Nita mendengus, dia membuang pandangan ke arah lain. Seperti Titi dan Martin belum tahu, kalau mesin pencetak uang berjalan milik mereka telah pulang.Andai saja Titi dan Martin tahu, pasti mereka tidak akan tinggal diam, mereka akan langsung menyuruh Fahmi untuk kembali pulang ke kota tempatnya bekerja."Untuk apa kamu kembali, Mas?""Nita, Mas, begitu merindukanmu, Mas, ingin menjelaskan semuanya, Sayang."Fahmi melangkah ke hadapan Nita, dia menatap mata istrinya dengan begitu lekat, tetapi wanita itu malah membuang pandangan ke arah lain.Seolah-olah menghindari tatapan Fahmi. Bahkan, bibir Nita tampak mengatup rapat, enggan mengatakan sepatah katapun."Tidak ada yang perlu di jelaskan lagi!" Nita menoleh, menatap Fahmi sambil menyunggingkan senyum sinis. "Kamu inget, gak, Mas, kalau aku pernah berkata, ketika kamu pulang, aku akan mengajukan cerai padamu."Deg!Rasanya jantung Fahmi berhenti berdetak kala itu juga. Mulut dan mata pria itu membulat sempurna, dia masih belum percay
Magbasa pa