All Chapters of Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta: Chapter 111 - Chapter 120
128 Chapters
Bab 111
Hafsa dan Elang keluar dari ruangannya, Hafsa melihat ke ruangan Rey sudah tidak ada siapapun."Kak Elang kemana mereka? kok tidak ada.!" Hafsa bertanya sambil menunjuk ke arah ruangan Rey yang kaca jendela nya dapat terlihat dari luar.Elang hanya berdehem, "Mereka pasti sudah duluan.""Duluan, sangat tidak setia kawan." ujar Hafsa cemberut sambil menyilangkan tangan di dada."Bukan mereka tidak setia kawan, mungkin kita yang terlalu lama sayang." kata Elang menarik bibir Hafsa yang cemberut."Aww.. sakit." Hafsa memukul lengan Elang yang menarik bibirnya."Sudah, dari pada kau cemberut lebih baik kita makan siang. Ayo!." lalu Elang menarik pinggang Hafsa untuk segera keluar.Hafsa dan Elang berjalan menuju restoran dekat perusahaan mereka, karena Elang sedang tidak mau jauh-jauh untuk mencari makan.Saat masuk pandangan mata Hafsa tertuju pada sudut meja dekat jendela, ya mereka Rey dan Melati yang sedang nikm
Read more
Bab 112
Setelah makan siang pasangan itu berpisah, Rey pergi mengantar Melati pulang sedang Elang dan Hafsa kembali ke kantor.Sebenarnya Hafsa ingin pulang duluan namun Elang yang melarangnya karena Elang ingin pulang bersama."Kau ingin kuliah jurusan apa?." tanya Elang saat mereka duduk berdua di sofa.Tapi pandangan nya fokus pada laptop didepannya."Aku ingin kuliah jurusan seni begitu juga Melati, kami memang punya impian untuk kuliah bersama dengan gaji kami. Tapi... kenyataannya kami malah menikah dulu." ungkap Hafsa menerawang masa lalu."Kau saja yang menikah duluan, Melati belum.""Hem.. dia juga kan mau menikah." kata Hafsa memanyunkan bibirnya."Oke, baiklah tapi kau juga harus belajar bahasa supaya kau tidak seperti orang linglung saat aku ajak ke luar negri." tukas Elang menyentil dahi Hafsa."Kau ini mengejekku kah." ketus Hafsa sambil menyentuh dahi nya."Tentu saja tidak, hanya memberitahu."
Read more
Bab 113
Diana belum keluar dari perusahaan Elang dia pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya namun apa yang dia dapat sungguh menarik untuk di dengarnya dia pun sengaja berlama-lama disana demi untuk mengetahui apa yang ada dipikiran wanita ini.Ya dia Meliana yang sedang emosi kebetulan disana hanya ada mereka berdua Meliana dan Diana.Karena Meliana tidak mengenal Diana jadi dia pikir tidak mengapa kalau dirinya membicarakan orang lain dengan marah-marah."Sialan, ternyata dua pria tampan itu sudah memiliki pasangan." ucapnya sambil memandangi dirinya di depan cermin."Lihat aku, apa kurangnya aku? aku cantik, seksi badanku bagus dan berisi sedangkan mereka heh... sangat jelek, kampungan juga tak ada bagusnya dalam bentuk tubuhnya tapi.. kenapa ternyata mereka adalah pasangan dari Elang sang CEO tampan dan sekretarisnya Rey."Diana mengernyit saat nama Elang di sebut, dirinya semakin penasaran untuk lebih menguping."Atau jangan-jangan
Read more
Bab 114
Suasana di kampus itu terlihat ramai, kebanyakan mereka dari kalangan orang berada, mahasiswa mahasiswi nya juga tampan dan cantik dan yang pasti pintar.Hafsa dan Melati merasa seperti sedang bermimpi bisa masuk ke kampus ini selain kampusnya terbaik, fasilitas kampus juga sangat memadai juga orang-orangnya yang sangat ramah yang mereka temui.Mereka berdua pun masuk ke dalam kelas yang sudah di daftarkan bersama seorang dosen wanita yang tadi baru saja bertemu. Suasana di dalam kelas tampak ramai, semua mata tertuju pada mereka. Tapi ada 5 orang yang menatap mereka dengan berdua dua diantaranya mengagumi mereka sedang tiga lainnya memandang mereka dengan senyum sinis."Selamat pagi, hari ini kita kedatangan mahasiswi baru. Ayo! perkenalkan diri kalian masing-masing." ucap dosen tegas memandang Hafsa dan Melati bergantian."Hayy... perkenalkan namaku Melati." Melati yang pertama mengenalkan diri."Aku Hafsa." di lanjut Hafsa."K
Read more
Bab 115
"Woy, kalian berdua kenapa bengong saja dari tadi?." tanya Rama teman Raka dan Angga."Sepertinya aku sedang jatuh cinta." jawab Angga tersenyum sendiri."Kau jatuh cinta, aku pun sama." timpal Raka.Rama mengernyit, "Kalian kompak sekali jatuh cinta bersamaan. Jangan-jangan perempuan yang kalian suka sama lagi." ucapnya membuat Raka dan Angga menoleh bersamaan."Siapa gadis yang kau suka Ka?." tanya Angga pada Raka dengan menyipitkan matanya."Aku menyukai salah satu mahasiswi baru itu." jawab Raka."Jangan bilang kau juga menyukai salah satu dari mahasiswi baru itu." lanjut Raka menebak dengan benar."Iya, aku memang menyukai salah satu dari mereka." jawab Angga, hati mulai tidak karuan pasalnya dia baru merasakan yang namanya benar-benar jatuh cinta."Waduh jadi kalian beneran nih jatuh cinta dengan gadis yang sama." Rama mengira tebakannya benar."Jadi siapa yang kau suka?." Angga bertanya dengan ta
Read more
Bab 116
"Aaaaa... em..!" Rey langsung berlari cepat dan menutup mulut Melati yang ingin berteriak kencang.Terang saja dia tidak ingin di kira jadi orang yang cabul karena sudah mengintip seorang gadis."Diam, kau tidak perlu berteriak seperti itu." ucap Rey pelan.Melati mengangguk, lalu Rey melepaskan tangannya dari mulut Melati."Maaf, aku tidak sengaja aku tidak bermaksud tadi aku sudah mengetuk dan pintu nya tidak di kunci jadi.. aku masuk saja." terang Rey dengan gugup."Tapi kau kan seharusnya bilang jika sudah masuk jadi aku tidak kaget begini." timpal Melati sewot dia leganya karena itu Rey calon suaminya bukan orang lain."Kau juga yang salah, kenapa tidak mengunci pintu jika sedang mandi." kata Rey ikut kesal."Maaf aku lupa." Melati cengengesan menjawabnya."Tapi tetap saja kita bukan muhrim kau tidak patut masuk ke kamar seorang gadis." kekeh Melati tak mau kalah."Sebentar lagi juga kita akan meni
Read more
Bab 117
Melati kini mengikuti Rey duduk dalam mobil dengan perasaan yang sedikit gelisah, hatinya berdebar-debar entah dia pun tidak tahu.Melati seperti akan bertemu seseorang tapi dia hanya menebak saja, karena penasaran dia pun bertanya karena Rey bilangnya dia ingin memberikan kejutan untuk nya."Kak, mau kasih aku kejutan apa sih!?." tanya Melati dengan wajah yang sedari tadi penasaran."Jika aku memberi tahu mu sekarang, itu bukan kejutan lagi namanya." balas Rey menatap Melati sekilas kemudian fokus menatap lurus lagi."Hem..!" Melati hanya mencebikkan bibirnya saja, karena Rey tidak mau memberi tahu dulu.Tapi memang benar jika di beri tahu dulu itu bukan kejutan lagi namanya."Aku sangat yakin, kau pasti akan senang jika sudah melihatnya." tambah Rey tersenyum tipis."Ya sudah lah cepat jangan bicara saja." kata Melati kesal.Lalu Rey melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang di malam hari yang dingin ini.
Read more
Bab 118
Ke esokkan harinya Rey membawa keluarga Melati untuk datang ke rumah utama Rey karena mereka akan membicarakan tentang pernikahan anak-anak mereka.Bu Mala sudah di beri tahu Rey bahwa mereka akan datang jadi dia sudah mempersiapkan kedatangan mereka."Raka... cepat sebentar lagi mereka akan tiba." panggil Mala pada anak lelakinya."Iya Bu.." Raka mendekati ibu nya dengan penampilan yang sudah rapih."Nah! itu pasti mereka. Ayo kita sambut." ujar Mala begitu senang.Raka menghembuskan nafas pelan, "Kenapa aku jadi ikut repot juga?." gumamnya pelan mengikuti langkah ibu nya.Mala membuka pintu dengan tersenyum lebar menampakkan gigi nya yang rapih dan putih.Orang yang di tunggu-tunggu nya akhirnya datang juga."Selamat pagi ibu." sapa Rey pada ibu nya."Pagi nak..!" Mala membalasnya dengan memberikan pelukan."Assalamualaikum." ucap Melati dan orang tua nya bersamaan."Waalaikum salam." bal
Read more
Bab 119
Setelah selesai makan, orang tua Melati di ajak ke taman oleh Bu Mala hanya untuk sekedar menghirup udara segar sambil minum teh, setelah itu Bu Mala pamit untuk membuat kue bersama Melati karena dia merasa penasaran dengan makanan buatan calon menantu nya ini.Rencananya Melati akan membuat brownies fudge untuk cemilan di bantu oleh Mala."Semua bahan sudah siap, saatnya eksekusi." seru Melati menatap bahan-bahan di depannya."Waw kalian sedang apa? sepertinya seru." tiba-tiba datang Raka mendekati mereka."Raka, kebetulan kau datang tolong bantu mamah sama kakak ipar mu yah!." ucap Mala."Oke, siap!." jawab Raka mengacungkan jempolnya.Mereka pun kini membuat adonan dengan bahan yang sudah di siapkan dengan kerjasama yang apik dan rapih kue pun sudah jadi di buat tinggal di kukus."Nah, sekarang kita tunggu!." kata Melati pada ibu dan anak itu."Nyonya ada telfon." lalu datanglah kepala pelayan dengan membawa
Read more
Bab 120
"Mel, kau dari mana?." tanya Hafsa saat mereka berdua berada di kampus.Mereka tidak berangkat bersama, Hafsa di antar oleh Galang sedang Melati di antar oleh Rey.Mereka bertemu di koridor saat ingin menuju kelas, sambil berjalan mereka mengobrol."Aku mencari mu di rumah tapi kau tidak ada, kata kak Elang kau tadi malam di bawa kak Rey." tanya Hafsa lagi dengan pertanyaan yang baru."Iya, semalam aku memang di bawa kak Rey ke apartemen nya." jawab Melati tersenyum santai.Tak tau jika yang mendengar sudah kalang kabut."Melati, kau ini tidak sabar sekali kalian kan akan segera menikah kenapa harus ke apartemen berdua?." ujar Hafsa, bukan apa-apa hanya saja dia khawatir dengan sahabatnya."Husst... diam." Melati berhenti berjalan dan menyuruh Hafsa diam yang ingin bicara lagi dengan menaruh telunjuknya di bibir.Hafsa juga ikut berhenti dan mengangguk dengan mengunci mulutnya sendiri memperagakan seperti menutu
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status