All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 301 - Chapter 310
318 Chapters
Alena & Andrio: Bab 108
"Dengan Ibu Alena." Alena yang terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit langsung menegak mendengar Bu Bidan memanggilnya. "Iya, Bu, saya," ucapnya sambil memperhatikan Bu Bidan yang masuk dan menarik kereta bayinya. "Ini bayinya, ya, Bu," beritahu Bu Bidan. Bayi dalam tabung kereta itu sudah bersih dimandikan dan dibedung oleh Bu Bidan. Alena menatap bayinya dengan semringah. "Boleh saya gendong?" "Tentu saja, silakan, Bu." Bu Bidan mengangkat bayi itu pelan-pelan dan menyerahkannya ke Alena. "Bayinya perempuan, cantik seperti ibunya," puji Bu Bidan. Alena tertawa ringan mendengarnya. "Alhamdulillah." "Bagaimana, Bu, Asinya sudah keluar?" tanya Bu Bidan seketika menyadarkan Alena dari keterkagumannya menatap anaknya. "Oh." Alena tergugup. "Saya belum periksa, Bu." Bu Bidan mengangguk. "Kalau asinya lancar, sebaiknya bayinya dikasih asi, ya. Tapi kalau asinya masih seret, untuk sementara di beri susu formula aja," terang Bu Bidan. Alena mengangguk-angguk. "Terima k
Read more
Alena & Andrio: Bab 109
"Coba sini aku gendong," ucap Andrio kemudian. Alena pun menyerahkan bayinya yang baru berusia dua hari itu pada Andrio dengan hati-hati. "Alena, Sayang ...." Alena dan Andrio sontak menatap ke arah pintu ruangan di mana suara itu berasal. Alena semringah. "Mami? Papi?" Rista tersenyum. "Ini bayimu?" tanyanya retoris menatap bayi di gendongan Andrio. "Iya, Mi. Namanya Putri Annabella. Mas Andrio yang kasih." "Oh ... Lucu, ya, mirip kamu waktu bayi," ucap Rista sambil mengingat wajah Alena waktu bayi ketika pertama kali dia melihat mendiang Leyla melahirkan dulu. Alena hanya tersenyum. Mereka asyik menatap bayi dalam gendongan Andrio itu. "Coba sini, Mami yang gendong." Rista meminta Anna dari gendongan Andrio yang langsung menyerahkannya. "Selamat, ya, Nak. Kamu udah jadi seorang ibu ...," ucap Papinya. "Kamu udah berhasil kasih cucu buat Mami dan Papi. Papi bahagia banget. Tapi nggak tahu, deh, Mami gimana?" Bagas melirik Rista. "Mami pasti bahagia juga dong, Pi. Udah lama
Read more
Alena & Andrio: Bab 110
Beberapa hari kemudian, Alena akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Dan melakukan rawat jalan di rumah saja. Kepulangan Alena dan Andrio beserta bayi mereka disambut antusias oleh orang rumahnya. Apalagi Rara mengetahui kalau keponakannya punya adik baru. "Tante, nanti aku boleh main sama dedek Anna nggak?" tanya Rara saat Alena berjalan menuju kamar dengan tertatih dan menggendong bayinya. Alena tersenyum tenang menanggapi. "Dedeknya belum bisa diajak main, masih kecil banget, tahunya bobok aja. Nanti-nanti aja mainnya, ya, tunggu dedeknya udah besaran dikit." "Tapi nanti kalau aku bantuin jaga boleh kan, Tante?" Alena tersenyum. "Boleh. Tante masuk kamar dulu, ya." "Oke, deh, Tante." Alena masuk ke kamarnya. Di kamar, Alena meletakkan bayinya hati-hati di tengah tempat tidur mereka. Lalu wanita yang hanya mengenakan daster sepulang dari rumah sakit itu berbaring di samping bayinya. Alena menatap bayinya dari samping. Dia menghela napas. Ternyata begini rasanya jadi
Read more
Alena & Andrio: Bab 111
Antara sadar dengan tidak, Alena mendengar sayup-sayup suara pintu dibuka, lalu terdengar suara suaminya bercakap-cakap dengan Rara. Lantas terdengar lagi pintu ditutup kembali.Alena membuka matanya dan langsung menatap dinding kamarnya. Dia pun tersadar kala menemukan bayi di sampingnya. Dia teringat tadi saat asyik memperhatikan sang bayi, tanpa sadar keasyikannya berkhayal tentang masa depan bayinya hingga jatuh tertidur."Ya ampun aku ketiduran, ya." Alena mengusap matanya yang masih terasa berat.Bersamaan dengan kalimat itu, Andrio masuk ke kamar.Alena menatap ke arah pintu kamar. "Mas Andrio.""Hei," balas Andrio sambil menoleh."Tadi aku ketiduran ....""Tidur aja nggak pa-pa. Kamu kan harus banyak istirahat.""Keadaan Kenzy gimana, Mas? Panasnya udah turun?""Alhamdulillah sudah. Itu lagi tidur." Andrio menjenguk Kenzy dalam box bayi. Lantas menoleh ke Alena. "Kenzy memang demam tapi nggak ada yang perlu dikhawatirin." Andrio mengerti apa yang Alena pikirkan."Iya, Mas." Al
Read more
Alena & Andrio: Bab 112
Usut punya usut ternyata Anna demam karena beberapa faktor yang mungkin jadi penyebabnya; Satu, dia memang kehausan karena kekurangan cairan hingga dehidrasi. Dua, Alena tanpa sadar memakaikan bayinya pakaian berlapis-lapis karena takut bayinya kedinginan. Alih-alih menghilangkan dingin, bayinya jadi kepanasan.Dan kini mereka sedang sibuk menggantikan pakaian yang tipis untuk Anna. Namun, tentu saja bayi itu masih kehausan. Dan Alena masih bingung bagaimana cara mengatasinya.Sampai akhirnya Alena nekat menyusui bayinya walau pun air susunya keluar sedikit. Dan ternyata cara itu cukup membuat bayinya tenang dan tidak menangis lagi. Walau asinya sedikit, bayinya terlihat menikmati proses menyusui itu. "Gimana? Asinya udah keluar?" tanya Andrio yang baru saja menaruh kain-kain bayi di lemari. Andrio duduk di samping Alena dan melihat istrinya yang coba menyusui."Nggak tahu, kayaknya ada sedikit. Lumayan lah dari pada nggak sama sekali," ucap Alena tanpa mengalihkan tatapannya dari ba
Read more
Alena & Andrio: Bab 113
Alena baru saja selesai memandikan Anna dan Kenzy. Sebelum akhirnya dia menikmati sarapan di meja makan bersama Rara dan adik mendiang Anjani lainnya. Sarapannya yang tadi di taruh Bi Jum di atas nakas kembali dia keluarkan di ruang makan. Selama Alena bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa, dia merasa tak perlu diperlakukan demikian. "Nyonya tuh harusnya sarapan di kamar aja. Nggak perlu ke sini. Kalau Tuan tahu hmm habis Bibi dimarahin. Kenapa, sih, Nyonya kalau dikasih tahu suka ngeyel." Bi Jum meletakkan lauk tambahan yang baru matang di atas meja. Sambil mengajak majikannya itu bicara. "Udah, Bi. Bibi nggak perlu khawatir, aku baik-baik aja, kok. Mas Andrio juga nggak mungkin marah kan dia nggak tahu, aku yang jamin," sahut Alena sambil menghabiskan sarapan nasi goreng ayamnya. "Tapi Nyonya emang sebaiknya jangan banyak gerak dulu. Dengerin Tuan harus banyak-banyak istirahat di kamar. Nyonya kan masih dalam fase nifas," beritahu pembantunya itu yang tentu sudah lebih banyak
Read more
Alena & Andrio: Bab 114
"Ih cucu Oma pinter udah mahir jalannya ...." Alena berdiri menatap kaca jendela yang mana jendela itu mengarah ke arah taman di samping rumahnya. Dia melihat Kenzy diajarkan jalan sama Mama Marissa. Kenzy berjalan sambil dipimpin omanya. "Mama Marissa keliatan sayang banget sama Kenzy." Alena lalu menunduk, menatap bayinya dalam gendongan. Bayi itu sedang tidur. Dia teringat juga dengan ucapan-ucapan maminya dulu. " .... Entah kenapa sejak awal feeling Mami tuh nggak enak tentang mereka. Mami merasa mereka punya niat buruk sama kamu. Coba bayangkan seandainya Anjani nggak meninggal, mungkin dia sudah merebut Andrio seutuhnya dari kamu dan pelan-pelan dia akan menguasai keluargmu bahkan hartamu." "Nggak mungkin lah, Mi, Anjani sejahat itu," bantahnya. "Kamu jangan naif, Alena. Biar bagaimana pun Anjani itu seorang perempuan. Dia pasti ingin berada di posisi kamu." "Mungkin yang Mami bilang bener. Seandainya Anjani masih hidup, dia pasti jadi pusat perhatian keluargaku, mungkin ju
Read more
Alena & Andrio: Bab 115
Tok! Tok! Tok! "Nyonya ... Nyonya ...." Samar, Alena mendengar suara Bi Jum memanggilnya. Sampai akhirnya Alena membuka mata dan suara Bi Jum makin terdengar jelas. Dia pun tersadar tadi asyik menangis hingga jatuh tertidur di samping bayinya yang juga tidur. "Iya, Bi!" Alena bangun untuk membukakan pintu karena pintu kamarnya sengaja dia kunci agar tak ada yang masuk dan melihatnya menangis. "Ada apa, Bi?" tanya Alena setelah membuka pintu. Dan melihat Kenzy di gendongan Bi Jum. "Saya mau beri tahu Bu Marissa sudah pulang barusan. Tadi saya panggil Nyonya nggak nyahut-nyahut. Jadinya beliau nitipkan Kenzy sama saya," jelas sang asisten rumah tangga itu. "Oh. Sini Kenzy nya." Alena mengambil alih Kenzy dari gendongan Bi Jum. Mata bayi itu terbuka lebar. Dia menatap Alena. "Kalau begitu saya permisi, Nyonya." Alena mengangguk. "Makasih, Bi." Sepeninggal Bi Jum, Alena menutup pintu. "Hei, udah puas, ya, mainnya sama Oma? Gimana mainnya? Seneng?" Alena mengajak Kenzy bicara samb
Read more
Alena & Andrio: Bab 116
Sore itu Andrio pulang dari rumah sakit. Dia memarkirkan mobil di garasi seperti biasa lalu kemudian turun dari mobil dan masuk ke rumah. Dia mencari-cari istrinya yang tak dia temukan di ruang televisi seperti biasa. Istrinya itu juga tidak menyambut kepulangannya seperti biasa.Namun, dia mendengar suara tangis Kenzy yang begitu kencang, arahnya dari dalam kamar. Andrio pun bergegas menuju kamar dengan masih membawa tas kerjanya. Andrio membuka pintu dan melihat Alena berusaha mendiamkan Kenzy yang menangis kencang. "Ya Allah, Nak. Maafin Mama, ya, Nak. Mama nggak becus menjaga kamu," ucap Alena."Alena." Panggilan Andrio itu membuat Alena menoleh. Wajah wanita itu terlihat panik dan sedih. "Kenapa, Al?" Andrio mendatangi Alena. "Mas." Alena menangis."Kenzy kenapa?" Andrio menatap Kenzy dan Alena bergantian dengan tatapan khawatir."Kenzy kejedot box, Mas. Liat ini." Alena menunjuk memar yang kebiruan di dahi Kenzy. "Ini salahku, Mas. Aku teledor tadi." Alena menjelaskan sambil
Read more
Alena & Andrio: Bab 117
"Apa?! Kejedot?! Bagaimana bisa?!" Nada suara Marissa meninggi, matanya melotot tajam ke Alena. "Kejedot di dinding box, Ma, semalam, dia nangisnya kencang banget--" "Ya jelas nangislah, Alena. Bocah seumur Kenzy, masih bayi kejedot pasti sakit banget. Kok bisa-bisanya sih kamu biarkan Kenzy sampai kejedot?" "Maaf, Ma ... Waktu itu aku lagi sibuk ganti popok Anna--" "Kamu pasti sengaja kan abaikan Kenzy? Mentang-mentang kamu sudah punya anak kandung, lalu kamu nggak urus Kenzy yang bukan anakmu!" Alena terkejut mendengar tuduhan itu. Dia menggeleng kencang-kencang. "Nggak begitu, Ma. Aku sama sekali nggak pernah berpikiran begitu! Kenzy udah kuanggap seperti anakku sendiri." "Alasan aja kamu. Nggak mungkin kamu anggap dia seperti anakmu sendiri, bukan kamu yang melahirkannya. Apalagi dia anak dari madumu sendiri. Kamu pasti masih sakit hati dan melampiaskannya ke Kenzy, iya kan?!" Lagi, Alena menggeleng, menatap ibu mertuanya tak percaya. "Aku mungkin emang belum bisa jadi ibu y
Read more
PREV
1
...
272829303132
DMCA.com Protection Status