All Chapters of MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN: Chapter 41 - Chapter 50
126 Chapters
Rundungan Dari Tetangga
"Walah, walah, Mbak eeee, tobat, Mbak. Jadi perusak rumah tangga orang kok bangga!" Bu Riri mencebik. "Ya jelas bangga. Saya yang kalian katakan tidak punya otak dan seorang perusak ini, bisa hidup berlebihan dan bahagia. Sementara ibu-ibu di sini, coba lihat? Di saat saya sibuk akan berangkat kerja sebagai wanita karir sukses, ibu-ibu sibuk bergunjing yang tidak penting." Andhira tertawa meremehkan."Sudah ya, saya bisa telat kalau harus meladeni ibu-ibu kurang uang seperti kalian." Andhira membalik badan dan melenggang anggun menuju mobilnya."Walah gendeng emang itu wanita!" Bu Lela membuka bungkusan ikan teri yang dia pegang dan langsung melemparkannya pada Andhira."Aw!" Andhira memekik saat merasakan sesuatu mengenai tubuhnya."Ih!" Andhira langsung menggoyangkan badan saat dia menyadari banyak ikan teri yang menempel di rambut panjangnya yang tergerai."Dasar kampungan!" Andhira membalikkan badan dan berniat melabrak kembali tetangganya.Namun, alangkah terkejutnya dia saat me
Read more
Pengincar Harta
"Hebat ya, baru datang jam segini." Aruna bertepuk tangan saat melihat Andhira masuk.Andhira menautkan alis. Sedikit salah tingkah saat melirik jam dinding. Dia memang datang sangat terlambat."Apa jam kerjamu berbeda dengan karyawan lain Andhira?""Saya sudah izin datang terlambat pada Mas Tibra." Andhira menutup pintu ruangannya. Dia sedikit bingung harus bagaimana dan kemana menempatkan diri. Lebih tepatnya, wanita itu salah tingkah pada Aruna yang duduk di belakang meja kerjanya dengan tatapan membunuh."Kau outlet manager di sini. Artinya, kau dipercaya untuk memimpin dan mengatur jalannya resto ini. Apa pantas seorang pimpinan datang jam sepuluh?" Aruna berdiri dan berjalan pelan ke arah Andhira yang masih berdiri di tempatnya pertama datang tadi."Saya sudah izin datang terlambat ke Mas Tibra." Desis Andhira.Aruna mengangguk. Dia mendapat laporan beberapa minggu ini Andhira mulai bertingkah. Datang sesukanya dan pulang pun sesukanya.Aruna mengambil ponselnya dan mencoba meng
Read more
Benalu
Andhira mendorong bahu Aruna. Wanita itu melangkah menuju meja kerjanya. Dia memilih duduk di kursi agar jarak dengan Aruna tidak terlalu dekat. Berdiri dalam jarak yang sangat intim dengan Aruna, entah kenapa membuat tengkuk Andhira meremang."Kenapa kau begitu jahat padaku, Andhira? Apa salahku padamu?" Aruna menarik kursi dan duduk di depan Andhira. Dia memang sengaja datang kemari untuk menemui wanita itu. Dia harus memastikan semua hal, agar tidak salah langkah ke depan."Jawab!" Aruna memukul meja sehingga membuat Andhira terlonjak kaget.Wanita itu menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan Aruna. Dia tidak boleh takut. Tibra sudah berjanji akan melindunginya dalam kisruh masalah ini."Kau tidak ada salah, Aruna. Hanya saja, aku menginginkan posisimu."Aruna menautkan alis mendengar ucapan Andhira. Dia menahan napas menunggu kelanjutan ucapan wanita itu."Aku menginginkan kehidupan sepertimu. Punya suami tampan, hidup bergelimang harta, kau juga tidak pernah kekurangan
Read more
Keputusan Pengadilan
"Gugatan Penggugat patut dikabulkan dengan menetapkan hak pengasuhan berada pada Penggugat sebagai ibu kandungnya.""Alhamdulillahirobbilalaamiin." Aruna menutup wajah dengan kedua tangannya. Ketukan palu tiga kali dari hakim menjadi penanda sidang resmi ditutup.Lendra menarik napas panjang. Lelaki itu tersenyum lebar mendengar keputusan hakim. Kelegaan jelas terpancar dari wajahnya. Setelah berbulan-bulan menjalani proses sidang yang alot, akhirnya mereka bisa mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.“Bapak.” Aruna memeluk Wira yang sekalipun tidak pernah absen menemaninya dalam setiap sidang.Lelaki itu mengusap air mata putrinya. Dia mengelus kepala Aruna dan mencium puncak kepala Aruna. Dulu, kini dan nanti, Aruna akan selalu menjadi putri kecilnya. Selama sepuluh tahun dia berada dalam pengawasan lelaki lain, kini anaknya kembali lagi pada tanggungjawabnya.Ada kelegaan sekaligus kesedihan yang berjalan beriringan dalam benak Wira. Dia merasa lega karena akhirnya Aruna
Read more
Bukti Kuat Kasus Perzinahan
Lendra mengarahkan Aruna dan Wira untuk segera meninggalkan ruang sidang. Masalah banding itu bukan urusan mereka. Sebelum keputusan hari ini pun, mereka sudah memperkirakan pihak Tibra akan banding jika hak asuh anak jatuh pada Aruna.Tidak masalah, karena ada banyak hal yang akan memberatkan Tibra sehingga sulit mendapatkan hak asuh. Salah satu diantaranya adalah kasus perzinahan yang saat ini sedang dalam penyelidikan. Aruna sengaja mengangkat kasus itu bukan karena sakit hati, tetapi dia melakukannya agar bisa memenangkan hak asuh.Jika Tibra terbukti melakukan perzinahan, maka posisinya akan semakin kuat walau lelaki itu terus maju sampai kasasi.“Aruna, Aruna, bagaimana dengan perkembangan kasus perzinahan yang anda laporkan?” Beberapa awak media langsung berlarian, pindah lapak, saat melihat Aruna dan kuasa hukumnya keluar dari ruang sidang.“Sejauh ini proses terus berlanjut. Bukti-bukti yang diminta juga sudah kami berikan semua.” Lendra mewakili Aruna menjawab.“Ada yang m
Read more
Seseorang Dari Masa Lalu
Mobil silver mewah dengan harga fantastis itu parkir dengan mulus di halaman rumah dua lantai. Pengemudinya, seorang wanita cantik yang menggunakan baju semi formal kuning gading. Rambut panjangnya yang hitam legam dan sedikit bergelombang dengan warna blonde di ujungnya dibiarkan tergerai begitu saja.Kaki jenjangnya yang putih mulus terlihat sangat jelas karena dia mengenakan rok ketat dengan tinggi lima belas sentimeter di atas lutut. Bibirnya yang menggunakan perona bibir warna peach terus saja tersenyum dari tadi. Dia sedang sangat bahagia.Bagaimana tidak bahagia? Sepuluh menit yang lalu suaminya menelepon, mengabarkan sesuatu yang membuatnya hampir meloncat kegirangan andai tidak ingat sedang mengemudi. Andai waktu bisa diulang, dia ingin sekali rasanya merekam percakapan itu untuk memperingati hari ini sebagai tonggak bersejarah, karena lelaki itu menjadi miliknya seutuhnya.“Dhir? Aku kalah. Aruna memenangkan hak asuh atas Zahir dan Zafar.”Suara lemah Tibra yang tadi menel
Read more
Teror
Bagai disambar petir, betapa kagetnya Andhira saat lelaki itu berbalik dan menatap mereka. Untuk beberapa detik dia dapat merasakan jantungnya seolah berhenti berdetak. Napasnya terasa sesak, keringat dingin mulai keluar dari pelipis. Ujung tangan Andhira mendadak terasa sangat dingin.Devan.Ketakutannya terjadi. Mantan suaminya itu bergerak lebih cepat dari yang dia perkirakan. Andhira memang sudah memperkirakan hari ini akan terjadi. Dia tahu persis siapa Devan, lelaki psikopat dan sangat posesif itu.Namun, dia tidak menyangka akan secepat ini. Awalnya, dia berharap saat devan datang pernikahannya dengan Tibra sudah sah di mata hukum. Sehingga, lelaki di hadapannya ini pasti akan berpikir dua kali jika ingin mengganggunya lagi."Anna, main sama Mbak Warsih dulu ya." Andhira mengelus kepala Anna. "Tapi Anna masih mau main sama Ayah, Bu." Anna merengek.“Duh!” Andhira mengeluh dalam hati mendengar rengekan Anna.“Nanti lagi ya? Inikan jadwalnya Anna mengerjakan PR. Pasti ada PR k
Read more
Ancaman
Lelaki itu tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Andhira. Dia bahkan memegangi perutnya yang terasa sakit karena tertawa sampai tidak bersuara. Devan duduk di kursi tamu sambil mengusap ujung matanya yang berair setelah berhasil menguasai diri.Sementara Andhira menatapnya dengan mulut membisu. Dia berusaha keras menata perasaannya agar tidak dikungkung ketakutan.“Jadi benar informasi yang beredar di luaran sana?’ Devan mengambil air minum yang tadi dihidangkan Mbak Warsih. Dalam sekali tegukan, gelas besar itu langsung kosong.“Hebat juga kau bisa masuk ke dalam rumah tangga pasangan terkenal itu. Membuat kau pun kecipratan terkenal karena menjadi perusak rumah tangga mereka.” Devan mengangguk-angguk.“Tapi aku malah bersyukur, berkat mencuatnya berita ini aku bisa menemukanmu dengan mudah.” Devan tersenyum manis menatap Andhira yang membatu.“Apa maumu, Devan? Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.” Andhira mengembuskan napas kencang. Tiga tahun dia hidup dalam damai. Kini,
Read more
Diantara Dua Pilihan Sulit
“Para saksi itu sudah diamankan Lendra. Aku hafal betul cara kerjanya.” Raka mengetuk-ngetukkan pulpen merk Parker yang selalu dia gunakan. Lelaki itu menatap Tibra yang terlihat tengah memikirkan sesuatu.“Kita bayar saja mereka. Penuhi berapapun yang mereka pinta.” Tibra menatap lurus pada Raka.“Tidak bisa. Saksi-saksi itu sudah diamankan Lendra bahkan jauh sebelum kasus ini naik laporan, Pak Tibra.” Raka menggeleng. Sekilas dia melirik pada Andhira yang sedari tadi hanya menjadi pendengar. Raka tersenyum tipis dan menarik napas panjang.Cantik dan menarik, dia pun tertarik. Namun, jika itu dia, jelas dia akan memilih Aruna dibandingkan Andhira. Entah apa yang dimiliki Andhira, pasti sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh Aruna. Sehingga lelaki seperti Tibra bisa berpaling dengan mudah.“Aku hafal mati langkahnya. Ketika laporan ini naik, pasti dia sudah mempunyai bukti yang kuat dan sudah mengamankan saksi.”Tibra mengepalkan tangan dan memukul-mukul pahanya. Lelaki itu menarik
Read more
Dilema
“Begini, Pak Tibra.” Raka melipat tangannya di atas meja. Lelaki itu menarik napas panjang sebelum mulai berbicara.“Lawan kita saat ini memiliki bukti dan saksi yang cukup kuat. Mereka lihai membaca peluang hingga membuat kita tidak mempunyai pilihan.” Raka berhenti sebentar. Otaknya berpikir keras memilih kalimat yang mudah dimengerti oleh kliennya.“Kalian sudah jelas harus mengakui ada hubungan, karena mereka bisa membuktikan itu. Kalau kalian mengelak, proses hukum akan semakin rumit. Itu artinya tidak sportif mengikuti proses hukum." Raka memperhatikan wajah Tibra yang terlihat sangat gusar."Nah, untuk itu, ada dua pilihan bagi kalian kalau bersedia mengakui ada hubungan. Hubungannya sebagai apa? Sudah menikah atau belum? Keduanya sama saja tetap terjerat pasal." Raka memegang tangan Tibra, meminta lelaki itu jangan menyela ucapannya. "Nama baikmu akan tambah hancur kalau mengaku sudah menikah, Pak Tibra. Kalau sekedar berselingkuh, bisalah kau berdalih khilaf. Wajar sebagai l
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status