dada Ayah naik turun. Nafasnya tak beraturan.Ayah meremas rambutnya frustasi lalu duduk di sofa lainnya."Ayah ...," panggilku.Baru saja
Read more
Perkumpulan Dua Keluarga!
"Panggil kedua orangtuamu untuk kesini," ucap Ayah dingin, lalu duduk menuju sofa.Mas Jaka menatapku sendu. Aku langsung memalingkan wajahku."Untuk apa orangtuaku dipanggil kesini?" tanya Mas Jaka. Ah, dia berlagak pura-pura tak tahu kesalahannya."Agar mereka tau apa yang kau lakukan pada putriku," ucap Ayah."Memang apa yang aku lakukan? Aku hanya mengajaknya pulang. Jangan ganggu rumah tangga kami!" teriak Mas Jaka lantang."Kamu! Pasti kamu kan yang sudah membuat Ara begini! Kamu memang wanita tak tau diri. Pantas saja tidak ada laki-laki yang menyukaimu!" teriak Mas Jaka sambil menunjuk Nandini.Plak!Aku berdiri menghampirinya dan langsung menampar wajahnya."Jangan hina sahabatku! Dia tak ada urusannya dengan kita. Kau yang salah, kau yang sudah membuatku seperti ini." Aku menekankan setiap kalimat yang keluar dari mulutku, entah kenapa tak ada lagi rasa kasihanku padanya."Kita pulang, Sayang," ucap Mas Jaka memegang lenganku. Namun segera kutepis, risih rasanya tanganku dip
Read more
Apa Aku Egois? (POV Jaka!)
Ting![Pulanglah malam ini, ada yang ingin kubicarakan! Jangan selalu beralasan lembur, aku juga perlu waktumu walah hanya semenit!]Satu pesan masuk ke gawaiku. Dan pengirimnya adalah istriku.Aku bingung tumben sekali dia mengirimkan pesan seperti ini, biasanya tidak pernah. Jika aku pulang malam, dia pasti selalu memaklumi. Kenapa sekarang dia memintaku agar pulang malam ini.Aku jadi khawatir, takut terjadi apa-apa dengannya."Mas, kenapa sih? Kok dari tadi natap gawai terus?" Suara Yose mengagetkanku.Segera kumasukkan gawai ke saku celana."Nggakpapa, ayo kembali ke kantor. Aku sudah membelikan kalung bahkan memasangkannya secara langsung padamu," ucapku padanya."Eits, tapi entar malam kamu ke tempatku lagi kan?" tanyanya manja."Tidak bisa, istriku meminta waktu untuknya malam ini," ucapku ketus."Istri? Istri terus, aku kapan dijadiin istri sama kamu. Anak dalam kandunganku juga butuh seorang ayah, jangan nunggu kandunganku besar dulu baru kamu mau bertanggung jawab," ucapnya
Read more
Drama di Rumah Sakit (Keangkuhan Mas Jaka!)
"Jika terjadi apa-apa dengan Mamaku, aku takkan memaafkanmu, Sayang." Mas Jaka berbisik ditelingaku.Aku bergidik ngeri, entah apa yang ia lakukan nanti. Yang terpenting sekarang adalah kesalamatan Mama.Sempat terjadi perdebatan saat ingin membawa Mama ke rumah sakit. Mas Jaka yang selalu ingin bersamaku, dia tak ingin dipisahkan. Ayah berusaha keras agar Mas Jaka tak satu mobil denganku, takut terjadi apa-apa.Jadilah kami memakai mobil masing-masing untuk menuju rumah sakit. Kami menuju rumah sakit terdekat.Setelah lima belas menit akhirnya kami sampai di rumah sakit. Karyawan di rumah sakit bergegas membantu untuk menyambut Mama.Mama di masukkan ke ruang VIP agar lebih mudah, dan tidak terlalu berisik.Kami yang berada dalam ruangan ini semua terlihat khawatir. Namun berbeda dengan Mas Jaka seperti ada sesuatu yang membuatnya senang.Entahlah, sepertinya Mas Jaka sudah mulai tak waras.Aku duduk di sofa ruangan ini, sambil memijit pelan kepalaku yang sakit. Nandini juga sekekali
Read more
Rencana Bertemu Wanita Penggoda!
"Siapkan saja mentalmu, saat kau kehilangan semua. Maka kau akan merasakan penyesalan yang mendalam," bisikku di telinga Mas Jaka dengan nada mengejek.Terdengar nafasnya yang memburu, mungkin dia sekarang sedang menahan amarah. Ah, aku takkan selemah dulu lagi, Mas. batinku."Jaga omonganmu Ara, aku tak pernah mengajarkanmu untuk melawanku!" teriaknya sambil menunjukku dengan dada naik turun."Aku akan berhenti bicara, jika duniaku benar-benar sudah tak ada," ucapku menantangnya."Jangan bicara tentang dunia Ara! Duniamu ada padaku. Bahkan surgamu juga padaku," ucapnya dengan melemah.Terlihat penyesalan di matanya. Tapi maaf, aku tak akan terbuai kembali."Buktikan saja pada mereka, bahwa cinta kita memang hanya sampai di sini.Andai kau tak berkhianat mungkin kita akan tetap bersama," ucapku dengan senyum termanis.Ada luka yang menganga di sana, di dalam hati. Aku hanya berusaha untuk menutupi agar tak terlihat lemah."Kita masih bisa memperbaiki semuanya Ara. Mas mencintaimu," uc
Read more
Wanita Tak Tahu Malu! (POV Nandini)
Tetaplah tersimpan sebagai kenangan, walau kita tak lagi ada sebagai sebuah harapan. batinku.****POV Nandini"Ara, Nandini, ayo bangun." Suara ketukan pintu di kamar membangunkanku.Aku lalu melirik ke sampingku, di mana ada Ara yang masih terlelap dalam mimpi indahnya.Kugoyang-goyangkan tubuhnya, tapi dia masih dalam tidurnya."Iya, Tan. Ini udah bangun kok," ucapku sambil mengucek-ngucek mata."Ya ampun anak gadis orang, jam segini baru bangun. Ayo buruan mandi, katanya mau pulang ke rumah Ara." Ibunya Ara berucap sambil mengacak rambutku.Aku tersenyum lebar menampakkan gigiku. Dan dibalas kekehan kecil oleh Ibu.Aku kembali menutup pintu dan masuk ke kamar mandi mengambil air segayung.Kembali lagi ke depan di mana Ara berada, lalu menyiramkan air sedikit demi sedikit ke wajah Ara.Ppph!"Aduh, hujan!" teriak Ara dengan sangat lantang.Aku tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan bocah dari Ara.Ara lalu berhenti berteriak dan menatapku tajam. Sepertinya dia mulai sadar bahw
Read more
DIUSIR!
"Kau benar-benar tak punya muka Jaka! Sudah kuberi kau dua pilihan. Pilih keluarga ini atatu tinggalkan wanita itu."Ma jangan begini, kalo bisa diselesaikan dengan kepala dingin kenapa harus pakai pilihan segala." Mas Jaka terlihat begitu prihatin."Karena kau melempar kotoran ke wajah kami Jaka! Ke wajah orangtuamu, mengerti kau!" teriak Mamanya."Maafin Jaka, Ma. Tapi Jaka nggak bisa kalo harus memilih," ucapnya."Kenapa?!" teriak Mama begitu lantang."Karena Yose sedang mengandung benih dari Jaka Ma," lirih terdengar suara Mas Jaka di telinga."Apa?! Jadi kau sudah melakukan lebih!" bentak Mama kepadanya."Sudah Jaka bilang Jaka dijebak sama perempuan ini," jawab Mas Jaka sambil menunjuk ke arah Yose."Eh, enak aja! Tapi kamu nikmatin, kan," ucap Yose tak mau kalah."Kalo bukan kamu yang kegatelan, aku juga nggak bakalan mau sama kamu!" teriak Mas Jaka."Nggak bisa gitu, dong. Di sini kita berdua sama-sama pemerannya. Kamu nggak bisa nyalahin aku gitu aja, Mas." Yose berteriak ta
Read more
Rencana jahat Yose!
Aku memandang kepergian Mas Jaka dan Yose. Ada rasakasihan, ketika orangtuanya lebih membelamu daripada ia. Namun, ini semua juga balasanatas kelakuan Mas Jaka yang lupa diri.Berkali-kali ia mengatakan khilaf, berusaha mengelakbahwa dirinya tak bersalah. Tapi entah kenapa tak ada rasa percaya lagi padanya.Mama, terduduk di sofa sambil menangis tersedu-sedu.Aku menatapnya iba, bukan mereka yang melakukan kesalahan. Tapi malah mereka yangharus menanggung penderitaan.Malang!Anak yang selama ini dibanggakan malah membuat sesuatuyang sangat mengecewakan.“Mama yang sabar ya, Ma. Jangan menangis terus, Mamajuga harus menghawatirkan kesehatan Mama saat ini,” ucapku sambil.memegang tangannya.“Mama nggak nyangka aja, Ra. Bagaimana mungkin Jakabisa melakukan kesalahan begini,” ucap Mama yang masih terus menangis.“Mama harus ingat, bagaimanapun juga Mas Jaka adalahanak Mama. Anak kandung Mama, mungkin ini ujian yang diberikan Tuhan buat ngetessampai mana batas kesabaran Ara, Ma,” jawabku.
Read more
Menggugat Cerai!
BAB 20. Menggugat cerai!Semenjak kejadian semalam,tak ada lagi senyumsenyuman yang keluar dari wajah Mama, hanya ada tangisan dantangisan yang keluar dari bibirnya.Aku tahu tidak ada seorangibu yang tak sakit melihat anaknya menorehkan luka yang begitu dalam danmelakukan kesalahan tanpa bisa dimaafkan.Tapi walaupun begitu akutahu rasa Sayang Mama kepada Mas Jaka benar-benar sangat besar. Walaupun MasJaka membuat kesalahan, namun di dalam hati kecil Mama Mas Jaka tetap pangerankecilnya untuk selamanya.Banyak di luaran sana orangtua membela anaknya yang bersalah dan tak ingin membantu untuk merubah sifatanaknya. Tapi di sini, aku tak menemukan tabiat itu pada Mama dan Papa. Itulah mengapaaku sangat bersyukur memiliki mereka berdua. Sebenarnya aku merasa sempurnadisayangi oleh ayah dan ibu dan juga berdua mertuaku.Aku menatap Mama sendu didepan pintu kamar ini, sedangkan Nandini berdiri di sebelahku. Aku rapuhmelihat Mama kecewa begitu. Entahlah, tak habis pikir aku dengan Mas J
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status