All Chapters of WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU: Chapter 31 - Chapter 37
37 Chapters
Bab 31
Setelah pertengkaran tempo hari. Ika tak kunjung pulang ke rumah. Entah kemana dia pergi? "Yu, kamu nggak nyari istrimu? Rumah tangga itu pasti ada pasang surutnya, wajar. Tapi apa kamu mau menyerah begitu saja?" tanya Fatimah yang tengah duduk di kursi yang ada di dapur."Nathan, kamu belajar ya di kamar. Papa mau bicara dulu sama Nenek!""Iya, Pa," jawab Nathan.Setelah Nathan pergi ke kamar. Bayu kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Fatimah, dia tidak ingin jika Nathan mendengar masalah antara papa dan juga mamanya."Bayu, sudah nggak bisa mikir lagi, Bu! Bayu sudah berusaha merubah Ika, namun sayang, Ika terlalu keras kepala!""Tapi, Mas. Apa kamu nggak kasihan sama Ibu? Kalau Mas Bayu bercerai, apa kata tetangga mengenai keluarga kita? Aku sudah gagal berumah tangga, jangan sampai Mas Bayu juga demikian," sahut Dewi. Ia menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi dekat dengan Fatimah. Tangannya sibuk mengaduk teh yang baru saja ia seduh."Maafkan, Bayu. Bu, Bayu …." Bayu menghentik
Read more
Bab 32
"Anis, hamil." Halimah menunduk begitu pula Veri. Ada rasa malu dan juga bersalah pastinya. Keluarga yang mereka bangga-banggakan dulu ternyata berujung kepahitan."Insyaallah, kami akan datang," jawab Fatimah dengan senyum mengembang.Tak ada tanggapan yang berarti mengenai kehamilan Anis. Bukan suatu hal yan perlu mereka urusi. "Wi, kamu belum menikah?" tanya Veri setelah cukup lama terdiam. Dewi hanya menggeleng. "Jika aku bercerai dengan Dian, maukah kau kembali kepadaku lagi?""Astagfirullahaladzim, jadi Mas Veri kesini mau minta saja balik lagi sama kamu?! Jangan harap, Mas. Aku nggak akan pernah kembali, biarkan masa lalu menjadi masa lalu. Tapi tak ada niat sedikitpun untuk mengulang.""Tapi, Wi.""Mas, kalau niatmu kesini minta aku kembali lagi, mending kamu pulang saja!" Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam. Tak berapa lama ada sebuah mobil Pajero berwarna putih berhenti di pekarangan rumah. Semua orang yang ada di ruangan itu sontak menoleh ke luar."Siapa itu, Ba
Read more
Bab 33
"Bay, kamu bilang istrimu pulang kampung. Ada urusan, terus kata Riris kemarin apa?" tanya Fatimah dengan nada bicara sedikit menggebu."Maafkan, Bayu. Bayu nggak bermaksud buat berbohong sama Ibu. Hanya saja, Bayu bingung bagaimana ngomongnya sama Ibu, Bayu takut!""Astagfirullahaladzim, Bayu. Ibu ini Ibu kandungmu. Sudah sewajarnya kalau kamu cerita sama Ibu. Terus, apa yang dikatakan Bulek mu itu bener? Kalau Ika pergi sama pria?""Bayu nggak tahu, Bu. Andai saja benar adanya. Itu alasan yang masuk akal agar aku bisa berpisah dengannya.""Astagfirullahaladzim, Bayu. Kamu ini lelaki, Nak. Kamu ini kepala keluarga, jangan seperti itu. Kamu akan bertanggung jawab kelak di akhirat. Ibu lihat kamu nggak ada perjuangannya, merubah Ika?"Bayu menunduk. Fatimah memperhatikan anak lelakinya itu dengan seksama. "Apa perlu Ibu jual rumah ini buat kamu usaha lagi?""Jual rumah?" tanya Dewi yang tiba-tiba sudah diambang pintu. Entah kapan Dewi sudah pulang, hingga mereka tidak mendengar suara
Read more
Bab 34
"Iya, Ibumu pinjem duit sama Bu Romlah. Kamu tahu kan Bu Romlah? Kalau pinjem duit sama dia biasanya bunganya nyekek leher," tutur Riris panjang lebar. Dewi hanya diam saja. Menerawang jauh, memikirkan Fatimah, kenapa meminjam uang pada Romlah tidak memberi tahu Dewi? Apakah Fatimah tidak tahu bagaimana resikonya jika meminjam uang pada wanita itu.Wanita licik dan juga picik. Disaat memberikan uang, penuh dengan senyuman dan juga pujian. Andai terlambat membayar satu hari saja, lidahnya bak pisau yang tajam. Yang mampu membunuh tanpa menyentuh. "Wi, aku pulang dulu ya! Titip ini buat Arum," ucap Veri sembari menyerahkan amplop pada Dewi."Wah, duit itu?" tanya Riris yang melihat sekilas amplop berwarna putih itu.Tak ada seorang pun menjawab pertanyaan Riris. Veri yang cukup terganggu dengan kehadiran Riris pun langsung berpamitan. Meninggalkan Dewi yang masih diliputi rasa penasaran."Wi, berapa itu duitnya?" Riris kembali bertanya. Matanya tak lepas dari amplop. Dewi masih diam,
Read more
Bab 35
"Punya, Wi. Ibu masih punya uang tabungan, meskipun sedikit. Tapi lumayan bisa buat nambah-nambah modal Bayu.""Kamu harus semangat, Mas. Memastikan kalau usahamu bakalan sukses. Lihat, Ibu sudah mengorbankan uang tabungannya untuk modal kamu!""Siap, Wi. Mas mu ini semangat banget. Karena sekitaran sini kan belum ada yang jualan bakso. Semoga kedepannya lancar, dan juga laris manis. Amin," tutur Bayu panjang lebar. Semua orang mengamini doa Bayu. Barang belanjaan dibawa ke dapur. Setelah gerobak datang, Bayu segera membereskan kursi yang ada di teras. Menggantinya dengan gerobak lalu menyiapkan segala sesuatu nya di dapur. Meracik bumbu dan juga membuat bulatan-bulatan bakso yang siap di jual. Bayu pandai meracik bumbu. Dengan telaten dia menghaluskan bawang putih, merica dan juga garam. Tak lupa ia berikan penyedap rasa. Ada beberapa bumbu rahasia lain supaya bakso milik Bayu berbeda dengan bakso yang di jual. Sebuah langkah besar yang diambil Bayu. Berharap ada kebahagiaan di uj
Read more
Bab 36
"Apa yang aku takutkan terjadi, andai kamu mau jujur sama Dewi, Bu. Semua tidak akan seperti ini.' Dewi bermonolog dalam hati."Bu Romlah, ada apa? Apakah semuanya tidak bisa dibicarakan baik-baik? Maaf, bukan bermaksud lancang. Tetapi kami sedang ada tamu," ucap Dewi sembari mengalihkan pandangannya kepada keluarga Danu.Fatimah menunduk, dia tidak berani berkata banyak. Sedangkan Romlah menghela napas panjang. Lalu membuangnya perlahan. Ada sesuatu hal yang ingin dia sampaikan."Fatimah, kenapa kamu tidak membayar hutangmu!" Nada bicara Romlah sudah di bisa ditebak, marah luar biasa."Maaf, Bu. Saya belum ada uang!""Terus kalau kamu nggak ada uang, kamu nggak bayar begitu?! Ada uang atau tidak itu bukan urusanku. Yang penting kamu bayar hutangmu, sini mana uangnya!"Fatimah masih diam tak menjawab. Dewi hanya bisa menghela napas panjang. Dia tidak tahu harus bagaimana? Uang tabungannya sudah habis diberikan pada Bayu. Kini hanya tinggal beberapa lembar uang lima puluhan ribu. Itup
Read more
Bab 37
"Kamu libur hari ini, Wi?" tanya Bayu yang tengah duduk sembari menyisir rambut Nathan."Iya, Mas. Kebetulan libur tiga hari. Tanggal merah, nanti Dewi ikut ke pasar ya?""Arum gimana?""Biar Arum sama Ibu di rumah. Sudah, kalian pergi saja!""Assalamualaikum." Terdengar salam dari luar rumah. Dewi bergegas keluar, berniat mencari tahu siapa yang datang."Waalaikumsalam, siapa ya?" tanya Dewi spontan. Setelah melihat seseorang yang tak ia kenal. "Saya Udin teman Bayu. Bayu nya ada, Mbak?" tanya lelaki itu dengan sopan.Bayu yang mendengar suara Udin, segera bergegas keluar. Menyapa lelaki yang pernah ia tolong hingga membuatnya menjadi sekarang ini."Udin? Kemana aja kamu?" tanya Bayu segera menjabat tangan teman semasa sekolah itu."Maaf, ada beberapa masalah jadi nggak sempet ngabari!""Iya, waktu itu aku sempat ke rumahmu tapi malah di usir sama pembantu?""Pembantu? Rumah yang dulu itu sudah aku jual! Mungkin itu penghuni barunya.""Ow, ya sudah silahkan duduk dulu. Ada perlu apa
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status