Lahat ng Kabanata ng Sebait Asa Pernikahan: Kabanata 31 - Kabanata 40
50 Kabanata
Bab 31 Siapa Itu?
Mendapatkan sebuah foto lengangnya kota London, akhirnya Selly dan Ryan memutuskan untuk pulang. Ryan mengantarkan Selly pulang lebih dulu sebelum pulang ke apartemennya. Dengan mengendarai bis mereka menuju ke rumah Selly. “Apa kamu akan langsung bekerja nanti?” tanya Selly.“Iya.” “Baiklah, nanti fotonya akan aku kirim setelah aku edit.” Selly memang bekerja sebagai fotografer lepas yang direkrut Ryan. Dia tak mau terikat dengan perusahaan majalah karena takut tidak tahu akan seberapa lama di London. Jadi pekerjaan ada jika kantor membutuhkan. Ryan mengangguk dan meninggalkan rumah Selly. Selly yang begitu lelah langsung masuk ke rumah. Hal pertama yang akan dia lakukan adalah mandi dan mengedit foto untuk segera dikirim. Setelah itu barulah dia akan beristirahat. Dengan langkah gontai, Selly menuju ke kamarnya. Namun, baru saja dia membuka pintu, tampak ada seseorang di kamarny
Magbasa pa
Bab 32 Bermain Drama
Orang tua Abigail menyambut Regan dan Selly. Regan dengan mesranya selalu menggandeng tangan Selly. Membuat Selly merasa aneh sekaligus tidak nyaman. Seolah mereka sedang bersandiwara.Sambil menunggu makan malam, mereka menikmati kudapan dan saling bercerita di ruang keluarga. Tampak Selly duduk di samping Regan. Sepanjang mengobrol, tangan Regan tak lepas menggenggam tangan Selly. “Kalian mesra sekali, seperti pengantin baru saja. Aku jadi iri,” ucap Abigail melihat Selly dan Regan yang sedari tadi menempel bak prangko.“Iya, karena kami saling mencintai.” Regan menarik tangan Selly dan mendaratkan kecupan di sana. Selly membelalak. Merasa heran karena Regan dengan percaya dirinya mengatakan hal itu. Padahal jelas-jelas kemarin Regan sangat dingin dengannya. Sandiwara apa yang sedang dibuatnya. Mencintai? Bukannya hanya aku yang mencintai?Selly memutar bola matanya malas. Apa yang dikatakan Regan tak sesuai dengan
Magbasa pa
Bab 33 Daftar Kesalahan
Dari dalam bus, Selly melihat bangunan kuno yang dilewati sepanjang jalan. Deretan hotel, restoran dan toko berjajar sepanjang jalaan. Bangunan dengan arsitektur kuno begitu indah ketika dikelola dan dirawat dengan baik. Walaupun bangunan-bangunan itu sudah tua, tetapi memancarkan keindahan dengan khasnya sendiri. “Bangunan-bangunan itu memang terlihat kuno, jika dibiarkan akan menjadi bangunan tua saja. Mungkin ada beberapa orang yang bisa menerima dan memakainya begitu saja seperti yang terdapat di negara kita. Namun, beberapa lain, memolesnya untuk lebih baik lagi, agar bisa digunakan, tanpa meninggalkan aslinya.” Suara Regan terdengar mengomentari apa yang dilihat Selly. Selly hanya bisa melirik malas. Dia pikir setelah marah tadi, Regan tidak akan mengejarnya. Namun, yang dipikirnya salah. Regan masih mengikutinya dan justru ikut duduk di sampingnya. “Sama seperti manusia, yang memiliki pikiran kunonya, ada beberapa yang bisa menerimanya. Ada beber
Magbasa pa
Bab 34 Perhatian
“Pagi,” sapa Regan. Selly terkejut dengan sapaan Regan yang begitu hangat di pagi hari. Namun, lebih membuatnya kaget adalah tampilan Regan yang memakai apron. Aroma masakan menjelaskan jika suaminya itu sedang memasak. “Pagi.” Selly menarik kursi dan mendaratkan tubuhnya. Regan menghampiri Selly dengan dua piring makanan di tangannya. Meletakkan tepat di depan Selly.Roti, telur, daging dan tomat panggang begitu menggiurkan. Tambahan kacang dengan saus yang dipanggang pun menjadi sumber serat di antara makanan berlemak itu. “Kamu yang memasak?” tanya Selly yang sedikit tidak percaya. “Memang siapa lagi kamu pikir?” Selly tersenyum, tidak menyangka daftar yang diberikannya bisa mengubah Regan. Aroma daging panggang yang begitu menggelitik indra penciumannya, membuat Selly tak melewatkan makanan yang tersaji di depannya. Tangannya pun langsung bergerak memotong daging dan memasukkannya ke dalam mulut.
Magbasa pa
Bab 35 Merasakan Hal Yang Sama
Musim panas belum berakhir hingga membuat langit kota London begitu cerah. Biasanya orang-orang memanfaatkan musim panas untuk berjalan-jalan. Selain waktu yang terasa lama. Perjalanan tidak akan terganggu dengan turunnya salju atau hujan. Secerah cuaca kota London, pagi ini wajah Regan juga begitu cerah. Dia begitu bersemangat untuk mengajak Selly pergi. Regan akan mengajak Selly untuk pergi ke satu tempat. Menggunakan bus, mereka sampai di tempat tujuan. ZSL London Zoo-kebun binatang yang menjadi tempat yang mereka kunjungi.Perjalanan dari rumah Selly di Princess Street, memakan waktu tiga puluh menit dengan menggunakan bus. Namun, terbayar saat sampai di sana. Karena wajah Selly begitu bahagia. Saat baru saja tiba di kebun binatang, ponsel Regan berbunyi. Merogoh kantung celananya, dia melihat siapa yang mengirimnya pesan. [Pergi jalan-jalan ke mana?] Pesan dari Bryan yang masuk ke ponsel Regan. [ZSL London Zoo]
Magbasa pa
Bab 36 Raihlah Impianmu
Waktu istirahat karyawan tiba. Selly ikut teman-temannya dan atasannya untuk makan bersama. Sebenarnya hatinya cemas memikirkan Regan yang entah sudah makan atau belum. Namun, dia tak punya pilihan, karena ini pertama kalinya dia diajak makan siang bersama. Sebagai karyawan lepas yang memang hanya datang saat dibutuhkan, membuatnya merasa tidak enak menolak. “Sepertinya kamu sedang cemas,” ucap Ryan ketika melihat Selly.“Em ... tidak,” jawab Selly seraya menggeleng kepalanya. “Dia sudah tua, pasti dia akan baik-baik saja.” Ryan tersenyum meledek Selly. Selly tahu siapa yang dimaksud oleh Ryan. Sudah pasti Ryan tahu jika Selly memikirkan Regan. Ikut larut dalam makan siang bersama, membuat Selly melupakan sejenak Regan yang mungkin sedang panik dan kelaparan di rumah. Tak mau merusak suasana makan siang, dengan tiba-tiba pergi demi Regan. Membenarkan ucapan Ryan, jika suaminya sudah pasti bisa mengurus dirinya sendiri. Sebel
Magbasa pa
Bab 37 Memperbaiki Kesalahan
Selly membuka pintu. Matanya yang sipit karena sehabis menangis, langsung membulat sempurna ketika melihat siapa yang ada di depan pintu. “Hai,” sapa Regan dengan polos. Selly melihat Regan dari atas sampai bawah. Koper besar milik pria itu diletakkan tepat di sampingnya. Seolah dia datang kembali. Tepat saat melihat wajah Regan, pria itu tersenyum polos. Membuat Selly melipat tangan di dada. Gemas sekali melihat wajah polos yang sudah membuatnya menangis. Regan menelan salivanya. Takut sekali dengan tatapan Selly. “Apa aku boleh masuk?” tanyanya dengan bodoh. Tanpa menjawab ucapan Regan, Selly melebarkan pintu. Mempersilakan Regan untuk masuk ke dalam. Manik birunya masih terus menatap Regan dengan tajam. Pertanyaan di otaknya mulai banyak dan itu hanya bisa dijawab oleh Regan sendiri. Regan menarik kopernya, masuk ke rumah. Melewati Selly yang masih berdiri di depan pintu. Dia bingung sekali harus menjelaskan apa ked
Magbasa pa
Bab 38 Memilki Anak Darimu
Daun-daun mulai menguning-memberi warna yang begitu indah. Warna orange dari daun-daun di pohon menghiasi sepanjang jalan. Membuat mata dimanjakan dengan pemandangan yang ada. “Sudah akan memasuki musim gugur,” ucap Selly ketika berjalan beriringan dengan Regan. Matanya menatap dedaunan yang sudah mulai menguning. Setelah drama tangisan, kekesalan dan kemarahan, akhirnya mereka memulai untuk memahami satu dengan yang lain dari awal. Menggunakan waktu untuk berdua. Satu hal yang mereka lakukan adalah pergi untuk jalan-jalan.“Iya, aku tidak sabar untuk menikmati musim gugur di sini,” ucap Regan seraya menarik tubuh Selly mendekat. Selly sedikit terkejut. “Apa kita akan menikmati musim gugur di sini?” tanya Selly menengadah menatap Regan. “Iya,” jawab Regan pasti. “Apa kamu tidak apa meninggalkan pekerjaanmu?” “Lebih baik aku meninggalkan pekerjaan dari pada meninggalkanmu.” Bagi Regan kini Selly lebih dari segalanya
Magbasa pa
Bab 39 Kehidupan Baru
Bryan dan Felix sampai di Bandara. Mereka menunggu Selly dan Regan yang sedang dalam perjalanan ke Indonesia. Mereka menunggu di tempat parkir. Tempat yang pas untuk mereka menikmati sebatang rokok.“Sepertinya Kak Selly sudah luluh,” ucap Felix seraya mengembuskan asap rokok ke udara. Tubuhnya bersandar di mobil. “Kalau dia belum luluh, mana mungkin dia pulang,” cibir Bryan. Tangannya mengarahkan rokok yang berada di sela-sela jarinya. Mengisapnya, kemudian mengembuskannya. “Benar juga,” jawab Felix tertawa. Baru saja Bryan dan Felix membicarakan Regan dan Selly, tiba-tiba suara ponsel Bryan berdering. Ternyata itu adalah Selly. Dia mencari adiknya yang tak terlihat saat dia keluar dari Bandara. Tak butuh waktu lama, Bryan dan Felix menjemput mereka. Turun dari mobil dua pria itu membantu memasukkan koper ke bagasi.“Kalian itu ke mana saja. Aku sudah menunggu sedari tadi.” Setelah sekian lama tidak mendengarkan suara c
Magbasa pa
Bab 40 Sakit
Selly yang sedang tertidur merasakan perutnya sakit. Hingga membuatnya yang tertidur, meringis kesakitan. Karena terasa sakit, dia membuka matanya. “Sayang,” panggil Selly menggoyang-goyangkan tangan suaminya yang melingkar di tubuhnya. “Em ... kenapa?” Regan yang mendengar suara istrinya, terbangun.“Perutku sakit.” Mata Regan seketika membuka sempurna. Tangannya menyibak selimut dan langsung bangkit dari tempat tidur. “Kenapa?” tanyanya khawatir. “Aku ke kamar mandi dulu, aku mau mengecek dulu.” Selly bangun dan berlalu ke kamar mandi. “Mengecek?” gumam Regan bingung. Masih dengan kebingungannya dia mengekor di belakang Selly dan berhenti di depan kamar mandi. Di depan kamar mandi, Regan menunggu istrinya yang sedang di kamar mandi. Beberapa saat kemudian Selly keluar. Wajahnya terlihat muram ketika keluar. Regan yang melihat hal itu merasa panik. “Kenapa?” tanya Regan memegangi bahu Selly. “
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status