Semua Bab Bukan Istri Pilihan Suamiku : Bab 51 - Bab 60
264 Bab
Bab 51
"Jangan bohong, Daffin pasti yang melakukan ini. Dia pasti melakukan kekerasan terhadapnya Hana. Cerita dengan mama nak, tidak usah takut." Susi semakin marah dan mengeraskan suaranya ketika mendengar pengakuan dari Hana. Hana diam memandang wajah mama tirinya. "Bila tujuan Anda datang ke sini untuk buat keributan silakan keluar." Mita marah. Sebenarnya bisa saja ia meminta agar pengawal pribadi yang berjaga di luar menyeret wanita itu keluar dari kamar menantunya, namun Mita masih ingin melihat apa sebenarnya tujuan Susi datang ke sini. Mendengar ancaman dari Mita membuat nyali Susi, sedikit menciut. Ia duduk di tepi tempat tidur Hana. "Cerita sama mama. Mama akan memberikan keadilan untuk Hana. Hana jangan takut untuk mengatakannya. Susi menangis dan memeluk Hana. Ia menunjukkan bahwa dirinya sangat terpukul dengan peristiwa yang menimpa anak tirinya.Mita hanya diam, memandang wanita yang merupakan mama tiri Hana. Ia tetap berdiri di samping tempat tidur, untuk memantau dan mende
Baca selengkapnya
Bab 52
Wajah Susi memuncak ketika melihat kemarahan Mita. Ia tidak menyangka wanita yang bertubuh langsing itu memiliki tenaga yang kuat"Maaf, saya khilaf, maaf. Saya terlalu emosi." "Khilaf kau bilang." Mita kembali menampar wajah Susi dengan keras. Ditariknya rambut wanita itu dengan keras, hingga terdengar suara hentakan dari kulit kepala Susi. "Tolong lepaskan mbak, saya tahu saya salah." Susi sangat kesakitan. Bisa saja ia melawan Mita namun Susi sangat tidak berani, mengingat di depan kamar Hana ada beberapa orang pengawal yang menjaga. Ia tidak mengerti, mengapa pengawal pribadi itu membiarkan dirinya untuk masuk. Dengan bersusah payah, Susi menahan dirinya. Ia hanya bisa pasrah dan menerima serangan yang dilakukan mama mertua Hana kepadanya. Ia harus bisa menahan dirinya, agar hubungannya dengan Hana nanti semakin menjauh. Saat ini dirinya sangat membutuhkan bantuan dari anak tirinya."Seenak-enaknya kau minta maaf setelah kau menampar menantu." Mita kembali mendaratkan tangann
Baca selengkapnya
Bab 53
Hana menggelengkan kepalanya. "Aku mana ada uang ma. Aku aja datang ke sini nggak apa-apa. Tangan aku juga seperti ini, gak bisa pegang apa-apa," jelas Hana. "Jadi bagaimana Mama pulang nak, Mama benar-benar enggak ada uang. Jangankan untuk ongkos, untuk makan juga nggak ada. Kakak, kamu nggak pulang-pulang. Dia juga nggak ada ngasih kabar, dia juga nggak ada dikirimin Mama uang sejak dia pergi." Susi sudah tidak punya uang sama sekali. Bahkan untuk makan, juga tidak ada. Berliana seakan tidak mengingatnya lagi."Ya, aku nggak tahu lah, mama pulang jalan kaki saja." Hana berkata dengan kejam. Ia memang tidak memiliki uang untuk diberikan kepada Mama tirinya."Nak jangan kejam gini dong nak. Mama datang ke sini kan untuk jenguk kamu.""Jenguk aku atau cari uang?" Susi diam dan menelan air ludahnya yang terasa anyir."Hati aku terlanjur sakit mama buat. Jadi sekarang aku sudah tidak ingin lagi, lihat mama, pergilah." Hana mengusir. "Hana kamu jangan seperti ini dengan Mama. Kamu apa t
Baca selengkapnya
Bab 54
Pagi ini, Hana begitu sangat senang, ketika dokter mengatakan tangannya tidak perlu lagi memakai gendongan.Daffin tersenyum dan mengusap kepala istrinya. Melihat tangan Hana yang sudah dalam proses penyembuhan seperti ini, membuat hatinya merasa sedikit lega."Apa tangan sudah boleh digerakkan ini dok?" Hana tersenyum memandang tangannya. "Sekarang tangannya sudah boleh digerakkan, hanya saja tidak boleh mengangkat benda-benda yang berat. Hindari menggerakkan tangan secara cepat seperti memutar." Dokter Irwan menjelaskan dengan tersenyum."Apa saya saya sudah boleh mengetik pakai laptop?" Hana tersenyum penuh rasa bahagia. "Sudah namun bila tangan terasa lelah, istirahatkan. Jangan dipaksa bekerja menggunakan tangan dalam durasi waktu yang lama. Mengingat tangan ibu Hana, baru saja sembuh. Namun di sini, kata sembuhnya bertahap, tidak langsung sembuh langsung begitu saja jelas," dokter Irwan.Senangnya hati Hana, ketika mendengar ucapan dokter yang sudah berjasa membantu penyembuh
Baca selengkapnya
Bab 55
"Aku akan pagi ke kantor pagi, jadi pagi-pagi mama baru datang ke sini lagi." Daffin mencoba untuk membujuk."Ya sudahlah, Mama juga sudah lama nggak pulang ke rumah, jadi mau periksa rumah juga." Mita akhirnya mengalah.Mendengar apa yang dikatakan Mama, membuat Daffin merasa sangat senang. Akhirnya dirinya bisa memiliki waktu bersama dengan istrinya."Apa mama dan papa mau langsung pulang, sekarang?" Daffin senyum."Ngusir kamu?" tanya Surya."Enggak sih, pa." Daffin tersenyum nyengir."Hana lagi tidur, kalau mama pulang sekarang, nanti takutnya gitu dia bangun malah cariin Mama," ucap Mita."Nanti bisa aku kasih tahu Hana, ma." Davin berdoa di dalam hatinya agar mamanya mau mendengar bujukannya."Ya udah kalau gitu, nanti kalau ada apa-apa, Kasih tahu mama, mama akan datang ke sini.""Iya ma." Daffin yang begitu sangat senang. Akhirnya, ia bisa juga berduaan dengan istrinya.Setelah Hana melakukan terapi tangannya, Hana merasa kelelaihan dan baru tertidur. Karena itu, Mita tidak
Baca selengkapnya
Bab 56
Daffin menelan air ludahnya dan menuruti perintah yang diberikan istrinya. "Kalau seperti ini ceritanya, gimana mau mandi berdua." Daffin berkata dalam hati sambil memandang ke arah dinding. Senyum mengembang di bibirnya, ketika melihat istrinya yang sudah mulai berani untuk menyatakan keinginannya dan memperlihatkan sifatnya yang ternyata manja dan malu-malu. "Abang sudah." Hana berkata setelah memakai kembali celananya.Daffin tersenyum dan membalikkan badannya. Dengan cepat dibukanya baju serta celananya. "Kita mandi?" Daffin tersenyum.Hana menggelengkan kepalanya. "Hana mau mandi sendiri aja, Abang tunggu di luar. Nanti kalau sudah selesai, Abang baru mandi, kita gantian." Hana tersenyum manis.Daffin diam memandang senyum manis istrinya yang memperlihatkan deretan gigi putih nan rapi tersebut. "Tadi katanya mandi berdua." Pria itu mengingatkan istrinya. "Hana berubah pikiran, Hana mau mandi sendiri aja."Daffin diam mendengar ucapan istrinya. Semangat yang tadi menggebu-gebuk
Baca selengkapnya
Bab 57
"Tentu." Daffin tersenyum."Apa nggak dikejar security?" Hana memandang wajah suaminya dengan serius."Nggak," jawab Daffin. "Apa beneran boleh keluar dari rumah sakit?" Hana kembali bertanya dengan ekspresi wajah, tidak percaya."Iya boleh, mau nggak makan di luar?" Daffin kembali menawarkan. Rumah sakit ini, sudah seperti hotel baginya. Yang mana mereka hanya tidur saja di sini dan sekali-sekali perawat dan dokter akan datang memeriksa.Dengan cepat Hana menganggukkan kepalanya. "Hana ganti baju dulu ya.""Iya, mau dibantuin?" Daffin menawarkan jasa."Bisa sendiri." Hana mengejek dengan menjulurkan lidahnya.Melihat sikap istrinya seperti ini membuat dirinya gema sendiri. "Udah berani ya," ucapnya.Hana menelan air ludahnya dan menggelengkan kepalanya. Daffin menatap istrinya tanpa berkata apa-apa. Hana hanya diam tanpa mampu berkata apa-apa lagi. Dadanya tiba-tiba saja terasa sesak dan sulit untuk bernafas, ketika melihat cara suaminya menatapnya. "Abang maaf ya, Hana hanya be
Baca selengkapnya
Bab 58
Daffin masuk ke dalam warung makan sambil memegang tangan istrinya. Melihat tempat yang saat ini di kunjunginya membuat dirinya bingung sendiri. Entah mengapa Hana memilih tempat ini. Warung makan ini tidak begitu besar, namun pengunjungnya sangat ramai. Bahkan dirinya bingung untuk memilih tempat duduk.Hana memandang ke dalam warung makan sambil mencari kursi yang kosong. "Abang, kita duduk di sana ya." Ia menunjuk kursi yang kosong di depan meja yang ditempati oleh pasangan suami istri dengan membawa anak."Itu meja ada orangnya," tolak Daffin."Nggak apa-apa, kita makan di sana aja." Hana tersenyum dan menarik tangan suaminya.Daffin hanya diam dan mengikuti kemauan istrinya. "Permisi mbak, apa kursi ini kosong?" Hana tersenyum memandang wanita yang saat ini sedang duduk memangku anaknya."Nggak ada, kosong," jawab wanita satu anak tersebut."Terima kasih ya mbak." Hana tersenyum dan kemudian duduk di kursi plastik tanpa memiliki sandaran tersebut."Abang duduk sini." Hana mene
Baca selengkapnya
Bab 59
"Maaf mbak, ini kerjanya dicepetin." Susi sangat kesal di perlakukan seperti ini. Jauh di lubuk hatinya, Ia tidak ingin bekerja seperti ini. Anaknya seorang artis terkenal, tidak selayaknya ia bekerja di warung makan kecil seperti sekarang."Kerjanya yang cepat ya Bu Susi, itu mejanya sudah pada numpuk semua piring-piring kotor." Wanita pemilik warung itu, berkata dengan kesal. "Iya Mbak," jawab Susi dengan wajah yang tidak ikhlas. "Cuman punya warung seperti ini aja sombongnya sudah minta ampun." Susi mengomel dalam hati. Jika seandainya boleh memilih, Susi tidak akan mau bekerja di sini. Gengsi rasanya bila harus bekerja di warung makan kecil seperti ini. Namun, tidak ada tempat yang mau menerimanya bekerja. Apalagi Susi memang tidak memiliki keterampilan apapun sama sekali."Jangan kebanyakan melamun buk." Wanita itu kembali berkata ketika Susi diam melamun. Stres rasanya memiliki pekerja seperti ini, kesalnya."Iya mbak." Susi memasukkan piring kotor yang di atas meja ke dalam bas
Baca selengkapnya
Bab 60
Hana berada di dalam kamar rawatnya. Hari ini, mama mertuanya, Akan datang berkunjung siang, karena ada urusan. Sedangkan suaminya, berangkat ke kantor. "Di sini enak, tapi bosan juga." Hana merasa jenuh."Tapi gak bosan kok, di sini ada banyak perawat. Ada mama dan papa yang selalu menemani. Ada pengawal Nia juga, yang selalu menjaga. Lebih seram bila di rumah." Ia kemudian tersenyum. Hatinya merasa sangat senang, setiap kali melihat perubahan sikap suaminya. Hana mengambil ponselnya dan menghubungi pengawalnya yang berjaga di depan pintu kamar."Mbak Nia, bisa tolong masuk sebentar," panggil Hana."Baik mbak Hana," jawab Nia yang kemudian memutuskan sambungan telepon. "Ada apa Mbak Hana?" Nia bertanya ketika sudah masuk ke dalam kamar."Mbak Hana, saya minta tolong belikan rujak." Hana tersenyum. Siang ini, ia begitu sangat ingin makan rujak ulek.Nia diam saat mendengar permintaan dari Hana."Mbak tolongin, pengen banget," Hana sedikit memaksa.Nia memandang Hana dan kemudian t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
27
DMCA.com Protection Status