All Chapters of Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran: Chapter 41 - Chapter 50
145 Chapters
bab 41
Tanya sangat marah hingga refleks mengangkat tangannya. Dia ingin sekali memukul sepupunya itu. Kalau saja pikiranya tidak lagi rasional, mungkin pukulannya tidak akan bisa dia tahan sekarang. "Heh? Kau ingin memukulku? Kau tidak ingat sebelum-sebelumnya? Jangan membuat dirimu sendiri menjadi badut. Orang yang tidak memiliki energi kehidupan sepertimu tidak akan bisa melukaiku yang seorang jenius," ejek Neva sambil memberi tatapan menghina. Semenjak mereka bermusuhan, Neva memang selalu keluar menjadi pemenang ketika mereka berkelahi. "Aku sudah menjadi lebih kuat! Jangan meremehkan aku, Neva!" tegas Tanya. "Kuat? Hahaha. Kau habis makan apa?""Aku baik-baik saja!""Benarkah? Apa kau mendapatkan kekuatan ajaib setelah sekian lama? Lucu sekali bualanmu itu. Kalau memang benar ayo lawan aku. Berani?" Neva memprovokasi, dia memiliki kepercayaan diri yang mutlak. "Baiklah! Ayo latihan tanding melawanku!" Tanya menerima umpan itu dengan berani. "Aku akan menunggumu di lapangan belakan
Read more
bab 42
Selanjutnya Tanya yang memulai serangan. Dia dan Neva seperti menari dalam gerakan yang saling meruntuhkan satu sama lain. Aiden terkesiap melihat gerakan kedua cucunya tersebut. Tentunya semua orang juga menjatuhkan dagu melihat dua putri cantik itu bertarung. Tanya menggunakan gerakan yang cukup sempurna.Menit demi menit berlalu dengan panas. Gerakan bela diri dari klan Quinn seakan tidak pernah bisa menembus gaya bertarung yang Tanya pelajari dari Ares. Hal tersebut sedikit membuat Neva frustasi. Tapi dia tetap menenangkan diri karena masih menyimpan kemampuan domainnya. "Lama tidak melihatmu ternyata membuatmu menjadi orang yang berbeda!" "Aku sudah bilang. Keluarkan seluruh kemampuanmu!" balas Tanya. Neva menggunakan kemampuan domainnya, seperti yang sebelumnya dilakukan Alastair saat melawan Ares, beberapa komponen yang ada di sekitar bergerak menyerang Tanya. Beberapa bongkahan tanah yang menyatu dan bertumpuk hingga menghasilkan kepadatan luar biasa berterbangan. Tanya mul
Read more
bab 43
Setelah pertarungan yang menakjubkan Tanya perlihatkan ketika melawan Neva. Beberapa orang secara bertahap mulai mengaguminya. Tidak ada lagi cacian atau makian dari orang-orang yang sebelumnya meragukannya. Dia tampak seperti jenius yang baru menemukan bakatnya. Dia sangat senang akan hal tersebut. Tanya mendapat kesempatan untuk ikut di turnamen beladiri yang akan diadakan di klan Kairi beberapa bulan lagi sebagaimana jenius muda lainnya. Dia akan ikut dan mengajak Ares juga. Ares setuju dengan pengajuan tersebut, namun, karena Ares menolak menjadi bagian klan Quinn. Dia ikut secara pribadi sebagai orang luar. Berangsur-angsur gosip tentang Tanya yang sudah mulai menemukan bakatnya memudar. Kini terbit lagi topik baru. Yutaka Quinn, putra dari Helen Quinn berhasil memasuki final turnamen tingkat SMP setelah mengalahkan jenius-jenius muda dari klan-klan lain. Di kediaman utama klan Quinn sudah disediakan televisi besar. Pertandingan final Yutakan Quinn dijadwalk
Read more
bab 44
"Kakek sudah bilang akan menghargai keputusan siapapun. Aku tidak akan menerima lamarannya," tegas Tanya, hal ini tidak hanya diperuntukkan bagi kakeknya, tapi bagi yang lain. "Kenapa? Bukankah dia sempurna? Aaron bukan seperti tuan muda dari klan tertentu. Dia sangat tampan dan seumuran dengannya," desak Neva. "Aku tidak menyukainya. Kalau seperti yang kau katakan. Kenapa tidak kau saja yang menikah dengannya?" balas Tanya. "Dia tidak menyukaiku. Dia menyukaimu!" Neva menekan pendapatnya. "Hah? Kau menyebalkan. Aku tidak menyukainya. Aku tidak tahu kenapa kau begitu berambisi menjodohkanku dengannya sekarang. Padahal ketika tuan muda dari klan lain melamarku. Kau hanya memasang wajah tidak suka," imbuh Tanya. "Bukankah sudah jelas? Adikku ingin mengambil Ares darimu." Gilbert mengompori sepupunya. Menempatkan adiknya sendiri di posisi perebut pasangan orang.Satu pukulan melayang di kepala Gilbert. Roseanne benar-benar tidak paham kenapa anak tertu
Read more
bab 45
Sudah lewat tengah malam, tetapi Hamilton masih dalam semangat yang tinggi menunggu kepulangan Aaron. Di depan panti asuhan dia bersenandung sambil sekali-kali menyeruput kopi susu. Tidak sabar akan apa yang Aaron dapat setelah menjadi juara. Harusnya, beberapa klan sudah memberikan penawaran menarik pada saudaranya tersebut. Karena camp pelatihan dari sekolahnya yang tidak membiarkan Aaron memegang telepon. Hamilton tidak dapat memberi kabar padanya bahwa Tanya masih hidup. Hamilton sempat khawatir Aaron akan sengaja mengalah dalam pertandingan, sebab, tidak adanya alasan baginya untuk menang. Tapi untungnya Aaron tetap mengambil gelar juara. Sebuah mobil hitam akhirnya datang menjawab penantian Hamilton. Meskipun demikian, dia tidak bergeming dari tempat. Mobil tersebut tidak mirip sama sekali dengan taksi, atau mobil sekolah yang mengantar seorang atlet beladiri. Mobil hitam itu mewah seperti milik pejabat atau orang yang sangat kaya. Terlintas dipikiran Hamilton bahwa itu adalah
Read more
bab 46
Beberapa hari berlalu dan rapat akan segera dimulai seperti yang Tanya harapkan. Para perwakilan dan pemimpin keluarga cabang telah seluruhnya berkumpul. Menunggu pimpinan klan serta semua tetua memasuki ruangan agar rapat dapat segera dimulai. Rapat dimulai. Ada beberapa persoalan yang akan menjadi bahan diskusi. Tetapi inti yang menjadi sorotan utama rapat kali ini adalah pengajuan Hiden Quinn sebagai pimpinan klan yang baru. Serta, masalah pembantaian salah satu keluarga cabang klan mereka. Meski tidak begitu banyak yang setuju untuk menjadikan Hiden Quinn sebagai pimpinan klan selanjutnya. Mereka yang menentang hanya menelan ketidaknyamanan mereka kembali mengingat tidak adanya opsi pilihan yang lebih baik. Selanjutnya rapat beralih pembahasan, Tanya diminta menceritakan kejadian pada malam penyerangan kepada semua orang yang hadir dalam rapat. "Jadi begitu, mereka menyerang di jam tidur. Mereka juga lebih banyak menggunakan senjata api. Mereka pasti mengurangi penggunaan elem
Read more
bab 47
"Apa yang kau lakukan, Ares?!" tanya Tanya. Neva terlihat senang saat Ares mengelus kepalanya pelan. Seperti seorang anak kecil yang permennya dicuri. Tanya menatap Neva penuh permusuhan."Oh, Nona, apa rapatnya sudah selesai? Aku sedang mengelus rambut Neva," jawab Ares polos. "Cepat tarik tanganmu darinya?!" Memerintah dengan keinginan yang mutlak, Tanya menghiraukan pertanyaan yang dilayangkan Ares. Ares menarik kembali tangannya. Menghentikan aktivitasnya membelai kepala gadis tersebut. Sementara itu Neva terus mematung dengan wajah semerah buah delima. Ini kali kedua Ares membelai rambutnya. Jantungnya sedang semangat-semangatnya berdetak. "Kau! Jangan jadi wanita murahan. Mudah sekali kepala disentuh laki-laki!" ejek Tanya. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya Ares pikirkan tentang sepupunya. Tapi yang jelas, perlakuan Ares pada Neva membuat hatinya sangat panas. Dia tidak ingin Ares memperhatikan gadis lain selain dirinya saja. "Apa kau bilang, hah? Wanita murahan?" Jiwa Ne
Read more
bab 48
Setelah menghabiskan waktu di kedai es krim. Neva, Ares, Tanya, dan Gilbert pulang ke kediaman utama klan. Sore ini adalah pelantikan pemimpin klan baru. Paman mereka–Hiden Quinn–akan memimpin klan Quinn yang baru. "Kalian bersenang-senang tanpaku?!" teriak Yuta menyita semua pandang sepupu-sepupunya. "Kau! Hahaha, akhirnya kau sudah datang!" sapa Gilbert menghampiri Yuta dan merangkul lehernya akrab. Neva dan Ares menyusulnya, sekilas Ares memperhatikan Aaron yang berada di sisi Yuta. 'Dia kuat, mungkin segelnya akan terlepas' batin Ares lebih memperhatikan Aaron. "Apa situasi kak Neva dan kak Tanya bisa kondusif tanpaku?" tanya Yuta, garis pandangnya tertuju pada Tanya yang terpaku di dekat mobil yang sebelumnya mereka tumpangi. "Haha, tenanglah, sekarang ada Ares yang menengahi mereka!" Gilbert menjelaskan. "Kalau kakak tidak ada aku mungkin tidak akan pernah bertengkar dengan Tanya!" imbuh Neva. "Kalau aku tidak ada. Sebagai sepupu mungkin kalian akan menjadi sangat asing k
Read more
bab 49
Sejak 15 menit yang lalu Tanya dan Ares sudah berada di kota Coast. Mereka turun dari mobil dan menatap bangunan besar. Ares membawa koper milik gadis tersebut sambil membuntuti dari belakang. Setelah masuk, mata Ares menjalar ke segala penjuru interior luar biasa mewah yang mengelilingi mereka. Lelaki itu tidak paham tentang apa yang diperbincangkan Tanya dengan resepsionis hotel. Tapi dia tetap menunggu dengan sabar sampai Tanya menyelesaikan pemesanan kamar. "Ayo!" ajak Tanya menuju lift. Mereka mendapat sebuah kamar di lantai tujuh. Pemandangan kota yang dihiasi kerlip lampu malam masuk di penglihatan Tanya dan Ares saat membuka gorden. Penyelidikan akan dilakukan esok hari karena mereka sudah lelah dan terlebih malam bukanlah waktu yang tepat. "Aku akan tidur di kasur. Kau tidur di bawah!" Tanya mengambil alih koper yang dibawa Ares dan bersiap akan sesuatu. "Aku akan mandi lebih dulu!" tambahnya lagi. "Apa kita akan menyelidiki kota sebesar ini?" Ares bertanya dengan raut t
Read more
bab 50
"Kalau kau tidak ingin bertemu penjaga neraka lebih cepat dari seharusnya. Maka pergilah dari sini!" ancam Tanya menatap Arga, pemimpin mereka. Arga sangat berkuasa di kota ini. Sebenarnya bukan secara pribadi. Tapi keluarganya yang di cap sebagai keluarga terkaya bisa berbuat apa saja menggunakan uang. Duduk sebagai orang yang berdiri di singgasana kekuasan. Membuat Arga suka bertindak sesuka hatinya. Tapi sekarang dia hanya membawa dua pengawal, melihat dari keadaan, Billy dan Eros tidak akan bisa mengalahkan Ares. "Billy, Eros, kita pergi!" Arga pergi dangan hati yang geram dan penuh dendam. "Terima kasih, Tuan, Nona," ucap pelayan tersebut. "Aku tidak percaya mereka pergi semudah ini!" gumam Ares keheranan. Pertarungan yang sesungguhnya belum terjadi dan mereka sudah menyerah. "Dia Tuan muda Arga dari keluarga Skylar. Aku pernah dengar mereka orang yang licik. Dia pasti kembali untuk mencari aku dan kalian. Maaf sudah melibatkan kalian dalam posisi yang amat rumit," jelas pel
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status