All Chapters of PERHIASAN DI DALAM TAS KERJA SUAMIKU : Chapter 11 - Chapter 20
29 Chapters
Bab 11
"Nisa, kamu dari mana? Tumben bawa mobil Donny? Donny-nya mana? Masih di kantor?" tanya ibu begitu aku tiba di rumah orang tuaku.Bapak yang sedang bermain dengan burung beo kesayangannya juga sontak menoleh saat aku melangkah menuju teras."Iya, Donny-nya mana? Biasanya bareng ke sini?" timpal Bapak pula."Nisa dari kantor Mas Donny tadi, Bu, Pak. Ikut acara arisan ibu-ibu darma wanita. Pengen rebahan sebentar boleh ya? Oh ya, Aris mana?" sahutku lemah. Aku sengaja tak menjawab pertanyaan ibu dan bapak soal Mas Donny karena saat ini batinku masih merasa lelah.Tapi nanti aku pasti akan cerita semuanya kalau pikiranku sudah sedikit tenang. Meskipun belum punya anak dari Mas Donny tapi aku juga tak menginginkan perceraian terjadi. Sayang, tidak demikian halnya dengan laki-laki itu. Entah apa penyebabnya, baru juga dua tahun menikah Mas Donny sudah berpaling hati dan mendua.Ah, apa hanya karena belum diberikan keturunan lantas Mas Donny memutuskan untuk menikah lagi? Hmm, tapi kurasa
Read more
Bab 12
Sore hari setelah bicara terus terang pada ibu dan bapak soal perselingkuhan yang dilakukan oleh Mas Donny dan tentang pernikahan keduanya juga bayi perempuan yang saat ini telah lahir dari pernikahan mereka, aku pun pamit hendak minta ditemani Aris pulang ke rumah untuk mengambil pakaian dan barang-barang yang masih tertinggal di rumah yang selama ini kutempati bersama Mas Donny.Ibu dan Bapak begitu terkejut saat mendengar berita soal Mas Donny. Tak menyangka lelaki yang kelihatannya baik dan setia itu tega mengkhianati putrinya dan menikah diam-diam dengan wanita simpanannya.Namun, apa hendak dikata. Kalau semua memang sudah terjadi, ibu dan bapak hanya berpesan supaya aku kuat menghadapi permasalahan rumah tangga yang menimpaku dan tegar dalam memperjuangkan hak-hakku sebagai istri. Terutama saat aku bercerita kalau Mas Donny pernah meminjam uangku sebesar lima puluh juta rupiah untuk depe pembelian mobil dan hingga saat ini belum juga dikembalikan.Ibu dan bapak mendukung tekad
Read more
Bab 13
"Gimana, Nis? Aman?" tanya bapak saat aku dan Aris kembali pulang ke rumah.Aku menganggukkan kepala, sementara Aris tertawa cengengesan."Bapak nggak usah khawatir, Pak. Bukan aman lagi, tapi Mbak Nisa udah bikin Mas Donny mati kutu malah!""Tapi bener juga sih. Siapa suruh Mas Donny selingkuh? Giliran mau dilaporin ke atasan aja, ketakutan," ucap Aris sambil tertawa.Bapak pun ikut tertawa kecil."Ya, syukurlah kalau begitu. Jangan sampai Donny leluasa berbuat sewenang-wenang. Sudah menyakiti perasaan istri, eh masih berbuat egois.""Kamu dampingi terus Mbak Nisa sampai urusannya selesai ya, Ris. Besok katanya mbakmu mau ke bidang kepegawaian. Kamu temani ya. Jangan sampai Donny berbuat yang tidak-tidak ke kakakmu. Siapa tahu Donny khilaf. Namanya juga orang lagi bingung dan stress, bisa aja berbuat yang tidak-tidak," sahut Bapak lagi."Siap, Pak! Beres! Besok pagi biar Aris izin dari pekerjaan supaya bisa menemani Mbak Nisa ke B*D. Aris juga nggak mau Mbak Nisa kenapa-kenapa. Jadi
Read more
Bab 14
"Nisa! Jadi, kamu masih bersikeras juga mau ngelaporin mas ke bagian disiplin pegaw*i? Benar-benar keterlaluan kamu ya! Nggak punya perasaan kamu! Tega kamu berbuat begini sama mas! Orang yang selama dua tahun ini mendampingi hidup kamu. Memberi kamu makan, pakaian dan segalanya yang kamu inginkan! Bukannya berterima kasih, malah tega kamu balas seperti ini!" ujar Mas Donny sambil menatapku tajam.Aku menghela nafas lalu menyahut dengan suara tenang."Mas, aku kan udah bilang dari kemarin kalau perkara ini nggak akan bisa selesai begitu saja sebelum kamu juga merasakan apa yang aku rasakan? Satu tahun lebih kamu membohongiku, Mas. Apa kamu berharap aku lupa dan memaafkan begitu saja?" tanyaku sinis."Kenapa tidak? Tuhan saja maha pemaaf, kenapa kamu yang hanya manusia biasa tidak bisa memaafkan?" sahut Mas Donny sambil menaikkan sebelah alis matanya ke arahku. Menatapku tajam."Ya, beda dong, Mas. Jangan samakan aku dengan Tuhan. Tuhan itu maha segalanya, sementara aku hanya manusia b
Read more
Bab 15
"Gimana, Pak? Saya melanggar disiplin pegaw*i?" Mas Donny terlihat tak percaya. Wajahnya tampak pias.Ferdy menganggukkan kepalanya. Tampak sedikit prihatin."Ya. Itu laporan yang saya terima beberapa hari lalu yang sekarang sedang akan ditindaklanjuti.""Jadi kalau sekarang Pak Donny lolos dari aturan tentang poligami, Pak Donny tetap akan sulit untuk lolos dari perkara disiplin pegawa* karena ini masalah serius. Tidak mungkin, maaf negara dan daerah akan membayar terus gaji pegaw*i yang tidak serius dalam bekerja dan tidak punya dedikasi yang baik dalam bekerja.""Kami selaku petugas badan kepegawai*n, selama ini terus berupaya meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja pegaw*i. Kalau pegawai, maaf seperti Pak Donny yang terus mangkir dari waktu kerjanya kami biarkan saja, lantas bagaimana kami bisa mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja kita?""Jadi saya mohon, Pak Donny ikuti aturan yang akan kami tetapkan nanti. Kami bukan menzalimi hak-hak p
Read more
Bab 16
POV DONNY"Gimana, Mas? Kamu jadi gagalin Nisa ngelaporin kamu ke bagian kepegawaian?!Kamu nggak jadi dipecat 'kan dari pekerjaan?" tanya Nina saat aku sampai di rumah.Tak menjawab, kuhempaskan tubuh di atas sofa. Aku lalu menggelengkan kepala."Nggak bisa, Nin. Mas ternyata bukan hanya terancam dipecat dari pekerjaan karena sudah nikahin kamu tanpa izin saja, tapi juga karena sudah lama mangkir dari pekerjaan," keluhku."Mangkir dari pekerjaan? Maksudnya? Nina membulatkan bola matanya."Ya, nggak masuk kerja! Kamu ingat kan? Waktu hamil kemarin, kamu itu manja banget. Maunya ditemani terus, dilayani terus. Apa-apa maunya mas! Makanya mas sering nggak bisa absen tepat waktu 'kan?""Dan ... beginilah akhirnya resikonya! Mas dipecat dari pekerjaan dengan tidak hormat! Meskipun misalnya Nisa nggak jadi melaporkan mas ke bagian kepegawai*n, mas juga tetap akan dipecat karena melanggar disiplin waktu kerja," sahutku penuh sesal. Menyesali kebodohan dan keteledoran yang selama ini kulakuka
Read more
Bab 17
POV NISAMeninggalkan kantor badan kepegawaian daerah, aku meminta Aris untuk langsung mengantarku ke kantor pengadilan agama.Tak lama kami pun sampai dan dengan tanpa sedikit pun keragu-raguan lagi, kumasukkan berkas gugatan cerai pada Mas Donny ke sana.Selesai sudah semua kisahku bersama Mas Donny. Tak akan ada lagi maaf atau pun kesempatan kedua. Tidak.Petugas memintaku bersabar menunggu panggilan sidang yang biasanya akan diproses dan diantarkan ke alamat pihak yang berperkara dalam waktu empat belas hari kerja. Dan selama itu aku diminta untuk sabar menunggu. Aku pun hanya mengiyakan dengan patuh saja. Tak apa kalau memang sudah prosedurnya begitu. Aku akan sabar menunggu dan melalui setiap proses yang sudah ditetapkan asalkan gugatan perceraian ini bisa dikabulkan."Gimana, Mbak? Diterima?" tanya Aris saat aku masuk kembali ke dalam mobil.Aku menganggukkan kepala."Alhamdulillah, Ris. Tapi mbak disuruh nunggu selama empat belas hari kerja. Nanti panggilan sidang akan disamp
Read more
Bab 18
POV DONNYUsai mengabadikan momen makan bersama Nisa dan Pak Ferdy, serta mengawasi mereka hingga ketiga sosok itu keluar dari rumah makan dan berpisah di parkiran, aku pun kembali menuju motor dan melanjutkan perjalanan mencari warung ampera di pinggir jalan.Kupesan makanan lalu duduk membuka-buka gawaiku. Kuamati lagi foto-foto Nisa dan Pak Ferdy saat mereka tengah makan siang bersama tadi.Tak salah lagi perkiraanku. Memang di antara kedua manusia berlainan jenis ini terlihat tengah menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman atau pun kenalan. Tampak sekali jika Nisa dan Pak Ferdy saling suka. Pak Ferdy kerap kali diam-diam mencuri pandang pada wanita yang masih berstatus sebagai istriku itu. Sementara Nisa pun diam-diam tertunduk malu saat ditatap seperti itu.Menyebalkan!Kalau tidak ingat saat itu aku sedang memata-matai gerak-gerik mereka, ingin rasanya aku mendekat dan menggebrak meja mereka agar mereka tahu ada aku di antara hubungan mereka berdua.Aku tak akan diam saj
Read more
Bab 19
POV DONNY"Mana sih, Don foto-foto istri kamu lagi sama Pak Ferdy? Istri kamu cantik ya, kok cowok sekelas Pak Ferdy bisa jatuh hati?" tanya Ilham setengah tak percaya saat aku membuka gawai dan hendak memilih beberapa gambar yang sekiranya paling cocok kugunakan untuk menteror Pak Ferdy.Mendengar pertanyaan sahabatku itu, aku mencibirkan bibir.Cowok sekelas Pak Ferdy? Emang setinggi apa sih level laki-laki itu?Hmm, bisa jadi sekarang memang tinggi. Kepala badan kepegaw**an! Tapi lihat saja nanti, kalau aku sudah mulai beraksi, dia pasti bisa kutumbangkan!"Ini, Ham. Foto-foto yang kudapatkan waktu mereka makan bareng siang tadi. Kelihatan kan mereka saling suka? Lihat tatapan mata Pak Ferdy ke Nisa, kelihatan banget kan kalau dia suka sama istriku itu?" ucapku sambil menyodorkan ponsel dan mengomentari foto-foto Pak Ferdy dan Nisa saat sedang makan bersama.Ilham manggut-manggut. Terlihat setuju pada ucapanku."Kamu benar, Don. Pak Ferdy memang kelihatan suka sama NIsa. Tapi apa i
Read more
Bab 20
POV DONNYAku tersenyum penuh kemenangan saat melihat tanda centang dua pada pesan wa yang kukirimkan.Kutunggu beberapa menit, karena sepertinya Pak Ferdy masib belum online juga dan belum melihat pesan masuk itu di akun wa-nya.Namun, saat tak lama kemudian terlihat tanda ia mulai online, aku pun menjadi tak sabar lagi untuk menunggu.Satu detik, dua detik, tiga detik. Hingga tanpa sadar sudah berdetik-detik ia online, namun tanda centang dua itu tak juga berubah warna.Sial*n! Aku pun mengumpat kesal. Apa maksudnya ini? Apa Pak Ferdy memang tak mau membuka pesan dari orang yang tak ia kenal atau memang akun whatsapp-nya sengaja disetel supaya pesan masuk tetap terlihat tidak berubah warna meski sudah dibuka dan dibaca?Ya, bisa jadi akun wa nya disetel seperti itu. Tapi meskipun demikian, kalau memang benar pesan yang aku kirimkan itu sudah ia buka dan baca serta ia merasa bersalah dan membenarkan perkataanku, kenapa tak ada respon apa-apa darinya ya?Bukannya kalau sudah dibaca
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status