All Chapters of Video Mertua Menggosipkanku dalam Acara Keluarga Suamiku : Chapter 71 - Chapter 80
147 Chapters
Bab 71
Sebagai teman, Celine ingin menguatkan dan menghibur Siska. Maka, dia pun berkata, “Sis, coba deh kamu pikirkan. Robert itu idola semua cewek di kelas kita. Tapi dia nakasir berat sama kamu. Udah diputusin juga masih ngejar kamu.”“Aku nggak peduli. Cinta itu buta Cel. And now, he make me blind (Dan sekarang dia bikin aku buta).”“Iya, aku ngerti. Maksudku, jika Robert saja seperti itu, artinya, kamu itu sangat sempurna. Kamu tahu nggak, sejak tadi ada banyak cowok merhatiin kamu. Tapi mereka kayaknya minder buat duduk di sini karena kamu tuh kelewat cantik.”“Beneran?”“Iyalah! Kalau mantanmu sekarang sayang sama istrinya, ya wajarlah. ‘Kan selama ini mereka udah bersama, istrinya hamil lagi. Tapi, waktu bisa mengubah apa pun.”“Maksudmu?”“Kamu tahu gimana istrinya mantanmu itu? Dia cantik, biasa, jelek, menarik, atau apalah.”Siska mengangguk. “Dia biasa banget. Ibu dan adiknya mantanku juga benci banget sama dia. Kalau adik mantanku bilangnya, dia itu kampungan, dan setelah aku ke
Read more
Bab 72
Waktu seperti terhenti ketika Aji dan Retno memasuki restoran. Mereka seolah menyihir semua orang untuk mengabaikan segala hal dan hanya fokus menatap keduanya.“Apa mereka pasangan dari surga?”“Laki-laki dan perempuan itu sangat ... memukau.”“Mereka pasangan yang sempurna.”"Ya Tuhan, bisakah aku mendapatkan pasangan sesempurna itu?"Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat pujian bernada sama, tanpa sadar terlontar dari mulut orang-orang yang terkesima dengan penampilan Aji dan istrinya.Sudah barang tentu reaksi positif tersebut membuat Siska mendengkus kesal. Dia membiarkan Aji mengajak istrinya datang ke acara itu hanya karena ingin mempermalukan Retno yang sehari-hari berpenampilan kelewat biasa. Lalu, mengapa malam ini mendadak Retno seperti seorang putri? Sangat konyol! Ini jelas bukan dongeng Cinderela.“Sis, kalau dia adalah istri mantanmu, maka akan sangat berat bagimu untuk mendapatkan kembali mantanmu itu. Dia sungguh saingan yang sangat kuat. Lihatlah, wajah dan tubuhnya
Read more
Bab 73
“Istrimu yang mengajariku, Aji. Sejak dari rumahmu tempo hari, aku menjadi hobi bercanda. Itu sangat ... menyenangkan rupanya. Sekarang aku mengerti kenapa Retno suka bergurau.” Siska pun menatap lekat ke depan.Dari tempat duduk Aji, pemandangan dua wanita yang berbalas tatapan tajam itu terlihat sangat menakutkan. Imajinasi lelaki itu mulai berlebihan, kalau-kalau di depannya terjadi perang dunia; piring dan gelas terlempar, segala barang di atas meja berserakan karena telapaknya ditarik paksa, lalu jambakan demi jambakan, sampai dengan saling memberikan tamparan keras.Plak!Aji memejamkan mata erat. ‘Ya Tuhan, jangan biarkan wanita-wanita ini mengacaukan dunia,’ batin Aji dengan detak jantung secepat kereta ekspres.’“Di mana kelakarmu, Retno? Kenapa dengan penampilan menawan ini selera humormu malah hilang? Apa sekarang, bercanda bukan lagi menjadi hobimu? Sayang sekali!"Retno tidak menggubris. Dia malah mengangkat tangan, meminta seorang pelayan untuk membuatkan segelas jus. Di
Read more
Bab 74
Terlintas niat busuk di kepala Siska. Dia tersenyum miring sebelum menjawab, “Maaf ya Retno, aku hanya menerjemahkan apa yang dikatakan lelaki ini saja. Katanya, kamu sangat kampungan. Penampilanmu sangat buruk. Dia menyarankan agar kamu mengganti semuanya. Gaunmu, model rambutmu, riasanmu, sepatumu, dan semuanya.” “Benarkah?” Kedua alis Retno bertaut hampir menyatu. “Tapi kenapa dia malah tersenyum? Aku tidak melihat ekspresi mencela di wajahnya. Senyumnya sangat tulus, seperti orang memuji.” “Itulah, mereka orang luar kalau mengkritik selalu disampaikan dengan sopan dan santun karena memang ya tujuannya baik, untuk mengingatkanmu supaya lain kali tidak berpenampilan seperti ini lagi.” Siska melanjutkan kebohongannya. “Begitu ya?” Retno masih terlihat ragu. “Iya dong. Aku sendiri merasa kalau penampilanmu yang sederhana seperti saat kamu berada di rumah itu lebih bagus lho Ret. Terlihat lebih dewasa, anggun, dan bijak banget. Ya pokoknya memancarkan aura yang positif dan menenangk
Read more
Bab 75
“Mainlah ke rumahku saat senggang.”Aji pun beranjak setelah memeluk temannya. Jujur saja, sepanjang obrolan tadi, jantung lelaki itu berdetak sangat cepat karena memikirkan sang istri yang duduk satu meja dengan mantan pacarnya.‘Semoga mereka tidak berperang,’ batin Aji usai menghela napas panjang.Tak lama berselang, Aji telah sampai di meja nomor tujuh, tempat dia, istrinya, dan mantanya duduk bersama tadi. Sebuah senyum terkembang di wajahnya melihat penampilan dua perempuan di meja itu masih sama persis seperti saat sebelum dia pergi ke toilet.‘Syukurlah, sepertinya semua aman terkendali,’ batinnya sambil duduk dengan senyum lega.Jika Retno membalasnya dengan senyum pula, tidak demikian dengan Siska yang berbicara dengan nada protes dan manja.“Aji, kamu dari mana saja sih? Lama banget. Ditungguin dari tadi tauk!” Siska meraih tangan Aji yang berada di atas meja.Dengan cepat Aji menarik tangannya. Dia menoleh sesaat pada Retno untuk melihat ekspresi wajahnya. “Eh, maaf, tadi
Read more
Bab 76
Pelipis Retno berkedut. Dia sepertinya tidak menduga jika mantan pacar suaminya itu ses*ngong ini. Akan tetapi, seperti biasa, dia tetap tenang, tanpa mengatakan apa pun.“Ehehehe, istriku sedang hamil Sis, jadi sangat bagus kalau minum jus buah. Bukan begitu, Sayang?” Aji bermaksud untuk membela sang istri.Akan tetapi, Retno justru berpikir lain. Dia mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan lagi. Lalu dia mengulangi pesanannya, meminta segelas jus mangga.Setelah pelayan pergi, Retno memandang Siska. “Aku sangat bersyukur bisa menemukan penjual jus mangga dengan mudah, bahkan di pinggir-pinggir jalan pun banyak. Seperti kata Siska, hanya dengan uang lima ribu, jus yang segar sudah bisa dinikmati. Aku tidak bisa membayangkan jika jus seperti ini hanya tersedia di Skygarden Paradise.” Dia menoleh pada sang suami. “Bayangkan Sayang, betapa menderitanya aku, bahkan meski kamu membawa uang sekoper, aku belum bisa menikmati segelas jus mangga.”Aji tertawa lagi. Ternyata melihat dua p
Read more
Bab 77
Mendengar Retno mengulangi ucapan yang sangat konyol itu, Siska mencondongkan tubuhnya ke depan. Dia meletakkan kedua tangan di atas meja, lantas menyangga dagunya dengan tangan kanan. Terdengar embusan napas panjang darinya, yang disusul dengan senyum lebar. “Baiklah, karena sepertinya kamu sangat ingin ‘membahagiakanku’, lakukan saja Retno. Aku jadi semakin tidak sabar untuk melihat kebaikanmu Retno. Yang terpenting, aku harap kamu tidak memaksakan diri, DAN tidak menyalahkanku jika nanti merasa sangat malu.” Aji menelan ludah. Dia masih tidak mengerti ketika istrinya menawarkan hal mustahil itu lagi. Meski Siska, bahkan juga tamu lainnya sudah menertawakan Retno, dia merasa istrinya itu justru menjadi semakin serius dengan perkataannya. Maka, tidak heran jika dalam hatinya, Aji kembali bertanya-tanya, ‘Sayang, bagaimana kamu akan menyelamatkan diri dari rasa malu sekarang? Orang-orang pasti akan menertawakanmu lagi.’ Sejujurnya, Aji berpikir demikian bukan lantaran dia tidak per
Read more
Bab 78
Bukan hanya Siska dan Aji, melainkan juga semua orang menoleh ke arah ke mana telunjuk Retno tertuju, yakni pada sosok lelaki tinggi gagah dengan setelan jas branded berwarna putih. Lelaki itu berjalan tergesa dan berhenti di dekat meja nomor tujuh, tepatnya berdiri di samping Siska."Selamat malam, perkenalkan saya Tarigan, manajer dari Paradise Restourant. Saya ingin menyampaikan kabar gembira untuk Nona Siska. Selamat ya Nona, anda mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam Skygarden Paradise, menjadi undangan VVIP malam ini."Siska berusaha keras untuk tidak pingsan. Kedua matanya membesar selagi rahangnya jatuh membentur lantai secara tiba-tiba.Ekspresi wajah demikian rupanya juga ditemukan di hampir seluruh orang di ruangan tersebut. Suara tawa dan bisik-bisik mereka bahkan masih seperti berdengung di telinga, tetapi kini, semua bergeming tanpa kata, tanpa tawa."Be-benarkah?" Dari sekian banyak kata yang bisa diucapkan, satu kata itulah yang dipilih oleh Siska. Entah ke mana per
Read more
Bab 79
Siska seperti tersambar petir di siang bolong hingga membuat jantungnya seolah hendak melompat keluar. Pipinya seperti dihantam batu besar yang memaksanya menoleh ke arah Retno dengan rasa sakit yang mencekik tenggorokan. Sementara itu, kini orang-orang mulai berbisik-bisik membicarakan Retno. Bedanya, jika sebelumnya mereka mencaci, menghina, meragukan kewarasan Retno, kini mereka mulai mengatakan hal-hal baik dari perempuan itu. "Siapa sebenarnya wanita itu? Dia pasti orang yang sangat berpengaruh hingga manajer restoran ini saja tunduk pada perintahnya." "Keren banget sumpah! Nyesel aku udah sempet berbicara buruk tentang wanita itu tadi. Ternyata selain penampilan mewah dan memukaunya itu, dia juga sangat berkuasa. Uh! Ngapain tadi dengerin ocehan wanita berbaju merah itu. Tukang fitnah dia ternyata!" "Bukan fitnah sih kalau aku ngomong. Dia nggak tau kayaknya kalau Bu Retno itu sangat berpengaruh. Duh, aku juga pengen ke Skygarden Paradise. Secara siapa yang nggak pengen ngin
Read more
Bab 80
Tidak biasanya di waktu semalam ini ada orang di ruang makan di kediaman itu. Selama ini mereka selalu melakukan makan malam selepas Maghrib atau paling larut hanya sekitar pukul 20.00 saja. Namun kini kurang dari dua jam saja waktu mencapai titik tengah malam, dan masih terlihat ada dua perempuan memunguti segala sesuatu untuk diletakkan di atas sebuah piring putih.Lebih dari itu, dua perempuan yang duduk di kursi itu pun terlihat sangat bersemangat menghabiskan hidangan di meja. Padahal masakan yang tersaji bukanlah menu kesukaan mereka. Biasanya keduanya hanya akan demikian jika makan berlaukkan daging atau seafood. Bahkan saat ini tidak berlebihan jika mereka disebut sebagai orang yang sedang ... kelaparan.Setelah piring makan mereka kosong, keduanya menutup makan malam dengan meminum segelas air. Berikutnya suara sendawa, untuk pertama kalinya terdengar.“Mawar!”“Nggak apa-apalah Ma. Cuman ada Mama ini. Lagipula biasanya juga aku nggak sendawa ‘kan? Sendawa sekali doang udah
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status