All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 271 - Chapter 280
318 Chapters
Alena & Andrio: Bab 78
Acara dinner antar keluarga itu akhirnya selesai. Mereka bersiap-siap pulang. Sebelum memasuki mobil, Alena diajak bicara oleh orang tuanya. "Ingat itu pesan Mami sama Papi, ya, Alena. Jaga kandunganmu baik-baik." Rista mengusap perut Alena yang masih terlihat datar. "Kandunganmu masih muda dan lemah. Kalau bisa jangan banyak-banyak keluar rumah dulu lah." Alena tersenyum. "Iya, Mi. Pasti, kok. Mas Andrio pasti juga jagain aku ke mana-mana."  "Ingat juga pesan Mami, ya, Alena. Jangan bertingkah konyol lagi." Rista menatap Andrio yang berdiri di samping Alena sejak tadi, sekilas. Lalu kembali menatap Alena. Dia harap Alena paham dengan kata-kata 'bertingkah konyol' yang dia maksud. "Jaga keharmonisan rumah tangga kalian. Mami selalu do'akan rumah tangga kalian setelah ini nggak akan ada masalah aneh-aneh lagi." "Makasih, Mi." Alena merasa begitu bahagia mendapat perhatian dari orang-orang sekitarnya.  Keluarganya dan suaminya. Alena m
Read more
Alena & Andrio: Bab 79
Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Tibalah hari pernikahan Alyssa dan Ardi. Pernikahan itu dilaksanakan satu hari penuh, mulai dari akad hingga resepsinya, mulai dari jam delapan pagi hingga sore hari.Pernikahan Alyssa dan Ardi dilaksanakan dengan konsep outdoor dan tema bunga-bunga. Dilaksanakan di sebuah taman bunga yang amat luas. Sejauh mata memandang dari kejauhan terlihat dua mempelai bersanding di kursi mewah dan dinaungi tenda putih yang dihiasi aneka bunga warna-warni. Sepasang pengantin itu diapit oleh kedua orang tuanya yang sibuk bersalaman dengan para tamu yang juga kemudian menyalami kedua mempelai.Sementara tak jauh di depan sang pasangan pengantin, beberapa pasang meja dan kursi tamu berjejer panjang di dampingi pohon-pohon bunga pula. Tak jauh dari kursi tamu, terdapat tiga meja menu makanan. Mulai dari makanan ringan dan minuman, makanan utama sampai makanan penutup. Meja-meja itu juga dihiasi aneka bunga warna-warni.Dibelahan
Read more
Alena & Andrio: Bab 80
"Kamu kenapa nangis?"  Alena spontan menoleh dan memegangi pipinya yang basah air mata. Wanita itu pun mengusap air matanya. "Ya ampun aku sampai nangis." "Kenapa?" tanya Andrio lagi. "Oh aku tahu, kamu pasti menangis bahagia kan?" "Aku cuma keingat Bu Dedeh, Mas .... Seandainya beliau nggak di rumah sakit jiwa, dia bisa ikut berbahagia bersama kita di sini. Aku jadi merasa bersalah--" "Berapa kali harus aku bilang, Al. Berhenti nyalahin dirimu ...." "Aku cuman nggak enak rasanya, Mas. Aku kayak merasa udah berbahagia di atas penderitaan orang lain ...." Suami istri itu kini saling pandang dengan wajah yang amat dekat. "Lho kata siapa? Memangnya kamu ngerebut kebahagiaan orang?" Andrio menggeleng tak habis pikir.  "Al, jujur, ya, aku nggak suka kamu begini. Berhenti meratapi masa lalu itu. Ini semua bukan salahmu! Udah ya nggak usah nangis." Andrio refleks mengusap pipi Alena yang basah air mata. "Malu, dong, masak di acara b
Read more
Alena & Andrio: Bab 81
Belakangan ini Andrio merasa kehidupannya lebih baik dan bahagia dari sebelum-sebelumnya. Masalah-masalah yang mereka hadapi akhirnya bisa terselesaikan satu persatu. Andrio juga sangat bahagia mengetahui Alena, istri yang sangat dicintainya sedang mengandung anaknya. Tidak ada lagi masalah yang berarti selain Bu Dedeh yang masuk ke rumah sakit jiwa. Dan Andrio merasa ini adalah waktu yang tepat untuk dia mewujudkan target-target yang belum tercapai dalam hidupnya. Dan dia tak mau menunda-nunda lagi. Dia membicarakan itu pada istrinya ketika mereka tengah sarapan. "Alhamdulillah, akhir-akhir ini aku liat istriku berseri-seri terus mukanya," sindir Andrio sambil melirik Alena yang baru saja meletakkan teko air di atas meja. Alena membantu Bi Jum menyiapkan sarapan. "Senyum terus, bahagia terus ...." Alena tersenyum menatap Andrio. "Iya, dong, Mas. Aku memang selalu bahagia karena punya suami kayak kamu." Alena duduk di kursinya. Lalu menyiapkan sarapan untuknya sendiri, setelah tadi
Read more
Alena & Andrio: Bab 82
Di dalam kamar Alena mencoba menghubungi suaminya lagi. Namun, tak kunjung diangkat. Hal itu membuatnya kian gelisah. Wanita itu mondar-mandir. Kalau sudah begini artinya Andrio benar-benar marah padanya. "Ya Allah udah lama aku dan Mas Andrio nggak berantem kayak gini." Alena mengingat selama ini suaminya hampir selalu menyikapi masalah dengan bijak dan dewasa, tidak suka marah-marah Tapi kenapa tadi Andrio seperti tidak mau mengalah sama sekali? Ucapan suaminya tadi pun kembali terngiang-ngiang. "Coba kamu pikir aku ada nuntut apa sama kamu selama ini? Nggak ada kan? Kamu minta aku nikah lagi aku turutin. Kamu belum bisa hamil, aku juga nggak masalah." "Apa aku emang udah keterlaluan, ya?" Alena merenungkan kesalahannya. "Apa aku egois nggak bisa ngertiin keinginannya Mas Andrio? Eh, tapi nggak deh. Yang aku bilang kan juga benar. Harusnya dia nggak mikirin kepentingannya aja, dong. Harusnya dia mikirin yang lain juga. Dia nggak bisa dong ajak-ajak orang gitu aja ke luar negeri
Read more
Alena & Andrio: Bab 83
"Bi Jum! Bibi!" Alena berteriak-teriak di tengah rumah sambil menggendong Kenzy. Wajahnya terlihat panik dan tidak sabaran. Bi Jum tergopoh-gopoh mendatanginya dari dapur. "Ada apa, Bu?" Tidak hanya Bi Jum yang datang dengan wajah tak kalah panik. Rara dan adik-adiknya juga berdatangan, berkumpul ke ruang tengah. "Ada apa, Tante kenapa panik?" tanya Rara. Alena terlihat kesusahan bicara. Dia menatap Bi Jum. "Mas-Mas Andrio ...." "Pak Andrio kenapa?" "Om Andrio kenapa, Tante?" "Dia masuk rumah sakit karena kecelakaan ...," ucap Alena akhirnya. Bi Jum spontan mengucap istighfar. Adik-adiknya Anjani terlihat terkejut dan saling pandang. "To-tolong jagain Kenzy, ya, Bi. Aku mau ke rumah sakit." Alena menyerahkan Kenzy pada Bi Juminten yang langsung menerimanya. "Tante aku ikut, ya?" Rara menawarkan diri. Alena menatapnya dan langsung menggeleng. "Kamu di rumah aja jaga adik-adikmu. Bantu Bi Jum juga, ya." "Tapi, Tante, aku juga pengin liat Om Andrio. Aku juga mau bantuin Tante A
Read more
Alena & Andrio: Bab 84
Alena mendapati dirinya berdiri di tengah ruangan besar entah di mana. Ruangan itu tak begitu jelas karena dipenuhi kabut asap entah dari mana. Di tengah kebingungan itu, Alena mendapati sosok pria tinggi yang begitu dia kenali berdiri di hadapannya, di tengah kabut tebal. Pria itu tersenyum ke arahnya. "Mas Andrio!" Alena tersenyum melihat suaminya. "Alena." Andrio merentangkan kedua tangannya. Melihat itu Alena berlari mendekat ke arah suaminya dan memeluk tubuh pria itu dengan senang. Alena lalu mendongak menatap suaminya manja. "Kamu ke mana aja, Mas? Aku nungguin dari tadi." "Aku mau pamit sama kamu." Kalimat Andrio barusan membuat Alena bingung. "Pamit ke mana? Kamu pergi ke mana?" "Aku mau pergi." "Aku ikut, ya." "Jangan." Andrio menggeleng. "Aku pergi sendiri. Kamu tetap tinggal dan jaga anak-anak kita." "Enggak!" Alena menggeleng. "Kamu nggak boleh pergi!" "Aku harus pergi. Selamat tinggal Alena ...." Andrio melepas pelukan istrinya lalu berjalan menjauh dari Alena
Read more
Alena & Andrio: Bab 85
Alena, Marissa, Rista dan Bagas menunaikan sholat dzuhur berjamaah di mushola rumah sakit dengan Bagas yang menjadi imamnya. Mereka mendo'akan kesembuhan Andrio. Adalah Alena orang yang paling sedih dan tertekan saat ini. Dia berdo'a sambil menangis pada Allah. Dia berdo'a penuh penghayatan agar Allah segera menyembuhkan suaminya. Setelah selesai sholat dan berdo'a, Alena merasa perasaannya sedikit tenang dan lega. Alena menunduk mengusap perutnya yang masih datar di bawah mukena. 'Kita do'akan kesembuhan papamu sama-sama, ya, Nak.' do'anya dalam hati. Alena lantas menyalami mama mertua dan mami Rista, lalu kemudian yang terakhir menyalami papinya yang menjadi imamnya. Mama Marissa tiba-tiba saja memeluk Alena. "Kamu yang sabar, ya, Nak. Andrio pasti bisa melewati semuanya. Andrio pasti sembuh." "Iya, Ma." Alena bersyukur dalam hati, di saat kondisinya sedang tertekan seperti ini, di saat suaminya tak bisa menguatkannya karena sakit, masih ada keluarganya yang mengelilinginya, mem
Read more
Alena & Andrio: Bab 86
Ternyata detak jantung Andrio melemah. Saat ini dokter sedang berusaha menanganinya agar detak jantungnya kembali normal. Sementara itu, Alena menangis kian kencang menyaksikan suamimya ditangani dokter melalui kaca ruangan ICU yang besar. Dia melihat dokter menyentuhkan defibrilator pada dada Andrio membuat dada Andrio sedikit terangkat. Dan tindakan itu dilakukan berulang-ulang. Rista dan Marissa terus menenangkan Alena yang sedih. Tapi bagaimana pun cara menghiburnya, Alena bukannya tenang malah makin histeris, meneriaki nama Andrio. Dia sangat-sangat takut Andrio tak selamat hingga berakhir pergi meninggalkannya. Setiap kali dia membayangkan, adegan dalam mimpi itu terus menancap diingatan membuatnya semakin takut. "Ya Allah aku mohon jangan ambil nyawa Mas Andrio. Kalau pun ada orang yang harus meninggal itu aku. Cabut aja nyawaku Ya Allah ...." Alena menangis dalam dekapan ibu tirinya. Rista terkejut mendengar ucapan Alena barusan. Dia menatap anaknya tak suka. "Alena! Apa yan
Read more
Alena & Andrio: Bab 87
Sudah dua malam Alena menginap di rumah sakit. Menunggu suaminya sadar. Dia tak akan bisa tenang jika belum melihat suaminya membuka mata, berbicara dengan suaminya dan memastikan suaminya baik-baik saja. Tiada hari yang dia lewati tanpa menjenguk suaminya di ruang ICU. Mengajak suaminya bicara seolah suaminya mendengarkannya. Sesekali dia juga membacakan Al-Qur'an. Seperti yang dia lakukan hari ini, Alena duduk di sisi ranjang Andrio, mengamati wajah Andrio sambil mengajak pria yang tak sadarkan diri itu bicara. "Aku senang banget, Mas, pas dengar dokter bilang kamu udah melewati masa kritis. Kemungkinan untukmu sembuh begitu besar." Walau Andrio masih terpejam dia yakin Andrio mendengar suaranya. Dia sangat-sangat senang dan bersyukur kala memastikan dari dokter kalau Andrio berhasil melewati masa kritisnya. Dia tak akan sanggup membayangkan hidupnya tanpa Andrio. Membesarkan anak-anaknya sendiri tanpa suaminya yang selama ini menguatkannya. Dia tak akan sanggup melakukan itu. D
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
32
DMCA.com Protection Status