Semua Bab Dendam Anak Tiri: Bab 291 - Bab 300
318 Bab
Alena & Andrio: Bab 98
Selama kehamilannya Alena benar-benar diperlakukan bagai ratu oleh orang-orang sekitarnya. Selalu diperhatikan, dilayani, dan tidak diizinkan bekerja meski hanya pekerjaan ringan. Alena sangat bersyukur untuk itu. Dia benar-benar bahagia. Dia mengusap perutnya yang buncit sambil tersenyum. "Ternyata begini, ya, rasanya hamil. Bahagia sekali rasanya ...." Dia lantas teringat lagi dengan percakapan-percakapannya bersama mendiang Anjani dulu. "Kamu hebat, Anjani. Kamu mau menikahi suami orang dengan tujuan memberi keturunan aja. Ya, meski pun pada akhirnya kamu mencintai suaminya saya. Dan sekarang kamu sudah menjadi seorang ibu. Saya nggak akan bisa sehebat kamu." "Mbak nggak boleh ngomong begitu. Setiap perempuan punya kehebatan masing-masing. Mbak Alena juga hebat, mampu merelakan suaminya menikah lagi. Mbak Alena bahkan mampu bersikap baik pada istri kedua suamimu, Mbak." Dulu dia berpikir tidak akan bisa hamil, tidak akan merasakan sakitnya melahirkan seperti yang Anjani rasakan
Baca selengkapnya
Alena & Andrio: Bab 99
Perkara Andrio mengganti aroma minyak wanginya masih mengganggu pikiran Alena. Dia merasa aneh kenapa mendadak suaminya mengganti minyak wanginya, padahal setahunya Andrio tak suka gonta-ganti minyak wangi. Aroma khas suaminya itu begitu ciri khas sejak dulu sampai sekarang karena memakai minyak wangi yang sama. Dan dia suka aroma yang lama. Alena juga mengingat percintaannya dengan suaminya kemarin sore. Setelah mereka bercinta sebentar sore itu Andrio bersiap-siap pergi. Katanya ada teman dokternya yang mengundangnya datang di acara ulang tahun yang diadakan kecil-kecilan di kafe. Sebenarnya Andrio juga ingin mengajak Alena waktu itu, tapi mengingat istrinya sedang hamil dan dia tak mau Alena kecapekan, jadi dia pergi sendiri saja. Tapi waktu itu Alena tak sepenuhnya percaya hingga dia mengizinkan suaminya pergi dengan setengah hati. Alena berjalan ke arah meja riasnya sambil memegangi perutnya yang buncit. Di atas meja itu tertata botol-botol minyak wangi suaminya. Alena mengambil
Baca selengkapnya
Alena & Andrio: Bab 100
"Dokter bilang kamu tuh nggak boleh stres. Dan penyebab kamu pingsan itu bisa jadi karena kamu stres, terlalu cemas. Kamu tuh cemasin apa, sih? Suamimu itu kerjaannya apa nggak merhatiin kamu? Harusnya dia bisa kasih perhatian lebih ke kamu yang lagi hamil. Istri banyak pikiran dibiarin!" Rista mengomel panjang lebar di depan Alena dan Andrio. "Lagian apa sih yang kamu pikirkan itu, Alena?" Andrio hanya diam menatap Alena yang menatapnya dengan rasa bersalah. Tapi bahasa tubuh Andrio mengatakan kalau dia tidak kenapa-kenapa. "Mi akhir-akhir ini aku emang banyak pikiran. Tapi bukan karena Mas Andrio nggak merhatiin aku, kok," jawab Alena. "Lalu gara-gara apa?" Rista melotot tajam. Alena diam saja sambil kembali memandang Andrio. Sebenarnya akhir-akhir ini dia terlalu memikirkan suaminya yang mungkin selingkuh. Tapi Alena tak mungkin mengatakan itu pada mami dan suaminya kan? Lihat lah sekarang Andrio meninggalkan pekerjaannya karena mengkhawatirkan dirinya yang pingsan. Suaminya se
Baca selengkapnya
Alena & Andrio: Bab 101
Setelah berdiskusi dengan suaminya dan meminta pengertian ibu tirinya, akhirnya Alena tidak jadi pindah ke rumah orang tuanya. Alena tetap tinggal di rumahnya sendiri dan dia berjanji akan lebih menjaga dan memperhatikan kandungannya. Mau tak mau Rista pun setuju. Meski begitu, Rista yang tetap khawatir akan kondisi calon cucunya sesekali datang ke rumah Alena demi memastikan anak dan cucunya baik-baik saja. Dia kadang datang bersama Alyssa dan membantu Alena mengasuh Kenzy. "Belajar Alyssa gimana ngurusin bayi. Kan nanti kamu juga bakal punya anak. Anggap aja ini latihan jadi orang tua," ucap Mami Rista sambil melihat Alyssa yang tengah mengganti popok Kenzy yang baru saja ngompol. Mereka bertiga sedang berkumpul di kamar Alena. "Iya nggak, Alena?" Alena yang sedang menyandar di tempat tidur sambil memperhatikan kegiatan Alyssa sejak tadi tertawa ringan. "Iya, Sa. Jadi nanti kalau ada bayi nggak kebingungan lagi." "Iya ini juga lagi latihan," sahut Alyssa. "Tapi aku dulu nggak ada
Baca selengkapnya
Alena & Andrio: Bab 102
"Sebenarnya kamu tuh bukannya mau pergi ke acara pernikahan anak temanmu, kan? Yang kemarin juga pasti bukan acara ulang tahun temanmu!" Alena meluapkan uneg-unegnya. "Cuman alasan doang." Alena bersidekap dada, menatap ke lain arah. Andrio mengernyit heran. Tak menyangka Alena punya pikiran seperti itu. "Kenapa kamu bisa berpikir begitu? Sejak kapan kamu nggak percaya sama aku?" Alena lalu menatap suaminya. "Biasanya kamu tuh nggak kayak gitu!" "Nggak kayak gitu gimana sih maksudnya?" Andrio makin tak mengerti. "Aku menghadiri acara temanku itu aneh? Dan sebenarnya apa sih yang kamu pikirin?" Alena terdiam. Dia tidak mungkin bilang kalau selama ini dia mencurigai suaminya berselingkuh. Dia tidak mau menuduh sembarangan jika tidak punya bukti. Alena baru sadar, apa yang dia lakukan sekarang adalah sebuah kesalahan. "Kenapa diam?" Alena menatap suaminya. Dia memaksakan senyum. "Oke aku percaya. Maaf aku udah nggak percaya tadi." Andrio merasa aneh dengan sikap Alena. Dia memperh
Baca selengkapnya
Alena & Andrio: Bab 103
Sesungguhnya Andrio tidak berbohong pada Alena. Akhir-akhir ini dia memang disibukkan dengan pekerjaannya yang tak biasa. Membuatnya sering bertemu teman di luar jam pekerjaan, selain itu--entah kebetulan atau apa--teman-temannya selalu memiliki acara yang hampir bersamaan. Mereka turut mengundang Andrio di acara mereka, mereka bahkan juga meminta Andrio datang bersama sang istri. Hanya saja Andrio tidak mau membawa Alena yang sedang hamil besar, dia tak mau ambil risiko. Begitu pun hari ini. Begitu memasuki hotel tempat di mana pesta pernikahan itu diselenggarakan, Andrio disuguhkan dengan keramaian yang diusik dengan suara orang bercakap-cakap dan perpaduan suara musik. Dingin AC terasa menjalari tubuhnya. Para pengunjung terlihat hilir-mudik, ada juga yang menari bersama pasangannya di dance floor yang disediakan. Sebenarnya dekorasi pesta pernikahan di hotel itu cukup mewah, tapi Andrio tidak sempat melihat-lihat. Fokusnya hanyalah pada keramaian pengunjung yang menari di dance f
Baca selengkapnya
Alena & Andrio: Bab 104
"Setelah tangan kirinya, lalu gantian tangan kanannya yang diangkat ke atas begini. Nah, bantu istrinya, Pak, angkat tangannya tinggi-tinggi begini. Nah, iya. Lalu kita hitung, ya, sampai sepuluh pelan-pelan ...." Seorang wanita bertubuh langsing yang mengenakan pakaian olahraga sedang membimbing Alena melakukan gerakan olahraga yoga kehamilan. Alena juga didampingi dan dibantu oleh Andrio. Ya, memasuki trimester ketiga, Mami Rista menyarankan Alena untuk rutin melakukan senam yoga khusus ibu hamil agar proses kelahirannya nanti lancar, selain itu juga agar si ibu tidak stres. Rista tentu tahu anaknya itu mudah stres semenjak hamil karena mungkin tak pernah berolahraga. Dan Alena pun menyetujui saran maminya itu. Karenanya hari ini Andrio memanggilkan guru olahraga untuk mengajarkan mereka. Kebetulan hari ini adalah hari minggu dan Andrio sedang tidak sibuk sehingga dia bisa menemani istrinya melakukan yoga di taman samping rumahnya. Di tengah taman yang penuh rumput itu dialasi ti
Baca selengkapnya
Alena & Andrio: Bab 105
Kenangan-kenangan dan percakapan itu melintas di kepala Alena, bergantian. "Ternyata bener, Mas. Selama ini aku yang bermasalah. Aku nggak bisa kasih kamu keturunan, bukan karena aku kecapekan sibuk kerja seperti yang dibilang Mami, tapi ...." "Iya, iya ... Tapi kita nggak boleh nyerah, ya, pasti ada jalan keluarnya kok. Ingat tadi kata dokter, kita masih bisa berupaya dengan cara melakukan program bayi tabung." "Tapi apa cara itu pasti berhasil, Mas?" "Kita 'kan belum mencoba." "Kalau nggak berhasil--" "Kamu harus yakin dan optimis kalau kita pasti bisa melewati semua ini. Kita pasti berhasil, jadi saat ini kamu harus tenang, ya?" "Kamu nggak benci sama aku 'kan, Mas? Kamu nggak berniat ninggalin aku 'kan?" "Sama sekali nggak, Sayang. Nggak ada yang bisa gantiin posisi kamu di hidupku." Sejak awal mengetahui dia tak bisa punya anak, suaminya selalu menguatkan dan meyakinkannya. Bahkan ketika Alena meminta Andrio menikah lagi pun Andrio menurutinya dengan terpaksa. "Aku mo
Baca selengkapnya
Alena & Andrio: Bab 106
"Al, kamu kenapa, sih? Kenapa melamun gitu? Nangis lagi." Andrio akhirnya menegur Alena setelah sejak tadi dia membiarkan istrinya berdiam diri. Alena tersadar dari lamunannya. Refleks dia membuka mata dan baru menyadari ternyata dia menangis. Alena menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Bahunya berguncang. "Hei, kenapa makin jadi nangisnya?" Andrio mengusap bahu Alena. Alena lalu menghapus air matanya habis dengan tangannya dan menatap suaminya. "Mas aku janji akan rela melakukan apa aja buat kebahagiaanmu. Aku janji." "Kenapa tiba-tiba ngomong begitu?" Andrio heran. "Ya, aku hanya ingin menegaskan kalau aku akan melakukan apa aja untukmu, termasuk mengizinkanmu kuliah di LA." Alena sudah bertekad akan berkorban demi kebahagiaan suaminya sebagaimana pria itu berkorban untuknya selama ini. Andrio lalu memeluk Alena dan mengusap-usap bahunya. "Untuk sekarang kita nggak usah pikirin itu dulu, ya. Fokus aja dulu sama kelahiran anak kita nanti. Masalah cita-citaku itu gampang
Baca selengkapnya
Alena & Andrio: Bab 107
Satu bulan kemudian .... Malam itu pukul dua dini hari, Alena yang tengah tertidur pulas tiba-tiba terbangun saat merasakan perutnya tiba-tiba keram. Sakit sekaligus mulas mengaduk-aduk perutnya. Alena meringis menahan sakit yang tak pernah dia rasakan sebelumnya itu. Dia menggoyang-goyangkan lengan suaminya yang tidur nyenyak di sampingnya. "Mas! Mas! Perutku sakit ini, Mas! Bangun!" ucap Alena dengan susah payah. Perasaan kesal melihat suaminya yang tidur membuat sakit perutnya menjadi. Andrio serta-merta terbangun. Dia terkejut melihat Alena kesakitan sambil memegangi perut dan merintih tidak jelas. Kantuknya seketika hilang. Dia duduk di atas tempat tidur memperhatikan istrinya. "Alena, kamu udah mau lahiran sayang?" Alena hanya mengangguk. "Tunggu Alena aku siapin pakaianmu dulu." Belum sempat Andrio turun dari kasur, Alena memegangi lengan suaminya. "Pakaian dan perlengkapan lain udah Bi Jum siapin kemarin. Itu tasnya ada di lemari," beritahu Alena dengan susah payah. "Oh,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
272829303132
DMCA.com Protection Status