BAB 58. Mbak Asih makin julit.
âAlhamdulillah, Mbak, rezekinya Kia,â jawabku singkat lalu Kutinggalkan Mbak Asih masuk ke rumah Bu RT. Bukannya pulang dia malah mengikutiku sampai rumah Bu RT.âTa, enak banget ya, hidup kamu dikasih tumpangan dibikinin gubuk juga. Ngomong-ngomong dikasih duit berapa kamu, Ta, sama Wak Ratno?â tanya Mbak Asih.âItu namanya rezeki orang baik, Sih. Kalau kamu mau dapat rezeki kayak Ita, ya, kamu harus jadi orang baik. Jangan suka iri dengki sama saudara sendiri begitu. Pamali!â sahut Bu RT.âAh, Bu RT bisa aja memuji Ita sampai setinggi langit begitu. Mentang-mentang selama ada Ita uang balanja masuk kantong ya, Bu? Semuanya kan, sudah Ita yang beli, Bu RT sekeluarga gretongan."âNgomong apa kamu, Asih! Mau cari perkara sama aku!â Bu RT tersinggung dengan ucapan Mbak Asih, beliau berkacak pinggang dan mengacungkan pisau sayur pada Mbak Asih.âHuu ... takuuut! Awas loh, Bu RT harus waspada. Ita ini kan, cantik paripurna sedang Bu RT sudah tua plus jelek. Nanti Pak RT main belakang sama
Baca selengkapnya