Все главы Wanita yang Kembali ke Masa Lalu: Глава 61 - Глава 70
100
61 | Bicara Terus Terang
“Kamu tahu rasanya dikhianati?” Jovanka menolehkan kepalanya ke arah Revan. Dia meletakkan kepala di atas lutut. Pikirannya menerawang ke saat di mana ia masih sangat mengharapkan Revan di kehidupan pertamanya. “Aku juga pernah merasakan seperti itu. Sangat sakit, bukan?”Revan terdiam. Dia bahkan memalingkan wajah ke arah lain karena tahu yang dimaksud Jovanka adalah dirinya. Revan jadi semakin berpikir, apa ini karma baginya?Salahnya karena sudah mengabaikan Jovanka, dan bahkan menduakannya.“Saat itu, aku pikir seiring berjalannya waktu kamu akan luluh, karena aku memiliki perasaan yang tulus. Aku bahkan tidak peduli pada pandangan orang lain, dan setiap cemoohan mereka untukku. Karena ku pikir, ini adalah perjuangan ku untuk menggapai apa yang aku inginkan.” Jovanka terkekeh mentertawakan kebodohannya di masa lalu. “Tapi sekarang aku sadar, aku yang dulu sangat bodoh. Seharusnya aku tidak terlalu mencintainya. Aku harusnya lebih mencintai diriku sendiri. Sehingga akhirnya tidak a
Читайте больше
62 | Kecelakaan
Revan memastikan keadaan sekitar. Saat mengetahui jika keadaan aman, Revan menyuruh Jovanka untuk keluar dan segera menyusulnya.Mereka berjalan dengan hati-hati melewati dataran sempit yang bisa membawa mereka kembali ke tempat yang lebih aman. Revan berjalan lebih dulu karena ia harus memastikan jalan yang mereka lewati aman. Meski begitu, ia tetap memastikan Jovanka berada tak jauh darinya.“Hati-hati tergelincir,” ucap Revan mengingatkan.”Aku tahu,” sahut Jovanka. “Aku juga tidak ingin terjatuh dan bertemu mayat-mayat itu.”Revan melangkah ke dataran yang lebih tinggi. Dia berbalik untuk mengulurkan tangan pada Jovanka.“Pegang tanganku, Jo.”Jovanka menurut. Dia menjadi lebih mudah naik dengan bantuan Revan.Sekarang mereka aman karena telah berhasil melewati dataran sempit itu. Kini yang harus mereka lakukan hanya mencari jalan keluar dan menghindari orang-orang itu lagi.“Kemana kita harus pergi?” Jovanka melihat sekitar. Semua pohon di sekitarnya terlihat sama. Ia tidak tahu
Читайте больше
63 | Tertangkap
Jem meringis kala kepalanya ditekan dengan kuat, sedangkan kedua tangannya dikunci di belakang tubuh. Jem ingin melawan dan memberontak, tapi orang-orang itu sepertinya memang bukan orang sembarangan. Kemampuan mereka luar biasa. Bahkan setiap mereka menembak, mereka selalu mampu mengenai targetnya dengan tepat.“Apa yang kamu pikirkan?” Suara seseorang terdengar bertanya padanya dengan nada yang sangat dingin. Jem merasa terintimidasi oleh aura yang orang itu keluarkan.“Menculik putriku, melecehkannya, dan berniat untuk membunuhnya. Sepertinya kalian memang ingin mengantarkan kematian kalian sendiri.”Rambut Jem ditarik kasar. Ia dipaksa untuk mendongak. Ada wajah Danial tepat di depannya. Seketika, Jem tercekat.Astaga, apa perempuan itu adalah putri pria itu? Jika ia tahu identitas perempuan itu, Jem tidak akan menerima tawaran ini sebelumnya.“Orang sepertimu berani mencari masalah dengan ku?” Danial mendengus sinis. Amarahnya berkumpul dan bergemuruh di dada. “Apa kamu tahu kons
Читайте больше
64 | Bukan Mereka
Jovanka mengerjapkan matanya. Dia melirik tempat sekitarnya saat ini. Dia berada di rumah sakit. Aroma obat-obatan tercium dengan jelas.Seingat Jovanka terakhir kali, ia mengalami kecelakaan bersama Revan. Dan ia kehilangan kesadaran saat itu juga.Jovanka melirik seseorang yang tertidur di sisi ranjangnya. Walau orang itu menunduk, Jovanka bisa mengenalinya dengan baik. Dia Razka, kakaknya. Mungkin kah kakaknya itu yang datang menyelamatkannya?Jovanka bersyukur ia masih baik-baik saja sekarang. Ternyata Tuhan masih memberinya kesempatan hidup sekali lagi.Merasakan pergerakkan di sisinya, Jovanka melirik Razka yang sepertinya mulai terbangun. Apa Jovanka sudah mengganggu tidur kakaknya itu?“Engh,” gumam Razka, menggeliat. Dia bangun sembari mengucek sebelah matanya. Saat ia menyadari seseorang yang terduduk di depannya, Razka mengerjap tidak percaya. Kedua matanya seketika melebar.“Jovanka?!” pekik Razka. Dia menerjang memeluk adiknya. Dia sangat bahagia mengetahui adiknya telah
Читайте больше
65 | Ditahan
Savira berteriak marah sembari berpegangan erat pada jeruji yang menahannya.“Lepaskan aku!”Dia tidak terima harus ditahan seperti ini. Ia tidak melakukan kesalahan apapun. Yang ia lakukan sebelumnya hanyalah bersenang-senang bersama teman-temannya, itu tidak merugikan siapa pun. Para polisi itu tidak berhak menahannya seperti ini.“Aku tidak bersalah!”“Nona, diamlah. Anda tidak diperbolehkan untuk menimbulkan keributan seperti ini,” ucap salah satu sipir, menegur.“Aku tidak akan diam sebelum kalian melepaskan aku!” cecar Savira. Dia akan terus memberontak, karena ia tahu tidak seharusnya ia berada di tempat ini. Ini adalah sebuah kesalahan. Mereka pasti hanya salah orang. “Kenapa kalian menahan ku? Aku bahkan tidak melakukan kesalahan apapun.”Sipir itu menghela napas, mencoba sabar, “Saat kamu membuat pesta, teman-temanmu kebanyakan mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Kamu tahu, ini masalah besar.”Untuk sesaat, Savira lupa caranya bernapas. Dia tidak mengira jika teman-temannya
Читайте больше
66 | Siuman
Revan terbangun setelah lama tertidur dengan lelapnya. Ia berada di rumah sakit dengan sebuah alat pembantu pernapasan yang menempel di mulut dan hidungnya. Matanya bergerak menyusuri ruangan yang ia tempati saat ini.Tidak ada siapa pun.Bahkan orang tuanya sendiri tidak ada saat dia seperti ini.Terkadang Revan berpikir, apakah ada seseorang yang menginginkannya dalam hidup ini? Apakah ada yang menganggapnya berharga?Lalu, kilasan masa lalunya berputar. Tentang seorang gadis yang mengejarnya sejak dulu, Seorang gadis yang berusaha membuatnya membalas perasaan tulusnya. Ia tidak lelah dan tidak mudah menyerah. Meski Revan sudah menolak dengan terang-terangan membawa gadis lain sebagai kekasihnya. Dia tetap tersenyum dan berjuang untuknya.Air mata Revan menetes. Dia merasa begitu brengsek sebagai seorang laki-laki. Ia selalu mengharapkan seseorang yang tulus, tapi ia justru menyia-nyiakannya.Jovanka, perempuan itu sudah terlalu sering ia beri luka dan rasa pahit. Tidak heran jika i
Читайте больше
67 | Dijenguk
“Dia sudah sadar?” tanya Jovanka. Ia berusaha menutupi kesenangan yang dirasanya. Jovanka cukup bersyukur akhirnya ia mendengarkan kabar yang ia tunggu sejak kemarin. Ia khawatir dengan keadaan Revan yang sudah cukup lama tidak sadarkan diri. Jovanka akan merasa bersalah jika karena dirinya, pria itu sampai kenapa-napa.“Iya,” jawab Razka dengan malas. Jika membicarakan pria yang sudah menyakiti adiknya itu, dia merasa tidak bersemangat. Jika bukan karena Ayahnya yang menahannya, Razka pasti akan mengambil kesempatan ini untuk menghajar pria itu.”Apa kamu mau menemuinya?”Razka tidak ingin egois, karena ia tahu adiknya sejak kemarin sangat mengkhawtirkan pria itu. Jadi dia bertanya apakah ia mau bertemu dengan Revan.“Aku-“ Jovanka ragu-ragu. Dia tidak yakin untuk bertemu Revan. Setelah banyak hal yang terjadi, dia merasa perlu mengambil keputusan. Apalagi dia mendengar jika kini Savira sudah mendekam di penjara. Ini bisa menjadi awal yang baru. Jovanka juga harus mengambil keputusan,
Читайте больше
68 | Menyelinap
Jovanka diam-diam keluar dari kamar inapnya, dan menyelinap masuk ke kamar pria yang masih berstatus sebagai suaminya.Ia melihat Revan yang tertidur lelap di brankar rumah sakit. Jovanka berjalan mendekat. Dia beryukur mendapati pria itu baik-baik saja, kondisinya semakin hari pun semakin membaik. Jovanka tidak perlu lagi merasa khawatir. Tapi kenapa sulit sekali berhenti memikirkannya?Jovanka menghela napas. Setelah dirasa cukup baginya melihat keadaan pria itu, Jovanka memilih pergi.Tapi, ada tangan yang menarik tangannya hingga Jovanka nyaris terjatuh.Dia menoleh dan terkejut.Pria yang sejak tadi ia perhatikan kini terjaga.“Kenapa lama sekali?” tanyanya lemah. “Aku sudah lama menunggumu datang.”Revan membenarkan posisinya menjadi duduk di atas brankar. Tapi dia masih menahan tangan Jovanka, karena ia tidak ingin kehilangan istrinya itu.“Ku pikir kamu lupa padaku. Apa kamu memang sering menemuiku saat aku terlelap?”“Kamu terlalu percaya diri,” cibir Jovanka, mengelak. Dia t
Читайте больше
69 | Pergi?
Saat ini Revan tengah menikmati sarapan yang disediakan rumah sakit. Hari-hari yang ia lalui di kamar ini kebanyakan hanya sendiri. Revan bahkan tidak tahu kenapa orang tuanya tidak menjenguknya sama sekali.Saat tengah sibuk menyuapkan makanan ke mulutnya, seseorang memasuki kamar inapnya.Revan melihat mertuanya, Danial. Pria itu memang rutin mengunjunginya hanya untuk menanyakan hal yang sama.“Bagaimana keadaamu hari ini?”Entah dia memang mengkhawatirkan Revan, atau dia hanya ingin Revan cepat pulih supaya tidak membebaninya terlalu lama.“Sepertinya semakin baik,” jawab Revan. Dia juga tidak ini terus berada di tempat ini. Dia rindu suasana rumah. Meski ia tidak memiliki siapa pun, setidaknya jika ia sehat, ia bisa mencari hal yang bisa membuatnya terhibur.“Dokter mengatakan kamu bisa pulang besok jika hasil pemeriksaan terakhir bagus,” ucap Danial. “Jovanka juga sudah bersiap pulang hari ini.”“Dia baik-baik saja, kan?” tanya Revan. Meski ia sudah bertemu dengan istrinya itu,
Читайте больше
70 | Memutuskan Hubungan
Revan tiba di kantor polisi. Beberapa petugas yang berada di sana tampak menyambut hangat kedatangan mereka. Sepertinya Revan tahu mengapa mereka bersikap seramah itu. Pasti karena Danial yang bersamanya saat ini. Mertuanya itu selalu menjadi tokoh yang disegani orang-orang.“Bagaimana dengan kondisi wanita itu sekarang?” Danial bertanya pada salah satu polisi.Revan tentu sadar siapa yang dimaksud pria itu. Siapa lagi jika bukan Savira, istri sirinya.“Dia membuat banyak keributan. Beberapa kali dia mengamuk dan berkelahi dengan teman satu selnya. Ku rasa itu karena dia yang selalu membuat keributan dengan berteriak meminta sipir untuk melepaskannya sehingga membuat tahanan lainnya merasa terganggu,” jelas polisi itu.“Aku bisa mengerti perasaannya.” Danial mengangguk samar. Untuk seorang perempuan yang biasa tidak mengalami masalah serius dan hidup dalam kedamaian, perubahan seperti ini pasti membuat mentalnya terguncang. Dia bisa tiba-tiba menjadi kehilangan akal. ”Ku pikir dia aka
Читайте больше
Предыдущий
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status