All Chapters of Menyesal Usai Talak: Chapter 41 - Chapter 50
75 Chapters
Bab 41
Untuk kali ini aku mendukung Zainab. Pertanyaannya langsung membuat Janah seakan kehilangan bibir untuk berucap.Aku masih menunggu dengan tenang bagaimana Janah akan menjawab pertanyaan Zainab kali ini.Ayolah, Janah segara jawab. Karena cepat atau lambat, rencana busuk kalian tetap akan terbongkar.Detik demi detik berlalu tapi yang ada hanyalah keheningan. Padahal aku sangat berharap semuanya berakhir di sini.Yang paling membuatku marah dan rasanya ingin sekali mengusirnya ketika dia mengatakan 'Sinta mandul'. Padahal dia sendiri sudah mengetahui bahwa aku yang mandul bukan Sinta.Tapi ustadz Rahman dan ustadz Zen curiga kalau Janah dan ustadz Hanafi hanya asal menebak. Sebenarnya mereka tidak tahu kalau aku yang mandul.Mereka hanya ingin menyebarkan isu dan membuatku tidak bisa berkutik. Tapi rasanya aku tidak mampu untuk mengambil keputusan.Entah kenapa ada rasa takut disetiap aku berniat untuk menalak Janah.”Em, itu, itu," ucap Janah. Sepertinya kali ini dia sendiri tidak ta
Read more
Bab 42
Menyesal usai talakPoV Sinta.Cinta pertama kulabuhkan kepada seorang suami yang bahkan baru kukenal usai ijab qobul.Lelaki itu juga terlihat sangat mencintaiku caranya memperlakukan diriku bagai ratu.Tapi sayangnya, cinta itu tidak bertahan lama. Hanya berumur dua tahun saja.Ketika aku sudah mulai membuka hati kembali untuk sahabat masa kecilku. Lagi-lagi dia menghianatiku.Aku tidak ingin ada dua wanita yang terluka. Lebih baik mengalah dan menjauhi duri daripada mengambil resiko akan terkena ketajamannya.Keadaannya terasa semakin rumit. Aku tidak tahu bahwasanya Rayhan bukanlah orang yang dijodohkan denganku.Apalagi jika Pak Sultan, pimpinan dari tempatku bekerja ternyata adalah seseorang yang selama ini sangat mengenalku."Katanya Ayah perlu bicara!" Ucap Bunda diluar pintu yang kebetulan tidak kututup."Masuklah, Bun." Aku mempersilahkan."Tidak. Turunlah. Temui Ayah dan nak Sultan dibawah. Hargai pengorbanannya," lirih Bunda.Jujur aku tidak tega jika wanita hebat ini memo
Read more
Bab 43
Jakarta"Aku tidak ingin keluar negeri, Bunda. Inginku bisa menenangkan diri di sini," pinta Rayhan dengan penuh harap.Kesalahannya yang selalu membela Renata membuat sang Bunda sangat kecewa. Terlebih lagi mereka bisa bertahan hidup sampai sekarang karena bantuan dari Sultan.Awalnya Rayhan dan Bundanya Dina hidup luntang-lantung di jalan. Tidak jelas kemana arah dan tujuannya.Tapi kehidupan mereka langsung berubah ketika bertemu dengan kiyai Abdullah.Meskipun dengan beberapa permintaan, tapi beliau tidak menuntut Bunda Dina dan Rayhan wajib melakukannya.Berhubung Bunda Dina tidak mau menerima begitu saja, beliau menyetujui syarat yang diberikan oleh kiyai Abdullah. Yaitu menjaga dan merawat Sultan ketika jauh dari pondok.Rayhan sudah melupakan kejadian itu. Pasalnya memang terjadi belasan tahun silam. Tepatnya waktu dirinya berusia tiga tahun sementara Sultan delapan tahun.Sultan memang anak yang cerdas. Diusianya yang baru saja menginjak anak-anak harus kehilangan sahabatnya
Read more
Bab 44
Fahmi menatap tajam ke arah Janah yang mengenakan pakaian kesayangan Sinta."Aku tidak suka kamu berani membuka privasi diriku!" ucap Fahmi dengan nada yang sedikit tinggi. Pasalnya dia tidak menyangka kalau Janah akan mengobrak-abrik isi lemarinya."Biarkan. Aku akan membuatmu melupakan wanita itu," balas Janah tajam."Cukup, Janah. Jangan uji kesabaranku!" Ucap Fahmi tajam dengan tangannya yang mencengkram pundak Janah kuat."Aku tidak akan melakukan ini, Mas. Jika kau melupakan wanita itu.""Bagaimana mungkin aku bisa melupakan wanita yang kucintai.""Kamu tidak boleh egois, Mas. Aku yang istrimu. Jangan bawa wanita lain ke dalam rumah tangga kita," Janah tidak kalah emosi melihat suaminya masih sangat mendambakan Sinta.Awalnya Janah hanya berniat balas dendam kepada Fahmi dan keluarganya karena telah membuat dia menunggu pinangan. Tapi akhirnya yang dipinang Fahmi bukanlah dirinya, melainkan Sinta.Baik Janah maupun ustadz Hanafi awalnya tidak berniat untuk melakukan kejahatan ap
Read more
Bab 45
PoV Sinta"Kenapa tidak bicara? Apa karena dalam hatimu tidak ada yang bisa menggantikan posisi ustadz Fahmi?" tanyanya yang lagi-lagi membuatku naik darah."Bagaimana aku bisa bicara jika kau terus mengoceh seperti itu," ucapku jengkel."Maksudnya?" tanyanya dengan memasang wajah polos. Sepertinya dia memang buka seorang pimpinan. Bagaimana mungkin hal ini pun dia tidak faham."Cintaku padanya sudah hilang. Seiring dengan penghianatan yang dia lakukan," lirihku yang akhirnya memilih jujur untuk mengungkapkan."Jadi kamu menerima lamaranku?" tanyanya semangat dengan penuh rasa percaya diri. Matanya menatapku lekat."Siapa bilang. Emang kapan Bapak pimpinan melamarku," godaku padanya."Jika kau meminta, aku akan melamarmu saat ini juga. Jangan panggil Bapak. Sebut saja namaku. Dan ya, jangan biarkan dirimu larut dalam kesedihan. Biarkan diriku membahagiakan hati, jiwa, dan ragamu," jelasnya panjang sambil menyematkan cincin dijari manis kiri."Tapi aku belum mengatakan setuju?" ucapku
Read more
Bab 46
"Pikirkan baik-baik. Jangan membuat Sultan menunggu lebih lama," ucap Ayah mengingatkan.Aku hanya mengangguk."Apa masih mencintai Fahmi?" tanyanya yang membuatku kaget."Itu tidak mungkin!""Entah kenapa Ayah berpikir begitu. Tapi jika memang masih, tidak apa. Sultan bersedia menjadi muhallil. Jika kalian memang ditakdirkan bersama, maka tidak akan ada yang bisa memisahkan," jelasnya.Aku tidak tahu kemana perasaanku tertuju.Dulu aku memang sangat mencintai Mas Fahmi. Tapi rasa itu seakan pudar dan hilang ketika melihatnya yang kukuh mengatakan mencintai wanita lain.Aku bisa apa.Rasa ini terkikis dengan sendirinya.Bunyi notif pesan membuat sadar.Aku begitu kaget melihat isi pesan nomor yang tidak kukenal itu.Janah. Dia mengajakku bertemu tepat jam tujuh malam ini."Ada apa?" tanya Ayah yang ternyata masih di sini."Janah mengirimkan pesan. Dia mengajakku bertemu di depan malam ini," jawabku jujur."Kenapa harus diluar? Kirimkan pesan padanya datanglah ke sini. Tidak perlu khaw
Read more
Bab 47
”Aku tidak tahu, Mas. Tapi jika aku berada di posisi Mbak Sinta, tentu saja tidak akan. Apalagi jika Mas bersikap tidak adil," jawab Zara lirih.Sebenarnya dia tidak enak mengatakan itu. Tapi hati kecilnya berkata harus menjawab pertanyaan Fahmi."Maafkan aku, Mas. Kenyataan memang menyakitkan," ucap Zara tidak enak hati."Tidak apa. Kenapa minta maaf? Aku merasa tidak pantas menjadi Mas mu, Zara. Pikiranmu sangat dewasa," ucap Fahmi dengan nada yang sedikit bergetar."Kedewasaan itu tidak bergantung kepada usia. Jangan salahkan diri Mas sendiri. Bukalah lembaran baru," ucap Zara menyarankan.Fahmi mencoba memahami perkataan Zahra.'Apa aku harus mencoba membuka hati untuk Janah? Tidak mungkin. Dia bukan gadis yang baik. Kecuali dia mau berubah. Allah saja maha pengampun, kenapa aku tidak.' batinnya mencoba menenangkan diri.”Mungkin Mbak Sinta bukanlah jodoh Mas," lirih Zara lagi.”Tapi Mas yakin Mba Sinta tidak seperti itu. Rasanya pada Mas sangat dalam,” ucap Fahmi yakin. Dia masih
Read more
Bab 48
Menikah sudah dua tahun, lalu kemudian bercerai hanya karena dia tidak bisa memberikan keturunan dan difitnah melakukan hal tidak senonoh dengan wanita lain. Bukankah itu terlalu gegabah? Benar. Tapi itu justru terjadi padaku yang notabenenya anak seorang kiai dan panggilan ustadz sudah melekat dalam diriku.Aku hanya mengetahui dirinya adalah anak mafia. Dalam pikiranku terkesan jahat dan angkuh. Tapi ternyata, dia adalah wujud bidadari.Dia terlalu sayang untuk disakiti, tapi aku terlanjur menyakitinya. Beberapa kali aku mencoba untuk menyampaikan niatku melamarnya kembali dan mendatangkan Muhallil, namun semuanya sirna begitu saja.Lidahku tiba-tiba saja menjadi kelu atau keadaan yang memaksaku untuk tidak mengatakannya.Ada rasa sakit ketika mengingat kenangan disaat dia masih menjadi istriku. Dia akan menyiapkan makan sebelum aku meminta begitu pula dengan buah dan kopi.Sinta pandai merawat kebersihan diri dan lingkungannya. Sehingga selama hidup dua tahun, aku belum pernah menc
Read more
Bab 49
Jakarta kelabu"Aku minta maaf jika harus selalu melibatkanmu," lirih Rayhan dengan mata sembabnya dan terlihat sangat lemah.Renata yang memang sangat mencintai Rayhan, tapi terhalang restu orangtua membuatnya harus mengikat laki-laki yang dicintainya dengan cara apapun."Tidak perlu, Ray. Kita sudah menikah. Jadi masalahmu adalah masalahku juga," ujar Renata dengan senyum menyeringai, tapi Rayhan tidak sadar akan itu.Dia hanya tahu pernikahan mereka itu terpaksa demi menyelamatkan Renata dari perjodohan orangtuanya. Padahal tidak."Terimakasih, Renata. Kita hanya menikah di atas kertas demi menyelamatkan dirimu. Tapi sikapmu begitu baik. Sayang bunda tidak bisa melihat kebaikanmu," ucap Rayhan mengeluh."Sudahlah, Rey. Tidak apa jika mereka menilaiku buruk. Asalkan kamu selalu percaya padaku," balas Renata dengan senyum palsunya.Ada dendam tersendiri dalam diri Renata dan keluarganya kepada Pak Adam. Bukan karena Rayhan. Melainkan karena perusahaan gelap Pak Ricard, papanya Renata
Read more
Bab 50
Badanku seketika kaku. Tubuhku seakan tertampar. Jiwaku bagai tersambar petir disiang hari ketika mendengar apa yang baru saja Sinta katakan dan caranya berbicara. Dia yang sekarang sudah seperti bukan Sinta yang dulu. Kini dia bagai menjadi dua orang yang berbeda.Perkataan Sinta sungguh membuatku semakin diam. Bibir ini seakan kelu untuk berucap. Aku tidak menyangka Sinta begitu saja melupakanku.Melupakan hubungan yang pernah terjalin di antara kita.Ustadz Rahman menatapku dengan penuh tanda tanya. Sengaja aku menyetel volume paling rendah, tadinya untuk bisa mendengar kata-kata rindu atau ucapan semacamnya. Tapi siapa sangka ternyata malah hal buruk yang dia katakan.Melihatku yang semakin diam, ustadz Rahman memilih mendekat dan mencoba meraih gawai, tapi aku langsung menjauhkannya."Kenapa?" tanyanya mengerutkan kening."Tidak ada, Tadz. Biarkan aku bicara sebentar lagi dengan Sinta," ucapku sambil tersenyum, sebisa mungkin aku berusaha untuk menunjukkan rasa kecewa."Biarkan a
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status