Semua Bab KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN: Bab 51 - Bab 60
75 Bab
Bab 51
"Apa? Saya jadi simpanan bandot tua kayak kamu? Ogah!" sentak Sinta."Yaudah kalau gak mau ya gak masalah, sana pergi, saya jamin gak akan ada yang mau memberimu tempat tinggal biarpun kamu bayar, karena video kamu itu sudah viral, silahkan pikirkan baik-baik tawaran saya Sebelum saya berubah pikiran, atau silahkan angkat kaki dari sini."Cukup lama Sinta berpikir hingga Pak Wito jengah menunggunya."Gimana? Lama amat mikirnya, yaudah kalau tidak mau, sana pergi, saya masih banyak urusan""Eh, iya iya Pak, saya mau," akhirnya Sinta menuruti keinginan Pak Wito, itu dikarenakan ia terpaksa, karena pasti tidak ada yang mau menampungnya lantaran dirinya sudah viral menjadi pelakor.Hari-hari Sinta berikutnya sudah dipastikan akan suram karena ia sudah terlalu jauh melangkah menuju lembah hitam, jika kemarin Riana yang terjatuh ke dunia gelap itu kini justru keadaan berbalik, kini Sinta lah yang harus menjalani profesi itu, sebagai pemuas laki-laki hidung belang."Begitu dong, daritadi kek
Baca selengkapnya
Bab 52
"Maaf Bu, maaf Pak sebelumnya saya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan, apa ini tidak terlalu cepat? Saya baru saja seminggu selesai masa iddah, dan lagi saya ini seorang janda, sedangkan anak kalian adalah lajang, dan sudah mapan, tentu dengan itu Mas Azka bisa mencari wanita yang lebih layak untuk disandingkan dengan Mas Azka, apalah saya ini yang hanya seorang janda dan sebatang kara, saya berbicara begini bukan berarti saya menolak, wanita mana yang tidak tertarik dengan Mas Azka, sudah mapan, tampan dan baik hati, tapi saya hanya merasa tidak pantas untuk menjadi pendamping hidup Mas Azka, saya takut mengecewakan kalian semua, terlebih lagi mantan suami saya dulu berkhianat lantaran katanya saya ini perempuan mandul, bahkan selalu itu yang mantan mertua saya katakan pada saya.""Nak Lila, baik saya, suami saya maupun anak saya tidak pernah memandang itu semua, bagi saya dan suami saya selaku orang tua hanya bisa mendukung apa yang sudah menjadi pilihan anak jika itu suatu h
Baca selengkapnya
Bab 53
Siapa lagi Dua insan itu kalau bukan Sinta dan Pak Wito, hubungan mereka sudah berjalan Satu bulan, dan selama itu hubungan mereka aman-aman saja, Sinta yang awalnya hanya terpaksa melayani bandot tua itu, semakin kesini dirinya semakin terbiasa dengan hadirnya Pak Wito.Di umurnya yang sudah senja tenaga Pak Wito tidak kalah dengan yang masih muda, ia masih energik, masih sangat kuat, bahkan hampir tiap hari Pak Wito meminta untuk dilayani oleh Sinta, dan bagi Sinta itu tidak masalah asalkan uang mengalir deras ke rekeningnya, ya… semenjak Sinta berhubungan dengan Pak Wito, hubungan Sinta dengan Rian berangsur menjauh, terlebih lagi uang Pak Wito jauh lebih banyak daripada uang yang Rian miliki.Tapi bagi Pak Wito Sinta hanyalah boneka barunya, sudah lama Pak Wito menahan gejolak hasrat yang masih bersemayam di tubuhnya, semenjak istrinya mengalami menopause dini, hubungan Pak Wito dengan istrinya semakin renggang, tidak ada lagi kehangatan bahkan hanya sekedar canda tawa ataupun obr
Baca selengkapnya
Bab 54
"Ma, ini tidak seperti yang Mama kira, " ucap Pak Wito dengan tergagap setelah ia memakai bajunya. "Tidak seperti yang Mama kira apa Pa? Penjelasan apa? Penjelasan kalau tubuh wanita jalang itu sangat nikmat?""Bukan begitu Ma, Sinya hanya sebagai pelampiasan saja, Mama tau kan kalau Mama itu sudah lama menopause, sementara kebutuhan Papa yang satu itu harus disalurkan Ma. ""Jadi maksudnya Papa hanya menyewa jalang ini? ""Iya Ma, Papa membayarnya, Papa sudah tidak tahan dengan hasrat Papa yang menumpuk, Sinta hanya pelampiasan Papa saja Ma, mana mungkin Sinta menggantikan Mama dihati Papa. "Ada yang perih menjalar di hati Sinta, meskipun Sinta tau sedar awal dirinya hanya dibutuhkan untuk sekedar melepaskan nafsu bagi Pak Wito saja, tapi Sinta tetaplah manusia dan seorang wanita yang memiliki perasaan, hingga tiba-tiba saja terlintas dalam benaknya untuk betul-betul menghancurkan rumah tangga selingkuhannya itu, Sinta berpikir jika dirinya hancur maka orang yang menyakitinya pun h
Baca selengkapnya
Bab 55
"Bukan aku yang menggoda Ayah kalian, tapi dia sendiri yang menginginkanku, Ayahmu tergila-gila padaku, apakah aku salah?" ucap Sinta sinis sembari memegangi pipinya yang terasa perih. "Kalau kau tidak melayaninya tentu saja hal menjijikkan itu tidak akan terjadi, karena kau itu murahan makanya dengan sangat mudah kau melebarkan selangkangan mu pada Papaku! " sentak Intan Adik Widi. "Dan lagi bukankah kau perempuan yang viral karena kasus skandal dengan seorang PNS itu? Apa kau juga berhasil menghancurkan rumah tangga mereka? Sungguh sangat nista perbuatanmu!""Tenang Widi, tenang Intan, Kakak punya solusinya untuk membuat perempuan jalan ini jera," ucap Kevin anak sulung Pak Wito. Sementara itu istri Pak Wito sedari tadi hanya mengamati mereka sembari duduk di sofa, ia biarkan anak-anaknya melampiaskan kemarahan mereka pada jalang itu, sedangkan Pak Wito hanya diam dan menunduk karena malu belangnya diketahui oleh anak-anaknya, karena selama ini Pak Wito dikenal sebagai family man.
Baca selengkapnya
Bab 56
"Bukannya kami tak tau Pa, jika selama ini Papa hobi main perempuan, kalau bukan karena Mama tidak sudi kita nampung Papa disini, dan kenapa kita tega sama Papa, karena Papa juga tega sama kita terutama Mama, kurang apa Mama sama Papa hingga Papa tega hianati kesetiaan Mama hingga sedemikian rupa, " ujar Kevin sengit. "Kalian tidak tahu apa yang Papa rasakan karena kalian belum menikah, Papa butuh hak batin dan itu tidak bisa Mama kalian lakukan pada Papa, lalu Papa harus bagaimana? Papa juga manusia yang masih punya nafsu."Ketiga anak Pak Wito terdiam karena memang yang diucapkan Pak Wito adalah benar adanya."Lalu apa mau Papa?""Izinkan Papa menikah lagi, tidak perlu resmi hanya siri pun tak masalah.""Mama bagaimana? " tanya Intan pada Mamanya. "Entahlah, Mama capek, Mama sudah tak mau lagi tau urusan Papamu, Mama bertahan hingga saat ini hanya demi kalian, Mama gak mau kalian jadi anak broken home, kalau Papamu mau menikah lagi terserah dia saja, tapi jangan harap
Baca selengkapnya
Bab 57
"Ya menyatakan perasaan sekaligus melamarmu, umurku sudah tak lagi muda Riana, orang tuaku menyuruhku menikah secepatnya, dan sekarang pilihanku jatuh padamu, kamu mau kan menikah denganku dan menjadi ibu dari anakku kelak? ""Iya Mas aku mau, " ucap Riana yang tersipu malu. "Terimakasih sayang, aku janji tidak akan menyakitimu seperti mantan suamimu itu. "Degh, tiba-tiba wajah Riana berubah sendu kala mengingat Mirza. "Apa kabar dengan Mirza, sudah lama ia tak tahu tentang Mirza setelah sidang terakhir yang memutuskan hukuman Delapan tahun yang dijatuhi Hakim untuk Mirza."Kamu kenapa Ri? " tanya Efendi saat sadar ada yang berubah dari wajah Riana saat dirinya mengungkit tentang masa lalunya. "Ah, enggak Mas, hanya sedikit teringat tentang masa lalu yang menyakitkan. ""Maaf ya, aku sudah membuatmu sedih, tapi aku bersungguh-sungguh akan membahagiakanmu.""Iya Mas, aku percaya," ucap Riana sembari tersenyum. "Yasudah, yuk lanjut lagi makannya, keburu dingin nanti gak enak. "Ria
Baca selengkapnya
Bab 58
Setelah kurang lebih Dua jam lamanya, akhirnya pekerjaan Bu Widya pun selesai, masakan pun ia hidangkan diatas meja makan.  Desi yang mencium bau masakan pun menuju meja dan melihat lauk yang dimasak Ibunya itu.  Saat Desi membuka tudung saji, Desi hanya melihat tumis kangkung , tempe goreng dan ikan asin tersedia di meja makan, melihat itu Desi merasa kesal, pasalnya ia tidak suka dengan ikan asin, Desi pun membanting tudung saji tersebut ke atas lantai hingga menimbulkan suara yang membuat Bu Widya terperanjat karena bahan tudung aji itu terbuat dari stainles.  "Ibu nih gobl*k banget sih, udah tau aku gak suka ikan asin kenapa Ibu masak ini! " "Maaf Des, uang yang kamu kasih ke Ibu, hanya cukup untuk masak itu aja, " jawab Bu Widya lirih.  "Kalau masaknya untuk bertiga ya memang tidak cukup tapi akan cukup kalau masaknya untuk aku dan Mas Rian! "&nbs
Baca selengkapnya
Bab 59
"Sebenarnya Sinta juga pengen Mas, tapi nanti kalau ketahuan gimana? " "Mereka sedang pergi, sebaiknya sekarang kita lakukan, nanti keburu mereka pulang, kapan lagi kesempatan itu ada Sin? " "Ya tapi Mas, aku takut," ucap Sinta sembari menggigit bibirnya karena tangan Pak Wito sudah menjamah ke bagian sensitif Sinta.  "Mas... " "Ayo kita ke kamar, Mas udah gak tahan, " ujar Pak Wito sembari menarik tangan Sinta menuju kamar yang Sinta tempati atau lebih tepatnya kamar pembantu.  Pak Wito membaringkan Sinta di kasur miliknya, ia juga membuka seluruh pakaian Sinta, setelahnya dengan sangat buas Pak Wito melahap daging mentah yang tersedia di depan matanya, dan akhirnya dua insan itu kembali melakukan perbuatan haram mereka yang sudah lama tak mereka lakukan.  Di saat yang bersamaan istri Pak Wito dan juga kedua anak perempuannya baru saja pulang
Baca selengkapnya
Bab 60
"Rasakan itu jalang! Hahahahaha rasakan! " pekik Bu Retno yakni istri dari pak Wito, sembari menujamkan pisau dapur tersebut beberapa kali ke Sinta dan pak Wito. "Dan rasakan itu wahai bandot tua, sudah cukup lama aku menahan egoku untuk terus bertahan hidup bersamamu, kini saatnya malaikat maut menjemputmu hahahaha, dan kini aku mengirimmu ke neraka hahahaha, huhu hu hu hu" Bu Retno tertawa dan menangis secara bergantian, keadaan sudah sangat kacau, lantai yang putih berubah menjadi warna merah karena banyaknya darah yang keluar dari Sinta maupun pak Wito yang kini sudah tergeletak tak sadarkan diri. "Mama kenapa jadi begini hu hu hu, " isak tangis Widi dan Intan pun menggema ke seluruh ruangan, hingga pada saat sebuah suara membuat mereka menolehkan kepalanya ke arah sumber suara tersebut. "Astaghfirullahaladzim kenapa ini! " dengan tergesa-gesa Kevin yang memang sedang bersama temannya menghampiri Sinta, Pak Wito dan Bu Retno yang masih tertawa bahkan kini bu Retno sudah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status