All Chapters of Jenderal Naga: Chapter 2591 - Chapter 2600

Josan kembali ke kediamannya dengan ekspresi wajah garang dan menakutkan, sampai urat-urat di wajahnya tampak menonjol. Dia bisa merasakan kekuatan Chandra yang sangat lemah dan sama sekali tidak mengancam baginya. Fakta ini memudahkannya untuk merebut harta karun yang dimiliki Chandra. Di sisi lain, Chandra sama sekali tidak tahu konspirasi yang sedang berlangsung untuk melawannya. Namun, Chandra juga tidak sepenuhnya percaya kepada Josan. Dia merasa, Josan memiliki niat jahat kepadanya. Namun, dia tidak tahu apa rencana Josan. Chandra memutuskan untuk tetap berada di kediamannya yang berada di puncak utama Sekte Pedang Zuwei. Waktu berlalu dalam sekejap mata. Dua puluh sembilan hari telah berlalu sejak Chandra muncul di perbatasan Kerajaan Alunara. Malam hari ini. Langit bertabur bintang. Chandra duduk di kursi halaman sambil memandangi bintang-bintang yang bersinar di gelapnya malam. Kemudian Chandra bergumam, “Hari ini adalah kari ke-29. Setelah hari ini, maka hari ke-30. Hann

Kemudian Chandra menggerakkan pikirannya dan pori-pori di setiap tubuhnya mulai melebar. Dalam sekejap mata, energi pedang muncul di darah, tulang serta ototnya. Energi pedang itu keluar dari tubuhnya melalui pori-pori dan bersatu membentuk energi pedang berwarna putih. Energi pedang itu mengelilingi Chandra bagaikan petir putih. Sekarang, bentuk tubuh Chandra bagaikan sebuah pedang putih yang terhunus. Energi pedang yang ganas dan mengintimidasi terpancar dari tubuhnya. Master Pedang menatap tajam energi pedang yang ditunjukkan oleh Chandra. Sebagai seorang prajurit ahli pedang, dia bisa merasakan potensi dan kekuatan energi pedang ini. Dia tahu, kalau energi pedang ini bisa menghancurkan langit dan bumi jika dikultivasikan sampai puncak. Josan dengan penuh rasa iri bergumam, “Seperti yang kuduga. Energi pedang warisan Leluhur Pedang memang luar biasa kuat. Baru tingkat satu saja kekuatannya sudah sekuat ini. Pantas saja, energi pedang ini bisa menghancurkan langit dan bumi ketika

Josan juga diam-diam memperhatikan Chandra. Energi Chandra meningkat dengan pesat, begitu cepatnya hingga Josan pun merasa iri. Meskipun Josan merasa iri, diam-diam Josan juga merasa senang.Karena di mata Josan, semua yang dimiliki Chandra adalah miliknya. Semua yang didapatkan Chandra sekarang akan menjadi miliknya. Setelah Chandra mendapatkan seni pedang tertinggi dan Jurus Kutukan, maka tiba saatnya bagi Josan untuk beraksi. Dia diam-diam tertawa dalam hati ketika memikirkan hal ini.Hari demi hari berlalu. Energi Chandra semakin lama semakin kuat. Dalam sekejap mata, sepuluh hari telah berlalu. Kini, energi pedang di langit Sekte Pedang Zuwei sudah hampir lenyap sepenuhnya. Semua energi pedang itu telah diserap oleh Chandra, sebagai nutrisi untuk Citra Dharma-nya. Sekarang, Chandra telah mencapai tingkat ketiga Alam Dharma. Selama dia mau, dia bisa masuk ke Alam Bencana kapan saja.Aliran energi pedang melayang di sekeliling Chandra. Warna energi pedang itu berubah lagi. Di tingka

Kemudian, Josan menatap ke kejauhan dengan ekspresi seperti sedang memikirkan sesuatu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Chandra juga tidak berkata apa-apa. Suasana pun menjadi hening.Satu menit kemudian, Josan tiba-tiba berkata, “Kalau begitu, aku pergi dulu, nggak mau ganggu waktu istirahatmu.”Usai berkata, Josan menangkupkan kedua tangannya dan pergi. Chandra juga kembali ke kamarnya. Dia duduk di tempat tidur sambil memijat pelipisnya.“Apakah Sekte Pedang Zuwei benar-benar memiliki warisan yang ditinggalkan oleh Leluhur Pedang?” gumamnya.Kemudian, Chandra bertanya kepada Roh Penunggu yang berada di dalam Istana Abadi. Namun, Roh Penunggu tidak tahu tentang hal ini. Dia juga tidak bisa memberikan saran, hanya menyuruh Chandra membiarkan semua berjalan dengan sendirinya.Setelah menemui Chandra, Josan pergi menemui Master Pedang Zuwei. Saat ini, Master Pedang Zuwei sedang mengasingkan diri di pegunungan belakang. Dia mengenakan gaun ungu, du

Josan memijat pelipisnya sambil berkata, “Sekarang kita belum bisa apa-apakan dia. Dia kunci warisan seni pedang dan Jurus Kutukan. Kita sama sekali nggak boleh sentuh dia sampai saat-saat terakhir.”“Tapi, apakah dia akan curiga?” Wajah cantik Yuji dipenuhi kekhawatiran.Josan mengangkat dagu Yuji dan bertanya, “Kenapa? Kamu takut?”“Nggak, a-aku nggak takut.” Yuji pura-pura bersikap tegas.“Tenang saja. Aku sudah janji padamu, pasti bisa. Setelah semuanya selesai, kamu akan menjadi Master Pedang Sekte Pedang Zuwei. Kalau kamu mau, aku bahkan bisa berikan kamu takhta Kerajaan Alunara.”“Terima kasih,” kata Yuji.Josan menunjuk Hanna yang terbaring sekarat di tanah, lalu memberi perintah, “Kurung dia dulu.”“Oke, aku akan bawa ke penjara bawah tanah.”Yuji menyeret Hanna yang sedang sekarat dan membawanya ke penjara bawah tanah. Kemudian, Josan pergi. Dia telah menangkap Master Pedang dan Hanna, tapi dia tidak memberitahu siapa pun. Dia pura-pura tidak terjadi apa-apa dan kembali ke ke