All Chapters of ISTRI BISU SANG CEO: Chapter 71 - Chapter 80
228 Chapters
70. Penawaranmu yang Lebih Indah
Dengan matanya yang bengkak, Zoe memandang Wolf berlutut di depannya.Posisi itu saja sudah cukup untuk membuat Zoe mempertanyakan apakah kenyataan itu nyata atau tidak. Kata-kata Wolf itu malah semakin menjauhkannya dari dunia nyata.Wolf menawarkan sesuatu tanpa menyebut apa balasan untuknya hanya terjadi di dunia mimpi seharusnya. Terlalu indah untuk menjadi kenyataan.“Ada imbalan yang aku minta tentu.”Zoe nyaris saja mendengus karena dunia mulai tampak nyata, begitu Wolf menyebut imbalan.“I’ve fallen in love… with your voice. I want your voice. It's really… really beautiful.”(Aku jatuh cinta… pada suaramu. Aku menginginkannya, karena sangat indah)Zoe ingin mengutuk. Jantungnya tadi sesaat nyaris berhenti saat mendengar Wolf mengucapkan ‘love’. Jeda yang nyaris saja membuat artinya menjadi jauh berbeda. Pembahasan tentang suara yang mengikuti di belakangnya membuat nyawa Zoe kembali ke raga, dan menghangatkan tubuhnya.Ia hanya membahas tentang suara. Zoe langsung mengingatkan
Read more
71. Penerimaanmu Kepadaku
Zoe menunduk. Zoe juga merasa takut, karena paham kalau harapan Wolf pada dirinya amat sangat besar. Padahal dirinya sendiri tidak berani berharap banyak, mengingat ia tidak mampu lagi bicara setelah kemarin itu.Zoe tentu saja kembali mencoba untuk bicara selama berada di Rainbow Wings, beberapa puluh kali, tapi belum mampu menghasilkan satu kata pun.Tapi penawaran Wolf yang ini jauh lebih ‘sehat’ daripada yang dulu. Ia tidak menyembunyikan dendamnya, dan ia punya sesuatu untuk ditawarkan, bukan hanya tubuh. Perbedaan yang jelas akan membawa arah lain dalam perjanjian ini.“Aku terima.” Zoe menyerahkan kucing berwarna pink, dan Wolf bersorak.“YES!”Wolf bangkit dan menghambur memeluk Zoe yang terkejut. Wolf benar-benar memeluknya.Bukan pelukan basa-basi, tapi pelukan sangat erat sampai Zoe terangkat dari ranjang dan berdiri dengan paksa, saat Wolf mengayunkan tubuhnya karena sedang amat gembira.Dan itu adalah pelukan pertama yang diterima Zoe selama beberapa tahun terakhir.Tiana
Read more
72. Keinginanmu Sendiri
“ZOE!” Sara memekik saat melihat Zoe muncul dari balik punggung Wolf. “Aku pikir kau tidak akan pernah kembali!” Sara dengan ribut memeluknya, sampai memeriksa apakah keadaannya baik-baik saja. “Kau meragukan usahaku?” Terdengar Wolf menggeram jengkel karena Sara sama sekali tidak berpikir dirinya akan berhasil. “Tentu saja aku meragukan usahamu. Kau tidak pernah membujuk wanita, Aku ragu kau akan bertahan sejauh ini dan bisa membujuk Zoe untuk kembali.” Sara tidak memperdulikan sakit hati Wolf. “Aku mengejar karena tidak ingin bakatnya terbuang percuma, jadi sekarang…dia milikmu.” Wolf langsung mengalihkan pandangan ke arah ponsel di tangannya. “Aku pergi dulu. Terserah kau mau kemana setelah ini. Aku akan ada di kantor sampai malam,” kata Wolf, pada Zoe—yang mengangguk. Ia tidak akan menanti Wolf juga. Pekerjaannya menumpuk karena beberapa hari terakhir ia tidak bisa berkonsentrasi. Ia harus mulai membayarnya hari ini Tapi Wolf kembali berbalik saat sampai di depan pintu.
Read more
73. Lukamu Tidak Untuk Disimpan
Sara tersenyum lalu menurunkan kakinya yang saling menopang tadi. Pertahanan Zoe cukup tebal.“Aku akan menjelaskan sesuatu padamu. Ini tentang betapa uniknya jalan pikiran manusia. Mungkin akan membosankan, tapi aku harap kau mengerti kenapa aku perlu untuk membuatmu menceritakan bagian paling tidak menyenangkan dalam hidupmu,” kata Sara.Zoe sedikit memiringkan tubuhnya untuk menghadap Sara. Ingin mendengar dengan lebih baik.“Apa kau tahu bagaimana cara manusia untuk bertahan saat merasa sakit atau terluka?”Zoe diam sejenak lalu menggeleng. Ia tidak mengerti harus menjawab bagaimana.“Mereka biasanya akan menghindar. Saat tidak sengaja menyentuh api, kau akan menarik tanganmu bukan? Yang seperti itu juga terjadi untuk luka hati, luka emosional—tapi tentu bentuknya berbeda. Manusia akan lari dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan, alkohol atau mungkin makan. Pernah mendengar stress eating? Itu contoh paling ringan dari apa yang aku maksudkan ini.”Zoe mengangguk contoh itu membua
Read more
74. Aku Mendengarmu
“Sstt! Jangan keras-keras.”Terdengar desis peringatan. Sara tampak berdiri perlahan dari kursinya, lalu mengibaskan tangan meminta Wolf keluar.Wolf mengernyit. Tidak mengerti kenapa, lalu Sara menunjuk ke arah kursi panjang. Zoe terlihat tertidur di sana.Wolf mundur keluar, Sara mengikuti. Mereka bicara di lorong gedung itu.“Dia tidur lama sekali. Hampir 12 jam sekarang,” kata Sara.“Tidakkah itu terlalu lama? Apa dia sakit?” Wolf tentu heran.“Memang tadi sedikit demam, tapi yang membuatnya tidur lama bukan itu. Ia hanya lelah secara mental. Ia mulai mau bicara padaku!”Sara tersenyum dengan amat lebar merayakan keberhasilannya.“Benarkah? Kau tahu apa yang terjadi padanya?” Wolf juga lega tentu. Itu kemajuan.“Aku tidak akan menceritakannya padamu!” Sara langsung membuat garis batas agar dirinya tidak lengah dan tanpa sengaja bicara.“Aku juga tidak memintamu untuk menceritakannya.” Wolf mendesis karena memang ia sudah cukup tahu apa yang terjadi.“Pokoknya Zoe sudah terlalu ban
Read more
75. Penghiburanmu yang Mencengangkan
Tapi Wolf pada akhirnya membuka mata, karena akan tampak sangat aneh kalau ia terus terpejam saat Zoe tahu kalau ia telah terbangun.Wolf menenangkan diri dan berusaha memandang Zoe dengan wajah biasa. Tidak ingin memberinya petunjuk kalau telah terjadi hal yang luar biasa.“Lalu untuk apa kau memandangku kalau tidak ingin menciumku?” tanya Wolf, suaranya sedikit bergetar—bagian usahanya menenangkan diri dan menekan antusias.“Aku hanya ingin memeriksa apakah kau masih tidur atau tidak. Bukan mencium!” Zoe sibuk mencari alasan dan menyebut apa yang pertama muncul di pikirannya.“Lalu setelah itu kau ingin melakukan apa?” Wolf bersusah payah mencari bahan agar pembicaraan mereka menjadi panjang.“Aku tidak ada rencana aku hanya heran kenapa kau tidur di sini?” Zoe kembali panik mencari alasan. Masih belum menyadari apapun.“Oh, aku hanya meneruskan pekerjaan jadi ada di sini sampai malam dan mengantuk,” kata Wolf sambil perlahan duduk.“Apa kau lapar?” Pertanyaan yang tidak bermutu seb
Read more
76. Sayap Untukmu
Sedikit tenang yang tadi terlihat di wajah Zoe langsung terhapus berganti dengan kerutan tidak ramah. “Tenang dulu.” Wolf dengan tergesa meralat. “Aku bukan bermaksud untuk mengingkari janji, tapi aku hanya mengusulkan sesuatu yang berbeda mengenai keinginanmu untuk membalas dendam. Aku tidak akan mencegah apapun, tapi aku ingin kau mendengar apa usulku.” Wajah Zoe kembali rileks, dan ia duduk dengan lebih tenang. Bersiap mendengar. “Aku tahu dendamu pada Iris dan pria itu amat dalam. Kau ingin karir mereka selesai dengan membuat skandal untuk menghancurkan nama mereka bukan?” Zoe mengangguk lalu menundukkan kepala. Niat itu sudah jelas, tapi saat Wolf mengatakannya, Zoe merasa bersalah. Teringat kalau ia sudah menipu Wolf habis-habisan. Zoe sedikit bersyukur ia bisa memakai alasan tidak mampu bicara untuk menunda permohonan maafnya. “Aku punya cara yang lebih tepat bagimu untuk membalas dendam, lebih sulit mungkin karena waktunya mungkin akan lama tergantung dari kemajuanmu, tap
Read more
77. Perasaannya Untukmu
“Venti!”Kasir kedai kopi yang menerima pesanan Zoe tampak tersenyum karena Zoe baru saja berteriak padanya. Semangat yang tidak perlu. Ia bisa mendengar suara Zoe dengan baik, tapi memang butuh kesabaran dalam bentuk lain karena setelah itu Zoe diam, bersiap untuk meneruskan pesanannya.“Caramel… ribbon crunch frappuccino!”Akhirnya lanjutan pesanan itu terucap, tapi belum selesai. Pesanan itu untuk Sara. Tidak mungkin sesederhana itu, dan Zoe harus bisa menyebut semua.Zoe sudah ingin menangis tentu, karena Sara benar-benar melarangnya untuk memakai catatan apapun sekarang. Setelah dua bulan lebih tidak mengalami kemajuan yang berarti—selain beberapa kata yang terucap setiap kali Zoe tidak mencoba untuk bicara secara sengaja, Sara kini sedikit memaksanya untuk bicara—seperti memesan kopi untuknya. “Itu tidak kejam?” Wolf yang mengawasi dari tempat duduk tidak jauh dari kasir, tentu bisa melihat kalau Zoe sedang dilanda gundah gulana.“Tidak. Dia harus bicara saat ingin bicara. Aku
Read more
78. Hatimu yang Batu
“Tidak penting, karena tidak mungkin.” Sara menggeleng.“God damn it! Kau sudah bicara tadi! Selesaikan dengan benar!” Wolf mendesis jengkel.“Kecuali kau juga jatuh cinta padanya! Ini yang akan aku katakan tadi! Tapi aku tahu itu mustahil, karena tentu saja hatimu terbuat dari batu. Karena itu aku malas membahasnya!” Sara membentak, sampai orang di meja sebelah menoleh. Sara meminta maaf dengan senyum, dan tentu dimaafkan—karena penghuni meja sebelah adalah pria.“Aku… Itu tidak mungkin…” Wolf bergumam, sambil menatap cangkirnya yang telah kosong.“ Aku hanya menginginkan suaranya. Aku ingin membuatnya menjadi besar itu saja.” Wolf mengulang niatnya.“Aku tahu! Karena itu aku tadi menyuruhmu untuk tidak terlalu manis. Aku tidak ingin Joe tergoda dan berpikir terlalu jauh. Kasihan kalau ia jatuh cinta padamu!” Sara menghela napas, lalu menatap Zoe yang tampak berjalan ke arah mereka dengan dua gelas di tangan.Wolf tidak memperhatikan itu, matanya memandang permukaan meja. Kepalanya t
Read more
79. Alasanmu Mengejutkan
‘It’s not your kiss that I miss. It’s your hug that make me warm Loving you is a bliss But also a storm.’ Wolf menunjukkan sedikit lirik yang diperbaikinya pada Zoe. “Aku rasa rima-nya lebih tepat. Warm and Storm. Ada sedikit perbedaan pengucapan vokal, tapi kata storm (badai) lebih tepat untuk menunjukkan hubungan yang kacau.” “Ya, aku rasa bisa.” Zoe mengangguk setuju. Ia mengatakannya dengan amat lancar. Diskusi dengan Wolf itu sudah berlangsung selama kurang lebih satu jam. Zoe sama sekali tidak kesulitan lagi untuk bicara. Dan memang selalu seperti itu. Zoe akan kesulitan saat memulai pembicaraan yang baru terjadi, tapi saat sudah masuk dalam pembicaraan dan berkonsentrasi pada hal selain keinginannya untuk bicara, Zoe akan normal seperti orang pada umumnya. “Ini lagu ketiga yang sudah oke.” Wolf menyimpan file itu dan memasukkannya pada folder yang memang berisi lagu milik Zoe. Semuanya masih mentah tentu. Belum ada yang benar-benar dinyanyikan oleh Zoe. Menunggu Zoe un
Read more
PREV
1
...
678910
...
23
DMCA.com Protection Status