All Chapters of Istri Kecil Penebus Hutang: Chapter 31 - Chapter 40
184 Chapters
31. Menganggap Istri
Seluruh pengawal keluarga Dakasa bergetar ketakutan ketika melihat keadaan Lavira saat ini. Wajah penuh lebam, rambut terbilang acak-acakan. Lavira sendiri juga bergerak sangat pelan, seperti orang tak memiliki kekuatan. Semua orang menatapnya tak merasa iba, malah mencibir sinis.Baru beberapa menit lalu para pengawal membukakan pintu untuk Lavira turun mobil. Sekarang mereka sudah kembali melihat Lavira datang. Memang mereka semua diperintahkan untuk menunggu nyonya muda tersebut sampai pulang sekolah. Siapa sangka sekarang Lavira kembali hanya dalam waktu tiga puluh menit dengan keadaan tak baik-baik saja.“Astaga, Nyonya, siapa yang membuat Anda seperti ini,” ucap seorang pengawal panik serta takut.Lavira yang sedang menunduk sempat terkejut mendengar suara itu. Dia melihat dua pengawal yang mengantarnya tadi ternyata masih di area parkiran. Perempuan itu tersenyum tipis di dalam rasa sakitnya.“Bapak berdua masih di sini, ya?” ucap Lavira pelan.“Kami diperintahkan oleh Tuan Dak
Read more
32. Perasaan Avram
Lavira berdiri tepat di depan pintu kamar utama mansion Dakasa. Dia menatap pintu itu dengan wajah ragu. Lavira takut jika Avram marah kepadanya, mengingat bagaimana nada suara laki-laki itu tadi.Rino yang berada di belakang Lavira sedikit heran ketika perempuan itu masih diam. Dia menggerakkan kepalanya dan menatap sang istri atasan sekilas. “Ekhm, maaf, Nyonya. Apa Anda tidak kuat menarik gagang pintunya? Biar saya bantu.”Suara berat Rino mengalihkan perhatian Lavira. Perempuan itu menoleh dan menatap laki-laki di belakangnya dengan wajah kikuk. Perlahan Lavira mengggeleng pelan sambil tersenyum kaku ke arah Rino.“Bukan, saya ha ....”“Kenapa masih berdiri di sana?”Kalimat Lavira terputus oleh suara dingin seseorang. Mereka semua menoleh dan melihat kedatangan Avram dari arah ruangan kerja. Lavira langsung menunduk melihat Avram semakin mendekat. Dia siap menerima apa saja yang akan dilakukan Avram kepadanya. Pikiran Lavira terlalu berlebihan dengan mengira Avram akan membuatnya
Read more
33. Balasan untuk Joana dan Kili
Keadaan sekolahan kembali dibuat heboh ketika beberapa mobil pengawal masuk dan menggemparkan parkiran. Saat ini sudah masuk jam pelajaran sehingga hampir semua siswa dan siswi berada di dalam kelas masing-masing. Hanya beberapa kelas yang berada di luar, karena jam olahraga.“Eh, itu pengawal keluarga Dakasa yang tadi sempat datang juga ‘kan?”“Iya, kenapa sekarang datang lagi?”“Bahkan semakin ramain, wah ... ada tiga mobil. Orangnya ada sekitar lima belas orang.”“Astaga, pengawal Dakasa saja terlihat sangat gagah menurutku. Apalagi anggota keluarga Dakasa, kecuali Tuan Besar Dakasa itu.”“Hiii, Tuan Besar Dakasa itu ‘kan terbilang mengerikan. Dia buruk rupa.”“Tunggu dulu, sekarang apa alasan mereka datang ke sini? Apa jangan-jangan karena keadaan si gembel tadi?”“Masa iya? Mereka datang untuk mencari perhitungan begitu?”Celotehan dan berbagai bisikan menggema di sekolahan elit tersebut. Merasa penasaran dengan keadaan yang akan terjadi selanjutnya. Semua murid bahkan beberapa
Read more
34. Air Panas
 Lavira terus membola-balikkan tubuhnya tak tenang. Kalimat Avram tadi masih terngiang-ngiang di telinganya. Sungguh, Lavira merasa tak tenang dan merasakan hal lain karena kalimat itu masih tak hilang dari pikirannya. Avram melontarkannya dengan suara datar seperti biasa. Akan tetapi, kalimat demi kalimat yang terlontar itu terdengar sangat manis menurut Lavira. Perempuan yang biasa hidup sendiri, mengandalkan diri sendiri tanpa ada bantuan dan perlindungan dari orang lain. Sekarang mendapatkan perhatian dan perlindungan dari Avram, tentu saja itu semua membuat Lavira merasa hanyut. “Astaga, bagaimana aku akan tidur jika seperti ini?” Lavira bergumam sambil duduk di tepian ranjang. Perempuan itu memilih berdiri dan mulai melangkah maju mundur di dalam kamar itu. Keadaannya terbilang cukup baik sekarang, tetapi wajahnya memang masih sangat bengkak. Bahkan mata Lavira setengah terbuka, mungkin dia
Read more
35. Ponsel
“S-sakit, Kak.”“Cepat, bangsat!” umpat Avram ketika dirinya merasa tak tenang mendengar rintihan Lavira.Siara sekarang bergerak membantu Feria untuk berdiri. Sepasang ibu dan anak itu menatap pungguh Avram yang sedang membelakangi mereka dengan wajah heran. Mereka tak kenal orang itu, dari postur tubuhnya dan rambut abu-abu itu bukanlah Rino, apalagi dari suaranya.“Ma, dia siapa? Itu bukan Tuan Rino, orang ini lebih tinggi dan punggungnya lebih lebar dari Tuan Rino. Siapa?” tanya Feria berbisik kepada Siara.“Tidak tahu, kenapa juga dia sampai teriak-teriak tidak jelas di mansion kita,” sahut Siara. “Hei, kau! Siapa kau sehingga berani berteriak tidak jelas di sini?” sambung Siara teruntuk orang tak mereka kenal itu.“Dokter sudah dijalan, Tuan. Apa tidak sebaiknya Nyonya Dakasa dibawa ke atas dulu, Tuan?” ucap Rino tiba-tiba muncul dengan langkah tergesa.Siara dan Feria menoleh ke arah sumber suara dan menatap Rino yang menunduk hormat kepada sosok yang tak mereka kenali itu. Mer
Read more
36. Menjemput Lavira
Tok ... tok ... tok ...Perhatian Avram dan Lavira teralihkan ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar. Mereka sama-sama menoleh ke arah pintu. Lavira yang baru saja berniat bergerak dari atas ranjang, terhenti ketika mendengar suara dingin Avram.“Tetap di sana.”Lavira menoleh dan menatap sang suami yang sedang duduk sambil bersandar di kepala ranjang. Hari memang masih senja, sekarang masih menunjukkan pukul setengah delapan malam. Setelah dokter selesai memeriksa keadaan tangan Lavira tadi, Avram masih di sana seakan sengaja menemani perempuan polos tersebut.“Ada apa?” tanya Avram teruntuk orang di luar pintu kamar.“Maaf, Tuan. Di bawah ada Tuan Amrin.”Deg ...Lavira terkesiap mendengar nama tersebut. Wajahnya langsung memucat dan terdiam kaku. Pikiranya berkalana saat ini, rasa takut pun mulai merasuki isi otaknya. Bayang-bayang kemarahan Farhan kepadanya membuat Lavira semakin takut.“P-papa?” cicit Lavira dengan suara sangat pelan.Avram menoleh ketika dirinya mendenga
Read more
37. Temui
Cklek ...Lavira menoleh ke arah sumber suara, di mana pintu baru saja dibuka. Perempuan itu melihat kedatangan Avram berjalan masuk dan terus mendekat ke arahnya. Lavira waswas dengan mata menatap Avram takut-takut. Dia penasaran dengan pembicaraan sang suami dan ayahnya.Sett ...Avram duduk, matanya pun sedari tadi tak lepas dari wajah Lavira. Dia tahu dan sangat paham apa yang sedang dipikirkan oleh perempuan itu. Avram tahu jika Lavira sedang menunggu penjelasannya tentang pembicaraan bersama Farhan tadi. Mengingat topik tadi membuat Avram menggeram kecil tanpa disadari oleh Lavira.‘Kurang ajar sekali dia ingin mengambil alih Lavira. Dia pikir dirinya sedang berhadapan dengan siapa? Sampai kapanpun tak akan pernah aku lepas sesuatu yang sudah tercatat menjadi milikku,’ desis Avram di dalam hati.“Turun dan temui dia,” ucap Avram akhirnya mengeluarkan suaranya.Lavira terkejut, dia menatap Avram dengan wajah semakin pucat. Melihat itu Avram yakin pikiran Lavira dipenuhi hal-hal m
Read more
38. Pelaku
“Papa minta maaf.”Deg ...Napas Lavira tercekat mendengar kalimat Farhan. Dia mengangkat kepalanya dan menatap sang ayah dengan wajah tak percaya. Farhan sendiri semakin tak kuat melihat keadaan wajah putri cantiknya kini menjadi sangat menyedihkan dengan segala lebam dan bengkak di wajah perempuan tersebut.“P-papa berbicara kepadaku?” tanya Lavira ragu.Farhan menggigit bibir bawahnya mencoba menahan sesak di dada. Dia melihat mata lugu itu kini menatapnya dengan penuh penderitaan. Sedari kecil tak merasakan kasih sayang seorang ibu, dengan gilanya Farhan semakin menambah penderitaan Lavira dengan segala perlakuan cueknya.“Papa minta maaf atas semua hal yang telah Papa lakukan selama ini. Papa bodoh dan Papa seorang brengsek. Lakukan apa saja yang ingin kamu lakukan kepada Papa, ingin pukul, tendang, tampar? Semuanya, lakukan, balaskan semuanya.”Lavira kembali dibuat terkejut akan kalimat Farhan. Wajah penuh penyesalan pria itu membuat Lavira ikut merasa sakit. Dia selama ini ben
Read more
39. Nyaman dan Aman
“Jadi orang yang membuat kamu seperti ini adalah ... Joana?” tanya Farhan kepada Lavira.Perempuan itu terdiam, dia kembali menunduk dengan wajah kaku. Jari-jari tangannya pun sekarang saling bertautan, pertanda jika dirinya saat ini sedang ragu atau takut. Melihat itu Farhan menjadi tahu jawabannya meski Lavira belum menyahut. Pria paruh baya itu tak dapat berkata-kata saat ini, sebab pelaku adalah putri kandungnya dan korban pun adalah putri kandungnya sendiri.Ting ...Denting ponsel Farhan mengalihkan perhatian mereka berdua. Pria paru baya itu langsung meraih benda pipih itu dari saku celananya. Dia sedikit mengerutkan kening ketika melihat sebuah pesan baru dari kontak Avram. Sedikit ragu, dia membuka pesan itu dan semakin bingung ketika melihat sebuah video.Tak menunggu lama, Farhan akhirnya memulai video tersebut. Baru beberapa detik video diputar, mata Farhan membola melihat apa yang terjadi di layar benda pintarnya. Dia menatap Lavira yang kini juga sedang menatapnya dengan
Read more
40. Avram Iri dan Cemburu
“Ma, sakit hiks, ini sakit hiks.”“Tenang, Sayang. Apa perlu kita panggil dokter dari luar negeri untuk mengobatinya?” balas Marni nampak sangat khawatir melihat keadaan sang putri.“Ini sakit, hiks,” isak Joana terus terdengar.“Jika memang ini berefek kepada wajah kamu nantinya. Kita harus panggil dokter luar negeri, kamu tidak boleh jadi jelek karena ini. Papa kamu juga tak menjawab panggilan telepon dari Mama. Entah ke mana dia, kita harus panggil Lavira pulang dan balas semua ini,” celoteh Marni antara khawatir dan marah karena Lavira adalah alasan di balik semua ini terjadi kepada Joana.“Iya, aku tidak terima. Dia kurang ajar, dia membuat aku seperti ini. Mentang-mentang sekarang dia berada di dalam lingkup keluarga Dakasa, dia seenaknya melakukan aku seperti ini. Aku tak terima, dia harus diberi pelajaran, Ma,” ucap Joana tak kalah marah dan benci kepada Lavira.“Kamu tenang saja, dia tak akan lolos setelah melakukan ini. Dia harus mendapatkan hal yang lebih parah dari ini. Ka
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status