All Chapters of Terjebak Gairah Tuan El: Chapter 111 - Chapter 120
134 Chapters
Seratus Sebelas
Karena curiga Sinta akhirnya memutuskan untuk bicara pada Bella. Setidaknya ia harus tahu apa benar suaminya Bella itu orang biasa atau bukan atau bahkan Bella yang menjadi anak orang kaya yang kabur dari rumah. Sinta langsung menemui Bella, rasa penasarannya membuat wanita itu tidak sanggup untuk menunggu esok hari. Bella pun terkesiap saat Nyonya besarnya datang ke kamarnya."Emangnya ada apa?""Kata Bu Weny kamu sakit?""Saya hanya kurang enak badan saja. Tiba-tiba saja lemas." Bella mencoba menyembunyikan perasaan rindunya pada sang suami padahal saat ini ia sudah memikirkan Elvaro."Apa mungkin jabang bayi kamu kangen sama Papanya?" Pertanyaan Nyonya Sinta membuat Bella kaget. Bisa-bisanya wanita itu tahu apa yang sedang ia pikirkan. Namun, tetap saja ia menghindar dari pertanyaan Nyonya Sinta."Tidak mungkin Nyonya. Saya hanya kurang enak badan saja." Sinta tidak gentar untuk mencari tahu. Kini ia terus memaksa Bella untuk bicara. "Bella, apa kamu tidak percaya pada saya?" t
Read more
Seratus Dua Belas
Hari terus berlalu bulan pun terus berganti, tidak terasa sudah 3 bulan lamanya Elvaro mengalami koma. Keluarganya pun sudah tidak tahu harus melakukan apa lagi, Bu Siti orang yang paling setia menunggu sang bos bangun. Kali ini seperti biasa wanita itu setelah salat langsung melihat keadaan sang bos. Matanya kembali menetes saat melihat tubuh itu sama sekali tidak bergerak hanya terdengar suara-suara alat yang berbunyi yang dipasang di sekujur tubuh Tuan El."Tuan, sudah 3 bulan Tuan tidak bangun. Ayo bangun Tuan, kita cari Nyonya Bella sama-sama."Tangan keriput Bu Siti menggenggam tangan sang tuan. Iya seperti kehilangan anak yang selama ini selalu dia urus. Bahkan ia lebih terpuruk daripada Deswita ibu kandungnya.Bu Siti terkesiap saat tiba-tiba tangan Elvaro bergerak saat tangannya menyentuhnya. "Tuan sadar?" Seketika mata Tuan El terbuka, Bu Siti menutup mulut karena bahagia. Ia pun memencet bel agar Dokter datang. "Tuan, Alhamdulillah. Tuan sadar," ujar Bu Siti. Wanita it
Read more
Seratus Tiga Belas
Dokter pun bergeming saat sebuah pertanyaan yang terlontar dari Bagas. Hidup dan mati manusia itu Tuhan yang menentukan, sebagai seorang dokter tidak bisa memprediksi untuk keselamatan seseorang. Mungkin banyak dokter yang bisa memprediksi umur seseorang dari diagnosa penyakit. Namun, dokter Alam berbeda. Pria itu memilih untuk tidak memberitahu atau mengatakan pada pihak keluarga untuk tetap berusaha dan berdoa semoga ada keajaiban Tuhan untuk kesembuhan pasien. "Kita sama-sama berdoa agar Ibu dan bayinya selamat sampai hari H nanti." Tuan Bagas kembali keluar, iya pun melihat sang istri dan Bella sudah berada di luar ruangan. Ia pun menghampiri dan bertanya apa sudah selesai periksa kehamilan Bella.Kondisi Bella baik-baik saja dan kandungannya juga. Tidak ada hal yang mengkhawatirkan, Bagas pun mengajak Sinta untuk check up kandungan. Akan tetapi Sinta menolak karena belum lama ia check up kandungan. "Dua minggu lalu baru aku check up kenapa harus yang kembali?""Kondisi kamu d
Read more
Seratus Empat Belas
Elvaro sudah kembali ke rumah sesuai permintaannya, hari pertama di sana ia merasa belum bisa pulih secepatnya karena pikirannya masih terbagi-bagi. Apalagi bayangan Bella selalu terlintas di pikirannya.Sarapan pagi disiapkan oleh Bu Siti, sup jamur dan juga susu coklat kesukaan pria itu. "Makan yang banyak tuan biar cepet sehat.""Apa makan banyak bisa menggerakkan kakiku Bu?" tanya Tuan El.Bu Siti hanya bisa menatap sendu, ia pun sangat sedih melihat kondisi sang tuan yang begitu menyedihkan. Apalagi sang istri belum juga dapat diketemukan. "Tuhan jangan bicara seperti itu, setidaknya Tuan masih bisa tersadar dari koma. Ada Tuan tidak mau mencari Nyonya Bella?" "Saat aku masih gagah saja dia pergi meninggalkan aku, apa lagi saat melihat aku lumpuh.""Jangan bicara seperti itu Tuan, Nyonya Bella tidak sepeti itu orangnya. Dia pergi bukan karena tidak mencintai Tuan, mungkin dia pergi karena dia pikir Tuan sudah tidak menginginkannya lagi. Apalagi Nyonya Deswita terus-terusan men
Read more
Seratus Lima Belas
Melihat Bella di halaman rumah, Tuan Bagas pun menghampirinya. Sejak tadi ia mencari sang istri, tapi tak melihatnya. "Bel, kamu lihat istri saya?" tanya Tuan Bagas."Nyonya sedang mandi mungkin, sebab enggak ada pamit ke mana-mana." Bella.menjawab sembari menyirami bunga. Bagas bingung, ia kembali ke dalam. Akan tetapi, langkahnya kembali terhenti. Ia pun menghampiri Bella kembali dan ingin menyangka sesuatu."Bell, saya mau bicara." "Kalau Tuan meminta saya untuk membujuk Nyonya lagi, enggak mau saya." Bella berkata tegas karena ia tidak ingin membuatnya Sinta bersedih."Bukan soal itu, tapi soal ...." Tuan Bagas tidak melanjutkan ucapannya karena ia merasa tidak enak saat mengatakan hal itu. "Soal apa Tuan?" Bella bertanya karena merasa ingin tahu sebenarnya ada masalah apa lagi yang ditanyakan oleh sang tuan."Saya mau bicaranya tidak enak sih, tapi setidaknya saya cuma mau bilang kalau Sinta bicara hal-hal yang tidak masuk akal jangan dimasuki dalam hati. Misalnya kalau dia t
Read more
Seratus Enam Belas
"Aku tidak gila, aku hanya ingin terbaik untuk suamiku." Sinta menggenggam erat tangan sang suami. Ia hanya berharap dalam kondisinya yang seperti itu bisa meninggalkan prianya dengan tenang."Aku tidak mau membahas itu lagi."Tuan Bagas pun langsung menghindar dari Sinta. Itu memilih untuk membersihkan diri ke kamar mandi setelah datang dari Jakarta. Melihat sang suami seperti marah, Sinta hanya pasrah.Sebagai wanita yang normal, Sinta pun merasakan cemburu jika suaminya menyukai wanita lain atau bahkan menikah lagi. Hanya saja, ia memprediksi dirinya tak akan lama hidup. Dia tidak mau melihat sang suami dengan wanita pilihan ibu mertuanya. Ia inginkan adalah wanita yang baik dan sepeti Bella. Namun, Bella menolak keinginan gilanya. Dengan tegas pun mengatakan tidak akan menikah dengan Bagas walau dirinya telah bercerai. Hal itu membuat Sinta merasa butuh ide untuk mendekatkan mereka.Bagas keluar dari kamar mandi, wajahnya masih masam. Tanpa menegur Sinta, pria itu berlalu ke lua
Read more
Seratus Tujuh Belas
"Namanya Elvaro, aku biasa memanggilnya Tuan El." Terngiang di pikiran Sinta ucapan Bella kala itu saat Ia menceritakan tentang suaminya. Tuan El, nama itu selalu terucap dari mulut Bella saat menceritakan sang suami. Sinta sedikit lemas, pria itu duduk di kursi roda. Berbeda dengan apa yang di ceritakan oleh Bella. Pria gagah kaya raya dan mampu melakukan apa pun yang dia inginkan."Kamu kenapa?" hanya Bagas saat melihat sang istri seperti sedang melihat hantu."Jangan bilang kamu tertarik melihat Tuan El? Emang dari dulu aku akui ke sana pria itu memang begitu hebat. Saat menggunakan kursi roda pun dia terlihat masih berwibawa." Bagas kembali melanjutkan perkataannya.Bukan itu yang ada di pikiran Sinta, tapi sang suami tidak tahu jika Sinta kaget bukan karena wajah tampan pria yang ia pikir hanya orang biasa. Dia kini hadir di acara besar sang suami dan ternyata memang dia berpengaruh. Pantas saja Bella tidak mau terlepas darinya karena memang Elvaro pria yang begitu hebat.Sinta
Read more
Seratus Delapan Belas
Elvaro teringat ucapan Bi Siti tentang dugaan kehamilan Bella. Akan tetapi, ia ragu karena wanita itu sama sekali tidak bicara apa pun saat pergi. Jika memang Bella dalam kondisi hamil, harusnya dia mengatakan padanya. "Tapi itu Bella, aku yakin." Elvaro kembali memperhatikan wanita dalam CCTV. Dia itu sangat yakin jika yang di lihat adalah bila istrinya.David kembali berpikir, saya mengajak Tuan El untuk keluar dari ruangan itu. Mereka kembali berdebat, tapi David kembali mencoba menenangkan Tuan."Ya sudah sekarang Tuan maunya bagaimana?" "Kita tunggu sampai wanita itu muncul lagi." Elvaro kembali kekeh untuk mencari tahu. Satu jam berlalu, tidak ada tanda-tanda kehadiran Bella. David pun mengajaknya untuk pulang lebih dahulu. Tuan El tidak boleh lelah dan banyak pikiran. Hal itu akan mempengaruhi kondisinya yang baru saja sadar dari koma.Akhirnya Tuan El luluh juga dan mau ikut pulang bersama David. Memang tidak ada tanda-tanda kehadiran Bella di sana. Sebelum mereka pulang,
Read more
Seratus Sembilan Belas
Mendengar nama Bella tubuh Sinta sedikit bergetar. Dugaan wanita itu benar yang ng dicari mereka adalah bela asisten rumah tangganya. Mungkin saat Bella keluar tadi Elvaro melihatnya, dan pria itu menunggu tapi sang istri malah masuk rumah sakit."Apa Anda pernah mendengarnya?" tanya David. Sinta pun langsung menggeleng lalu berpamitan untuk kembali ke kamarnya. Bagas melihat kondisi Sinta begitu heran karena sang istri terlihat sangat gugup."Ada apa?""Oh tidak ada apa-apa. Tadi aku kembali bertemu dengan asisten Tuan El, emang seberapa besarnya pengaruh pria itu di perusahaan kamu?""Sangat besar. Kalau memang ada yang jadi masalah dengan dia, habis sudah perusahaan itu."Sinta bergidik ngeri, ia membayangkan jika Tuan El tahu saat dirinya sengaja menyembunyikan Bella maka perusahaan sang suami akan hancur. Sinta pun kembali bimbang, apa harus memberitahu pada mereka di mana Bella.Bagas mulai merasa aneh saat melihat sang istri seperti itu. Berpikir kalau Sinta sedang memikirkan
Read more
Seratus Dua Puluh
Bella tidak menjawab pertanyaan Sinta. Tidak sabar Bagas pun akhirnya mengajak mereka untuk cepat bergegas kembali ke kamar Inap. Bagas kesal dengan Bella yang menguji kesabarannya hari ini. Sementara Sintang masih penasaran siapa yang dilihat Bella hingga asistennya berlari mengejarnya.Kondisi Bella sudah baik dan mereka pun sudah mengurus semua administrasi untuk kembali ke Bandung."Apa kita tidak kembali ke hotel?" tanya Bella."Nggak usah, semua barang dan kopermu tidak aku masukkan ke dalam mobil. Lagi jauh kalau kita kembali ke hotel."Bella mengiyakan saja karena ia tidak tahu jika Sinta mencemaskan pertemuannya dengan Elvaro. Sinta pun mencoba untuk tenang agar tidak terlihat gugup atau ketakutan di depan Bagas sang suami. Bagasnya sudah mengurus administrasi dan mereka langsung pergi ke mobil dan bersiap untuk kembali ke Bandung. Di dalam mobil Bella masih terus bertanya-tanya. Apa benar yang ia lihat ada Elvaro, kenapa pria itu menaiki kursi roda dan didorong oleh David.
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status