All Chapters of My Boss My Husband: Chapter 11 - Chapter 20
71 Chapters
Hukuman untuk Rania
Bulan madu? Apa iya, aku dan dia akan bulan madu? tanya Rania dalam hati."Bagus! Ayah sangat senang mendengarnya. Dan kalian tidak usah khawatir tentang ayah. Kalo kalian pergi bulan madu, ayah akan menghubungi Kevin untuk menemani ayah di rumah!" tutur ayah terlihat begitu senang.Itu tak akan pernah terjadi, Ayah. Dan tak akan mungkin. Demi masa depan kami, kami memutuskan untuk mengakhiri pernikahan kami setelah enam bulan lamanya! kata batin Rania seraya tersenyum manis di depan sang ayah tercinta.***Di perjalanan, Rania tak berhenti menatap ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya.Ia mendesah sebal saat terjebak macet di hari kerjanya."Kalo tau begini, aku tak mungkin turun dari mobil pak Sakti. Ya Tuhan, semoga hari ini aku tak bertemu dengan madam Sonya," lirih Rania menyandarkan kepala tepat di kaca jendela bus yang tertutup itu.Sesampai di tempat kerja, Rania berlari sekencang-kencangnya. "Jika kamu telat sekali lagi, madam tak segan-segan memotong gaj
Read more
Kedatangan Pak Suga
"Selingkuh? Apa maksud kamu? Jangan bilang kamu selingkuh dan mengkhianati pak Mike?" Anggukan kepala Sarah membuat Rania menghela nafas panjang. Ia tak menyangka sahabatnya yang terkenal pendiam, malah berulah melebihi dirinya.Di dalam taksi, Rania seakan tak percaya dengan apa yang telah di lakukan oleh sahabatnya itu. Terkenal alim dan pendiam, itulah yang melekat di diri Sarah selama berteman dengannya."Bener-bener gila! Bagaimana mungkin dia membuang pak Mike yang selalu memanjakan dirinya. Padahal, segala kebutuhannya selalu di cukupi oleh pak Mike. Sarah-Sarah, seharusnya kamu bersyukur memiliki kekasih seperti dia. Penyanyang, perhatian, tampan, semua ada padanya. Hah, nggak seperti aku. Harus terpaksa menikah dengan orang yang suka memperlakukanku seenaknya!" gumam Rania menghela nafas panjang. Bibirnya melipat seraya menatap ke arah pepohonan di jalan yang seakan berlari mengejarnya.Drt ... Drt ...Getaran ponsel mengejutkan Rania. Sudut mata belonya menyipit melihat nom
Read more
Denda lagi
Bagaimana ini? Apa iya pak Sakti mau meminjamkan uang padaku? gumam Rania dalam hati."Kamu hubungi Sakti sekarang juga dan bilang apa yang sebenarnya terjadi. Ayah yakin dia pasti mau mengerti!"Rania mendongak menatap sang ayah yang mulai memberikan support untuknya."Tapi, Ayah ...," kata Rania terhenti."Kenapa Rania? Apa sebelum menikah kamu tak menceritakan semua hutangmu itu pada suami kamu?" sindir pak Suga tersenyum sinis.Rania terdiam. Mulutnya seakan terkunci rapat dan tak mampu menjawab pertanyaan dari rentenir tersebut."Rania, sambungkan teleponnya pada Sakti. Ayah akan bicara padanya!" pinta Ayah memicing menatap ke arah pak Suga. Seolah-olah tak terima dengan sindiran dari musuhnya tersebut.Dengan penuh keraguan, Rania merogoh ponselnya dan mulai menghubungkannya pada Sakti.Rania mendongak menatap sang ayah yang dengan sabar menunggu jawaban dari Sakti. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa mengiringi rasa gundah yang datang menghampiri.Aduh! Bagaimana ini? Tak m
Read more
Salah paham
Masalah apa lagi yang terjadi padanya?" tanya Sakti penasaran. Drt ... Drt ...Sakti menunduk melihat ponsel miliknya yang bergetar. Dengan gaya yang begitu perfect, Sakti mengangkat telepon dan melangkah pergi masuk dalam kamarnya kembali."Ya, Mike?" tanya Sakti duduk tepat di kursi putarnya. Kedua kaki menyilang menopang di atas meja kerja.("Ada apa? Kenapa tadi sore kamu menelponku berkali-kali? Jangan bilang kamu memberiku pekerjaan di saat waktu istirahatku!") Sakti menyeringai. Ia sudah menduga jika sahabatnya akan berkata seperti itu kepada dirinya. Perkataan yang selalu sama terucap setiap kali ia memberikan pekerjaan di malam hari pada sahabatnya itu."Semua sudah terselesaikan! Tapi, ada pekerjaan lain yang harus kamu lakukan," kata Sakti yang bersiap menjauhkan ponsel dari telinganya.("SAKTI ARGANTARA ....") Sakti mengernyitkan dahi. Perlahan, ia meletakkan ponselnya tepat di atas meja. Membiarkan kata serampah Mike tumpah dalam benda layar pipih miliknya."Bicaral
Read more
Bonus untuk Rania
"Kenapa pak Mike di sini? Trus, kenapa makanannya di masukkan ke dalam rantang? Apa jangan-jangan keluarga pak Sakti tak jadi datang?" tanya Rania seorang diri. Rasa penasaran membuat dirinya bergegas menghampiri sekertaris pribadi suaminya itu.Menggerutu tiada henti itulah yang dilakukan Mike saat ini."Bener-bener keterlaluan! Selalu memberiku pekerjaan di luar jam kerja. Seharusnya, pekerjaan ini cocoknya untuk ART bukan sekertaris pribadi perusahaan sepertiku," ucap Mike menggerutu. Dengan langkah hati-hati, Rania berjalan menghampiri Mike. Lelaki manis dan cool yang tak lain adalah mantan kekasih sahabatnya, Sarah."Pak Mike," sapa Rania yang membuat Mike menoleh."Rania, kamu mau berangkat kerja?" tanya Mike yang terdengar begitu lembut. Senyumnya selalu tertoreh setiap kali berbicara dengan Rania. "Kenapa makanannya di masukkan ke dalam rantang? Apa keluarga pak Sakti tak jadi ke sini?" Pertanyaan Rania seketika membuat Mike mengerutkan kening. Senyumnya sedikit memudar saat
Read more
Cincin
Rania terbelalak kaget. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa melihat kendaraan yang jauh berbeda dengan lainnya.Sesampai di tempat kerja, Rania memarkirkan sepeda di tempat yang tersedia. Helaan nafas terdengar mengiringi rasa kecewa yang saat ini datang menghampiri."Menurut saya, sepeda sangat tepat untuk kamu. Selain untuk kesehatan, resiko kecelakaan sangat kecil ketimbang memakai motor. Jadi, saya memutuskan untuk membelikan sepeda untukmu. Dan tak ada alasan kamu bilang terlambat lagi sampai rumah sebelum aku pulang!" Perkataan Sakti masih terngiang dalam benaknya."Rania-Rania, bagaimana bisa kamu berpikiran kalo dia memberikan mobil untuk kamu. Seharusnya kamu itu tau, kamu itu siapa? Mana mungkin dia membelikan mobil yang harganya ratusan juta. Heh, mimpi kamu kelewatan!" gerutu Rania berbicara seorang diri sembari menatap sepeda yang berwarna hitam miliknya. Dengan langkah tak bersemangat, ia mulai meninggalkan tempat parkir yang jarak parkirannya tak jauh dari ruang ke
Read more
Menjadi istri yang sempurna
Kenapa Sakti mengenakan cincin di tangan kanannya? tebak Larisa dalam hati.Sakti mengernyitkan dahi. Sudut matanya mengerut menatap sang kakak yang melihatnya dengan penuh pertanyaan. Perlahan, tangan kanannya mulai mengembalikan posisi telepon itu ke tempat semula."Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Sakti membuyarkan lamunan sang kakak.Larisa menegakkan tubuhnya. Kedua matanya memicing seraya menopangkan kedua tangan di atas meja. Seakan bersiap meluncurkan beberapa pertanyaan yang sudah terkumpul di benaknya."Coba jelaskan! Hal apa yang kamu sembunyikan dariku?" tanya Larisa yang membuat Sakti bingung."Maksud Kakak?" Alis Sakti bertaut. Ia masih tak mengerti dengan pertanyaan kakaknya."Cincin di tanganmu itu? Coba jelaskan!" Seketika Sakti melirik ke arah cincin pernikahannya. Ia tak menyangka jika kakaknya melihat dan mempertanyakan itu semua. Dengan cepat, ia meremas jemari tangannya dan berusaha menutupi cincin yang di pakai agar tak terlihat lagi."Kemarin, aku iseng
Read more
Malu setengah mati
"Kenapa nggak bisa di buka? Gimana ini?" tanya Rania bingung.Beberapa menit kemudianSakti menyeringai melihat aneka makanan yang tersaji di meja makan. Aromanya, indahnya masakan yang masih hangat membuat Sakti tak sabar untuk segera melahap makanan tersebut.Namun, niatnya terhenti ketika dirinya teringat dengan Rania. Kedua matanya berputar mencari keberadaan Rania."Rania ... Rania ...!" teriak Sakti melangkah menaiki anak tangga yang menjulang tinggi untuk menuju ke arah kamar.Sepi dan tak ada jawaban.Sesaat, langkah kakinya terhenti tepat di depan pintu kamar Rania. Tok tok"Rania, apa kamu di dalam?" tanya Sakti mengernyit tak mendapatkan jawaban kembali.CeklekKedua mata Sakti berputar. Kamarnya terlihat sepi dan tak ada Rania di sana. "Tak ada. Ke mana dia?" tanya Sakti menghela nafas panjang seraya menopangkan kedua tangan di pinggang. Dua bola matanya mengerling menatap beberapa baju yang tergeletak di atas ranjang. Clek clekSakti menoleh. Keningnya mengernyit mende
Read more
Cek untuk Rania
Kedua bola mata Rania terbelalak kaget melihat wanita cantik berdiri di hadapannya. Rambut panjang terurai, body tubuhnya yang sexy membuat Rania seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Siapa dia? Cantik banget! kata batin Rania tertegun melihat penampilan wanita itu yang seperti model. Wanita itu menatap Rania dari atas sampai bawah. Senyumnya mengembang saat melihat kedua kaki Rania yang tak mengenakan alas kaki sama sekali."Apa kamu Rania?" tanya wanita itu yang seketika membuat Rania mengernyitkan dahi. "I-ya!" jawab Rania terkejut saat wanita itu malah memeluk dirinya begitu erat. Lentik indah bulu mata Rania tak berhenti mengerjap. Ia bingung, bagaimana bisa wanita yang baru bertemu dengannya mendadak memeluknya seperti layaknya saudara sendiri.Wanita itu melepaskan pelukannya. Senyumnya mengembang seraya memegang kedua pundak Rania."Akhirnya kakak bisa bertemu denganmu sebelum pulang ke Surabaya," tutur Larisa yang semakin membuat Rania bingung."Kakak? Maaf, tapi sa
Read more
Usaha Larisa
"Tapi, ada syaratnya!" Perkataan Sakti yang seketika membuat senyum Rania memudar."Syarat?" Rania bingung. Bibirnya merapat mengimbangi rasa penasaran yang datang menghampiri dirinya."Sampai mereka pulang, hilangkan kata bapak dari mulut kamu itu. Saya tak mau kak Larisa curiga dengan pernikahan kita ini," tutur Sakti menjelaskan."Tapi, saya tak terbiasa memanggil bapak dengan kata ....""Panggil aku 'Mas'. Mas Sakti Argantara!" ucap Sakti yang membuat Rania seakan tak mampu menegak salivanya sendiri."Mas?""Yupz! Dan satu lagi, mulai malam ini rubahlah saya anda menjadi aku dan kamu.""Tapi, Pak!" "Aku akan menambahkan bonus lagi untukmu dua kali lipat dari apa yang tertera di cek itu!" kata Sakti melangkah keluar meninggalkan Rania seorang diri di kamar.Rania seakan tak percaya dengan apa yang terlontar dari mulut Sakti. Jumlah uang yang sangat fantastis terdengar jelas di telinganya.Dua kali lipat? Jika, aku melakukannya dengan baik uang seratus juta akan menjadi dua ratus j
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status