Semua Bab Gairah Nakal, Sugar Baby: Bab 21 - Bab 30
226 Bab
Om sentuh aku.
Sebenarnya Amel sudah menolak, tetapi karena ajakan Riska! Akhirnya Amel meneguk satu gelas hingga tandas. Posisi Amel yang belum pernah menyentuh minuman beralkohol, membuatnya mabuk. Matanya terasa berkunang-kunang, sehingga membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas, kepalanya juga terasa pusing.Begitu juga dengan Bryan, walaupun ia sering berkumpul dengan teman-temannya! Tetapi Bryan tidak pernah menyentuh yang namanya alkohol. Namun malam ini, ia menikmatinya agar terlihat jantan di depan Amel."Aduh... bagaimana ini?" keluh Riska.Ia pusing karena Amel dan Bryan mabuk parah. Begitu juga dengan yang lain, sehingga Riska bingung harus minta tolong kepada siapa. Ingin membawa Amel pulang, tetapi ia tidak tega meninggalkan Bryan.Akhirnya Riska menghubungi Alex, memintanya datang ke sana untuk mengantar Bryan kembali ke kediaman Wijaya.Setelah menunggu 1 jam, akhirnya Alex tiba bersama Bram. Pria tampan itu langsung menghubungi sahabatnya, setelah Riska mengatakan kalau Amel seda
Baca selengkapnya
Tidak Om, ini sudah terasa nikmat.
"Om, aku ingin lebih dari itu," ucap Amel dengan nada penuh gairah.Bram menghentikan gerakan lidahnya, ia menindih tubuh Amel sambil berbisik, "Jangan meminta lebih, Nanti kamu menyesal."Amel menggelengkan kepala, "Tidak, aku tidak akan menyesal memberikannya kepada suamiku," ucapnya.Seketika Bram merasa hangat, mendengar Amel menyebutnya suami. Pernikahan siri yang mereka lakukan 10 hari yang lalu, tiba-tiba muncul dalam ingatannya."Kamu benar-benar tidak akan menyesal?" tanya Bram untuk memperjelas.Amel mengangguk, "Tidak akan menyesal," ucapnya."Apa yang membuatmu tidak akan menyesal?" Bram lagi-lagi bertanya."Karena aku mencintaimu, dan kamu adalah suamiku. Seorang istri harus melayani suaminya dengan tulus," jawab Amel, sambil menatap kedua mata Bram.Bram menarik napas, ia bangkit dari atas tubuh wanita cantik itu, lalu mengambil posisi aman di kedua sela pahanya."Ah...ah...." Desahan itu lepas dari mulut Amel, saat Bram memainkan benda tumpulnya di goa miliknya."Oyo Om
Baca selengkapnya
Aku enggak mau.
"Sayang, kamu kenapa melihatnya seperti itu?" tanya Bram.Sebab Tania memperhatikan Amel saat ke luar dari ruangan itu."Apa dia karyawan baru?" Bukannya menjawab, Tania justru balik bertanya."Iya," jawab singkat Bram, "Memangnya kenapa sayang?" lanjutnya."Enggak apa-apa sayang." Tania kembali menjatuhkan bokongnya di atas sofa.Seketika wajahnya berubah menjadi tegang, walupun Bram sudah berkali-kali bertanya! Tetapi Tania tidak mau mengatakan yang sejujurnya. Entah apa yang yang ada dalam pikirannya saat ini."Sayang, kamu tunggu di sini dulu ya? Aku ingin bicara dengan Rani," ucap Bram kepada Tania."Hm....tapi jangan lama sayang.""Ok," jawab Bram, dan langsung pergi.Pria tampan itu bukannya menemui Rani sang Manajer, melainkan menemui Amel ke ruangannya. Entah mengapa Bram merasa bersalah kepada wanita cantik itu."Amel," panggil Bram, sambil menutup pintu dan menguncinya dari dalam."Iya Om." Amel menghentikan gerakan tangannya yang sedang membersihkan gelas."Mulai besok, ka
Baca selengkapnya
Amel, ini sungguh nikmat.
"Apa kak?" tanya Amel."Hem..." Bryan berdehem sebelum membuka mulut. "Amel, aku mencintaimu," ucapnya.Amel refleks menelan salivanya dengan kasar. Kata cinta yang terucap dari mulut Bryan, benar-benar membuat jantungnya berdegup kencang. Selama hidupnya, ini pertama kalinya pria mengucapkan cinta kepadanya. "Amel, apa kamu menerima cintaku?" Bryan kembali membuka mulut, karena tidak ada jawaban dari Amel."A...a....aku..a..."Amel tidak melanjutkan kata-katanya, karena Bryan melumat bibirnya dengan lembut. Amel berusaha mendorong tubuh Bryan, untuk melepaskan bibirnya. Tetapi Bryan justru memeluknya dengan erat, dan semakin kasar melumat bibirnya."Haaaaaaa...." Akhirnya Amel bisa menghirup udara, setelah Bryan melepaskan ciumannya.Bryan bangkit dari sofa, ia menjatuhkan kedua lututnya di atas lantai tepat di hadapan Amel. Dengan lembut ia meraih tangan wanita cantik itu."Amel, jadilah kekasihku. Aku berjanji tidak akan pernah mengecewakanmu," ucapnya dengan sungguh-sungguh."Kak
Baca selengkapnya
Jadi kamu mau yang mana?
Suara nyaring ponsel membangunkan Bram di pagi hari. Ia meraih ponselnya dari atas meja yang terletak di samping tempat tidur. Setelah selesai berbicara dengan seseorang, ia kembali menaruh ponselnya.Bram memutar kepala, tatapnya langsung disambut wajah cantik Amel, yang tertidur pulas di sampingnya. "Apa anak ini benar-benar jatuh cinta padaku?" tanya dalam batin Bram."Ah, itu tidak mungkin. Dia pasti mencoba menipuku demi mendapatkan apa yang dia mau, Tania saja yang sudah memberiku satu anak! Selalu mengatakan cinta setiap kali menginginkan sesuatu. Semua perempuan itu sama, menginginkan kemewahan." Bram kembali bergumam dalam hati.Bram menutup mata, berusaha melupakan kata cinta dari Sugar Baby-nya itu. Saat itu juga Amel terbangun dari tidurnya, ia tersenyum melihat wajah tampan Bram."Om Bram benar-benar tampan, pantas saja banyak wanita yang jatuh cinta," ucap Amel dengan lembut, namun bisa di dengar oleh Bram.Sebab pria tampan itu hanya memejamkan mata dan berpura-pura ti
Baca selengkapnya
Jangan marah ya Om? Dan cepatlah pulang.
Setelah dari showroom, Amel berpikir mereka akan kembali ke Apartemen. Tetapi Bram justru membawanya ke tempat lain, pria tampan itu memarkirkan mobilnya tepat di sebuah bangunan tinggi."Kita untuk apa ke sini Om," tanya Amel."Untuk membeli alat bangunan," jawab Bram dengan asal.Amel mengerutkan kening, "Tapi ini kan, toko ponsel Om.""Nah...itu kamu tahu. Terus kenapa tadi bertanya?" Amel diam, ia mengikuti langkah Bram masuk ke dalam toko. Sebenarnya Amel ingin bertanya, tetapi Bram sudah terkenal dahulu bicara."Jangan tanya lagi untuk siapa, ini sudah pasti untukku. Kamu pahami?" tegas Bram."Iya Om." Amel hanya duduk manis di samping Bram, ia diam sambil melihat Bram memilih ponsel."Ok, saya ambil yang ini saja," Bram memilih ponsel yang harganya 22 juta rupiah, dengan warna gold."Ya Tuhan, beruntung sekali wanita yang menjadi istri sah Om Bram," bisik dalam hati Amel.Dia berpikir ponsel itu pasti untuk Tania, kalau untuk Bram! Pria tampan itu tidak mungkin memilih warna
Baca selengkapnya
Aku tidak akan pernah puas memandang, Om.
Tiga hari telah berlalu, saat ini Amel sedang dalam perjalanan menuju kampus. Ia tidak menaiki taksi lagi, karena Bram sudah mengirimkan sopir pribadi untuk Amel, menunggu wanita cantik itu bisa mengemudi sendiri."Berhenti sebentar pak," ucap Amel."Baik Nyonya." Mobil berhenti di sisi jalan, Amel menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya. Di sana terlihat, seorang wanita bergelayut manja di lengan seorang pria."Itu kan, istri Om Bram," bisik dalam hati Amel.Setelah 5 menit memperhatikannya, Amel meminta sopirnya untuk menjalankan mobil. Sedikitpun ia tidak berniat untuk memberitahukannya kepada Bram. Menurut Amel, itu bukan urusannya dan ia tidak berhak ikut campur dalam hubungan Bram dengan istrinya.Tetapi tidak bisa dipungkiri, kalau Amel tidak berhenti memikirkan Tania. Menurut Amel, Tania wanita yang tidak tahu bersyukur. Bram begitu menyayanginya, memberikan semua apa yang dia inginkan.Namun wanita cantik itu masih bermain api dengan pria lain. Dari segi materi, ha
Baca selengkapnya
Ya Tuhan, anak ini.
Alangkah terkejutnya Bram, karena yang ada di bawah meja adalah Amel. Wanita cantik itu tersenyum manis sambil mengedipkan mata kepala Bram."Ya Tuhan, anak ini," keluh dalam hati Bram.Bram kembali fokus, ia mengabaikan Amel yang memandangnya dari bawah meja. Tetapi tangannya tidak sengaja menyentuh pena, hingga terjatuh tepat di hadapan Amel.Asisten bersiap untuk mengambilnya, tetapi Bram dengan sigap menghentikannya. "Biar aku saja," ucap Bram.Pria tampan itu menunduk untuk meraih pena, namun bibirnya langsung beradu dengan bibir Amel. "Aku mencintaimu," bisik Amel sambil tersenyum manis.Sikap Amel membuat jantung Bram dak dik duk, sekaligus berbunga-bunga di dalam sana. Bahkan Bram tersenyum tanpa sadar, yang membuat semua orang yang ada di ruangan itu merasa bingung.Tentu bingung, tidak ada yang lucu bahkan bisa dikatakan menegangkan. Tetapi bos tampan itu justru tersenyum manis.Alhasil Bram mengakhiri meeting, dan akan dilanjutkan besok pagi. Ia menyuruh asistennya ke lua
Baca selengkapnya
Aku tidak menggoda, Om.
Tepat pukul 10 pagi, Amel sudah tiba di Jakarta. Ia singgah di Apartemen untuk mengganti pakaian, lalu bergegas menuju kantor Pratama Grup.Tentu Rani memberinya hukuman karena terlambat. Wanita bertubuh tinggi itu, meminta Amel untuk membersihkan seluruh kamar mandi, dari lantai 35 sampai lantai 40."Ayo cepat, ini baru 4 lantai masih ada 1 lantai lagi," desak Rani."Iya Bu." Amel segera menyelesaikan tugasnya di lantai 39, lalu bergegas ke lantai empat puluh.Saat pintu lift terbuka, Amel melihat Bram melangkah menuju lift khusus Direktur, bersama dua pria."Kamu lihat apa?" Tiba-tiba Rani bertanya."Um..tidak lihat apa-apa Bu," dalih Amel.Rani tersenyum sinis sambil melangkah ke luar dari lift, dan diikuti oleh Amel menuju kamar mandi."Apa kamu menyukai Pak Direktur?" Rani kembali bertanya.Wanita cantik itu berdiri di depan pintu, sambil memperhatikan Amel yang sedang membersihkan kamar mandi."Tidak Bu, aku tidak mungkin menyukai Bapak Direktur," jawab Amel."Kamu tidak menyuka
Baca selengkapnya
Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku?
Sepanjang perjalanan menuju kampus, Amel tidak berhenti menatap wajah Bram yang sedang menyetir mobil. Ia tidak menyangka akan jatuh cinta kepada pria tampan satu anak itu. Awalnya dia sangat membenci Bram, tetapi seiring berjalannya waktu! Benci itu berubah menjadi cinta. Bahkan Amel tidak menyesal menyerahkan kesuciannya kepada Bram."Jangan terus memandangku, nanti kamu benar-benar jantung cinta," ucap Bram.Amel tersenyum manis, "Aku memang sudah jatuh cinta.""Kalau kamu jatuh cinta padaku, kenapa kamu memberikan nomor ponselmu kepada pria lain?" sindir Bram.Amel semakin tersenyum puas, "Om cemburu ya?" todong Amel."Ye... siapa yang cemburu?" sahut Bram sambil mengedikkan bahu."Hm... yasudah. Kalau begitu gak ada salahnya aku dekat dengan kak Bryan. Mana tahu, setelah habis kontrak dengan Om! Kami bisa berjodoh."Bram tiba-tiba menginjak rem mobilnya, "Gak boleh, kamu gak boleh dekat-dekat dengan pria lain sebelum kontraknya berkahir. Apa kamu mendengarnya?" tegas Bram, bahka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
23
DMCA.com Protection Status