Semua Bab KAWIN KONTRAK SANG PEWARIS TUNGGAL: Bab 51 - Bab 60
109 Bab
Nekatnya Almira
Merasa hari ini keberuntungan masih berpihak kepadanya, berulang kali Boy mengucap syukur dan tak lupa ia menyeka keringat yang ada di keningnya, hampir saja semuanya terbongkar. "Bulan ini akan saya beri bonus besar untukmu," ucap Boy pada sekretarisnya. "Wah serius pak? Terima kasih," jawab sekretaris bahagia. Lalu Boy melakukan meeting dengan sangat lancar bahkan sangat memukau, banyak investor juga peserta meeting lain yang terkesima dengannya. Apapun yang dilakukan Boy pasti hasilnya memuaskan. ***Di sisi lain, Almira merasa kesal karena sudah melewatkan kesempatan emas untuk membongkar aib, ingin sekali Almira mengamuk dan membuang semua barang yang ada didepannya, namun seketika Almira ingat jika ini bukan ditempatnya. Melihat Almira gusar membuat Maya bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang sedang Almira pikirkan itu. Apakah rahasia yang hampir dikatakan Almira tadi memang sangatlah penting dan mengancam keutuhan rumah tangganya? Lagian mau sefatal apapun masalahnya n
Baca selengkapnya
Kedatangan Oma Puspa
Seperti biasa, hari ini Maya dan Boy kembali melakukan aktivitas sebagaimana mestinya, pagi hari melakukan sarapan bersama lalu Boy akan berangkat ke kantor. Kebetulan hari ini jadwal dikantor sedang longgar, sehingga Boy bisa berangkat lebih siang. Ingin sekali ia quality time dengan istrinya, baru juga Boy memanggil Maya untuk duduk bersama, tiba-tiba ada suara bel berbunyi yang menandakan ada tamu datang, pembantu dengan sigap membukakan pintu dan mempersilahkan tamunya masuk. "Boy Yudhistira.." panggil seseorang yang suaranya tidak asing ditelinga Boy. "Siapa yang memanggilmu begitu lengkap?" tanya Maya penasaran lalu berjalan beriringan dengan Boy menuju sumber suara. "Seperti suara oma, ah tapi mana mungkin, oma kan ada di Sidney," sangkal Boy dan matanya langsung membelalak kaget. Apa yang dipikirnya beneran ada, oma yang ia kira masih ada diluar negeri, kini sudah berada di depan matanya dengan membawa koper besar. "O..oma?" tanya Boy memastikan. "Yeahh.. Ini oma, how ar
Baca selengkapnya
Kedatangan Oma Puspa (2)
"Dari kampung oma," jawab Maya lirih seraya menunduk. "Loh memang kenapa kalau dari kampung? Haruskah itu membuatmu malu?" tanya oma heran. "Maya takut nanti oma menjadi malu dan mengira jika suami Maya sudah membuat nama keluarga besar buruk," jawab Maya membuat Oma tertawa keras. "Membuat nama keluarga besar menjadi buruk? Haha.. Kamu mendapat kata-kata itu darimana? Margareth? Masih belum hilang juga sikap arogannya?" cecar oma. "Ti..tidak kok oma," jawab Maya terbata. "Sudahlah oma lebih kenal siapa mertuamu itu, dia seharusnya yang tidak pantas berada di keluarga ini," ucap oma terdengar penuh penekanan dan menyimpan sebuah rahasia. "Maksud oma?" tanya Maya tak mengerti. "Ini rahasia besar yang sudah waktunya oma bongkar semuanya, sudah cukup selama ini anak saya bersama dengan wanita ular," ucap oma geram. Melihat ekspresi amarah diwajah oma Puspa membuat Maya enggan untuk bertanya lebih, lagian ini menyangkut masalah pribadi keluarga suaminya. Maya tak mau ikut campur t
Baca selengkapnya
Berkunjung Ke Rumah Orang Tua Boy
Hari ini Maya merasa sangat suntuk sekali lantaran tak ada kegiatan yang bisa dilakukan, sebenarnya dia ingin bekerja namun apakah nanti dibolehkan oleh suaminya itu. Kebetulan sekali ketika Maya sedang berjalan ke ruang tengah, ia melihat oma Puspa sedang membaca majalah dengan ditemani secangkir cokelat panas. "Hai Oma, Maya ganggu gak?" sapa Maya. "Tidak sayang, duduklah, oma juga senang jika ada yang menemani," jawab oma dengan senyum ramah. "Makasih oma, oh iya emangnya oma suka sekali baca majalah ya?" tanya Maya. "Iya.. Dari dulu oma suka membaca, terlebih majalah fashion, jadi ya meskipun oma sudah berumur tapi tetap harus fashionable dong," jawab oma. Melihat ekspresi yang diberikan oma membuat Maya tertawa kecil, ia merasa oma tidak seperti keluarga suaminya yang cenderung serius dan kaku. "Oma ternyata bisa melawak ya?" tanya Maya sembari tertawa kecil. "Bisa lah, oma ini sudah tua bahkan umur oma sudah tidak muda lagi, kalau oma mengisi hari-hari dengan marah, emos
Baca selengkapnya
Aib Margareth Tertunda
Dari awal kedatangan oma ke rumah ini sudah membuat Maya merasa heran, setau Maya dimana-mana orang tua akan pulang ke rumah anaknya terlebih dahulu, sedangkan yang dilakukan oma justru sebaliknya, oma lebih memilih pulang ke rumah cucunya, baru beberapa hari kemudian oma meminta untuk diantarkan kemari. Aneh bukan? Rupanya oma tidak suka dengan Margareth, namun apa yang mendasari oma sampai tidak menyukai Margareth?? Sebuah tanda tanya besar ada dipikiran Maya. Tidak mungkin kesalahan kecil dan sepele membuat oma Puspa segitu marahnya, pasti ada sesuatu yang besar dan berakibat fatal yang sudah dilakukan Margareth. "Kamu tau kan kalau oma tidak suka sama mertuamu dari awal dia ingin dinikahi anakku, perasaan seorang ibu sangatlah kuat May, ketika Bowo memperkenalkan Margareth untuk jadi pendamping hidup, seketika oma menentang keras karena oma memiliki firasat tidak enak sama Margareth. Bowo terlalu keras kepala dan mengancam akan kabur dari rumah serta tidak mau mengurus perusahaan
Baca selengkapnya
Nasib Margareth
Episode 57- NASIB MARGARETH Melihat amarah yang luar biasa diwajah anaknya membuat oma Puspa juga merasakan hal yang sama, perempuan yang dulu ditentang keras olehnya kini kembali menoreh luka, oma Puspa sampai tak habis pikir dengan menantunya itu, kurang apa anaknya selama ini? Kemewahan, hidup enak, kesetiaan diberikan oleh anaknya tanpa cuma-cuma, anaknya sungguh mencintai Margareth dengan tulus, namun apa yang diterima oleh anaknya? Luka dan penghianatan. "Bawa parasit ini ke mansion, pastikan dia tidak kabur!" perintah oma Puspa lalu berjalan keluar dari tempat maksiat ini. Seumur hidupnya, baru kali ini ia menginjakkan kakinya ke tempat yang penuh akan kemaksiatan ini. Andai mereka terlambat sedikit saja, entah apa yang akan dilakukan menantu dan pria parasit itu. Sesampainya di mansion, Bowo kembali menyeret istrinya dengan brutal dan Margareth tak henti berteriak kesakitan, kebisingan itu membuat Boy juga Maya terganggu dan merasa penasaran lalu mereka sepakat untuk turun
Baca selengkapnya
Nasib Margareth (2)
Didalam kamar tak hentinya Bowo menginterogasi istrinya dengan pria itu dan berulang kali juga Margareth selalu mengelak dan memiliki berbagai macam alasan. "Aku tanya sekali lagi, siapa pria yang bersamamu dan hubungan kalian sudah sejauh apa?" tanya Luis penuh penekanan dengan tatapan tajam. "SUDAH AKU JAWAB BERULANG KALI JUGA JIKA DIANTARA AKU DENGANNYA TIDAK ADA HUBUNGAN APAPUN, KAMI TIDAK SENGAJA BERTEMU DISANA LALU DIA MENAWARKAN DIRI UNTUK MENEMANI DAN MEMPERKENALKAN MINUMAN LAKNAT ITU, BARU SAJA AKU MENCOBANYA SEDIKIT TAPI KALIAN SUDAH DATANG MEMBUAT KACAU SEGALANYA, AKU MALU SEKALI!!! MALU!!!" bentak Margareth membela diri. "MINUMAN LAKNAT? HAHAHA.. NYATANYA KAMU MENIKMATI MINUMAN ITU, JIKA KAMU BARU PERTAMA MENCOBA HARUSNYA KAMU MEMBERIKAN REAKSI MUAL ATAU BAHKAN MUTAH, SEDANGKAN TADI? KAMU DENGAN LELUASA MEMINUMNYA HINGGA TANDAS, AKU TIDAK BODOH MARGARETH!!!" bentak Bowo. "KALAU KAMU TIDAK BODOH KENAPA SIKAPMU TADI SEPERTI ORANG BODOH, HA!!! APA KAMU GAK MEMIKIRKAN HARG
Baca selengkapnya
Sadisnya Oma Puspa
Roy sudah dibawa oleh orang suruhan oma Puspa di sebuah gudang yang jauh dari pemukiman, disana hanya ada satu bangunan villa megah namun sudah tidak terawat, kesan angker tersemat pada tempat itu. Roy yang melihatnya saja bergidik ngeri dan jujur saja perasaannya sangat gelisah, akankah ia berakhir menyedihkan ditempat ini? Ataukah nanti ia akan di buang untuk santapan hewan buas yang menghuni rumah ini. "Duduk!!" perintah orang suruhan oma Puspa lalu mengikat tangan dan kaki Roy dengan sangat kencang. "APA YANG MAU KALIAN LAKUKAN?" bentak Roy marah. "Lihat saja nanti!! Diam dan jangan berisik," ucap orang suruhan Oma Puspa sambil tersenyum smirk lalu meninggalkan Roy seorang diri di ruangan yang sangat pengap dengan lampu remang-remang. Lalu orang suruhan itu menghubungi oma Puspa untuk mengkonfirmasi jika target sudah tiba di lokasi. Kebetulan oma juga sedang perjalanan menuju kesana dengan supir pribadi Boy. Membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai disana dan setibanya disana, oma
Baca selengkapnya
Gagal Membongkar Aib Margareth
Boy juga Bowo khawatir karena tidak melihat oma Puspa setelah kejadian tadi, berulang kali ponsel oma dihubungi namun tak juga diangkat. Perasaan khawatir juga cemas menyelimuti mereka apalagi hari hampir pagi, pukul 04.00 WIB oma belum juga pulang. Mereka takut terjadi sesuatu dengan oma Puspa. Boy memanggil beberapa pekerja dan menanyakan apakah mereka tau dimana oma Puspa, kebetulan salah satu pembantu ada yang tau kepergian oma dengan supir pribadi Boy. Hal yang sangat mengejutkan bagi Boy, untuk apa oma pergi ditengah malam bahkan sampai menjelang pagi belum juga pulang?? Berulang kali Boy mencoba menghubungi supir pribadinya namun sama saja, ponsel supir pribadinya juga tidak aktif. Sebuah kebetulan yang sangat mengkhawatirkan, pikiran yang tidak-tidak melayang bebas dipikiran Boy juga papahnya. Melihat raut gelisah diwajah Boy juga papah mertuanya membuat Maya harus bisa menenangkan, berbagai cara Maya coba untuk mencairkan suasana namun sayang sekali hal tersebut tidak memp
Baca selengkapnya
Margareth Terlantar
"Duh aku harus tidur dimana nih? Mana yang yang ada dikantong dikit doang, laper lagi," batin Margareth gelisah. Sepertinya kegelisahan yang dirasakan Margareth terbaca oleh sopir taksi yang ditumpanginya, apalagi ini sudah pagi hari namun Margareth tak juga menunjukkan mau kemana. "Bu, ini jadinya mau kemana?" Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Margareth kebingungan, apa iya dirinya harus pulang ke rumah orang tuanya? Semoga saja mereka masih mau menerima. "Ke Jalan Flamboyan blok B nomor 5 ya pak," "Baik bu," jawab supir taksi lalu melajukan mobil dengan perlahan. Tepat dirumah orang tuanya Margareth, ia turun dengan perasaan gelisah, bimbang dan juga takut, semua perkataan yang dulu pernah dilontarkan pada keluarganya sekarang harus ia telan bulat-bulat dan mengikis rasa malu. Rumah orang tuanya masih sama ketika terakhir kali Margareth menginjakkan kaki di sini, apalagi sekarang ada beberapa bunga dan tanaman hias yang membuat rumah orang tuanya semakin hidup dan asri. "
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status