Video Mertua Menggosipkanku dalam Acara Keluarga Suamiku

Video Mertua Menggosipkanku dalam Acara Keluarga Suamiku

Oleh:  Khoirul N.  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8.4
10 Peringkat
147Bab
53.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Tenggorokan Retno seperti tercekat saat memutar video sang mertua mengolok-olok dirinya dalam acara keluarga suaminya. Parahnya, video itu dia lihat melalui grup WhatsApp keluarga suaminya yang diunggah adik iparnya dengan kalimat 'Suara hati mertua yang tersakiti'. Segala fitnah yang diucapkan mertuanya mendapat simpati dari para anggota keluarga sang suami. Hingga kemudian mereka serempak menghujat Retno dengan ujaran kebencian yang melampaui batas. Apa yang akan dilakukan Retno atas penghinaan secara terbuka dan berjamaah itu?

Lihat lebih banyak
Video Mertua Menggosipkanku dalam Acara Keluarga Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Olga Denith
Kelamaan nungfu jd bosen...sy yda nga ngarep lg..
2023-03-14 14:31:33
1
user avatar
hanum nasution
update nya kelamaan.. ngikutin ceritanya nuntut kesabaran.
2023-02-07 08:16:05
0
user avatar
Irmanita
ceritanya seru dan selalu penasaran tunggu bab selanjutnya ... ......
2023-01-05 03:58:55
1
user avatar
Nony Enon
bagus ceritanya bikin greget
2022-12-05 10:46:14
1
user avatar
Rana Semitha
bendera putih... lebih berdebar dari eksekusi mati Huang Fu
2022-11-07 02:39:17
0
user avatar
Banin SN
Retno idolaque.....
2022-11-05 14:37:37
0
user avatar
Siti Jaenab
cerita yg ga d tuntaskan
2023-09-13 16:30:51
0
user avatar
Siti Jaenab
sebeeeeelllll
2023-06-18 13:21:04
0
user avatar
Siti Jaenab
ini uda tamat yaa..
2023-09-05 08:09:35
0
user avatar
Yenly Liem Osa
masih niat nglanjutin gk sih??
2023-09-12 16:59:27
0
147 Bab
Bab 1
"Halo, Mbak Retno. Sudah lihat grup keluarga belum?""Belum. Memangnya kenapa Susan?""Mbak lihat sekarang ya.""Tapi-"Tut ... tut ... tut ....Aneh. Tidak biasanya putri adik kedua mertuaku begini. Aku yang sejak tadi sibuk mengetik di depan laptop pun langsung membuka WhatsApp. Ternyata ada banyak pesan di grup WA keluarga suamiku. Aku memang sengaja mematikan notifikasi grup. Jika sudah senggang biasanya aku baru melihat percakapan orang-orang dalam grup.Hari ini memang ada acara keluarga di rumah Tante Santi, adik pertama mertuaku. Jadi, mungkin saja mereka sedang berbagi foto dokumentasi acara. Dan ...Aku salah besar.Kedua alisku bertaut saat membaca tulisan yang menyertai sebuah video unggahan adik iparku, 'Suara hati mertua yang tersakiti'.Firasatku menjadi tidak enak. Mertuaku hanya memiliki dua anak, yakni Mas Aji, suamiku, dan Mawar. Jadi ... kepada siapa video itu ditujukan?Dengan napas tertahan, aku memutar video itu. 'Jangan sampai kalian punya menantu seperti istr
Baca selengkapnya
Bab 2
Sore sebelum magrib Mas Aji sudah pulang dari kantor. Mengerti jika suamiku lelah selepas bekerja, aku menahan diri untuk menceritakan tindakan keterlaluan ibu dan keluarganya. Kubiarkan Mas Aji membersihkan diri dan bersantai sejenak di kamar. "Mau kupijat, Mas?""Tidak usah, Sayang. Kamu pasti lelah juga ngurus rumah seharian. Sini, duduk saja di sampingku."Selalu, tidak seperti keluarganya, sikap Mas Aji sangat lembut dan hangat padaku. Aku kadang heran, mengapa ada malaikat yang lahir dari wanita .... Aku menghela napas panjang, nyaris saja keceplosan dalam hati memaki dengan keras mertuaku sendiri."Kenapa, Sayang? Ada masalah?" tanya Mas Aji tanpa melepaskan kedua tangannya yang melingkar di perutku. Sepertinya dia mendengar embusan napasku yang berat.Aku terpaksa tersenyum dan menggeleng, tidak ingin merusak suasana manis ini dengan video lakn*t ini. "Makan yuk, Mas. Rasanya sudah lapar." Mas Aji mengusap lembut perutku. Dia menatapku lembut saat berkata, "Semoga kita bisa
Baca selengkapnya
Bab 3
"Uhuk! Uhuk!" Mawar pelaku pengunggahan video tersedak atas pertanyaan suamiku, membuat mertuaku menoleh padanya dengan tatapan curiga.Tampaknya, mertuaku tidak tahu jika aksi penggosipan yang dia lakukan di depan keluarga besarnya direkam dan disebarkan Mawar di grup WA keluarga. "Minum dulu," kataku dengan wajah dan suara dingin saat mengulurkan segelas air putih pada adik iparku.Mawar tampak terkejut sebelum meraih air dariku, lantas meneguknya TANPA berterima kasih. Bukan hal aneh, orang yang mudah mencela rata-rata diikuti dengan kebiasaan alergi untuk mengucapkan maaf dan terima kasih."Kamu sampai tersedak. Apa memang ada sesuatu yang terjadi di rumah Tante Santi? Ada masalah dengan acaranya?"Buru-buru mertuaku menyahut, "Tidak, tidak, semuanya berjalan lancar. Rasanya Mama sampai iri pada Santi.""Kenapa, Ma?""Kau tahu Aji, si Windi, calon istri Rico itu sangat luar biasa. Dia wanita karier yang sukses, berasal dari keluarga terhormat, sangat cantik, modis, pinter, dan GA
Baca selengkapnya
Bab 4
"Jangan!" Wajah Mawar pucat ketika Mas Aji meraih ponselku. "Ma-maksudku, Mas Aji nggak usah lihat video itu. Nggak penting juga, itu hanya ....""Nggak papa, Mawar. Aku juga ingin lihat kehebohan yang terjadi di rumah Tante Santi. Sayang sekali aku tidak bisa hadir di acara itu tadi. Terima kasih ya kamu sudah merekam dan membagikannya di grup."Rasakan! Petiklah buah dari apa yang kau tanam. Kugeser pandanganku ke Mama. Wajahnya tidak kalah pucat dari Mawar. Meski mungkin dia tidak tahu video apa yang hendak disaksikan putranya, kecemasan di wajah Mawar sudah cukup membuatnya turut was-was juga."Lihat baik-baik Mas. Jangan lewatkan satu detik pun." Aku tersenyum sebelum duduk dan menyesap air putih. Entah sejak kapan air jernih menjadi semanis ini.Mas Aji menekan layar ponselku. Seketika itu pula kedua alisnya bertaut hingga hampir menyatu melihat dan mendengar sang ibu mengolok-olok istrinya seperti ... sampah di hadapan banyak orang, di depan keluarga besarnya.Sementara itu, M
Baca selengkapnya
Bab 5
Aku benar-benar seperti melihat sisi lain suamiku. Di balik sikapnya yang selalu ramah, lembut, dan penyayang, ternyata Mas Aji bisa menjadi sesangar ini. Dan semuanya demi ... aku."Aku minta maaf Mbak Retno.""Uhuk! Uhuk!" Aku sampai tersedak ludahku sendiri melihat Mawar mengulurkan tangannya padaku. Dia benar-benar menuruti perintah Mas Aji.Tentu saja Mawar takut suamiku tidak memberikan uang padanya. Secara, selama ini dia selalu meminta ini dan itu pada Mas Aji. Dan, nyaris selalu dituruti.Aku menyambut tangan adik iparku sambil mengingatkan, "Berjanjilah kamu tidak akan mengulangi perbuatan burukmu itu. Selain merugikan aku secara pribadi, tindakanmu itu juga mencoreng nama keluarga kita."Hening.Mungkin di balik bungkamnya Mawar dan Mama saat ini, mereka tengah menghujatku dalam hati. Terserah! Aku tidak peduli. Yang jelas, mereka harus diberi pelajaran berharga agar tidak seenaknya sendiri."Mawar, dengar apa yang dikatakan kakak iparmu?""Aku mengerti.""Bagus. Sekarang c
Baca selengkapnya
Bab 6
Mama berbalik dan menuruni tangga. Dia menghampiri Mas Aji masih dengan wajah merah padam. Dia pasti tidak terima atas ancaman suamiku. Terlihat sekilas dia melihat ke arahku dengan tatapan penuh dengan kebencian."Jadi ... kamu tega meninggalkan Mama dan Mawar demi janda ini?" Mama menunjuk diriku. Aku tahu, mertuaku tidak akan pernah merasa kalau semua kekacauan ini terjadi karena apa yang dia lakukan. Sebaliknya, dia pasti berpikir akulah biang masalahnya."Dia bukan janda, Ma. Aku suami sah Retno.""Terserah apa katamu. Bagi Mama dia tetap sama, wanita tidak tahu diri yang telah mengubahmu menjadi seperti ini! Kamu berani melawan bahkan berbicara dengan nada tinggi pada Mama karena wanita s*alan ini."Mas Aji tersenyum kecut. "Aku sangat menyesal. Dua tahun sudah aku meminta istriku bertahan di rumah ini, rumah di mana dia sama sekali tidak dihargai sebagai seorang menantu, sebagai kakak ipar, dan sebagai manusia."Kini Mas Aji menatap ibunya dengan mata menahan air. Jika seseora
Baca selengkapnya
Bab 7
Saat kami sampai di dalam kamar, Mas Aji langsung menutup dan mengunci pintu. Lantas, dia memelukku erat."Maafkan aku ...." Mas Aji berkata lirih tetapi terasa menyayat hatiku. Dua tahun kami hidup bersama, Mas Aji tidak pernah terlihat sesedih ini. Jika aku mengeluh tentang ibu dan adiknya, dia selalu meminta maaf atas nama dua perempuan itu, lantas menghiburku dan menguatkanku untuk bersabar.Mungkin, kali ini apa yang dilakukan Mama dan Mawar sudah sangat mengoyak hatinya."Mas ...."Mas Aji mempererat pelukannya. Terdengar sesekali isakan lelaki itu."Aku minta maaf, Sayang. Maafkan aku. Mama dan Mawar sudah sangat ...." Mas Aji tidak mampu menuntaskan kalimatnya. Yang terdengar hanyalah isakannya.Aku melepas pelukannya. Kutatap wajah suamiku yang basah oleh air mata. Aku tersenyum dan menggeleng pelan sembari menyeka wajahnya. "Jangan seperti ini. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Aku sangat bersyukur memiliki suami sepertimu. Aku sama sekali tidak menyesal menikah denganmu
Baca selengkapnya
Bab 8
Di dalam kamar, Mas Aji tampak bergeming selagi aku menata kembali pakaian ke dalam lemari. "Mas Aji," panggilku tetapi tidak ada jawaban darinya. Aku menoleh untuk melihat suamiku yang duduk di atas ranjang. Keningnya tampak berkerut seperti sedang cemas memikirkan sesuatu.Aku pun beranjak dari depan lemari dan menghampirinya. Kupegang pundak suamiku. "Mas.""Ya. A-ada apa, Sayang?" Mas Aji memaksa untuk tersenyum."Kenapa? Sejak masuk ke kamar kamu hanya diam."Sebuah napas kabur dari mulut Mas Aji. Dia meraih tanganku. "Sayang, kau pasti juga merasa kalau Mama dan Mawar tidak sungguh-sungguh menyesali perbuatan mereka. Maksudku, semua yang tadi dilakukan hanya karena mereka takut pada ancamanku. Aku khawatir, Mama dan Mawar akan bersikap buruk lagi padamu, terutama saat aku tidak ada di rumah. Aku khawatir ... keputusanku tetap tinggal di sini keliru."Aku menarik kedua ujung bibirku, mengetahui ternyata Mas Aji mencemaskan hal yang sama denganku. Di sisi lain, aku pun mengerti j
Baca selengkapnya
Bab 9
Pagi-pagi sekali aku sudah selesai bersih-bersih rumah dan masak. Sepertinya aku terlalu bersemangat menyambut hari baru hingga saat subuh belum datang, kedua mataku sudah tidak bisa terpejam.Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum ketika menata hidangan di atas meja makan. Terlebih saat membayangkan reaksi yang diberikan mertua dan iparku saat melihat makanan yang telah kupersiapkan dengan apik.Aku tahu, ini akan menjadi kejutan yang sangat menyenangkan. Maka, sebagai rasa sayangku pada Mama dan Mawar, sengaja pagi ini melengkapi semua dengan seduhan teh hijau. Sementara untuk Mas Aji, seperti biasa, secangkir kopi pahit telah siap untuknya. Pernah sekali aku bertanya pada suamiku perihal apa yang membuatnya lebih suka kopi pahit. Dan jawaban yang diberikan sangatlah klise, tapi tetap membuatku senang. Kata Mas Aji, itu karena rasa manisnya sudah cukup dengan melihat wajahku. Aku tersenyum-senyum sendiri menunggu semua orang turun untuk sarapan bersama. Beberapa saat b
Baca selengkapnya
Bab 10
Ruangan menjadi hening atas sisa-sisa gema dari teriakan Mama. Apakah Mama akan membuka topengnya secepat ini? Apa Mama akan kembali menunjukkan sisi buruk yang mendominasi keseluruhan dari tabiatnya selama ini?"Maksud Mama, Aji ... Retno pasti lelah menyiapkan ini semua. Dia sudah bekerja keras sejak tadi. Jadi, kamu beli makan saja seperti biasanya ya. Jangan menyusahkan istrimu. Lagipula, tidak baik juga kalau nanti kamu berbicara dengan klien. Mereka akan ... terganggu dengan bau mulut akibat masakan menji-, em ... makanan lezat tapi beraroma sedikit menyengat ini."Aku tidak mengira kalau efek peperangan kecil tadi malam begitu besar, hingga Mama merasa sungkan untuk berbicara kasar padaku. Tidak mau mengendorkan serangan, aku pun membalas, "Tidak apa-apa, Ma, aku tidak capek. Aku akan mengambil rantang untuk bekal makan siang Mas Aji. Kalau untuk napas tidak sedap, aku sudah menyiapkan ini! Permen pengusir bau mulut. Jika masih belum cukup, aku akan membawakan sikat dan pasta
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status