All Chapters of Istri Muda Pak Dosen: Chapter 21 - Chapter 30
48 Chapters
Hadiah untuk Suamiku
“Aku tidak butuh dirimu.” Helga yang berada di dalam air itu selalu menghindar saat suaminya mendekat, tapi masih berada di atas. Ilana berada di balik tembok, mengintip pasangan suami istri yang kini sedang berjauhan. Senyum puasnya tersungging, merasa menang telah menciptakan jarak bagi mantan suami bersama istri barunya. “Dasar wanita kecil ... tidak akan kubiarkan dirimu mendapatkan hati ayah dari anakku,” bisiknya sebelum beranjak dari sana.Hadyan yang duduk di pinggir kolam renang, mengamati pergerakan sang istri muda dengan perasaan tidak enak. Ada rasa bersalah di dalam hati saat dirinya tidak mampu menolak ciuman Ilana. Mendengar ucapan Helga itu, dia semakin tak enak hati.“Malam ini Ilana terpaksa menginap di sini.”Helga menjawab saat ia memilih menepi sejenak dan kini meraup wajahnya. “Apa pun alasanmu, kau salah.” “Aku tahu, tidak seharusnya membawanya ke mari, tapi dia hanya ingin bermalam saja.”Senyum wanita muda i
Read more
Tertarik?
Hadyan beralih menatap mantan istrinya dengan tampang kaget. “Kamu ingin liburan, Ilana? Hanya bertiga?” Hadyan tampak terkejut mendengar jawaban dari Helga dan sekarang menatap Ilana tak habis pikir. Cukup tak menyangka dengan sikap Ilana yang semakin ke sini tambah berani masuk ke dalam rumah tangganya.“Ya, aku ingin kita bertiga liburan,” jawab Ilana dengan sudut bibir ke atas membentuk senyuman. “Karena aku sudah kembali, aku ingin menghabiskan waktu bersama anak dan mantan suamiku. Seperti biasanya, sebelum kamu menikah, kita juga sering menghabiskan waktu berdua, Honey.”Helga melirik begitu panggilan sayang Ilana terlontar dari mulut yang menurutnya sangat nakal dan tidak bersih itu. Sungguh, baginya Ilana adalah seorang wanita yang tidak berakhlak. Dalam hati dia menggerutu, “Baru kali ini aku lihat secara langsung, wanita yang selingkuh, tapi masih mengejar mantan suami.” Helga benar-benar tidak paham dengan konsep hidup Ilana, tidak masuk di kepala dan h
Read more
Istri Kecilku
Keesokan pagi harinya. Hadyan, Ilana, dan Ivander mulai berangkat pergi berlibur. Ya, mereka pergi tanpa Helga. Helga sendiri sama sekali tidak keberatan, karena kedekatan Ivander dengan Ilana benar-benar dinantikan olehnya.Sebelum tiga manusia yang dulunya berkumpul dalam satu kartu keluarga berangkat, Hadyan sempat bertingkah layaknya pria yang tak rela pergi karena takut merindukan wanitanya. Ia bahkan merayu Helga untuk ikut liburan. Dengan lengan yang merangkul pinggang dari belakang, ia mengamati Helga berdandan dari pantulan cermin.“Ayolah! Ivander akan merindukanmu.”Mendengar Ivander yang dijadikan alasan, Helga tertawa di dalam hati. “Aku tidak bodoh, Ilana ingin memamerkan kemesraan sekaligus tidak ingin mengurus Ivander kalau aku ikut,” batinnya. Helga kini tengah memakai pelembap di wajah.“Kasihan kalau dia ingin tidur, tapi tidak ada kamu yang memeluknya, Helga.”“Hanya dua hari, aku juga sudah memberi pengertian ke Ivand
Read more
Menidurinya?
“Kamu sudah menikah?” tanya Devin pelan.Helga mengangguk dan tersenyum, yang membuat Devin sedikit terkejut. Akan tetapi, pria itu tersenyum paham dan menerima helm yang diulurkan Helga padanya. “Maaf kalau aku belum bisa mengajakmu masuk ke dalam, dan tolong jaga kabar pernikahanku ini, karena hanya kamu yang tahu.”“Baiklah, aku pulang. Sampai jumpa lain waktu.” Devin menyalakan mesin kendaraan yang dia kendarai. “Tunggu Helga!” Helga menatapnya. “Aku sangat senang melihatmu lagi, lain kali kita mengobrol bersama.” Kemudian pergi bersama motornya, sebelum Hadyan memberi peringatan padanya.Helga cepat balik badan dan saat tangannya ingin membuka pagar, Hadyan yang lebih dulu membukakan. Sang suami menatap intens, tetapi Helga tak ambil pusing. Ia melewati Hadyan begitu saja.“Siapa yang mengantarmu tadi? Tidak punya sopan santun.”Mendengar langkah dari belakang, Helga yakin betul Hadyan mengikutinya. “Teman lamaku,” jawabnya. Mendadak
Read more
Hadyan Cemburu?
“Bukan, bukan begitu ...,” lirih Helga dengan punggung sedikit mundur. “Kau tahu sendiri, Devin ... aku sudah menikah. Selain itu, kita selama ini cuma teman, maksudku ... aku menganggapmu sebagai teman, Devin, tidak lebih."“Ya. Aku sudah tahu, karena itu aku tidak mungkin memaksamu untuk menerima cintaku.” Devin tampak santai dengan tawa yang kembali keluar dari mulutnya. “Aku hanya mengutarakan isi hatiku yang selama ini tidak pernah kau dengarkan, Helga. Hanya itu, tidak lebih.”“Baiklah, aku menghargai perasaanmu.” Helga merasa sedikit tidak nyaman sekarang. Walaupun dia tidak mencintai sang dosen, dia sendiri bingung bagaimana bersikap pada Devin yang mencintainya. “Terima kasih karena pernah mencintaiku,” jawabnya setelah diam beberapa detik.“Sampai saat ini. Sampai saat ini aku masih mencintaimu.” “Devin, maaf.”“Tidak, tidak! Kamu tidak perlu meminta maaf padaku, Helga. Akulah yang seharusnya minta maaf.” Devin tanpa sadar meng
Read more
Berebut
Dengan spontan, salah satu kaki Helga menendang ke arah Hadyan. Memberi hantaman yang cukup keras pada paha lelaki itu. Membuat pekikan yang disertai ringisan mengudara seketika. “Kau tega sekali! Sakit, Helga!”“Makanya, jangan bicara yang aneh-aneh!” seru Helga memperingatkan. “Tidak aneh, karena itu bentuk pelayanan istri pada suaminya sendiri.”“Minta saja ke Ilana! Memangnya dia tidak bisa memberikan pelayanan untukmu?! Dialah yang paling mahir kalau urusan itu!” Merasa volume suaranya meninggi, Helga menoleh ke kanan dan kiri. Memerhatikan sekitar, lalu berdeham. Berusaha mengatur napas sambil mengalihkan tatapannya pada laptop. “Dia bukan istriku lagi.”“Basi,” lirih Helga dan lelaki di depannya itu hendak membuka mulut. “Kalau masih berisik, pergi dari hadapanku!” Sengaja mengancam dengan volume yang lebih rendah. Helga menyadari kalau dia dan Hadyan mulai menjadi perhatian bagi sebagian orang yang mendengar
Read more
Munafik
Hadyan yang tidak terima dengan ucapan Helga, marah besar. Ia melampiaskan amarahnya dengan menyerang sang istri dengan ciuman. Cukup kasar, sampai Helga kesulitan menolak dan menjauhkan wajah serta tubuhnya darinya.Hadyan yang benar-benar murka setelah mendengar ajakan istri mudanya untuk bercerai itu, tak tahan lagi. Mengangkat tubuh Helga, kakinya mengayun cepat. Keluar dari dapur, tujuannya hanya kamar tidur mereka.Helga yang berada di dalam gendongan Hadyan itu tak berhenti menangis, berusaha sebaik mungkin agar tidak terisak. “Aku tidak akan pernah menceraikanmu! Camkan kata-kataku ini, Helga! Kau tidak akan pernah menjadi janda! Sebelum aku mati, kau tidak akan pernah jadi janda!” sentak Hadyan sebelum bibirnya kembali melumat bibir Helga.Begitu tiba di depan pintu kamar mereka, Hadyan menurunkan Helga. Melangkah masuk sembari mencengkeram erat pergelangan tangan istrinya, menggeretnya, lalu mengunci pintu kamar dan kembali menggendong tubuh ramp
Read more
Saran Devin
Seketika itu Helga mengambil ponsel dari dalam tas, dan segera memeriksa grup. Helga yang sudah dimasukkan dalam grup gosip tersebut, menatap jeli. Rasa kaget yang sudah menjalar, kini makin membesar saat melihat gambar dirinya yang digendong Hadyan. Dirinya ingat, momen itu terjadi kala mereka sedang berada di butik.“Lihat baik-baik! Itu kau!” pekik Emma masih dengan muka marahnya.Nafa yang begitu kecewa pun menambahkan, “Aku gak nyangka ... ternyata kamu jauh dari kata polos!”“Berlindung di balik buku! Sok-sokan langganan perpustakaan, tapi nyatanya murahan!” teriak mahasiswi lain yang dirinya pun mengenal baik siapa Helga di kelasnya.Bukan hanya foto, tetapi banyaknya berita yang beredar di grup. Ada pemberitaan yang memberi judul ‘Suami dari Model Cantik Ilana Selingkuh’ dan rata-rata menuliskan bahwa dirinya adalah simpanan dari suami Ilana. Begitu banyak juga tangkapan layar dari media sosial lain yang dibagikan ke grup chat.“J
Read more
Keinginan Ilana
Helga menenggak kopi dinginnya. Sambil menatap Devin, pikirannya lagi-lagi terlempar pada sosok Ivander. Ya, ia sangat belum siap kalau harus membuat anak tirinya itu bersedih.Devin tak bisa menyembunyikan senyum ketika mengamati Helga yang terdiam setelah mendengar jawaban darinya. Pemuda itu yakin, Helga pasti akan setuju dengan sarannya. Sudah beberapa menit mereka tenggelam dalam keheningan, dan Devin tidak bosan menatap Helga dengan senyum lebarnya.Mulut Devin kembali terbuka, dan mulai bersuara lagi. Dengan volume rendah, ia bertanya, “Kenapa melamun? Kurang setuju dengan saranku?”Helga tak langsung menjawab. Ia makin meremas cup berisi kopi dingin yang masih sisa setengah. Dengan ragu, kepalanya mengangguk. “Aku memikirkan Ivander,” katanya sangat amat lirih.“Ivander?”“Ya, anak Hadyan dengan Ilana. Aku takut kalau kepergianku membuatnya sedih, dan yang paling aku takutkan ... membuatnya tumbuh sebagai anak yang kurang kasih sa
Read more
Permohonan Helga
“Rujuk katamu?” Hadyan tertawa. Cukup keras dia tertawa, sampai Ilana yang semula menatap nyalang, perlahan-lahan menundukkan kepala. “Kembali padaku?!” sentaknya sembari menggebrak meja. Masih dengan sisa-sisa tawa yang menggelegar, mata elang Hadyan tak beralih sedikitpun.Dipandanginya sang mantan dengan tatapan geli. Bukan karena lucu, tapi Hadyan terkejut karena mendengar kalimat yang meluncur dari mulut Ilana. Rujuk bukanlah hal yang pernah dibayangkan Hadyan, karena pria itu yakin bahwa mantan istrinya tidak bisa berkomitmen pada satu laki-laki.“Aku serius, Honey. Aku masih mencintaimu ...,” lirih Ilana tanpa mendongak. Bahkan kedua tangannya saling tertaut, bukti bahwa dia tengah mengurangi rasa cemas dan takutnya.“Omong kosong!”“Untuk apa berusaha masuk ke dalam keluargamu kalau bukan untuk rujuk?! Aku benar-benar masih mencintaimu, Gavi!”“Kau bisa mengatakan cinta pada siapa pun. Bahkan pada pria asing yang baru kau temui sa
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status