All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 281 - Chapter 290
318 Chapters
Alena & Andrio: Bab 88
Andrio mencoba mengingat kejadian yang dialaminya terakhir kali. Sebelum turun ke rumah sakit dia bertengkar dengan Alena. "Pokoknya aku tetap nggak mau! Aku juga nggak bisa kita LDR. Aku nggak setuju kamu lanjutin pendidikan ke Amerika!" Alena bersidekap dada sambil menatap ke lain arah. "Apa kamu nggak bisa ngertiin cita-citaku, Al?" tanyanya kemudian. Masih berharap Alena akhirnya akan mengizinkan. Tapi Alena hanya diam. Tak mau juga menatapnya. Setelah beberapa detik kemudian barulah wanita itu meliriknya. "Ya kalau memang mau lanjut kan bisa di sini, nggak harus ke luar negeri segala." "Aku pikir kamu selalu dukung aku." "Aku bukannya nggak mau dukung!" "Kalau kamu dukung ya harusnya nurut dong sama aku. Keinginan terbesar aku cuman itu lho, Al, nggak ada yang lain. Dan itu satu-satunya keinginan terbesarku yang belum tercapai. Coba kamu pikir aku ada nuntut apa sama kamu selama ini? Nggak ada kan?" Andrio bertanya lagi. "Kamu minta aku nikah lagi aku turutin. Kamu belum b
Read more
Alena & Andrio: Bab 89
Seminggu kemudian, Andrio diperbolehkan pulang dan melakukan rawat jalan di rumah. Siang itu, Alena membawa Andrio pulang bersama sang supir. Kedatangan Andrio disambut oleh orang rumah--Bi Jum, Rara, Lita dan Jayan. Mereka antara senang dan sedih menyambut kedatangan Andrio. Senang karena akhirnya Andrio pulang ke rumah. Sedih karena Andrio pulang dalam keadaan memprihatinkan. Pria itu menggunakan kursi roda karena kakinya yang terpasang gips masih dalam proses penyembuhan. "Om Andrio!" sambut Rara antusias kala dia membuka pintu. Alena yang tengah memegangi kursi roda Andrio bisa melihat perubahan raut wajah gadis itu. Matanya yang tadi berbinar berubah sendu dan merasa bersalah kala mengetahui ternyata Andrio menggunakan kursi roda dan kakinya dibalut gips. Rara, gadis berambut panjang keriting itu lalu berlari mendekat ke Alena dan Andrio. "Om Andrio, Alhamdulillah akhirnya Om Andrio bisa pulang dan kumpul sama kami lagi," ucapnya lantas tersenyum. "Om Andrio tenang aja kami di
Read more
Alena & Andrio: Bab 90
"Mas makan dulu, yuk!" Alena masuk ke kamar sambil membawa nampan berisi piring makanan dan minuman. Saat itu Andrio duduk di atas kursi roda sambil menatap pemandangan di luar jendela kamarnya. Pemandangan taman mini yang ada di samping rumahnya. Alena melihat Andrio bergeming, tidak menoleh ke arahnya sedikit pun. Alena meletakkan nampan itu ke atas nakas. Lalu mendekat ke suaminya. Alena memegangi bahu suaminya. "Kamu kenapa, Mas? Apa yang dipikirin?" Andrio akhirnya menoleh. "Aku nggak habis pikir dengan keadaanku yang seperti ini." "Maksud kamu?" "Ya aku yang begini. Mau sampai kapan aku duduk di kursi roda begini?" Andrio menerawang ke jendela sekaligus mengingat masa-masanya dulu. Masa-masa di mana dia masih sehat segar bugar dan menjadi pelindung untuk keluarganya bukannya malah lumpuh dan menyusahkan orang lain seperti ini. "Kenapa ada aja permasalahan yang menimpa kita? Kenapa aku harus kecelakaan dan jadi begini?!" "Kamu jangan ngomong begitu, Mas. Yang namanya musibah
Read more
Alena & Andrio: Bab 91
Hari-hari terus bergulir tanpa terasa. Rutinitas Andrio berubah drastis. Dia yang biasanya menghabiskan waktu dengan bekerja dan menemaninya istrinya jalan-jalan kini hanya bisa diam duduk di atas kursi roda. Orang-orang rumahnya, adik-adik mendiang Anjani termasuk Alena terlihat dengan senang hati merawatnya. Mereka bergantian menyuapinya makan. Alena yang memandikannya dengan air hangat, kadang berendam di bath up, kadang hanya mandi dengan di lap kain. Sungguh, walau wajah-wajah mereka terlihat bahagia melakukannya, Andrio justru merasa sedih melihatnya. Dia merasa amat malu sudah menyusahkan orang-orang yang harusnya dia lindungi. Kadangkala Alena mual-mual dan muntah di wastafel. Dulu dia lah yang membantu istrinya, merapikan rambutnya, memijat tubuhnya. Kali ini dia hanya bisa diam melihat istrinya muntah-muntah. Dulu, jika Kenzy menangis di tengah malam dan membuat Alena terbangun, dia lah yang mengalah, meminta Alena tetap tidur dan dia yang mendiamkan Kenzy. Sekarang jik
Read more
Alena & Andrio: Bab 92
Sejak hari itu, Andrio tak pernah lagi mengeluh. Dia berusaha menerima keadaannya dengan lapang dada. Tiap kali dia merasa tertekan dan stres dengan keadannya yang dia ingat adalah perkataan Alena. Dan dia tak ingin melihat Alena menangis jika dia mengulangi kesalahan yang sama. Apalagi melihat perkembangan pada kakinya yang semakin hari semakin membaik. Andrio jadi makin optimis kalau dia secepatnya akan sembuh. Di samping itu selama masa penyembuhan, orang-orang terdekat datang menjenguknya mulai dari keluarganya sendiri--orang tuanya, kedua mertuanya, Alyssa dan Ardi--teman sesama dokter, kerabat dekat, bahkan tetangga. Mereka ikut mendo'akan kesembuhan Andrio membuat Andrio jadi semangat dan optimis. Tanpa terasa waktu terus berlalu. Dua bulan kemudian, kaki Andrio benar-benar sembuh dan dia bisa berjalan kembali seperti semula. Dan dia sudah bisa kembali bekerja di rumah sakit sebagai dokter seperti biasa. Andrio senang dan bahagia sekali mengetahui dirinya akhirnya sembuh seper
Read more
Alena & Andrio: Bab 93
Mobil yang Andrio kendarai akhirnya tiba di pelataran halaman dan terus masuk ke dalam garasi. Sebelum turun dari mobil tak lupa dia meraih sesuatu yang terletak di kursi sampingnya lalu menjejalkan benda itu dengan hati-hati ke dalam tas kerjanya yang longgar. Lalu pria itu turun dari mobil sambil menenteng tasnya. Baru saja dia melangkah beberapa langkah menuju pintu, pintu itu tiba-tiba terbuka dan menampakkan sosok Alena. Wanita itu tersenyum menyambutnya. "Assalamu'alaikum ...," ucap Andrio membalas senyumnya. Wanita itu menjawab salamnya dengan wajah berseri-seri. Mereka berdua lalu masuk ke ruang televisi tempat mereka biasa berkumpul. Alena lalu mengambil tas kerja Andrio dan meletakkannya di meja. "Sini aku bukain dasinya." Alena mulai membuka dasi Andrio dengan cekatan. "Capek, ya, Mas. Istirahat dulu sambil kipas-kipas. Duh suamiku mukanya berminyak gitu." Alena mengusap kening Andrio yang mengkilap. "Hmm kamu kok tumben perhatiannya berlebihan gitu? Pasti ada maunya nih
Read more
Alena & Andrio: Bab 94
Hari ini hari minggu. Andrio libur, tidak mendapat tugas apa pun di rumah sakit. Karenanya pagi ini Andrio menemani istrinya jalan-jalan keliling komplek sambil membawa kereta bayi Kenzy. Sebenarnya Alena sudah sering mengajak Kenzy jalan-jalan keliling komplek mencari sinar matahari. Hanya saja biasanya Alena selalu membawa Kenzy jalan-jalan sendiri karena Andrio selalu sibuk. Kali ini Alena dan Andrio memakai baju olahraga. "Aku rasanya kayak mimpi akhirnya aku bisa merasakan ini, jalan-jalan bareng sama anak-anak kita, ya, Mas." Alena mengusap perutnya yang sedikit buncit sambil tangan sebelahnya mendorong kereta bayi dan Andrio mengiring di sampingnya. Mereka berkeliling melihat perumahan tetangga. "Kalau dulu kan kita jalan selalu berdua aja." Alena benar-benar tak menyangka dia akhirnya hamil juga. Dan merasakan bagaimana rasanya hamil. Rasanya masih seperti mimpi. "Iya. Alhamdulillah," jawab Andrio sekenanya. Alena melempar pandang ke mana saja sambil terus bercakap-cakap men
Read more
Alena & Andrio: Bab 95
"Al, aku ada ide," ucap Andrio kemudian. Bersusah payah dia meyamakan langkahnya dengan istrinya yang berjalan tergesa. "Apa?" Alena menoleh. "Kamu beneran mau mangga itu kan?" "Enggak." Alena kembali menatap ke depan. Andrio menghela napas. "Aku tahu sebenarnya kamu masih pengin kan? Ya itu artinya harus dikabulin dong." "Tapi kan emang nggak bisa." "Kamu tunggu di sini." Langkah Alena terhenti. Dia menoleh. "Kamu mau apa? Jangan aneh-aneh, deh." "Apa pun akan aku lakuin, Al. Kamu tunggu sini, ya. Cukup liat aksiku dengan tenang dan do'akan. Oke, Sayang?" Alena hanya mengangguk patah-patah, walau dia masih belum mengerti apa yang akan suaminya lakukan. Dia melihat Andrio yang sudah berlari-lari kecil kembali ke arah pohon mangga tadi. Alena melihat aksi Andrio dalam diam dan penuh rasa penasaran. "Mas Andrio mau apa, sih?" Andrio lalu terlihat membungkuk memungut sesuatu entah apa lantas melemparkannya ke salah satu mohon mangga yang bergantungan hingga buah itu bergoyang.
Read more
Alena & Andrio: Bab 96
Raut wajah Andrio berubah khawatir. "Kamu kenapa nangis?""Aku terharu sama kebaikkanmu, Mas.""Aku kenapa?" Andrio malah heran. Perasaan dia tak melakukan sesuatu yang wah hingga Alena menangis seperti itu."Kamu sampai segitunya bela-belain ambil mangga buat aku. Sampai nekat nyuri. Bayangin kalau tadi ibu-ibu yang punya mangga itu memperpanjang masalah ini. Terus kamu diteriakin maling lalu digebukin warga gimana coba?"Andrio malah tertawa. "Kan aku udah bilang aku nggak nyuri. Kita bayar tadi. Lagian nggak mungkin juga warga gebukin aku gara-gara aku ambil mangga buat istriku yang lagi hamil. Kalau aku jelasin, mereka pasti ngerti, kok." Andrio kemudian mengangguk-angguk. Dia duduk santai di tanah itu."Tapi kan tetap aja ....""Udah ah nggak usah nangis gitu. Sekarang kita pulang aja, yuk, udah mulai panas juga nih. Makan mangga di rumah.""Nggak mau ...." Alena menggeleng. "Kok malah nggak mau? Aku udah bela-belain lho ini masak nggak mau?""Aku udah nggak pengin lagi."Dahi A
Read more
Alena & Andrio: Bab 97
Kebahagiaan yang Alena rasakan selama hamil pasang surut. Itu karena mood Alena sendiri yang cenderung berubah-ubah. Entah kenapa akhir-akhir ini dia seringkali merasa takut bahkan overthingking. Terutama tentang bayinya. Seperti takut bayinya tidak tumbuh sehat di dalam perutnya, takut nutrisi bayinya tidak terpenuhi walau dia sudah banyak makan, bahkan dia takut membayangi bayinya cacat alias tidak sempurna. Sampai Alena sering membaca artikel apa saja yang harus dilakukan agar bayinya sehat dan tumbuh sempurna bahkan cantik. Semenjak hamil, Alena juga tidak diizinkan suaminya bekerja. Sekalipun hanya pekerjaan ringan sekadar beres-beres rumah. Alena hanya berdiam diri menjaga kandungannya sebaik-baiknya. Hal itu membuatnya bosan dan akhirnya menemukan hobi baru, yakni membaca novel online. Awalnya, dia melihat promosian novel online itu dari sebuah sosial media. Dan dari promosi itu, dia tertarik untuk membacanya. Ternyata membaca novel online itu seru, mampu menenangkan pikirann
Read more
PREV
1
...
272829303132
DMCA.com Protection Status