All Chapters of Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku: Chapter 41 - Chapter 50
70 Chapters
Bab 28
“Kamu hanya menakutiku kan Nad, aku tahu kamu hanya  ingin agar aku meragukanmu.”“Kenapa kamu begitu ingin mempertahanku Zayn, bahkan jika hanya ada 1 laki-laki dunia. Lebih baik hidup sendiri dari pada harus kembali hidup sama kamu. Sekali selingkuh, maka ke depannya kamu akan mengulangnya lagi. Aku ke sini hanya ingin memastikan semua tuntutan yang aku minta terpenuhi. Hanya itu.”“Kamu sudah berubah, Nad.”“Ya, kamu yang mengubahnya.”Nada memilih kembali duduk dan menatap lurus ke depan, mengingat hakim sudah memasuki ruangan. Pertanda sidang akan segera di mulia. Bahkan, di detik terakhir Zayn masih saja berusaha untuk mencari kesempatan agar sidang ini ditunda.Namun, Nada yang saat itu sudah mempersiapkan semua bukti perselingkuhan yang tentunya semakin memberatkan Zayn, membuat hakim akhirnya memutuskan gugatan itu dimenangkan oleh Nada.Pada akhirnya Zayn terpaksa mengucap t
Read more
Bab 29
“Jangan bicara omong kosong! Kamu pikir aku akan percaya!”“Karena, kamu bodoh dan lugu, makanya sangat mudah ditipu. Kamu pikir kenapa ibu selalu membiarkan aku merebut semua hal yang menjadi milikmu? Dia bahkan hanya diam saja dan enggak pernah membelamu? Itu, karena dia hanya, karena demi menebus dosa besarnya.”Gavin terduduk di lantai, sembari mengusap darah segar yang keluar dari sudut bibirnya, pria itu mengambil kesempatan untuk bangkit dengan bertumpu pada bangku di depan meja rias.“Kamu benar Zayn, di antara kita memang harusnya ada yang mati. Kamu atau aku! Ayo selesaikan di sini sekarang juga! Sudah lama aku menunggu untuk hari ini.”Saat itu, Gavin sudah sempoyongan. Ia bahkan harus menyeret tubuhnya hanya untuk mendekati Zayn yang masih berdiri kokoh. Aroma khas khamr memenuhi ruangan. Gavin memang senang sekali mabuk.Bukannya bertobat, karena kehilangan keluarga. Ia justru semakin brutal
Read more
Bab 30
“Kamu selalu begini padaku, apa maksudnya?” tanya Zayn.“Tugas kita hanya membesarkan Arnav, menjadi orang tua yang baik untuknya, selain itu aku pikir enggak ada yang perlu kita bicarakan.”“Kamu bahkan enggak mau jadi temanku?”“Kenapa kita harus berteman?”“Oke, Nad. Aku akan pergi dari sini, tetapi terima kasih karena telah mencintaiku setulus itu di masa lalu. Meskipun, sampai hari ini aku yakin kamu belum benar-benar melupakanku. Rasanya terlalu cepat menghapus semua kenangan yang kita ciptakan dulu.”“Kalau, enggak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Aku harus pergi, masih banyak hal yang harus aku kerjakan. Kamu boleh duduk di sini, jika mau.”Nada bangkit dari tempatnya, sedang Zayn benar-benar melakukan seperti apa yang Nada perintahkan. Duduk tenang di bangku sambil menatapnya menata bunga-bunga. Bahkan, kehadirannya benar-benar seperti tak berarti untuk
Read more
Bab 31
Nada begitu menikmati pemandangan di depannya. Sambil terus memasukkan tusuk demi tusuk sate ke dalam mulutnya. Sesekali tawanya pecah, melihat bagaimana anak-anak remaja perempuan begitu antusias dengan Ali.Padahal, pria itu sudah beranjak 40 tahun, Nada mulai mempertanyakan apakah selera remaja zaman sekarang sudah berubah haluan, menjadi pria matang yang bahkan lebih cocok menjadi ayahnya. Tidak terasa, 40 tusuk sate telah habis. Namun, sepertinya Nada masih saja ingin mengunyah sesuatu. Ia sedikit mual, karena terlalu banyak memakan daging. Sebagai pencuci mulut. Nada meneruskan kembali memakan salad buahnya yang masih tersisa banyak.“Bang bungkus 3 porsi lagi!” ucapnya. Sungguh kali ini setelah minum perutnya benar-benar merasa penuh. Jadi setelah pesanannya selesai dibuat. Ia memutuskan untuk berkeliling sebentar setelah menunaikan salat magrib. Namun, ia benar-benar kalap. Di festival pesta rakyat ini, banyak
Read more
Bab 32
“Siapa?”Saat itu bukannya menjawab. Ali justru hanya mengukir senyum.“Kepo!” katanya.“Sudahlah, lupakan saja! Kamu sendiri, kenapa makan begitu rakus? Apa perceraian itu membuatmu sakit hati, sampai-sampai melampiaskannya pada makanan? Kamu ini wanita macam apa? Di mana-mana orang galau itu enggak mau makan, bukan tambah nafsu.”“Enggak begitu, aku hanya sudah lama enggak mencicipi makanan ini.”“Hah? Apa suamimu segitu pelitnya sampai sate pun enggak sanggup dia belikan. Sini ayo! Aku ajak kamu makan 100 tusuk lagi!”“Ck, sudahlah. Kamu ini meledek terus, kamu pikir lambungku sebesar apa?"“Lah, memang besar ‘kan?”“Nyebelin ih, lagi serius masih saja bahas sate. Zayn bukannya enggak pernah membelikanku makanan ini dan itu. Hanya saja, kami memang jarang punya waktu untuk makan di luar?”“Kenapa?”&ldquo
Read more
Bab 33
“Siapa juga yang menunggu kamu, ck! Kepedean!” kata Ali.Tangan pria itu bergerak membuka kemasan teh, dan mulai mengecek 1persatu kantong di dalamnya. Tak puas dengan itu, Ali bahkan menghidu aromanyadengan sangat teliti.“Syukurlah, kalau dugaanku salah. Aku hanya takut, kamu semakintua, lalu memutuskan untuk tidak menikah.”“Memangnya kalau enggak menikah, kenapa?” kata Ali.Kali ini ia sambil memfokuskan pandangannya pada manik mata Nada.“Apa alasanmu, sampai enggak mau menikah?”“Aku sudah bilang, sedang menunggu seseorang. Kalau, orang itu enggakmau menikah, kemungkinan aku juga enggak akan menikah.”“Jangan mengharamkan sesuatu yang sudah Allah halalkan untukmu.”“Aku enggak tahu ada perintah seperti itu,” kata Ali, sambilmengalihkan pandangannya.Lantas, kembali mengecek teh-teh itu dengan lebih detail.“Boleh aku bu
Read more
Bab 34
“Yas, sana temani Ali! Nanti kalau ngantuk bahaya!” pinta Nada.“Enggak kamu aja, Mbak?”“Ish, kamu ini. sana! Mbak sama Abah dan Aira aja.”Nada sedikit mendorong Ilyas agar ia mau pindah mobil. Saat itu sambil mengisi bensin, mereka juga menyempatkan beristirahat di rest area. Ali tampak berbeda hari ini, jika biasanya ia nyaman dengan pakaian serba gelap.Malam ini ia memakai sweater berwarna denim, juga jeans dengan warna senada. Ia bahkan, hanya memakai masker wajah, sebagai upaya perlindungan diri, dari serangan fans yang mungkin akan meminta foto.“Kenapa lihat-lihat? Awas nanti naksir,” sindir Ali, sembari menarik sudut bibirnya ke atas.“Ya ampun, memang aku akui tingkat kepercayaan dirimu sudah di atas rata-rata. Ya, namanya juga artis!”“Lah, memang kenyataannya kamu lihat aku terus, ngaku aja sih!”“Cie, Mba
Read more
Bab 35
“Tanganmu dingin, jangan takut aku hanya membantumu berdiri, ayo!”  ucap Zayn.Ia mengulurkan tangannya, sayangnya saat itu Nada hanya diam, ia memang tak terbiasa dengan suhu sedingin ini.“Untuk apa aku menyakitimu, Nad?”“Lalu, kamu pikir aku akan berpikir positif. Apa yang kamu lakukan ini enggak benar. Kamu datang bawa aku ke tempat sepi, kalau hanya ingin bicara kamu bisa datang baik-baik di rumah.”“Bagaimana kalau Abah dan Ilyas mengusirku.”“Itulah kenapa aku lebih memilih mengakhiri hubungan pernikahan di antara kita. Kamu selalu saja tidak tegas, kamu selalu takut pada hal-hal yang belum kamu coba. Bagaimana kamu bisa yakin, pada hal-hal yang kamu sendiri belum mencobanya?”Zayn memang tidak pernah mencoba untuk datang langsung ke rumah Ilyas, sejak perpisahan terjadi. Bukan apa-apa, ia hanya takut penolakan.“Seharusnya kalau memang kamu benar-benar ing
Read more
Bab 36
sudah terkulai lemas. Zayn bisa melihat satu detik sebelum wanita itu menutup matanya, ia sempat bertemu pandang dengannya.“Bawa dia ke bawah! Apa kalian ingin melihatnya mati kedinginan!” teriak Zayn.Ia bahkan masih saja memedulikan Nada dari pada kondisi tubuhnya yang terluka cukup parah.Zayn mencoba berdiri dengan bertumpu pada batang pohon, sayangnya baru saja ia mampu menegakkan tubuhnya, Ilyas justru mendorongnya.“Bangsat! Peduli apa kamu! kamu hanya pria mesum, kalau dia sampai mati. Kamu adalah orang yang harus bertanggung jawab! Kamu yang membawanya ke sini. Enggak ada otak!”Sekali lagi Ilyas menendang perut Zayn. Hilang sudah rasa hormatnya pada mantan kakak iparnya itu. Barulah ketika ia merasa puas dengan amarahnya pada Zayn, Ilyas segera membantu menggendong Nada. Ia tahu Nada tidak suka tubuhnya di sentuh laki-laki lain kecuali mahramnya.Jadi ia dan Abah berusaha menggotongnya sampai ke b
Read more
Bab 37
“Apa maksudmu berubah pikiran? Kamu akan menikah? Dengan siapa?” Zayn langsung saja memberondongnya dengan pertanyaan.“Ali.”“Jangan bercanda, bukankah kamu sudah bilang enggk akan menikah lagi?”Zayn justru menertawakan keputusan Nada yang di rasanya cukup konyol. Bagaimana mungkin dia memutuskan untuk menikah dengan seseorang semudah itu. Bahkan masa iddahnya saja baru selesai kemarin.“Memangnya siapa dia? Kenapa kalian begitu akrab? Oh, atau jangan-jangan kamu meringankan hukuman untuk Arnav, karena memang kalian punya hubungan dari awal?”Merasa tak terima dengan tuduhan Zayn, Nada sedikit mengeraskan suaranya.“Zayn jaga bicaramu! Aku enggak sehina itu.”“Sekarang, kalau sudah begini apa bedanya kamu denganku Nad?”“Sialan! Sudah jelas beda, kamu ini hanya pria mesum yang pintar memanfaatkan keadaan. Semalam saja kamu ingin me
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status