All Chapters of Rahasia sang Pewaris Kembar: Chapter 31 - Chapter 40
122 Chapters
Hidup Baru?
Langkahnya tertatihnya sontak terhenti tepat di ambang pintu ruang perawatan kala menemukan sesosok pengunjung tak terduga tengah menantinya. Menyadari kehadirannya, Eddy Ross segera bangkit dari duduk dan memberi salam tanpa kata ke arahnya. “Bisa utarakan maksud kedatanganmu kali ini, Eddy?” Ia mendengus resah sembari melanjutkan langkah memasuki ruangan.“Saya datang menjemput Anda keluar dari rumah sakit dan mengantar Anda pulang.”Jawaban sekretarisnya itu seketika membuatnya terhenyak. “Bagaimana kamu ....”Seolah mampu menebak lanjutan ucapannya dengan baik, Eddy memberinya penjelasan tanpa membuang-buang waktu.“Pihak rumah sakit menginfokan bahwa Anda telah diperbolehkan menjalani rawat jalan.”Ia terhenyak dalam diam. Rasa heran seketika memenuhi ruang pikirnya. Jika memang dokter Monger berniat menghubungi pihak keluargaku, mengapa hari itu pria tua tersebut seolah-olah memintaku berusaha sendiri mencari kontak dan menyiratkan tidak tahu menahu mengenai informasi yang
Read more
Mengapa Selalu Ann?
Ia menoleh dengan wajah yang mengernyit. "Sullivan?""Iya, Pak. Pengurus rumah tangga harian Anda," ujar Eddy menjelaskan dengan sigap.Lagi-lagi ia terjeda sebelum menanggapi lewat anggukan pelan. Diangkatnya sebelah tangan serta menggerakkannya sebagai siratan penolakan. “Sepertinya tidak perlu untuk hari ini ....”Diletakkannya tubuh ke atas sofa yang membentang di ruang tengah itu dengan gerak hati-hati seolah tubuhnya terbuat dari gelas. Hasrat untuk memiliki ruang dan waktu bagi diri sendiri kembali membersit dalam hatinya. Entah mengapa setiap sosok sekretarisnya itu hadir di dekatnya, keinginan tersebut kerap kali muncul dalam dirinya. Alih-alih merasa terhibur memiliki seseorang yang selalu menjaga kebutuhannya di sekitar, batinnya gerah dengan kehadiran ‘partner kerja’-nya itu. "Aku hanya ingin beristirahat saat ini," tutur nya singkat dengan maksud tersirat jelas pada sekretaris yang semenjak tadi berada di dekatnya terus menerus bagai satelit tersebut.Tanpa bantahan sep
Read more
Selamat Datang ke Kehidupan Nyata!
Ponsel dalam sakunya terasa bergetar. Seketika ia baru menyadari benda tersebut telah terus berada di saku celananya nyaris separuh hari tanpa meniliknya. Segera diraihnya ponsel itu dan menerima panggilan dari Joanne. Ditekan-tekankannya sebelah tangan ke pelipis serta beranjak bangkit dari pembaringan. “Anne. Maaf aku belum memeriksa ponsel ....” ujarnya mengawali pembicaraan dengan suara serak.“Apakah kamu baik-baik saja, Will?”Ia melangkahkan kaki terseok-seok menghampiri jendela lebar yang ada pada ruangan. Disingkapkannya tirai tebal yang menutupi seluruh permukaan kaca jendela tersebut. Sinar mentari pagi sontak menyergap pandangannya. Dengan memicing ia menyahuti Joanne yang terdengar risau di ujung telepon.“Aku baik-baik saja. Aku hanya merasa lelah dan tertidur ....”“Apakah kita bisa bertemu di tempat biasa?”“Hah?” Serta merta ia terhenyak dan terjeda. Tanpa tercegah otaknya seketika menelaah kata ‘tempat biasa’ yang dimaksud. Namun dalam waktu singkat pula terdeng
Read more
Aku Sakit Apa?
Ia mengernyit tak paham. Seiring kegusaran yang membuncah, kepalanya turut kembali berdenyut nyeri. Sebuah ketukan pada pintu kamar serta merta membuatnya terlonjak kaget."Ya?" sahutnya bagai erangan."Tuan Wilbert, sarapan Anda telah siap!" terdengar Bu Sullivan berbicara di depan pintu. Ia bergumam tak jelas sebagai tanggapan. Didorongnya laci nakas itu dengan sekali hentakan, berdiri perlahan dan terduduk di pinggir pembaringan. Ditekan-tekannya kedua sisi pelipisnya berharap mampu meringankan deraan rasa yang sangat mengusik tersebut.Sepiring sajian sehat telah tersaji di atas meja bar sebagai sarapan –omelet lengkap dengan sayuran rebus. Perut yang bergemuruh memerintahkannya untuk segera menyantap sajian tersebut tanpa menunda lebih lama lagi. Pada suapan kedua ia menghentikan kunyahannya. Kemudian bergerak menuju lemari dapur, membuka satu per satu pintu lemari."Ada yang Anda butuhkan, Tuan Wilbert?" Teguran sang pengurus rumah tangganya itu sempat membuat geraknya terce
Read more
Keingintahuan yang Membuncah
Ia terjeda. Demikian banyaknya keingintahuannya yang membuncah di dasar hatinya hingga ia bingung memilahnya. Demikian banyaknya pertanyaan yang tumpang tindih di dalam benaknya hingga ia tidak tahu darimana harus memulai. Wanita tua itu tampak menyingsingkan lengan pakaian kerja dan duduk di dekatnya, menatapnya seksama. Menyadari tengah dinanti untuk melanjutkan ucapan, ia mendorong dirinya kembali berbicara. "Aku... aku ...." Keraguan besar yang mendadak timbul dalam batin membuat lidahnya kelu dan benaknya beku. Pada akhirnya ia hanya menghela nafas panjang dan terduduk lemas di pinggir pembaringan.Entah mengapa dalam sesaat ia merasa adalah lebih baik untuk tidak sengaja mencari tahu tentang keseharian terdahulunya. Dan entah mengapa ia menyakini adalah kurang bijak untuk terburu-buru mencari tahu segala sesuatunya. Mungkinkah ia akan menyesalinya jika mengetahuinya dan juga semakin terusik? Bagaimana jika ia melupakan karena ingin melupakan? Bisa jadi dirinya kini adalah
Read more
Ketidaknyamanan
Dipasangnya pandangan menelisik ke tiap sudut lobi yang dipenuhi orang hilir mudik dengan tiap kesibukan mereka itu. Ia tak menemukan sosok yang dicarinya. Apakah Eddy mengusik Joanne hingga wanita tersebut memutuskan untuk pergi tanpa menanti kedatangannya? Mengapa kehadiran Eddy seolah selalu mengusik kenyamanan siapa saja? Dihelanya nafas berharap mengurangi rasa resah yang menyesakkan dadanya itu sebelum kemudian menoleh kepada sosok hening di balik punggungnya. “Baiklah. Apa yang membawamu datang ke mari?”“Saya membawakan beberapa dokumen lain agar Anda dapat mempelajarinya,Pak,” jawab sekretarisnya itu sigap yang seketika menarik tatapannya pada setumpuk map plastik di tangan pria tersebut. Lagi-lagi ia hanya bergumam pelan tanpa kata-kata. Ia membawa dirinya kembali ke depan lift khusus menuju suite yang diikuti oleh Eddy. “Apakah Anda telah mempelajari dokumen-dokumen dasar yang saya bawakan saat di rumah sakit?”Terdengar pria di sampingnya itu berusaha memecah kehening
Read more
Aku Tidak Sanggup
"Sebaiknya kamu kembali besok, Ed ...." putusnya dengan disertai wajah nan kusut masai. Sebagaimana yang sudah-sudah, pria itu selalu menuruti apa yang dimintanya. Tidak butuh waktu lama bagi Eddy untuk berbenah dan kemudian berpamitan. Pria tersebut sempat menggumamkan sesuatu sebelum berlalu meninggalkan ruangan. Namun dikarenakan isi benak yang masih terlalu penat, ia tidak terlalu menyimak ucapan pria itu dan hanya menanggapi sekenanya. Ia baru kembali bergeming setelah mendengar suara desing menutup dari pintu depan. Diraihnya kembali gelas minuman yang masih tergeletak di atas meja bar dan meneguk isinya hingga tak bersisa. Setelah menyantap salad sayur dan jagung nir rasa yang telah disiapkan Bu Sullivan baginya, ia menghambur tertatih ke ruang tidur. Direbahkannya diri dengan gerak resah ke atas pembaringan. Ini baru awal. Dan aku telah merasa seluruh energi dalam diri terkuras habis-habisan. Aku yakin, ini belum ada apa-apanya. Dan aku telah merasa seluruh daya pikir da
Read more
Kenyataan nan Membingungkan
Joanne yang telah berhasil menyeberangi jalanan segera berlari kecil meraihnya tanpa terusik oleh teriakannya barusan. Wanita itu serta merta memberinya sebuah dekapan yang menenangkan. “Tenanglah,Will. Apa yang membuatmu demikian kalut hari ini?” bisik sosok tersebut di samping telinganya. “ .... ”Nir tanggapan ia hanya membenamkan wajah ke dalam dekapan Joanne. Bahkan dirinya sendiri tak memahami apa yang tengah terjadi dengannya saat ini. “Sebaiknya kita ke tempat yang tidak mengharuskanmu menyeberang jalan. Hmm?”Ia mengangguk dengan gerak gagap ditenggarai helaan nafas panjang berkali-kali.“Pesanan Anda, Tuan dan Nyonya?” Teguran itu serta merta membuatnya menggeser tatapan dari atas salah satu meja yang berada tak jauh dari pintu masuk kafe ke sang pelayan di samping meja.“Aku ingin memesan minuman yang sama dengan pesanan tamu di meja dekat pintu masuk itu ....” ucapnya sembari mengarahkan mata ke tempat yang dimaksud.“Minuman pesanan wanita dengan pakaian kuning bergar
Read more
Dikuntit?
Sembari tergelak disertai desahan letih, ia menopangkan kepalan tangan di depan bibir dan melempar tatapan ke segala arah.Kata-kata yang sama seperti diucapkan perawat saat menjalani perawatan di rumah sakit. Masalah dengan ginjal. Apakah itu penyakit yang tak menunjukkan gejala apapun? Apakah aku hanya terlihat sehat-sehat saja namun sesungguhnya tidak? Apakah itu penyakit yang tak terdeteksi begitu saja oleh orang awam sepertiku? Ini tak masuk akal. Jika diberlakukan diet yang demikian ketat dan diharuskan meminum obat-obatan yang tak terbilang jumlahnya itu bukankah sedikit banyaknya aku merasakan keluhan yang jelas dan nyata? Ia mendengus gusar. Kepalanya terasa penat dan penuh. Tatapan penuh cemas dari wanita yang duduk di hadapannya itu seketika menyadarkannya dari hiruk pikuk sang pikiran. Dikatupkannya pelupuk mata sesaat serta menarik nafas dalam-dalam, berjuang menentramkan kecamuk dalam benak. Kemudian ia memberi tatapan lekat pada Joanne disertai senyuman. "Lebih ba
Read more
Lebih dari Obat Penenang
Dengan sekali hentakan ia membuka pelupuk mata, melesatkan diri keluar dari mimpi buruk yang acapkali menghantui tidurnya. Bersama nafas yang berkejar-kejaran dan kepala yang berdenyut-denyut hebat, pandangan nanarnya menyusuri seluruh ruangan tiada henti. Wanita yang kupanggil ‘Ann’ itu lagi, gerutu gusar batinnya. Mengapa selalu dia? Mengapa aku kerapkali memimpikannya? Apa yang harus kuketahui? Apa yang ingin disampaikan oleh mimpi-mimpi itu? Apa?Semakin ia mencoba berpikir, semakin tak tentu arah sang benak berkelana. Dan ia semakin tersesat tanpa menunjukkan akan menemukan jawaban. Ia sangat terusik oleh mimpi yang berulang-ulang bagai sugesti yang menghantui. Ia sangat jenuh dengan mimpi yang terus menerus menghampiri bagai sebuah keharusan yang mengikuti. Dengan mengerang resah ia bangkit dari pembaringan dan melangkah keluar. Dihampirinya meja bar sembari mengusap-usap dahi penatnya. Diarahkannya kedua mata yang masih terasa berat pada deretan koleksi botol alkohol mahal
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status