All Chapters of Menyesal Usai Talak: Chapter 51 - Chapter 60
75 Chapters
Bab 51
Dengan percaya diri, Sultan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri dari Sinta yang membuat Fahmi menatapnya tajam.”Kenapa? Tidak percaya?" tanyanya pada Fahmi dengan tatapan tidak suka.Sultan memang lelaki yang berbadan besar dan tinggi. Dia seorang pengusaha besar yang rajin dalam merawat tubuhnya hingga memiliki badan yang Sixpack. Suaranya pun tidak kalah keren dengan lelaki diluaran sana.Meskipun berasal dari kalangan pondok, Sultan tetap masih belum terbiasa. Karena sudah berada belasan tahun dia hidup diluar pondok. Hidup keras baginya adalah hal yang biasanya. Dia juga terbiasa menjadi donatur dibeberapa pondok tanpa membeberkan nama besarnya dari seorang anak ulama yang sangat terkenal.Baginya hidup biasa lebih indah. Bahkan sangat indah daripada kehidupan mewah.Sinta mengerutkan keningnya usai mendengar Sultan mengatakan dirinya adalah calon istri dengan penuh percaya diri."Kenapa? Tidak mau?" goda Sultan."Jaga ucapan anda, Pak. Karena Saya belum menyetujui permint
Read more
Bab 52
"Ikutlah denganku!" ajak Sultan kepada Sinta dengan suara baritonnya."Kemana?" tanya Sinta mengerutkan keningnya."Bidadari pertama hatiku.""Emang punya?" tanya Sinta dengan tatapan mengejek yang membuat Sultan menjentikkan jari di keningnya."Aw!"Sinta meringis dan tangannya mengusap-usap kening yang terasa sakit."Aku 'kan cuman tanya! Bikin sebel!" Sinta menggerutu."Tentu saja aku punya. Tanpa bidadari itu, aku tidak akan ada di dunia ini dan bertemu dengan bidadari hati," gombal Sultan dengan nafasnya yang mulai tidak teratur.Tangannya mencoba menyentuh dada yang berdetak semakin kencang seperti sedang ikut maraton."Ya, aku kira bukan sosok ibu," ucap Sinta dengan wajah yang tampak kesal tapi tetap saja tidak terlihat jika bagi orang-orang yang jarang bersama Sinta atau baru saja mengenalnya."Kalau bukan Umi, mau siapa lagi," goda Sultan dengan wajah yang sedikit di condongkan ke arah Sinta."Jaga jarak!" Sinta mendorong wajah Sultan menjauh dari wajahnya yang mulai memerah
Read more
Bab 53
Menyesal Usai TalakAku mengerjapkan mata. Kepalaku terasa sangat berat bagai beban puluhan kilo menimpanya. Rasanya sangat menyakitkan. Jadi aku mengurungkan niat untuk membuka mata. Biarlah mata ini terpejam sebentar lagi."Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya seorang wanita yang suaranya mirip dengan seseorang.Tunggu...benar, aku mengenali suara itu.Sinta. Itu suara bidadari yang selama ini aku rindukan. Dia istriku."Alhamdulillah operasinya berjalan lancar. Tunggu sampai pasien sadar, baru anggota keluarga diijinkan untuk menjenguk. Tapi bergantian," jelas seseorang yang Sinta sebut dokter dengan hati-hati. Walau aku belum membuka mataku, tapi percakapan di luar sana terdengar sangat jelas."Alhamdulillah." Terdengar suara banyak orang mengucap syukur dengan serempak.Tunggu....dimana aku??Dengan berat, aku mencoba dan berusaha keras membuka mata.Akhhh... rasanya sangat menyakitkan.Aku mengerjapkan mata kembali. Ruangan yang serba putih kini terlihat dengan jelas. Bisa langsung
Read more
Bab 54
Aku mengacak rambutku frustasi. Tidak ada yang faham akan perasaanku. Semua orang menganggapku bodoh karena mereka belum faham bagaimana rasanya berada di posisiku. Rasa bersalah yang besar begitu menghantui setiap hari. Tidak, tapi setiap waktu. Tapi yang aku lukai malah bersikap cuek, padahal dialah satu-satunya yang ada dalam hatiku.Dengan langkah yang terseok-seok, aku berjalan ke kamar Sinta dan mengeluarkan semua pakaian yang ditinggalkannya dan kutumpuk memenuhi tempat tidur. Ketika lemari sudah kosong, aku menjatuhkan diri di atas tumpukan baju itu. Kutatap langit-langit kamar ini. Kamar yang penuh dengan berjuta kenangan indah.Sungguh aku tidak mengerti bagaimana cara berfikir orang-orang. Bukankah hal baik jika mantan suami ingin kembali kepada istrinya? Tidak ada yang menentang hal itu. Bahkan agama pun mengizinkan. Asalkan pihak wanita menikah dulu dengan orang lain.Tapi manusia-manusia ini! Mereka bertingkah seolah mereka suci dan hanya akulah pendosa. Ck! Munafik! Tid
Read more
Bab 55
Aku mengerjapkan mata. Kepalaku terasa sangat berat bagai beban puluhan kilo menimpanya. Rasanya sangat menyakitkan. Jadi aku mengurungkan niat untuk membuka mata. Biarlah mata ini terpejam sebentar lagi."Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya seorang wanita yang suaranya mirip dengan seseorang.Tunggu...benar, aku mengenali suara itu.Sinta. Itu suara bidadari yang selama ini aku rindukan. Dia istriku."Alhamdulillah operasinya berjalan lancar. Tunggu sampai pasien sadar, baru anggota keluarga diijinkan untuk menjenguk. Tapi bergantian," jelas seseorang yang Sinta sebut dokter dengan hati-hati. Walau aku belum membuka mataku, tapi percakapan di luar sana terdengar sangat jelas."Alhamdulillah." Terdengar suara banyak orang mengucap syukur dengan serempak.Tunggu....dimana aku??Dengan berat, aku mencoba dan berusaha keras membuka mata.Akhhh... rasanya sangat menyakitkan.Aku mengerjapkan mata kembali. Ruangan yang serba putih kini terlihat dengan jelas. Bisa langsung kutebak kalau aku s
Read more
Bab 56
"Aku tidak menyangka kalau lelaki itu benaran hilang ingatan, Kak," Dafa menarik nafas gusar. Profesinya sebagai dokter membuatnya harus siap jika berada di persimpangan jalan.”Biarkan saja, yang jelas calon kakak ipar-mu itu cerdas dan pasti akan bertindak tegas. Dia tidak mungkin selalu menurutinya walaupun sekarang hilang ingatan. Apalagi di antara mereka sudah tidak ada hubungan apapun. Tapi jika—” Sultan menggantungkan ucapannya.”Tapi apa, Kak?" Dafa terlihat semakin penasaran”Jika dia tidak bisa menolak salah satu keinginan dari mereka, kakakmu ini yang akan turun tangan langsung,” ucapnya Sultan serius. Bahkan Dafa menampilkan ekspresi wajah terkejut mendengar kakaknya berkata demikian.Karena semenjak wanita yang bernama Sinta itu pergi, hidupnya seakan berjalan datar bersama kakaknya yang seperti kehilangan kekuatan jiwa. Tapi sekarang dia tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Karena lelaki yang ada di hadapannya itu sudah kembali menjadi dirinya yang hidup.***Kedatangan
Read more
Bab 57
Menyesal Usai TalakKecelakaan yang harusnya menimpa Sinta tapi malah beralih kepada Fahmi membuat Sultan merasa dibakar cemburu setiap waktu. Sebagai bentuk terimakasih, Sinta mengurus semua yang Fahmi butuhkan. Padahal dengan cerdas Sinta telah menjadikan Janah sebagai perawat, tapi lagi-lagi Fahmi menolak untuk diurus orang lain."Dia betulan hilang ingatan, Kan,” ucap Dafa menghembuskan nafas kasar. Pasalnya sang kakak menolak untuk mengakui kalau mantan istri dari wanita yang dicintainya itu benar-benar telah mengalami amnesia."Tunggu saja sampai orang suruhanku menemukan mobil yang menabraknya. Maka pelakunya akan segera terbongkar," gusar Sultan dengan raut wajah yang menyeramkan."Ayolah, Kak. Sejak kapan kakak menjadi begini?" Dafa menggelengkan kepalanya, tidak percaya kalau kakaknya bisa bersikap kekanak-kanakan begini."Jangan anggap aku kekanakan! Kau belum merasakan bagaimana rasanya jika wanita yang kau cintai tinggal bersama mantan kekasih atau suaminya." Sultan semak
Read more
Bab 58
PoV Umi JanahAku tersentak kaku. Tubuh ini langsung berkeringat dingin. Baru pertama kalinya mendengar Sinta, mantan istri Fahmi berkata seperti ini. Apalagi dengan nada tajam. Apakah aku berada di jalan yang benar kalau menginginkan wanita yang pernah menjadi menantuku itu kembali rujuk dengan Fahmi? ”Jaga bicaramu! Walau bagaimanapun Umi yang pernah melahirkanku juga adalah Umi kamu Sinta," ucap Fahmi dengan nada Sinis, tapi tetap terdengar lembut. Namun tetap saja tidak bisa dipungkiri kalau Sinta sekarang sangat pintar. "Andai kamu tahu yang apa yang sudah terjadi padaku beberapa bulan ini, seberapa banyak rasa sakit yang aku terima, maka kamu akan malu mengatakan itu, Mas." Sinta membalas Fahmi dengan lebih sinis.Jika kamu tidak punya rasa malu sedikit pun, maka tidak ada yang patut untuk dihormati dari dirimu," lanjutnya sangat lantang dan penuh penekanan. Tidak heran jika dia adalah anak dari seorang Gus, dia pasti tidak ingin sedikit pun bersentuhan dengan yang bukan mahra
Read more
Bab 59
Secara sengaja aku mengikuti langkah Sinta. Kemana sebenarnya dia hendak pergi sampai tergesa-gesa seperti itu. Meskipun badan masih terasa lemas, aku terpaksa menyimpan kursi roda dan mengikuti Sinta dengan terseok-seok.Ketika aku sedang mengikuti langkahnya yang hampir sampai ke kamar Umi, dia memutar tubuhnya dan kembali ke dalam kamar yang sudah kosong beberapa bulan lalu.Kini aku sengaja berdiri tidak jauh dari ruangan itu untuk melihat siapa yang akan dia temui dan apa yang akan dibicarakannya.Tidak lama yang datang adalah Umi, lalu menarik Sinta untuk masuk ke kamar yang dulu pernah di tinggalinya itu.Jangan bertanya apa aku sudah mulai mengingat, karena aku memang mengingat semuanya. Hanya saja inilah satu-satunya cara agar aku bisa menahan Sinta tetap berada di sisiku. Aku juga yakin Umi akan mendukung rencanaku sepenuhnya, kecuali Abah. Apalagi ustadz Rahman yang akan selalu menentang apapun rencanaku.***Mulutku seperti tersekat ketika mendengar perkataan matan istriku
Read more
Bab 60
Aku mencoba untuk menyembunyikan reaksi keterkejutanku. Bahkan, rasa takut seakan menghantamku sekarang. Bagaimana mungkin dia mengetahui semua ini?!"Apa maksudmu?" Aku berpura-pura tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya. Meskipun cerdas, berkuasa, dan bertahta. Tapi Sultan tetap pada dasarnya hanyalah manusia biasa. Dia tidak mungkin dapat mengetahui semua ini, jika aku menguburnya."Sudah kubilang, Aku bukan orang bodoh seperti dirimu!" ucapnya kuat dengan intonasi tajam.Tentu saja aku tahu."Aku bukan kau, yang akan menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang kau inginkan!" lanjutnya dengan nafas yang memburu. Sepertinya dia memang sudah sangat membenciku. Tapi aku tidak akan menyerah dengan mudah. Apa dia pikir, hanya dirinyalah yang berhak dan pantas berada di samping Sinta dan semuanya tidak?! Aku juga kriteria yang sempurna untuk menjadi pendampingnya."Cukup! Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu bicarakan," ucapku santai. Aku harus bermain cantik dan tar
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status